PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
HADI WARDANA
NIM : 1805010231
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rakhmat dan karunia-
Nya sehingga buku Pedoman Penulisan Skripsi di Program Studi Sarjana Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana ini dapat terwujud. Buku pedoman ini dirasa
sangat mendesak untuk diterbitkan agar dapat diperoleh kejelasan dalam tata cara
penulisan dan penulisan skripsi bagi mahasiswa yang menyelesaikan tugas ahir di Program
Studi Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana .
Mengingat pentingnya pedoman penulisan skripsi ini bagi kelancaran peserta program
sarjana ilmu hukum Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana. Maka, setiap peserta
Program Studi Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana
mematuhi teknik penulisan skripsi seperti yang diatur dalam buku pedoman ini.
Pada kesempatan ini saya berterima kasih atas kritik dan saran dari segala kelemahan yang
terkandung di dalamnya. Hal tersebut lebih disebabkan suatu kesadaran “tak ada gading
yang tak retak” kesempurnaan hanya milik Allah.
Semoga buku pedoman ini dapat memenuhi fungsi dan tujuannya.
KATA PENGANTAR…………………….……..………………………………...ii
SK DEKAN FAKULTAS………………………………………………………… iv
HUKUM
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1.
B. Rumusan Masalah…………....………...………...............………............8.
A. Fungsi Hukum............................................................................................10.
B. Fungsi Polisi......................................................…...………..........…........12.
D. Pengertian Anak..........................................................................................19.
A. Lokasi Penelitian..........................................................................................27.
E. Analisis Data..................................................................................................29.
Menimbang :
a. bahwa tugas akhir mahasiswa (skripsi) merupakan matakuliah wajib
dari kurikulum penyelenggaraan pendidikan Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana;
b. bahwa untuk memberikan panduan kepada mahasiswa dalam
menyusun skripsi, maka perlu disusun pedoman penulisan skripsi
Program Studi Ilmu Hukum jenjang Strata Satu (S-1) Fakultas
Hukum Universitas Wisnuwardhana;
1. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu diterbitkan Keputusan Dekan.
Mengingat :
A Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 43101)
B Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
C Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336).
D Peraturan Pemerintah RI No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.
E Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
F Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
G Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 03 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 47);
H Surat Keputusan Rektor Nomor 86 Tahun 2019 Tentang Peraturan
Akademik.
Memperhatikan: a. Saran Rektor Universitas Wisnuwardhana Tanggal 5 Januari 2021.
b. Hasil masukan para dosen tanggal 7 April 2021
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Wisnuwardhana yang naskahnya tercantum dalam lampiran Keputusan
ini yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua : Pedoman Penulisan Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Wisnuwardhana berlaku untuk semua mahasiswa Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata ditemukan ada kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 11 Januari 2021
______
_ Fakultas Hukum
Universitas Wisnuwardhana
Dekan
PENDAHULUAN
Dalam rangka terwujudnya masyarakat yang tertib, aman dan damai maka
dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang
Manusia.
pemerintahan Negara mempunyai tatanan tugas dan wewenang yang sangat luas,
oleh karena fungsi Kepolisian tidak hanya pada aspek represif dalam kaitan
dengan proses pidana khususnya pada tingkat penyidikan, tetapi mencakup pula
administrasi Negara mulai dari bimbingan dan pengaturan sampai dengan tindakan
peegakan hukum.
lain sisi polisi diwajibkan juga mengembangkan asas preventif dan asas kewajiban
hal ini setiap pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki kewenangan
kewenangan diskresi.
Sebagai suatu kegiatan sosial masalah kenakalan anak tidak dapat
dihindarkan dan memang selalu ada, kapan dan di mana saj serta tidak dapat
telah diatur dalam Undang-undang Nomor nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (KUHAP), terutama dalam proses pidana sebagai penyelidik dan
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang.
sebagai pengganti dari Het Herzine Inlands Reglement (HIR) yang tidak sesuai
masyarakat serta hak-hak Asasi Manusia. Demikian juga Hukum Acara Pidana
khususnya taktik dan teknik pada pemeriksaan tersangka. Hal ini secara tegas
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu
mewujudkan rasa aman dan tentram dalam rangka mencegah terjadinya kenakalan
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka kualitas sumber daya manusia
Anak-anak dan remaja berada dalam masa transisi yang sedang mencari
masa pertumbuhannya. Dalam masa transisi tersebut tidak sedikit anak-anak yang
mengalami tekanan batin yang menggelisahkan dirinya, baik karena faktor internal
atau pengaruh yang berasal dari diri individu itu sendiri, maupun faktor ekstern
orang pribadi, terlebih khusus usia anak-anak yang sagat cepat dan rentan
menerima apa yang dilihat, didengar, dan dialami sebagai pengaruh , baik positif
maupun negatif.
yaitu hukum pidana yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran serta
(KUHPidana). Selain itu juga kenakalan dan kejahatan yang dilakukan oleh anak
mendapat pengkajian dan perhatian dan serius. Sehingga pemberian sanksi tidak
meninggalkan aspek pembinaan, dan dari sisi lainnya tidak melanggar
disamakan begitu saja dengan kenakalan anak atau remaja (Juvenil Deliquency)
yang biasa dilakukan oleh anak, sebab harus dibedakan sifat dan bentuk perbuatan
seorang anak dengan perbuatan orang dewasa. Perbuatan orang dewasa sudah
didasari sikap kesengajaan dalam arti penuh yang telah dipertimbangkan dan
dipikirkan secara matang. Sedangkan perbuatan anak dalam hal ini kenakalan anak
masih terpengaruh oleh masa pencarian identitas diri dan sedang mengalami
sehingga dapat dikatakan masa anak-anak dan remaja merupakan masa teransisi
dalam mengendarai roda dua tanpa mematuhi aturan lalu lintas terutama pada
akhir-akhir ini menjelang ujian akhir kelulusan SLTA, dimana anak secara
berlaku?
Praktek :
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat pada umumnya dan bagi para
Teoritis :
Diharapkan pula agar dapat menjadi salah satu bahan referensi dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fungsi Hukum
bahwa:
manusia dalam masyarakat. Definisi ini seperti yang dikemukakan oleh Roscoe
Pound yakni :
“Hukum adalah sekumpulan penuntun yang berwibawa atau dasar-dasar ketetapan
yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu teknik yang berwenang atas latar
belakang cita-cita tentang ketertiban masyarakat dan hukum yang sudah diterima”.
bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, memiliki sifat kasih sayang serta
sebagai teknologi yang tidak bernurani, melainkan suatu institusi yang bermoral
2. Hukum itu selalu berada pada status law in the making dan tidak
bersifat final.
yang amat luas yang tidak hanya bergerak pada ranah praktik,
Hukum ada (baik dibuat ataupun lahir dari masyarakat) pada dasarnya
berlaku dan untuk ditaati, dengan demikian akan tercipta ketentraman dan
menyatakan :
tujuan hukum ialah pengaturan kehidupan masyarakat secara adil dan damai
hukum terdapat dua bidang kajian yang meletakkan fungsi hukum di dalamnya
yaitu:
B. Fungsi Kepolisian
Dalam hal ini pada Pasal 13, dan Pasal 14 butir 1 dan 2 Undang-undang
masyarakat.
undangan lainnya;
tugas kepolisian;
penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum
Pasal ini.
pidana.
2. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian (TKP).
diri tersangka.
saksi.
berdasarkan pada :
1. Azas Legalitas
2. Azas Oportunitas
atau peluang.
3.Azas Kewajiban
Azas Kewajiban ialah azas yang memberikan kebsahan bagi tindakan
gangguan.
tindakan itu harus tepat untuk serta dapat mencapai sasaran. d. Azas
Keseimbangan (Everedig)
suatau gangguan atau berat ringannya suatu objek yang harus ditindak
Pengertian Penyidik
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi kewenangan khusus oleh Undang-undang
Pengertian Penyelidikan
tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidak dapat dilakukan
Pengertian Penyidikan
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang
yang diatur oleh undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti pelaku
tindakan pidana.
C. Fungsi dan Kewenangan Penyidik
oleh undang-undang.
2). Syarat kepangkatan sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur
siapa sajakah penyidik itu. Dalam Pasal tersebut juga disebutkan tentang syarat
Republik Indonesia dan pegawai negeri sipil tertentu yang ditunjuk oleh Undang-
undang.
Polisi adalah salah satu aparat penegak hukum yang bertugas memelihara
Pelangaran yang dimaksud termasuk pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh
anak.
Suatu perkara pidana menjadi urusan polisi oleh karena beberapa hal
pidana.
berkepentingan.
terjadi.
suatu delik, maka polisi yang mendengar adanya laporan tersebut langsung
menuju ketempat kejadian yang dilaporkan oleh masyarakat tersebut. Jika laporan
D. Pengertian Anak
Anak adalah merupakan amanah sekaligus karunia Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena di dalam dirinya melekat harkat,
martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi oleh setiap
manusia. Selain itu juga anak sebagai bagian dari generasi muda yang merupakan
penerus cita-cita perjuangan Bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan
Nasional.
Dalam bunyi Pasal 330 KUHPerdata dan bunyi Ordonansi 31 Januari 1931
No. 54 LN. 1931. dapat kita lihat kriteria orang belum dewasa.
Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan
tidak terlebih dahulu kawin. Apabila perkawinan dibubarkan sebelum umur
mereka 21 tahun maka mereka tidak kembali lagi dalam belum dewasa. Mereka
yang belum dewasa yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di
bawah perwalian atas dasar dan dengan cara sebagaimana diatur dalam bagian
ketiga, keempat, kelima dan keenam bab ini.
Ketentuan dalam Pasal 330 KUHPerdata ini hanya berlaku bagi orang Eropa
dan Golongan Timur Asing (Tionghoa), sehingga bagi golongan Bumi Putera
(Indonesia) diberikan Staatsblad 1917 No. 138 kemudian dicabut dan diganti
Staatblad 1931 No. 54 (R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 1981 : 99) yang berbunyi:
Ordonansi 31 Januari 1931 No. 54 LN. 1931 atau Staatsblad 1931 No.54 tersebut
bawah umur yaitu yang belum mencapai umur dua puluh satu tahun dan
tidak
dahulu kawin.
Sedangkan dalam KUHP memberikan pengertian mengenai anak yaitu
dengan memberikan batasan umur sehingga dalam hal penentuan, ada pembedaan
antara pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa.
Dalam hal ini Pasal 1 butir 1, Pasal 2 dan pasal 3 Undang-undang nomor 3
Pasal 1 butir 1 : “Anak adalah orang dalam perkara Anak Nakal telah
Jadi menurut KUHAP apabila seorang anak yang telah berumur di atas 16
(enam belas) tahun pada waktu melakukan tindak pidana (kejahatan dan
belas tahun pada waktu melakukan perbuatan yang dapat dihukum, maka Hakim
3. Menjatuhkan pidana.
- Mulai dewasa, yaitu mulai terbit rasa cinta birahi atau waktu anak-anak
Jika dipandang dari segi psikologi, maka batas usia remaja lebih banyak
bergantung kepada keadaan masyarakat dimana remaja itu hidup. Yang dapat
ditentukan dengan pasti adalah permulaan puber pertama atau mulainya perubahan
jasmani dari anak-anak menuju dewasa kira-kira umur dua belas tahun atau awal
tiga belas tahun. Akan tetapi akhir masa remaja tidak sama atau dengan yang
lainnya.
Pendapat tersebut menekankan bahwa remaja adalah Seseorang dalam usia
tradisi, yang telah meninggalkan usia kanak-kanak dan masih penuh
ketergantungan.
Lain halnya dengan pendapat Sigiri (Romli Atmasasmita, 1987 : 34) bahwa :
pengertian juvenile itu terlalu umum dan mencakup semua orang yang masih
muda umurnya”
Sementara itu batas usia anak, remaja, dan dewasa dengan bertitik tolak
pada usia remaja, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yulia D. Gunarsa (1983 :
203) bahwa : “Remaja merupakan masa peralihan antara anak dan masa dewasa
dapat disimpulkan bahwa pengertian anak di bawah umur adalah seseorang yang
Kenakalan anak adalah kenakalan dalam bertingkah laku serta perbuatan atau tindakan
anak yang bersifat asusila, amoral. Dalam pembahasan ini terdapat pelanggaran-
pelanggaran terhadap norma-norma sosial, agama yang dianut masyarakat dan tindakan
pelanggaran hukum, serta pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Konsep tersebut
“Kenakalan anak merupakan suatu perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa
maupun sebagai mana dan rasa tidak puas, kegelisahan mengganggu ketenangan
dan kepentingan orang lain dan kadang-kadang diri sendiri “. (Zajcaria Darojah,
1983:113).
norma, aturan maupun tata tertib di masyarakat, keluarga, sekolah dan Tindakan.
tersebut bersifat merugikan lingkungannya. Kenakalan anak pada umumnya dapat
terjadi di suatu daerah yang disebabkan oleh kurangnya rasa kasih sayang atau
a. Faktor Ekonomi
ekonomi orang tua yang rendah (miskin) sedangkan kebutuhan mendesak untuk
dipenuhi, tekanan atau desakan seperti itu yang menyebabkan si anak melakukan
b. Faktor Lingkungan
akan baik, tapi kalau bergaul dengan anak yang sering melakukan kenakalan
bahkan tidak berpendidikan cara berfikirnya tentu tidak sama dengan anak yang
mempunyai pendidikan.
F.2. Penanggulangannya
ceramah di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat lanjut atas, mengenai
kenakalan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Alasan penulis memilih kota Malang sebagai lokasi penelitian karena di Malang
ini sangat tepat apabila dilakukan di kota Malang. Pertimbangan lain bahwa Kota
ketertibannya.
B.1. Populasi
B.2. Sampel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber, data yang
diperoleh langsung dari penelitian, termasuk apa yang di dengar dan disaksikan
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain, hasil kajian
1.Wawancara
kepada pihak responden dalam hal ini pihak Polresta Malang, sebagai pihak
2.Penelitian Pustaka
dengan cara membaca buku-buku literatur sebagai sumber teori serta dokumen-
E. Analisis Data
Data dari primer maupun data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini
kedalam sebuah konklusi umum yang akan penulis rampungkan kemudian dalam