Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Amanah ini tanpa halangan suatu apapun.
Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama
melakukan Praktek Kerja Industri, serta data-data dan keterangan dari
pembimbing.
Dalam menyusun laporan ini penulis sudah berusaha sebaik mungkin,
namun tentu masih terdapat banyak kekurangan. Penulis berharap semoga laporan
ini bisa menjadi bahan referensi bagi peserta didik yang akan datang setelah kami
dan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Marojahan Siahaan, S.H. selaku Kepala SMK Kesehatan Reformasi
2. Bapak Kholid Jauhari, S.Si., Apt. selaku guru pembimbing SMK Kesehatan
Reformasi
3. Bapak Irliza, S.Hut. selaku Pemilik Sarana Apotek Amanah
4. Ibu Artika Mitasari, S.Farm., Apt. selaku Apoteker Pengelola Apotek
Amanah dan pembimbing lapangan
5. Seluruh karyawan di Apotek Amanah yang telah meluangkan waktu dan
tenaganya untuk membantu kami selama melaksanakan Praktek Kerja
Industri di Apotek Amanah
6. Keluarga yang telah memberi dukungan selama kegiatan Praktek Kerja
Industri ini berlangsung.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri di Apotek
Amanah.

ii
Semoga atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa laporan
Praktek Kerja Industri ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
ini dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan penulis khususnya serta pembaca pada umumnya.

Pontianak, 11 Agustus 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Prakerin .................................................................................... 2
C. Manfaat Prakerin .................................................................................. 3
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. Pengertian Apotek ................................................................................ 5
B. Tugas dan Fungsi Apotek ..................................................................... 5
C. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang – Undangan Tentang
Apotek .................................................................................................. 5
D. Persyaratan Apotek .............................................................................. 7
E. Tugas dan Fungsi Personalia ................................................................ 9
F. Pelayanan di Apotek ............................................................................. 12
BAB III. TINJAUAN KHUSUS APOTEK AMANAH .............................. 15
A. Sejarah Apotek ..................................................................................... 15
B. Struktur Organisasi Apotek.......................... ........................................ 16
C. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek ......................................... 16
BAB IV. PEMBAHASAN dan TUGAS KHUSUS ...................................... 22
A. Kegiatan Prakerin ................................................................................. 22
B. Tugas Khusus ....................................................................................... 24
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 31
A. Kesimpulan........................................................................................... 31
B. Saran ..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

iv
LAMPIRAN .................................................................................................... 34

v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Etalase Apotek Amanah .............................................................. 35
Lampiran 2. Ruang Tunggu ............................................................................. 36
Lampiran 3. Tempat pemeriksaan .................................................................... 36
Lampiran 4. Rak penyimpanan obat untuk bagian dalam 37
Lampiran 5. Rak penyimpanan obat untuk penyimpanan di etalase, lemari
pendingin serta alkes ........................................................................................ 38
Lampiran 6. Lemari narkotika, psikotropika, dan OOT................................... 39
Lampiran 7. Rak penyimpanan obat bagian dalam .......................................... 39
Lampiran 8. Resep .......................................................................................... 40
Lampiran 9. Etiket ........................................................................................... 40
Lampiran 10. Salinan Resep ............................................................................ 41
Lampiran 11. Kartu Stock ................................................................................ 41
Lampiran 12. Surat Pesanan Reguler ............................................................... 42
Lampiran 13. Surat Pesanan Prekursor ............................................................ 42
Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika ....................................................... 43
Lampiran 15. Surat Pesanan Narkotika ............................................................ 43
Lampiran 16. Buku Keuangan Harian ............................................................. 44
Lampiran 17. Buku Defecta ............................................................................. 44

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan program khusus yang harus
dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kurikulum
SMK. Program ini dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk praktek kerja di
dunia usaha/industri (Instansi) dengan mempertimbangkan struktur program
kurikulum, kalender pendidikan, dan kesediaan dunia usaha/industri (Instansi)
untuk dapat menerima Prakerin ini. Praktek Kerja Industri dimaksudkan untuk
mendekatkan siswa kepada tuntutan kerja/industri, yang sekaligus diharapkan
mampu memberikan umpan balik kepada pihak dunia usaha/industri, maupun
sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal, sehingga diperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang sesuai
kebutuhan dasar kerja di dunia usaha/industri serta masukan-masukan yang berarti
bagi pengembangan mutu pendidikan khususnya di SMK Kesehatan Reformasi
Pontianak.
Sekolah menjalin kerja sama dengan beberapa instansi pelayanan kesehatan
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek dan Klinik untuk membantu dalam
kegiatan Prakerin siswa/siswi SMK Kesehatan Reformasi dengan menyediakan
tempat untuk kami belajar turun langsung memberikan pelayanan kesehatan.
Salah satu pelayanan kesehatan yaitu Apotek. Apotek merupakan salah satu
sarana pelayanan kesehatan dalam mewujudkan tercapainya derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat
pengabdian dan tempat praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian.
Apotek Amanah yang terletak di Jalan Tani Makmur No.2B, Pontianak
Selatan, Kalimantan Barat. Apotek ini dijadikan sebagai salah satu tempat
pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) karena dipandang akan cukup
memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa SMK. Hal ini terlihat dari
banyaknya konsumen yang datang berulang karena merasa memperoleh

1
2

pelayanan yang baik di Apotek Amanah. Apotek ini juga memberikan kesempatan
berinteraksi lebih banyak dengan pasien sehingga dinilai penting dalam
menambah pengetahuan dan pengalaman siswa/siswi SMK agar terbiasa
memberikan pelayanan kefarmasian di dunia kerja yang berkaitan dengan
jurusannya.
Terdapat beberapa bentuk pelayanan yang dapat diberikan seorang apoteker
kepada masyarakat di apotek seperti pelayanan obat dengan komunikasi,
informasi serta edukasi. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat dapat
memperoleh keterangan yang berkaitan dengan obat sehingga masyarakat
mengerti dalam menggunakan obat yang baik dan tepat, serta tidak ada lagi
penyalahgunaan penggunaan obat.
Praktek kerja industri bagi seorang siswa/siswi SMK Kesehatan khususnya
jurusan farmasi merupakan suatu sarana dalam memperkenalkan realitas
pekerjaan kefarmasian, sehingga nantinya dapat menghasilkan tenaga yang
mempunyai keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja. Melalui Praktek Kerja Industri ini diharapkan pada siswa/siswi dapat
memahami fungsi dan peranannya sebagai seorang farmasis di bidangnya dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga dapat dihasilkan
tenaga kesehatan yang benar-benar handal dan profesional dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang farmasi.

B. Tujuan Praktek Kerja Industri


Siswa tidak hanya pandai secara teori, namun juga memiliki keahlian kejuruan
farmasi atau profesi dasar sesuai kebutuhan dunia usaha dalam waktu singkat.
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah untuk
mengaplikasikan praktek siswa dan siswi di luar sekolah dan juga agar siswa dan
siswi mengetahui bagaimana praktek sesungguhnya di tempat kerja atau instansi
terkait. Tujuan Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah agar siswa dan siswi
terlatih di dunia industri atau instansi terkait dan siswa bisa mengapreasiasikan
keunggulan masing-masing tempat Prakerin serta siswa dan siswi dapat mengukur
3

kemampuannya masing-masing di dunia kefarmasian serta untuk dijadikannya


kegiatan yang nantinya siswa dan siswi mampu mengintrospeksi diri untuk lebih
baik kedepannya. Tujuan siswa-siswi Prakerin yaitu :
1. Untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang terdapat disekolah
ini.
2. Untuk mempelajari kondisi dan mekanisme kerja, sehingga siswa dapat
beradaptasi dengan cepat saat terjun langsung ke dunia pendidikan.
3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman para siswa-siswi dalam dunia
kerja.
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan.
5. Menghasilkan siswa-siswi yang dapat bersaing di dunia kerja.

C. Manfaat Praktek Kerja Industri


Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini
diharapkan dapat menghasilkan tenaga kesehatan yang mampu menjalankan peran
dan fungsi sesuai dengan profesinya di bidang kesehatan, khususnya farmasi
berdasarkan teori dan praktek yang sudah dipelajari dan dilakukan. Dengan
demikian mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
1. Manfaat bagi siswa
a. Lebih mengetahui dunia kefarmasian,
b. Mengetahui karakteristik pelayanan resep di Apotek
c. Kerja sama yang baik antar rekan kerja.
2. Manfaat bagi Sekolah
a. Mengikat kerja sama yang baik antar pihak sekolah dan instansi yang
terkait.
b. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian,
c. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi bidang farmasi.
3. Manfaat bagi Apotek
a. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi Prakerin,
b. Membantu dan meringankan pekerjaan di Instalasi Farmasi Apotek.
4

4. Manfaat bagi Pihak Lain


a. Diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan referensi atau sumber
informasi yang dapat dikembangkan menjadi lebih baik.

D. Waktu dan tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan praktek kerja industri dilaksanakan di Aptotek Amanah yang
terletak di Jl. Tani Makmur No.2B Pontianak yang di mulai dari tanggal 23 Juli -
11 Agustus 2018. Pelaksanaan Prakerin di Apotek Amanah terbagi menjadi 2
shift yaitu:
1. Shift pagi dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB.
2. Shift sore dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Pengertian terbaru tentang apotek terdapat dalam Permenkes No. 9 Tahun
2017 tentang apotek pada pasal 1 yang menyebutkan bahwa, Apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud menurut Peraturan Pemerintah
No. 51 tahun 2009, adalah pembuatan, pengendalian mutu, penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

B. Tugas dan Fungsi Apotek


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian dijelaskan bahwa tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker,
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian,
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi,
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik,
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
5. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

C. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Apotek


Peraturan terbaru yang mengatur tentang Apotek adalah Peraturan Menteri
Kesehatan No. 9 Tahun 2017. Ketentuan yang berlaku sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 pasal 1 adalah sebagai berikut :

5
6

1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek


kefarmasian oleh Apoteker.
2. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan
Pekerjaan Kefarmasian.
3. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian,
yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
6. Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada Apoteker
yang telah diregistrasi.
7. Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai
izin untuk menyelenggarakan Apotek.
8. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian.
9. Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat
SIPTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada tenaga teknis kefarmasian sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
10. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi
pasien.
11. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
7

12. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh.
13. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
pengggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang- undangan.
14. Organisasi Profesi adalah Ikatan Apoteker Indonesia.
15. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya
disebut Kepala Balai POM adalah kepala unit pelaksana teknis di lingkungan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
16. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Kepala
Badan, adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pengawasan obat dan makanan.
17. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintah yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.
18. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
19. Menteri adalah menteri yang mneyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.

D. Persyaratan Apotek
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 pada pasal 3
disebutkan bahwa suatu apotek baru dapat beroperasi apabila :
1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
2. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan.
8

Pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 disebutkan bahwa Apotek
harus memenuhi persyaratan, meliputi :
1. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian.
2. Bangunan
a. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dn
kemudahan dalam pemberian pelayanan, kepada pasien serta perlindungan
dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-
anak, dan orang lanjut usia.
b. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
c. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (b) dapat
merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen,
rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
3. Sarana, prasarana, dan peralatan, dan
a. Sarana
Bangunan Apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi :
1) Penerimaan resep,
2) Pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas),
3) Penyerahan sedian farmasi dan alat kesehatan,
4) Konseling,
5) Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
6) Arsip.
b. Prasarana
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas :
1) Instalasi air bersih,
2) Instalasi listrik,
3) Sistem tata udara, dan
4) Sistem protesi kebakaran.
9

c. Peralatan
1) Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (a) antara lain meliputi rak
obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja,
kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan
pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.
3) Formulir catatan pengobatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat
(b) merupakan catatan mengenai riwayat penggunaan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan
pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien.
Sarana, prasarana, dan peralatan sebagaimana dimaksud harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik.
4. Ketenagaan
a. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga
administrasi.
b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (a) dan (b) wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

E. Tugas dan Fungsi Personalia


1. Pemilik Sarana Apotik (PSA) mempunyai tugas :
a) Memimpin dan mengatur kerja di apotek.
b) Memberi pengarahan kepada Apoteker dan Asisten Apoteker.
c) Memberikan modal untuk membeli persediaan obat.
d) Mengontrol sistem keuangan di apotek secara rutin.
2. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian tugas, peran dan tanggung jawab Apoteker adalah sebagai
berikut :
10

a. Tugas
1) Melakukan pekerjaan kefarmasian yang meliputi pembuatan dan
pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional.
2) Membuat dan memperbaharui SOP (Standard Operational Procedure)
baik di industri farmasi.
3) Harus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan
oleh menteri saat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi, termasuk pencatatan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi.
4) Apoteker wajib menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika
kepada masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
b. Peran
1) Sebagai penanggung jawab berbagai Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
yaitu di apotek, di Instalasi Farmasi RumahSakit (IFRS), puskesmas,
klinik, toko obat, atau praktek bersama.
2) Apoteker dapat mengganti obat merk dagang dengan obat generik yang
sama komponen aktifnya atau obat merk dagang lain atas persetujuan
dokter dan/atau pasien.
3) Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian, apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker
pendamping yang memiliki SIPA.
c. Tanggung Jawab
1) Melakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi
dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, juga untuk melindungi masyarakat dari bahaya
11

penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak tepat dan


tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan.
2) Menjaga rahasia kefarmasian di industri farmasi dan di apotek yang
menyangkut proses produksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan
farmasi termasuk rahasia pasien.
3) Harus memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
yang ditetapkan oleh Menteri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian
dalam produksi sediaan farmasi, termasuk di dalamnya melakukan
pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi dan
pengawasan mutu sediaan farmasi pada fasilitas produksi sediaan
farmasi.
4) Menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan
praktek kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.
5) Wajib menyelenggarakan program kendali mutu dan kendali biaya,
yang dilakukan melalui audit kefarmasian.
6) Menegakkan disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan.
APA bertanggung jawab kepada pimpinan apotek sesuai dengan tugas
yang diberikannya. Wewenang APA adalah kegiatan pelayanan
kefarmasian dan karyawan yang dibawahinya di dalam apotek, sesuai
dengan petunjuk atau instruksi serta semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Tenaga Teknis Kefarmasian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 yang dimaksud dengan
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, dan
tenaga menengah farmasi atau asisten apoteker. Kewajiban asisten apoteker
adalah sebagai berikut :
a. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani
penjualan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
12

b. Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang


diserahkan kepada pasien dan penggunaan obat secara tepat, aman dan
rasional atas permintaan masyarakat.
c. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data
kesehatan pribadi pasien.
d. Melakukan pengelolaan apotek, meliputi :
1) Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat dan bahan obat.
2) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi
lainnya.
3) Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.
e. Memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
4. Karyawan
Karyawan merupakan tenaga kesehatan yang membantu dalam proses
pelayanan kefarnasian di Apotek, karyawan di Apotek Amanah terdiri dari
TTK dan Apoteker. Dimana masing-masing karyawan melakukan tugas
sebagai berikut:
a. Membantu dokter menangani pasien
b. Melakukan home care kepada pasien
c. Melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat kepada
pasien yang disertai dengan pemberian informasi dan edukasi
d. Melayani pembelian obat bebas maupun resep yang masuk ke apotek.

F. Pelayanan di Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
pelayanan di Apotek terbagi menjadi pelayanan resep, promosi dan edukasi,
pelayanan residensial (home care).
1. Pelayanan Resep
a. Skrining Resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
13

1) Persyaratan Administratif :
a) Nama, SIP dan alamat dokter
b) Tanggal penulisan resep
c) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
d) Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
e) Nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang minta
f) Cara pemakaian yang jelas
g) Informasi lainnya
2) Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
3) Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan
terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep
dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
b. Penyiapan obat
1) Peracikan, merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan
peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan
memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang
benar.
2) Etiket, etiket harus jelas dan dapat dibaca.
3) Kemasan obat yang diserahkan, obat hendaknya dikemas dengan rapi
dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.
4) Penyerahan obat, sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan
pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.
Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi
obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.
5) Informasi obat, Apoteker harus memberikan informasi yang benar,
jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi :
14

a) cara pemakaian obat,


b) cara penyimpanan obat,
c) jangka waktu pengobatan,
d) aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi.
6) Konseling, Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan
farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar
dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit
tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit
kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara
berkelanjutan.
7) Monitoring penggunaan obat, setelah penyerahan obat kepada pasien,
apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama
untuk pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asthma,
dan penyakit kronis lainnya.
2. Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara
aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan,
dan lain lainnya.
3. Pelayanan Residensial (Home Care)
Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok
lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas
ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication
record).
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK AMANAH

A. Sejarah Apotek
Apotek Amanah pertama kali berdiri pada tanggal 12 November 2015
betepatan dengan hari Kesehatan Nasional dan didirikan oleh bapak Irliza S.Hut
selaku PSA di Apotek Amanah, ibu Artika Mitasari S.Farm, Apt selaku Apoteker
Pengelola Apotek, Ersha Andini Permatasari dan Tutut Rahmawati sebagai
Asisten Apoteker. Pada saat itu mereka kedua Asisten Apoteker itu masih
melaksanakan program studinya untuk mendapatkan gelar Sarjana. Seiring
dengan berjalannya waktu Apotek mempunyai karyawan tambahan yang bernama
Muhammad Reza, namun dia telah mendaftar menjadi seorang polisi dan
diterima, akhirnya digantikan oleh Triana Putri. Akhirnya Ersha Andini
Permatasari telah mendapatkan gelar Sarjana Farmasi dan akan melanjutkan
kuliah profesi Apoteker. Disaat beliau sedang melanjutkan kuliahnya, tugasnya di
Apotek digantikan oleh Puryanto sampai beliau selesai dalam melaksanakan
kuliahnya. Akhirnya beliau menjadi Apoteker Pendamping dan menjadi karyawan
tetap di Apotek. Pada saat itu Apotek Amanah memiliki karyawan sementara
yaitu Annisa Firdaus S.Farm, Apt yang dalam waktu dekat akan menjadi
Apoteker Pendamping. Dulu, Apotek Amanah hanya menyediakan ruangan untuk
praktek kefarmasian atau bisa juga disebut ruang racik, pada awalnya hanya untuk
praktek kerja dokter namun dengan berjalannya waktu dibukalah praktek
fisioterapi dan dibuatlah ruangan baru untuk praktek fisioterapi. Selain fisioterapi
Apotek Amanah juga mendapatkan dokter umum yaitu Dr. Cicilia dan Dr.
Harnalia Pohan.

15
16

B. Struktur Organisasi Apotek


Pemilik Sarana Apotek
Irliza, S.Hut.

Apoteker Pengelola Apotek


Artika Mitasari, S.Farm., Apt.

Apoteker Pendamping
Ersha Andini Permatasari,
S.Farm., Apt.

Karyawan
Annisa Firdausi, S.Farm., Apt.
Noviazhari
Rafika Fitri P.
Putra Hamdani

C. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek


Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan sesuai ketentuan peratura perundang-undangan yang berlaku meliputi
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pelayanan
resep, pelaporan dan pemusnahan.
1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pada pola penyakit, konsumsi, dan
kemampuan masyarakat.
2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Tujuan pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan
efisien, menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku.
17

3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
4. Penyimpanan
Setiap obat disimpan dan dilengkapi kartu stok untuk mencatat pengeluaran
dan pemasukan obat. Stock opname dilakukan berkala untuk menjaga jumlah
barang agar tetap terkontrol ketersediaannya dan memudahkan untuk
mengetahui sisa jumlah obat yang tersedia. Obat yang kadaluarsa atau rusak
akan dikembalikan ke distributor nya sesuai kesepakatan yang telah disetujui
sebelumnya. Jika barang tersebut tidak dapat diretur, maka harus dipisahkan
dari obat lainnya dan dimusnahkan sesuai persyaratan pemusnahan obat
dengan membuat berita acara pemusnahan.
a. Penyimpanan Obat Bebas, Bebas Terbatas, Obat Keras dan Sediaan Lain
ditempatkan di dalam gudang. Sistem penyimpanan yang digunakan
adalah sistem kombinasi First Expired First Out (FEFO), alfabetis, bentuk
sediaan barang dan suhu. Penyimpanan obat-obat diurutkan alfabetis
berdasarkan bentuk sediaannya dalam rak yang telah disediakan. Obat
luar, obat dalam, tablet, dan sirup diletakkan terpisah. Sediaan yang
membutuhkan suhu penyimpanan khusus disimpan dalam lemari es.
b. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
Sediaan narkotika dan psikotropika disimpan di lemari khusus yang
terpisah dari obat lain. Sediaan narkotika dan psikotropika disimpan dalam
lemari kayu yang terkunci.
5. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai pelayanan, melalui pengaturan sistem pemesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini betujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan, serta
pengendalian persediaan dilakukan dengan menggunakan kartu stock baik
secara manual maupun elektronik
18

6. Pelayanan resep
a) Resep Biasa
Resep terlebih dahulu diskrining, hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah obat tersebut bersifat rasional atau tidak demi menjamin kesehatan
dan keselamatan pasien. Jika resep tidak rasional maka dapat
menghubungi dokter pembuat resep dengan memberikan solusi dan
alternatif. Apabila ada obat dalam resep yang tidak tersedia, ada upaya
untuk memenuhi permintaan konsumen dengan menawarkan obat lain
sebagai pengganti obat yang tidak ada dengan komposisi yang sama.
b) Resep Narkotika dan Psikotropika
Resep yang mengandung narkotika, pada nomor resep dan obat diberi
garis merah. Nama dan alamat pasien serta nama dokter ditulis lengkap di
kartu stok untuk memudahkan dalam pengontrolan. Apabila ada resep
yang mengandung narkotika dalam jumlah obat yang besar, maka pasien
dimintai fotocopy KTP. Resep yang mengandung psikotropika diberi garis
berwarna biru pada nomor resep dan obatnya.

Berdasarkan pengalaman selama Prakerin, Apotek Amanah jarang


melakukan penolakan resep. Jika ada penolakan resep, biasanya dikarenakan
pasien datang dengan membawa resep yang tidak rasional, misalnya berupa hasil
fotocopy. Apabila ada obat dalam resep yang tidak tersedia, apotek akan menolak
resep tersebut namun pasien ditawarkan obat lain sebagai pengganti obat yang
tidak ada dengan komposisi yang sama. Jika ada obat yang persediaannya habis,
maka dilakukan pengecekan stok obat di gudang dan jika obat tersedia maka obat
dapat langsung diberikan kepada pasien. Apabila ada obat yang habis, dilakukan
pencatatan di buku barang habis guna mempersiapkan persediaan obat agar
mengurangi penolakan resep di masa mendatang.
Apotek Amanah berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik
dengan berusaha menyediakan obat-obatan secara lengkap, menyediakan waktu
konseling. Resep yang telah dilayani disimpan secara berurutan sesuai dengan
nomor resep dalam lemari penyimpanan resep dan dipisahkan tiap bulannya.
19

Setelah obat disipakan, obat diserahkan pada pasien namun sebelumnya


dicocokan dengan tanda bukti pengambilan obat dari pasien. Apoteker
memberikan informasi tentang obat yang digunakan meliputi cara pemakaian
ataupun informasi lainnya yang berguna bagi pasien.
Konsumen Pelayanan

Resep Input data ke komputer dan


periksa Harga

Persetujuan harga oleh pasien

Ya
aaa
Barang aaa
disetujui
diserahkan Tidak

Peracikan dan atau


pengemasan obat

Penjualan Batal

Secara umum resep yang diterima Apotek Amanah berupa obat generik
dan obat paten baik yang tidak mengandung narkotika maupun yang mengandung
narkotika. Pada bagian penerimaan resep dilakukan pemeriksaan kelengkapan
resep dan ketersediaan obat. Apabila pasien tidak mampu membayarnya maka
pihak Apotek dapat memberikan pertimbangan untuk mengganti obat generik atau
mengambil dalam jumlah setengahnya sesuai persetujuan pasien. Kemudian resep
dikemas dan diberi etiket serta diserahkan ke pasien disertai pemberian informasi
obat. Penjualan obat bebas di Apotek Amanah diletakkan di etalase dan disusun
berdasarkan efek farmakologi. Penjualan ini hanya untuk produk bebas lainnya
atau biasa disebut Over The Counter (OTC) yaitu barang-barang yang dapat dibeli
20

tanpa resep dokter. Pembayaran dilakukan secara tunai untuk setiap barang yang
terjual.
Apoteker berperan penting dalam pelaksanaan asuhan kefarmasian
(pharmaceutical care). Asuhan kefarmasian adalah suatu bentuk layanan
langsung seorang Apoteker kepada pasien dalam menetapkan, menerapkan dan
memantau pemanfaatan obat agar menghasilkan outcome terapeutik yang spesifik.
Apotek Amanah terdapat apoteker yang siap memberikan informasi obat kepada
pasien. Melalui penerapan asuhan kefarmasian yang memadai diharapkan
masyarakat yang mengonsumsi obat mendapat jaminan atas keamanannya.
7. Pelaporan
a. Pelaporan Narkotika
Pengeluaran obat narkotika wajib dilaporkan, pelaporan dibedakan atas
penggunaan bahan baku narkotika dan sediaan jadi narkotika, awal Januari
sampai Desember diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
Kepala Dinas Kesehatan Kota, Kepala BPOM, serta digunakan sebagai
arsip apotek. Laporan ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan
nama jelas, nomor SIK atau SP, nomor SIA dan stempel apotek.
b. Pelaporan Psikotropika
Pengeluaran obat psikotropika wajib dilaporkan, pelaporan dibedakan atas
penggunaan bahan baku psikotropika dan sediaan jadi psikotropika, awal
Januari sampai Desember diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kota, Kepala BPOM, serta digunakan
sebagai arsip apotek. Laporan ditandatangani oleh APA dengan
mencantumkan nama jelas, nomor SIK atau SP, nomor SIA dan stempel
apotek.
8. Pemusnahan
a. Pemusnahan Narkotika
Dalam PerMenKes RI No. 28/MENKES/PER/I/1978 Pasal 9, disebutkan
bahwa APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa atau
tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan.
21

APA dan dokter yang memusnahkan narkotika harus membuat Berita


Acara Pemusnahan Narkotika yang sekurang-kurangnya memuat :
1) Nama, jenis, sifat dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
2) Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukan
pemusnahan.
3) Tanda tangan dan identitas lengkap pelaksana dan pejabat yang
menyaksikan pemusnahan.
4) Cara pemusnahan.
5) Tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan
saksi-saksi pemusnahan.
6) Berita pemusnahan narkotika dikirim kepada subdinas pelayanan
kesehatan dengan tembusan kepada Balai Besar POM.
Sesuai dengan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, pelanggaran
terhadap ketentuan mengenai penyimpanan dan pelaporan narkotika dapat
dikenai sanksi administratif oleh Menteri Kesehatan yang berupa :
1) Teguran
2) Peringatan
3) Denda administratif
4) Penghentian sementara kegiatan atau Pencabutan izin.
b. Pemusnahan Psikotropika
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, pemusnahan
psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak pidana, diproduksi
tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau tidak dapat
digunakan dalam proses produksi, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat
untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Pemusnahan psikotropika wajib dibuat berita acara dan
dikirim kepada subdin Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Dati
II/Kodya dengan tembusan kepada Balai POM.
BAB IV
PEMBAHASAN dan TUGAS KHUSUS
A. Kegiatan Prakerin
Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Apotek Amanah
dilaksanakan pada tanggal 23 Juli - 11 Agustus 2017. Pada kegiatan prakerin ini,
siswa masuk mulai dari hari senin sampai sabtu dan siswa dibagi menjadi 2 shift.
Shift pertama dimulai pada pagi hari pukul 07.00-14.00 WIB, sedangkan shift
kedua dimulai pada sore hari pukul 14.00-21.00 WIB. Kegiatan yang
dilaksanakan selama prakerin di Apotek Amanah yaitu siswa dapat belajar dan
praktek langsung serta mengetahui pengelolaan obat di Apotek Amanah. Apotek
Amanah didirikan oleh Bapak Irliza, S.Hut. sekaligus sebagai PSA dan dikelola
oleh seorang Apoteker yang bernama Ibu Artika Mitasari, S.Farm., Apt. yang
dibantu oleh 5 orang tenaga pembantu pelayanan kefarmasian.
Apotek Amanah memiliki lokasi yang strategis yaitu di pinggir jalan raya
yang relatif ramai dan mudah dijangkau oleh masyarakat, kemudian adanya
pelayanan kesehatan di sekitar Apotek Amanah seperti UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Selatan yang turut mendukung perkembangan Apotek
Amanah juga kelayakan bisnis di Apotek Amanah ditunjang dengan tersedianya
dokter praktek dan fisioterapi di Apotek tersebut. Adapun pengelolaan obat di
Apotek Amanah menyangkut berbagai tahap dan kegiatan yang seharusnya saling
terkait antara satu dengan yang lain, yaitu : tahap perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, penjualan dan penggunaan.
1. Perencanaan
Untuk melakukan perencanaan, dasar pertimbangan yang dilakukan oleh
Apotek Amanah adalah berdasarkan metode konsumsi (berdasarkan
permintaan atau kebutuhan pasar dengan menganalisa pola permintaan
obat oleh masyarakat) dan dengan memperhatikan perbekalan farmasi
yang fast moving dan slow moving. Adapun yang bertugas melakukan
perencanaan yaitu Apoteker dengan dibantu oleh 1 karyawan.

22
23

2. Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek Amanah dilakukan oleh PSA berdasarkan
perencanaan dan surat pesanan yang tertera ditujukan kepada PBF yang
telah menjalin mitra dengan Apotek Amanah.
3. Penerimaan dan penyimpanan
Barang yang datang akan di cek kesesuainnya dengan faktur dilihat dari
nama barang, bentuk sediaan, fisik, kandungan, jumlah barang yang
dipesan, diskon serta tanggal kadaluarsa barang yang dipesan, kemudian
dilakukan pencatatan barang datang kedalam buku barang datang, setelah
itu barang disimpan di gudang secara alfabetis, berdasarkan
penggolongannya, bentuk sediaan dan suhu. Apabila barang yang datang
dalam jumlah banyak maka sebagian besar akan disimpan di gudang yang
berada di rumah PSA. Sebagian obat juga disimpan di bagian dalam
apotek dan etalase apotek, disusun secara alfabetis, bentuk sediaan,
penggolongannya, suhu dan fast moving yang dilengkapi dengan kartu
stock.
4. Penjualan
Penjualan obat di Apotek Amanah dilakukan melalui dua cara yaitu
dengan resesp dokter dan tanpa resep dokter disertai dengan pemberian
Informasi obat oleh Apoteker dan karyawan yang bertugas. Pelayanan obat
dengan resep dilakukan dengan pengecekan obat yang tersedia, kemudian
jika salah satu obat tidak ada maka akan dikonfirmassikan kepada pasien
untuk mengganti obat tersebut dengan kandungan yang sama. Untuk harga
obat baik resep maupun tanpa resep dikonfirmasikan terlebih dahulu
kepada pasien, setelah disetujui dapat dilakukan pembayaran kemudian
obat diserahkan beserta informasi yang terkait.
24

B. Tugas Khusus
1. Mencari 10 jenis obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras, mencari 3
obat prekursor, obat psikotropika, obat narkotika, dan obat – obat tertentu.
Mencari tugas masing – masing personalia.
25
26
27
28

2. Mengerjakan resep
29
30
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Industri di Apotek Amanah yang berlangsung
selama 1 bulan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Apotek Amanah merupakan salah satu tempat siswa/siswi SMK Kesehatan
Reformasi memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman dalam melakukan pekerjaan.
b. Setelah melaksanakan Prakerin, siswa/siswi SMK Kesehatan Reformasi
memahami tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker
dalam pelayanan kefarmasian di apotek.
c. Lokasi Apotek Amanah sangat strategis sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat.
d. Kegiatan Praktik Kerja Industri di Apotek Amanah telah memberikan
kesempatan yang cukup luas bagi siswa/siswi SMK Kesehatan Reformasi
untuk berinteraksi dengan apoteker atau tenaga kerja lainnya sehingga
memberikan gambaran kerja seorang ahli farmasi kedepannya nanti.
e. Apotek Amanah telah memiliki kelengkapan obat yang cukup memadai
dan tata ruang penempatan yang baik untuk menunjang pelayanan
kesehatan.

B. Saran
Dari hasil Praktek Kerja Industri di Amanah yang berlangsung selama ± 1
bulan, ada beberapa hal yang dapat dijadikan masukan untuk kemajuan Apotek
Amanah, antara lain:
a. Untuk meningkatkan fungsi pelayanan seorang apoteker kepada masyarakat
luas, apotek harus mengoptimalkan pelayanannya baik dalam komunikasi,
informasi maupun edukasi tentang obat kepada pasien.
b. Perlu meningkatkan kedisiplinan petugas apotek dalam hal mencatat
pemasukan dan pengeluaran obat. Hal ini untuk mencegah terjadinya

31
32

c. ketidaksesuaian antara jumlah fisik obat dengan kartu stok dan dengan stok di
komputer.
d. Perlu ditambahkan poster yang menarik diruang tunggu mengenai informasi
obat sehingga meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat.
e. Adanya tempat atau kotak saran yang ditempatkan diruang tunggu agar
memperoleh masukan dari masyarakat sebagai bahan evaluasi untuk apotek.
f. Perlu ditambahnya jumlah karyawan agar dapat meningkatkan keefektifan dan
keefisienan dari pelayanan farmasi
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Permenkes. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9


Tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta.
Depkes RI. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Depkes RI. 1997. Undang – Undang Republik Indonesia No. 5 tentang
Psikotropika.
Depkes RI. 2009. Undang – Undang Republik Indonesia No. 35 tentang
Narkotika.
Depkes RI. 2010. Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 tentang
Prekursor.

33
L
A
M
P
I
R
A
N
34
35

Lampiran 1. Etalase Apotek Amanah.


36

Lampiran 2. Ruang Tunggu.

Lampiran 3. Tempat pemeriksaan.


37

Lampiran 4. Rak penyimpanan obat untuk bagian dalam


38

Lampiran 5. Rak penyimpanan obat untuk penyimpanan di etalase, lemari


pendingin serta alkes
39

Lampiran 6. Lemari narkotika, psikotropika, dan OOT.

Lampiran 7. Rak penyimpanan obat bagian dalam.


40

Lampiran 8. Resep.

Lampiran 9. Etiket.
41

Lampiran 10. Salinan Resep.

Lampiran 11. Kartu Stock.


42

Lampiran 12. Surat Pesanan Reguler.

Lampiran 13. Surat Pesanan Prekursor.


43

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika.

Lampiran 15. Surat Pesanan Narkotika


44

Lampiran 16. Buku Keuangan Harian.

Lampiran 17. Buku Defecta.

Anda mungkin juga menyukai