Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENYAKIT DIARE

Disusun

Oleh :

Noval Al Hafidzi 2313201002

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAHAKARYA ACEH
BIREUEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentang
penyakit diare. Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk kewajiban dalam
mengejar ilmu pengetahuan, serta sebagai upaya untuk memahami, menginformasikan,
dan membagikan pengetahuan tentang penyakit yang umum terjadi di seluruh dunia.
Penyakit diare adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh
semua kalangan. Oleh karena itu, penulis berharap makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan
diare kepada pembaca. Semoga makalah ini juga dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen dan guru yang telah
memberikan bimbingan dan arahan. Juga kepada keluarga dan teman-teman yang
memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang
berguna bagi pembaca. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat menjadi
kontribusi kecil dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan
kesejahteraan kita semua.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Bireuen, 24 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Pengertian Penyakit Diare ....................................................................... 3

2.2 Riwayat Alamiah Penyakit Diare............................................................. 3

2.3 Pencegahan Penyakit Diare ..................................................................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 7

3.2 Saran....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus,
atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular sering
juga disebut penyakit infeksi karena penyakit ini diderita melalui infeksi virus,
bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media seperti udara,
jarum suntik, transfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain sebagainya.
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya
kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden
disease) (Andika, dkk, 2022).
Kejadiaan penyakit diare erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sekitar
tempat tinggal dan perilaku masyarakat. Di negara berkembang seperti Indonesia,
penyakit diare masih menjadi permasalahan utama masyarakat. Kejadian diare
tidak hanya menyebabkan gizi kurang namun juga mampu menimbulkan kematian
dan kejadian laur biasa (KLB) (Melvani dkk, 2019).
Penyakit diare di Indonesia merupakan penyakit endemis dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada
tahun 2016 terjadi 3 kali KLB diare yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten,
dengan jumlah penderita 198 orang dan kematian 6 orang (CFR 3,04%)
(Kemenkes RI, 2017). Laporan Ditjen PP-PL Kementerian Kesehatan Indonesia
tahun 2015 menunjukan bahwa setiap tahun terjadi KLB diare di Indonesia
dengan frekuensi kasus diare yang fluktuatif. Di Sulawesi selatan sendiri,
Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (13.689-28.908) yaitu
Kabupaten/Kota Makassar, Gowa, Bulukumba, Takalar, Pangkep, dan Luwu
Utara, sedangkan terendah (2,679-6.398) yaitu Kabupaten Selayar, Sinjai, Maros,
Barru, Luwu, Tana Toraja, dan Kota Parepare (Rahmadana, 2020). Melihat data
sebaran diare yang masih tinggi di Sulawesi Selatan, maka makalah ini disusun
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit flu burung.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit diare?
2. Bagaimana riwayat alamiah penyakit diare?
3. Bagaimana pencegahan penyakit diare?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui apa itu penyakit diare
2. Untuk mengetahui bagaimana riwayat alamiah penyakit diare.
3. Untuk bagaimana pencegahan penyakit diare.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Diare


Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume,
keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Selviana et al., 2017). Tingginya
angka kejadian diare disebabkan oleh banyak faktor diantaranya makanan dan
minuman yang terkontaminasi akibat kebersihan yang buruk, infeksi virus dan
bakteri (Rahmah et al., 2016).
Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di
bawah lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar 525.000 anak setiap
tahunnya. Diare dapat berlangsung beberapa hari dan dapat mengakibatkan
dehidrasi air dan garam yang diperlukan untuk bertahan hidup. Di masa lalu, bagi
kebanyakan orang, dehidrasi berat dan kehilangan cairan adalah penyebab utama
kematian. Sekarang, penyebab lain seperti infeksi bakteri septik kemungkinan
akan menyebabkan peningkatan proporsi kematian terkait diare. Anak-anak yang
kekurangan gizi atau memiliki kekebalan yang terganggu serta orang yang hidup
dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) paling berisiko mengalami diare
yang mengancam jiwa (WHO, 2017).

2.2 Riwayat Alamiah Penyakit Diare


Penyakit didefinisikan sebagai suatu pola respons yang diberikan oleh
organisme hidup terhadap beberapa bentuk invasi benda asing atau terhadap
cedera, yang mengakibatkan berubahnya fungsi normal organisme tersebut. Lebih
jauh lagi didefinisikan sebagai suatu keadaan abnormal saat tubuh tidak dapat
merespon atau menjalankan fungsi normalnya. Maka penyakit timbul sebenarnya
akibat dari 4 beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang, dan
lingkungan. Setiap penyakit memiliki perjalanan alamiahnya sendiri jika tidak
diganggu dengan intervensi medis atau jika penyakit dibiarkan sampai melengkapi
perjalanannya. Proses suatu penyakit dimulai dari seorang yang rentan terhadap

3
penyakit dan diserang oleh agent patogen yang cukup virulen untuk menimbulkan
penyakit (Budiman, 2016).
Ada beberapa tahapan pada riwayat alamiah penyakit yaitu, tahap
prepatogenesis dan patogenesis. Dimana tahap patogenesis ini memiliki tahapan
lagi yaitu tahap inkubasi, tahap dini, tahap lanjut dan tahap akhir.
1. Tahap Pre-Patogenesis Penyakit Diare
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit
maupun virus, diantaranya rotavirus, E.coli dan shigella. Penyebaran
mikroorganisme ini dapat terjadi melalui fecal dan oral. Pada tahap ini belum
ditemukan tanda-tanda penyakit. Bila daya tahan tubuh penjamu baik maka tubuh
tidak terserang penyakit dan apabila daya tahan tubuh penjamu lemah maka
sangat mudah bagi virus untuk masuk dalam tubuh.

2. Tahap Patogenesis Penyakit Diare


a. Tahap inkubasi
Virus masuk ke dalam tubuh dengan menginfeksi usus baik pada jeyenum,
ileum dan colon. Setelah virus menginfeksi usus, virus menembus sel dan
mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan memproduksi
enterotoksin. Masa inkubasi biasanya sekitar 2 – 4 hari, pasien sudah
buang air besar lebih dari 4 kali tetapi belum tampak gejala-gejala lain.
b. Tahap Dini
Tahap dini penyakit diare antara lain tubuh kehilangan cairan 5% dari
berat badan, kesadaran baik (somnolen), mata agak cekung, turgor kulit
kurang dan 5 kekenyalan kulit normal, berak cair 1 – 2 kali sehari, lemah
dan haus serta ubunubun besar agak cekung.
c. Tahap Lanjut
Tahap lanjut penyakit diare memiliki ciri-ciri antara lain tubuh kehilangan
cairan lebih dari 5-10% berat badan, keadaan umum gelisah, perasaan haus
lebih tinggi, denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat, mata cekung,
turgor dan tonus otot agak berkurang, ubun-ubun besar cekung,
kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik
serta selaput lendir agak kering.
d. Tahap Akhir

4
Tahap akhir penyakit diare memiliki ciri-ciri antara lain tubuh kehilangan
cairan lebih dari 10% berat badan, keadaan umum dan kesadaran koma
atau apatis, denyut nadi sangat cepat, pernapasan cepat dan dalam
(kusmaull), ubun-ubun besar sangat cekung, turgor/tonus sangat kurang
serta selaput lendir kering (asidosis). Apabila mendapat penanganan yang
baik maka pasien dapat sembuh sempurna tetapi bila tahap akhir tidak
mendapat penanganan yang baik maka dapat mengancam jiwa (kematian).

2.3 Pencegahan Penyakit Diare


Ada tiga tingkatan pencegahan penyakit diare, pencegahan tingkatan
pertama (primary prevention), tingkatan kedua (secondary prevention), dan
tingkatan ketiga (tertiary prevention).
1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dilakukan pada masa
prepatogenesis dengan tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap
diare, Tindakan yang dilakukan yaitu, menggunakan air bersih,
menggunakan jamban sehat dan mencuci 6 tangan dengan sabun (Ariani,
2016). Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu perilaku non-
kesehatan yang berpengaruh terhadap status kesehatan balita. Jari tangan
adalah salah satu jalur masuknya virus, bakteri dan patogen penyebab
diare ke makanan. Dengan pola seperti ini, salah satu bentuk perilaku
efektif dan efisien dalam upaya pencegahan dan pencemaran adalah
mencuci tangan (Astidya Paramita, 2011). Untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dapat dilakukan peningkatan status gizi dan pemberian
imunisasi.

2. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)


a. Tahap inkubasi
pada tahap ini pasien dapat diberi oralit yang bertujuan untuk mengganti
cairan dan elektrolit dalam tubuh yang hilang karena diare. Makanan harus
diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek
buruk pada status gizi.
b. Tahap Dini

5
Pada tiga jam pertama diberikan oralit sesuai ketentuan, kemudian setelah
3-4 jam bila tidak ada rehidrasi pasien biasanya kencing dan lelah
kemudian mengantuk dan tidur. Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan
atau sedang pasien ditawarkan makanan susu dan sari buah dan bila tanda
menunjukkan dehidrasi berat maka secepatnya rehidrasi cairan dan amati
pasien dengan seksama.
c. Tahap Akhir
Biasanya pasien diamati kurang lebih 6 jam setelah pemberian oralit, terus
diberikan antibiotik dan cairan intra vena. Pada tahap ini bila penanganan
baik maka pasien bisa sembuh sempurna.

3. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)


Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai
mengalami kecacatan dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini penderita
diare diusahakan 7 pengembalian fungsi fisik dan psikologis semaksimal
mungkin. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah
terjadinya akibat samping dari penyakit diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu
dengan terus mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga keseimbangan cairan.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume,
keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. Tingginya angka
kejadian diare disebabkan oleh banyak faktor diantaranya makanan dan minuman
yang terkontaminasi akibat kebersihan yang buruk, infeksi virus dan bakteri.
Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah
lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar 525.000 anak setiap tahunnya.
Riwayat alamiah penyakit diare yaitu, tahap prepatogenesis dan patogenesis.
Dimana tahap patogenesis terdiri dari tahap inkubasi, tahap dini, tahap lanjut dan
tahap akhir. Adapun tingkatan pencegahan penyakit diare yaitu pencegahan
tingkatan pertama (primary prevention), tingkatan kedua (secondary prevention),
dan tingkatan ketiga (tertiary prevention).

3.2 Saran
1. Peningkatan Kesadaran: Edukasi masyarakat tentang penyebab dan
pencegahan diare sangat penting. Program-program penyuluhan dan
informasi yang mudah diakses perlu disebarkan secara luas.
2. Promosi Higiene: Meningkatkan kepatuhan terhadap praktik-praktik
higiene, seperti mencuci tangan dengan benar dan memastikan kebersihan
makanan dan minuman, akan membantu mengurangi risiko diare.
3. Imunisasi: Pastikan bahwa vaksinasi, terutama untuk anak-anak, tersedia
dan diikuti sesuai jadwal yang ditetapkan.
4. Konsultasi Medis: Jika diare berlangsung lebih lama atau disertai gejala
serius, segera konsultasikan dengan dokter. Diare bisa menjadi tanda
masalah kesehatan yang lebih serius.
5. Pengelolaan Stres: Mengelola stres dan menjaga kesehatan mental juga
penting dalam mencegah diare yang disebabkan oleh faktor emosional.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andika, F., Safira, A., Mustina, N., & Marniati, M., (2020), Edukasi Tentang
Pemberantasan Penyakit Menular Pada Siswa Di Sma Negeri 5 Kota Banda
Aceh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Kesehatan), 2(1), 29-33.
Ariani, 2016, Diare Pencegahan dan Pengobatannya, Yogyakarta; Nuha Medika.
Melvani, R. P., Zulkifli, H., & Faizal, M., (2019), Analisis Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diare Balita di Kelurahan Karyajaya Kota
Palembang, Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan, 4(1), 57–68.
Rahmada, S., dan Taha L., (2020), Studi Sanitasi Lingkungan Dengan Kepadatan
Lalat Pada Pelelangan Ikan Beba di Desa Tamasaju Kecamatan Galesong
Utara Kabupaten Takalar, Jurnal Sulolipu, 20(1), 14-18.
Rahmah, Firmawati, E., & Dwi Lestari, N., (2016), Penatalaksanaan Diare
Berbasis Komunitas dengan Pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit di
Kecamatan Ngampilan, Jurnal Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 4(2), 106–
111.
Selviana, Trisnawati, E., & Munawarah, S., (2017), Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 4-6 Tahun, Jurnal
Vokasi Kesehatan, 3(1), 28–34.

Anda mungkin juga menyukai