PENYAKIT GASTROENTRITIS
Dosen Pengampun:
Ns. Idramsyah, M.Kep.,Sp.KMB
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
2.1.Pengertian gastroentritis...................................................................................................7
2.3. Patofisiologi......................................................................................................................9
3.1.Pengkajian........................................................................................................................15
3.2.Diagnosa keperawatan………………………………………………………………..…16
3.3.Perencanaan……………………………………………………………………………..33
3.4.Implementasi…………………………………………………………………………….40
3.5.Evaluasi………………………………………………………………………………….42
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….…..
4.1.Kesimpulan………………………………………………………………………………43
4.2.Saran………………………………………………………………………………….….43
1.2.Rumusan masalah
1.Apa itu penyakit gastroenteritis?
2.Apa penyebab penyakit gastroenteritis?
3.Apa saja tanda dan gejala yang terjadi Ketika terkena penyakit gastroenteritis?
4.Bagaimana cara pencegahan penyakit gastroenteritis?
1.3 Tujuan
1.Tujuan umum
1. Mampu menjelaskan penyakit gastroenteritis
2.Tujuan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyakit utama
( Candida albicans )
e. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berusia dibawah
usia 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
4. Faktor psijkologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare
2.3 Patofisiologi
Gastroenteritis ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah muntah,
yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus,
adenovirus enteric, virus Norwalk, dan lain lain), bakteri atau toksinnya
(Campylobacter, Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Yersinia dan lain lain), serta
dengan menginfeksi sel-sel, menghasilkan enterotoksin atau sitotoksin yang merusak sel.
Atau melekat pada dinding usus. Pada gastroenteritis akut, usus halus adalah alat pencernaan
bertambah.
3. Hipoglikemia.
Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute fekal-oral dari orang ke orang atau
melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Tinggal difasilitas day care juga
besar gastroenteritis dapat sembuh sendiri dan prognosisnya baik dengan pengobatan.
anak-anak malnutrisi dapat menderita infeksi yang lebih berat dan lebih membutuhkan
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair
dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makinlama makin berubah
kehijau-hijauan karena tercampur dengan cairan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet dan kemerahan karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang beasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelumatau sesudah diare
dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan
dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit
berkurang , mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut
ringan, sedang dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasama dapat dibagi
2. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan laboratorium.
c. Pemeriksaan tinja.
astrup,bila memungkinkan.
tidak membantu untuk evaluasi gastroentritis akut (GEA) / diare akut infeksi.
3. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan gastroenteritis
sistemik buruk)
c. Kejang demam
d. Bakterimia.
4. Penatalaksanaan
a. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare,
(Wicaksono, 2011)
mEq/L,
potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro
et.al., 2005).
tidak lengkap.
dilakukan evaluasi :
b. Antibiotik
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan
tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare
untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).
c. Obat Anti Diare
Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat
mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam
PENGKAJIAN
Identitas pasien : Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, asal suku bangsa dan
1. Keluhan utama
Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan frekunsi sering dan konsistensi encer.
Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan
diare.
Apabila klien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak.
Riwayat imunisasi.
4. Riwayat nutrisi
Asupan makanan
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah, (dehidrasi ringan dan
sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar, tidak ada urine (dehidrasi berat).
Berat badan: klien diare dengan dehidrasi biasanya mengalami penurunan berat
Dehidrasi : sedang bila terjadi penurunan berat badan 5-10%. Dehidrasi berat bila
Mulut/lidah : Mulut dan lidah biasanya tanpa dehidrasi. Mulut dan lidah kering
(dehidrasi ringan sampai sedang). Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi
berat).
Abdomen : kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri dan bising usus yang
meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
sebagai berikut :
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan out put melalui rute normal (diare
A. Pengumpulan Data
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 63 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Alamat : Desa Uelawu Kec. Konawe
Tanggal masuk : 20 Juli 2022
Tanggal pengkajian : 21 Juli 2022
Sumber informasi : Keluarga
Diagnosa masuk : GEA
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. H
Hubungan dengan pasien : Kemenakan
2. Status kesehatan
Keluhan utama
3 kali
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini
PAsien merasa nyeri yang tidak bisa ditahan, terasa nyeri perut melilit
sampai pinggang.
Pernah dirawat
c. Merokok : Ya √ Tidak
d. Minum Kopi : √ Ya Tidak
Frekuensi : 1 x sehari
f. Lain-lain : -
3. Riwayat Keluarga
a. Genogram
X X X
X
X X X
X X X X X
X
X X 63 60 57
Genogram 3 generasi
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
x : Meninggal
Keterangan :
Oksigenasi : -
Sebelum sakit :
Saat sakit :
d. Pola kognitif-perseptual : -
g. Pola peran-hubungan
suaminya bertani, pola hubungan dengan suami dan anak sangat baik
h. Pola manajeman koping stress
i. Pola keyakinan-nilai
Diagnose : GEA
Teraphy :
- RL 20 tpm
Sebelum sakit :
Saat sakit : Klien berupaya agar menjaga pola makan dan obat agar cepat
b. Nutrisi /metabolik
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Distribusi rambut :
Lesi Ya √ Tidak
d. Sistem pernapasan:
Batuk : Ya √ Tidak
Sesak : Ya Tidak
e. Sistem kardiovaskuler :
Palpitasi Ya √ Tidak
Inspeksi : Tidak ada pembesaran jantung, Dada kiri dan kanan tampak
simetris
g. Sistem gastrointestinal :
Peristaltik : 20 x/mnt
h. Sistem urinarius :
Nokturia Lain-lain
j. Sistem saraf :
Brudzinski I Brudzinski II
Stransky Gonda
k. Sistem moskuloskeletal :
l. Sistem imun :
Keletihan/kelemahan Ya √ Tidak
m. Sistem endokrin :
Hiperglikemia Ya √ Tidak
Hipoglikemia Ya √ Tidak
7. Pemeriksaan Penunjang
- WBC : 7.9 µl
- RBC : 4.1 µl
- PDW : - 8,8 fl
- MPV : – 6,27 fl
- Limposit : – 12,4 %
- MCHC : -30,7%
B. Klasifikasi Data
A. Analisa Data
2. (D.0020) Diare
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A No.RM : 01 90 40
Tanggal Lahir/Umur : 63 tahun
DX
Tgl/Jam Tindakan Keperawatan Keperawatan Paraf
(Kode)
21/07/2022 - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, D.0070
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil :
P : Hiperperistaltik
Q : Nyeri dirasakan melilit
R : Area epigastrium
S : Skala nyeri 4
T : Dirasakan sejak 1 hari yg
lalu
- Identifikasi skala nyeri
Hasil : Skala nyeri 4
- Identifikasi respons nyeri non verbal
Hasil : Klien nampak meringis
- Berikan teknik non fakmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis: TENS, hypnosis,
akupressur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
bermain)
Hasil : Klien diberikan buli-buli panas
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Hasil : Klien mengerti dengan penjelasan
perawat
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Klien memilih dengan buli-buli panas
dan relaksasi napas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Klien diberikan omeprazole tab
- Memonitor tanda dan gejala hypovolemia D.0020
(mis takikardia, nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, turgor kulit menurun, mukosa
mulut kering, CRT melambat, BB menurun)
Hasil : Tidak terdapat tanda dan gejala
hypovolemia
- Berikan asupan cairan oral (mis. larutan gram
gula, oralit, pedialyte, renalyte)
Hasil : Klien mengatakan banyak minum air
putih
- Memasang jalur intravena
Hasil : Klien terpasang infus RL 20 tpm
- Menganjurkan porsi makan kecil dan sering
secara bertahap
Hasil : Klien mengatakan porsi dari rumah
sakit sedikit demi sedikit
- Menganjurkan menghindari makanan bergas,
pedas dan mengandung laktosa
Hasil : Keluarga klien mengatakan klien
tidak pernah makan makanan pedis dan
mengandung gas selama sakit
- Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat
anti motilitas (mis. loperamide)
Hasil : Klien diberikan loperamide 4 mg 1
tab
EVALUASI
DX
Keperawata
Tgl/Jam Evaluasi Paraf
n
(Kode)
21/07/2022 D.0070 S:
- Klien mengatakan mengerti dengan
penjelasan perawat
- Klienmengatakan memilih dengan buli-
buli panas dan relaksasi napas dalam
O:
- P : Hiperperistaltik
- Q : Nyeri dirasakan melilit
- R : Area epigastrium
- S : Skala nyeri 4
- T : Dirasakan sejak 1 hari yg
- Klien nampak meringis
- Klien diberikan buli-buli panas
- Klien diberikan omeprazole tab
A:
- Keluhan nyeri kriteria hasil 3
- Meringis kriteria hasil 3
- Sikap protektif kriteria hasil 3
P : Intervensi dilanjutkan
D.0020 S:
- Klien mengatakan makan porsi dari
rumah sakit sedikit demi sedikit
- Keluarga klien mengatakan klien tidak
pernah makan makanan pedis dan
mengandung gas selama sakit
O:
- Tidak terdapat tanda dan gejala
hypovolemia
- Klien diberikan intake larutan gula
- Klien terpasang infus RL 20 tpm
- Klien diberikan loperamide 4 mg 1 tab
A:
- Konsitensi feses : 3
- Frekuensi BAB : 3
- Peristaltik usus : 3
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. (Muhamad Ardiansyah, 2012)
• Penyebabnya terjadi karena tiga faktor berikut (Mansjoer Arief, 2000):
1. Faktor infeksi
a. Infeksi Internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis.
b. Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
gastroenteritis.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa, fruktosa dan galaktosa). Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
3. Faktor Psikologis
4.2.Saran
Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu
menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses penyembuhan.perawat perlu mengetahui tanda
gejala adanya diare serta derajat dehidrasi pada klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien
secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien.
perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab diare, pencegahan, dan penanganan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 penerbit buku kedokteran buku asli bersetiker
hologram tiga demensi. Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa.
Jogyakarta : Diva Press Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis
Among Adults Visiting Emergency Departments in the United States. The Journal of Infectious
Disease. 205: 1374-1381.
Askep GEA SDKI SIKI SLKI