Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


(GASTROENTERITIS)

Dosen Pengampu : Suriani Ginting SST,SPd,S.Kep,Ns.M.Kep

Disusun Oleh :

1.Ayu Manurung
2.Ester Sigalingging
3.Juan Simanjuntak
4.Lanna Syahfitri
5.Mindo Tambunan
6.Putri Sonia
7.Suci Amalia
8.Yulinar Manullang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PRODI D-III KEPERAWATAN

T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya  penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga
shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal


Bedah tentang “Gastroenteritis”. Makalah ini disusun agar dapat menambah informasi kepada
para pembaca tentang gastroenteritis.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya


kepada :

1. Bapak Ns. Muh Abdurrouf, M.Kep selaku KaProdi DIII Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung.

2. Ibu Ns. Furaida Khasanah, M.Kep selaku dosen pengampu Keperawatan Medikal
Bedah.

3. Ibu Ns. Erna Melastuti, M.Kep selaku dosen pengampu Keperawatan Medikal Bedah
serta dosen pembimbing.

4. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.

5. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho
Allah. Amin.

ii
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR MEDIS...........................................................................................3
A. Definisi............................................................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis...........................................................................................................4
D. Patofisiologi....................................................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................5
F. Penatalaksanaan Medis...................................................................................................6
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN.......................................................................8
A. Pengkajian.......................................................................................................................8
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................................9
C. Rencana Asuhan Keperawatan........................................................................................9
D. Pathways.......................................................................................................................12
BAB IV PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iv
v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang
meningkat (Padila, 2013).
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan salah
satu hasil penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%)
atau diare (89%), dan nyeri abdomen (76%) adalah gejala yang paling sering
dilaporkan oleh kebanyakan pasien. Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat,
seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status
mental, terdapat pada <10% pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan yang
mencakup radang tenggorokan, batuk, dan rinorea dilaporkan sekitar 10% (Bresee et
al, 2012)
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di Jawa
Tengah berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus
gastroenteritis dirumah sakit sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan penderita
yang terdeteksi adalah 428.235 dengan jumlah kematian adalah sebanyak 54 orang.
Dari laporan surveilan terpadu tahun 2010 jumlah kasus diare didapatkan 15,3 % di
Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,20% pada penderita rawat inap dan 0,05 %
pasien rawat jalan. ( Haryawan, 2011).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, cakupan penemuan dan
penanganan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 51,32%, lebih tinggi
dibandingkan tahun 2012 (42,66%). Pada tingkat kabupaten/kota, diketahui bahwa
cakupan penemuan dan penanganan diare tertinggi adalah Kota Pekalongan
(106,85%) dan terendah adalah Kabupaten Boyolali (16,42%). (Dinkes Jateng, 2014).

1
B. Tujuan Penulisan Makalah

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit gastroenteritis

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi gastroenteritis
b. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis gastroenteritis
c. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis
gastroenteritis
d. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
gatroenteritis
e. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi gastroenteritis
f. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan medis
gastroenteritis
g. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan keperawatan
gastroenteritis

2
BAB II KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus (Lewis,
2000 ).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang
di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz, 2002).
Menurut Ardiansyah (2012) Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali
disertai peningkatan suhu  tubuh. 

B. Etiologi

Menurut Mansjoer ( 2000 ) etiologi gastroenteritis adalah :

1) Faktor infeksi
a. Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus
(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.
hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
b. Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak.
3) Faktor Makanan

3
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4) Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan cemas ).

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut Cecyly dan Betz
(2009) adalah :
1. Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara
menetap atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.
2. BAB kadang bercampur dengan darah.
3. Tinja yang berbuih.
4. Konsistensi tinja tampak berlendir.
5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
6. Penderita merasakan sekit perut.
7. Rasa kembung.
8. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
9. Kadang-kadang demam.

D. Patofisiologi

Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam


usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut
berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme
memproduksi toksin. Enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan
Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran
sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi
sitotoksin (seperti Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus, Clostridium difficile,
enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan kerusakan sel-sel mukosa, serta
menyebabkan feses bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel yang terinflamasi.
Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba seperti Shigella, organisme

4
campylobacter, dan enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya destruksi,serta
inflamasi (Jones, 2003).

Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit memberikan
manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi
karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
kerana tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler (Levine,
2009)

Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat adalah


dehidrasi,yaitu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi
intake. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai
gangguan elektrolit (Prescilla, 2009).

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang


tepat sehingga tepat juga dalam memberikan obat. Adapun pemeriksaan yang perlu
dikerjakan menurut Suraatmaja (2007) adalah :
1) Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman
untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik
serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosaa.
2) Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,K dan P
serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat terjadi karena
malnutrisi/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses inflamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah
untuk mengetahui faal ginjal.
3) Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium dan Bikarbonat
4) Duodenal Intubation

5
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik
F. Klasifikasi

Klasifikasi gastroenteritis menurut depkes RI 1999, diare diklasifikasikan menjadi


diare akut dan kronis.
1) Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari
14 hari. Diare akut diklasifikasikkan kembali secara klinis menjadi:
a. Diare non-inflamasi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare
menjadi cair dengan volume besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen
jarang terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat terjadi
apabila tidak mendapatkan cairan yang seseuai sebagai pengganti. Tidak
ditemukan leukosit pada pemeriksaaan feses rutin.
b. Diare inflamasi
Diare ini disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin di
kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas sampai dengan nyeri
kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi.
Secara makroskopis terdapat lendir dan darah pada pemeriksaan feses rutin
dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit polimorphonuklear (PMN).
2) Diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronis diklasifikasikkan
kembali secara klinis menjadi:
a. Diare sekresi
Diare dengan volume feses banyak yang biasanya disebabkan
oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi
air dan elektrolit namun kemampuan absorbs mukosa usus ke dalam usus
menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri seperti toksin kolera, pengaruh
garam empedu, asam lemak rantai pendek, laksatif non osmotic dan hormone
intestinal (gastrin vasoaktif intestinal polypeptide (VIP))2)
b. Diare osmotic
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus
sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari dalam plasma ke
lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi lactase atau akibat garam magnesium.

6
c. Diare eks datif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non-infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,
inflammatory bowel disease ataupun akibat radiasi. Kelompok lain akibat
gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit makanan dan
minuman diusus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksikosis, sindroma
usus iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare ini.

G. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Medis

Menurut Supartini ( 2004 ) penatalaksanaan medis pada pasien gastroenteritis


meliputi:
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien gastroenteritis dan memperhatikan
derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa
untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan
setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung
berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.

1. Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB
/oral.
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB
/hari.

7
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per
oral.

2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
tinja dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).

a. Obat Anti sekresi


Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin,
dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik
umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora, opium
loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras
tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk
mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
c. Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari.
Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis / bronkopeneumonia.

2) Penatalaksaan Keperawatan
Menurut Nugroho (2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
1. Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2. Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran, takikardi, tensi turun,
anuria, keadaan kulit/turgor.
3. Hentikan makanan padat
4. Monitor tanda –tanda  vital
5. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

8
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pathways

9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT


GASTROENTERITIS DI RUANG TULIP KELAS 2 RUMAH SAKIT
PERTAMINA KLAYAN CIREBON

  I.            PENGKAJIAN

a.      Identitas Klien

Nama                                       :  Tn. D

Umur                                       :  48 Tahun

Jenis Kelamin                          :  Laki- laki

Agama                                     :  Islam

Pendidikan                              :  S1 Management

Pekerjaan                                 :  Karyawan PT Gajah Tunggal Tbk.

Tanggal Masuk                        :  6 Februari 2019

Tanggal Pengkajian                 :  6 Februari 2019

No. Medrek                             :  A15020279

Diagnosa Medis                      :  Gastroenteritis

Alamat                                     :  Desa Cikalahang blok II                  

b.      Identitas Penanggung Jawab

Nama                                       :  Ny. Y

Umur                                       :  39 Tahun

Jenis Kelamin                          :  Perempuan

Agama                                     :  Islam

Pendidikan                              :  S1 Akuntansi

Pekerjaan                                 :  Pegawai Bank BRI

Hubungan Dengan Klien        :  Adik Ipar

10
c.       Keluhan Utama

Nyeri pada bagian perut (mules).

d.      Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke Instalasi Gawat Darurat pada hari Jum’at tanggal 6 Februari 2015 pada pukul
14. 50 WIB dengan keluhan nyeri pada bagian perut (mules) dan anus akibat diare. Nyeri
dirasakan seperti diperas pada daerah perut dan anus terasa perih dan panas terutama setelah
buang air besar (BAB). Mules dirasakan hilang timbul, biasanya mules dan nyeri paa anus
akan berkurang sekitar 5 menit setelah BAB , dan nyeri dirasakan kembali bertambah sekitar
20 menit setelah BAB.

Klien mengatakan BAB sudah lebih dari 10x pada hari dilakukan pengkajian (6 Februari
2015) dengan konsistensi cair dan bau khas yang tajam. Klien menceritakan bahwa diare
(BAB terus menerus) dirasakan sejak kemarin malam (5 Februari 2015) pada pukul 22.00
WIB setelah makan bakso dan gorengan. Klien juga mengeluh demam (suhu: 38o C) disertai
mual dan muntah, dengan skala nyeri 6 yaitu nyeri sedang (skala nyeri menurut hayward).

e.       Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama, tetapi tidak sampai dirawat di
Rumah Sakit. Klien hanya mengkonsumsi obat warung dan sembuh beberapa jam setelah
minum obat. Klien tidak pernah menderita penyakit yang serius, dan belum pernah dirawat di
Rumah Sakit.

f.       Keadaan Kesehatan Keluarga

Menurut keterangan klien, sekitar 6 bulan yang lalu anaknya yang kedua, mengalami
penyakit yang sama dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon selama 4 hari. g.      Data
Psikososial

Hubungan klien dengan keluarga baik, selama klien dirawat istrinya selalu menemani klien,
begitupun anak dan adik iparnya yang menemani setelah pulang bekerja atau sekolah.
Hubungan dengan masyarakat juga baik, terlihat beberapa tetangga klien yang datang
menengok klien di rumah sakit pada jam- jam besuk.

h.      Data Spiritual
11
Klien beragama Islam, klien percaya bahwa Allah SWT. tidak pernah tidur dan akan segera
memberi kesembuhan kepada klien. Klien yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan
Allah akan segera memberikan kesembuhan asalkan mau berusaha dan berdo’a.

i.        Aktivitas kehidupan sehari- hari

Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit

a)      Makan

·         Frekuensi ·         3x/ hari ·         3x/ hari

·         Jumlah ·         1 Porsi habis ·         ½ porsi tidak habis

·         Jenis ·         Nasi, sayur, ·         Bubur, sayur, buah


lauk pauk

b)      Minum
         Frekuensi          Jika haus          Jika haus
         Jumlah          8-9 gelas/ hari          2- 3 gelas/ hari
         Jenis          Air putih, kopi          Air putih, susu
c)      Personal Hygine
         Mandi          2x/ hari          Belum pernah
         Gosok Gigi          2x/ hari          Belum pernah
         Mencuci rambut          3x/ minggu          Belum pernah
         Menggunting kuku          1x/ minggu          Belum pernah
d)     Istirahat – Tidur
         Kebiasaan sebelum          Menonton TV          Menonton TV
tidur
         Waktu          21.00 – 04.00          Tidak teratur
         Lama          7 jam          Tidak teratur
e)      Eliminasi
         BAK          4x/ hari          3x/ hari
         BAB          1x/ hari          10x/ hari
f)       Rekreasi
         Rekreasi          3x/ tahun          Tidak pernah
         Olahraga          2x/ minggu          Tidak pernah
g)      Kebiasaa/
ketergantungan
         Alkohol          Tidak pernah          Tidak pernah
         Obat- obatan          Diapet          Mengkonsumsi
         Rokok          1 bungkus/ hari          Tidak pernah
         2 gelas/ hari
         Kopi          Tidak pernah

j.        Data Pemeriksaan Umum


1.      Pemeriksaan Fisik

12
Penampilan                        :  Lemah

Kesadaran                         :  Composmentis

Berat Badan                      :  68 Kg

Tinggi Badan                    :  178 Cm

Tekanan Darah                  :  120/ 80mmHg

Respirasi                            :  28x/ menit

Nadi                                  :  90x/ menit

Suhu Tubuh                       :  38oC

2.      Kepala

Bentuk                              :  Bulat

Kelainan                            :  Tidak ada kelainan

Keadaan Rambut              :  Pendek, sedikit beruban, bersih, tidak bau

Kulit Kepala                      :  Bersih, tidak ada luka

3.      Mata

Sclera                                :  Ikterik

Konjungtiva                      :  Anemis

Kornea                              :  Normal

Lensa                                 :  Normal

Pupil                                  :  Isokor

Refleks Cahaya                 :  Refleks baik

Kelainan                            :  Tidak ada kelainan

4.      Telinga

Fungsi Pendengaran          :  Normal

Bentuk                              :  Simetris

13
Serumen                            :  Ada sedikit

Kelainan                            :  Tidak ada kelainan

5.      Hidung

Fungsi Penciuman             :  Normal

Bentuk                              :  Simetris

Serumen                            :  Ada sedikit

Kelainan                            :  Tidak ada kelainan

6.      Mulut

Fungsi Pengecapan           :  Normal, dapat membedakan rasa

Kebersihan Gigi                :  Kurang baik

Mukosa Bibir                    :  Kering

Kelainan                            :  Tidak ada kelainan

7.      Leher

Kelenjar Getah Bening     :  Tidak ada pembengkakan

Kelenjar Tyroid                 :  Tidak ada pembengkakan

Pergerakan Leher              :  Normal

8.      Dada

Bentuk                              :  Simetris

Suara napas                       :  Vasikuler

Frekuensi napas                 :  28x/ menit

Nyeri                                 :  Tidak ada nyeri

Kelainan                            :  Napas cepat

14
9.      Abdomen

Bising Usus                       :  14x/ menit

Kelainan                            :  Hiperperistaltik

10.  Kulit

Warna Kulit                      :  Sawo matang

Tekstur Kulit                     :  Kering, turgor kulit menurun

11.  Pemeriksaan Diagnostik

a.       Laboratorium

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Darah (Haematologi)

1. Haemoglobin 17,0 g/ dL 13- 16 g/ dL

2. F Hematokrit 51% 40- 48 %

3. E Leukosit 8,9rb/ mm3 3,5- 10rb/ mm3

4. B Trombosit 211rb/ mm3 150- 400rb/ mm3

U Kimia Klinik (elektrolit)

A
5. R Natrium (Na) 140,0 mEq/ L 135- 155 mEq/ L

6. I Kalium (K) 3,4 mEq/ L 3,5- 5,5 mEq /L

2 Feses (Makroskopis)

15
7. Darah Negatif Negatif

8. Warna Coklat -

9. Lendir Negatif Negatif


1
10. Konsistensi Encer Lembek
5

Feses (Mikroskopis)

11. Eritrosit 0- 1/ LPB 0- 1/ LPB

12. Leukosit 3- 6/ LPB 0- 5/ LPB

13. Kista Negatif Negatif

14. Jamur Negatif Negatif

15. Cacing Negatif Negatif

16. Telur cacing Negatif Negatif

17. Serabut Negatif Negatif

18. Amoeba Negatif Negatif

12.  Penatalaksanaan
Ø  Terafi Obat- Obatan

No Nama Obat Dosis Cara Pemberian Sediaan

1. Vomizol 1 x 1 ampul Intra Vena Ampul

2. Vomceran 3 x 1 ampul Intra Vena Ampul

3. Antrain 3 x 1 ampul Intra Vena Ampul

4. Lodia 2 x 1 tablet Peroral Tablet

5. Fladex 3 x 500mg Peroral Tablet

6. Infus futrolit 20 TPM Intra Vena Flabot

16
Ø  Terafi Diet

Bubur Biasa

                            II.            ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah


.

1. DS:  Klien mengeluh badanya Makanan pedas dan berminyak Peningkatan suhu


panas. Saat kening diraba tubuh.
panasnya sangat terasa.   

DO :

Ø  Badan klien terasa panas


Gangguan motilitas usus
saat dipalpasi.
  
Ø  Bibir klien kering dan
pecah- pecah.

Ø  TTV:

T  :  120/ 80 mmHg
Hiperperistaltik
P  :  90x/ menit
  
R  :  28x/ menit

S  :  38o C

Gangguan penyerapan makanan

  

Pengeluaran feses cair berlebih

17
  

Dehidrasi

  

Peningkatan suhu tubuh

2. DS:  Klien mengeluh perutnya Gangguan rasa


mules. Mules terasa saat ingin Gangguan motilitas nyaman : nyeri
BAB, dan hilang sekitar 5 usus
menit setelah BAB, anus juga
sering terasa perih setelah
BAB.

Hiperperistaltik
DO:

Ø  Klien terlihat meringis dan


memegangi perutnya saat
terasa mules.

Ø  Wajah terlihat pucat. Nyeri pada abdomen


(mules)
Ø  Klien terlihat memposisikan
dirinya pada posisi yang
nyaman.

Pengeluaran feses
encer sering

Kerusakan integritas kulit pada

18
daerah anus

3. DS:  Klien mengatakan buang Makanan pedas dan berminyak Risiko


air besar cair sudah lebih dari kekurangan
10x, pada hari dilakukan    volume cairan
pengkajian disertai mual dan dan elektrolit
muntah.

DO:
Gangguan motilitas usus
Ø  Klien terlihat lemah
  
Ø  Klien terlihat sering ke
kamar mandi untuk BAB

Ø  Turgor kulit menurun

Ø  Mukosa bibir kering


Hiperperistaltik
Ø  Mata cekung
  
Ø  Konjungtiva anemis

Ø  Berat badan sebelum sakit:


72 Kg, setelah sakit 68 Kg.

Ø  Minum 2- 3 gelas/ hari

Ø  Hasil laboratorium Gangguan penyerapan makanan


pemeriksaan feses secara
makroskopis:   

*  Darah            : negatif

*  Warna           :  coklat

*  Lendir           :  negatif
Pengeluaran feses encer sering
*  Konsistensi   :  encer
dan intake cairan kurang

  

19
Kekurangan volume cairan dan
elektrolit

                         III.            DIAGNOSA KEPERAWATAN

1)      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, ditandai dengan:

DS:            Klien mengeluh badanya panas. Saat kening diraba panasnya

                  Sangat terasa.

DO :

Ø  Badan klien terasa panas saat dipalpasi.

Ø  Bibir klien kering dan pecah- pecah.

Ø  TTV:

T  :  120/ 80 mmHg                 R  :  28x/ menit

P  :  90x/ menit                        S  :  38o C

2)      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mules dan kerusakan integritas
kulit pada daerah anus, ditandai dengan:

DS:            Klien mengeluh perutnya mules. Mules terasa saat ingin BAB,                     dan


hilang sekitar 5 menit setelah BAB, anus juga sering terasa                   perih setelah BAB.

20
DO:

Ø  Klien terlihat meringis dan memegangi perutnya saat terasa mules.

Ø  Wajah terlihat pucat.

Ø  Klien terlihat memposisikan dirinya pada posisi yang nyaman.

3)      Risiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran feses
yang sering dan intake cairan yang kurang, ditandai dengan:

DS:            Klien mengatakan buang air besar cair sudah lebih dari 10x,                         pada
hari dilakukan pengkajian disertai mual dan muntah.

DO:

Ø  Klien terlihat lemah

Ø  Klien terlihat sering ke kamar mandi untuk BAB

Ø  Turgor kulit menurun

Ø  Mukosa bibir kering

Ø  Mata cekung

Ø  Konjungtiva anemis

Ø  Berat badan sebelum sakit: 72 Kg, setelah sakit 68 Kg.

Ø  Minum 2- 3 gelas/ hari

Ø  Hasil laboratorium pemeriksaan feses secara makroskopis:

*  Darah            : negatif

*  Warna           :  coklat

*  Lendir           :  negatif

*  Konsistensi   :  encer

21
                         IV.            RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama                           :  Tn. D

Umur                           :  48 Tahun

Diagnosa medis           :  Gastroenteritis

No. Medrek                 :  A15020279

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intevensi

1. Peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan


berhubungan dengan tindakan keperawatan,
dehidrasi, ditandai dengan: diharapkan: Monitori suhu tubuh klien.

DS:  Klien mengeluh ü  Suhu tubuh klien


badanya panas. Saat kening normal. 36,5 – 37, 2oC
diraba panasnya sangat
terasa. ü  Membran mukosa Berikan kompres air hangat.
lembab
DO :
ü  Turgor kulit baik/
Ø  Badan klien terasa panas normal
saat dipalpasi.
Kolaborasikan dengan
Ø  Bibir klien kering dan dokter pemberian obat anti
pecah- pecah. piretik.

Ø  TTV:

T  :  120/ 80 mmHg

P  :  90x/ menit

R  :  28x/ menit Anjurkan klien minum yang


banyak.
S  :  38o C

22
2. Gangguan rasa nyaman : Setelah dilakukan
nyeri berhubungan dengan tindakan keperawatan,
mules dan kerusakan diharapkan:
integritas kulit pada daerah Kaji skala nyeri klien.
anus, ditandai dengan: ü  Klien melaporkan
nyeri dan mules
DS:  Klien mengeluh berkurang/ hilang.
perutnya mules. Mules
terasa saat ingin BAB, dan ü  Klien tampak rileks
hilang sekitar 5 menit dan dapat istirahat.
setelah BAB, anus juga ü  Klien tidak gelisah
sering terasa perih setelah ataupun meringis
BAB. Posisikan klien pada posisi
menahan sakit.
yang nyaman.
DO:

Ø  Klien terlihat meringis


dan memegangi perutnya
saat terasa mules.

Ø  Wajah terlihat pucat. Informasikan kepada klien


Ø  Klien terlihat pentinganya masukan
memposisikan dirinya pada nutrisi dan cairan yang
posisi yang nyaman. adekuat.

Kolaborasikan dengan
dokter pemberian obat anti
nyeri.

Observasi TTV

3. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan


cairan dan elektrolit tindakan keperawatan,
berhubungan dengan klien menunjukan Kaji adanya dehidrasi.
pengeluaran feses yang tanda- tanda
sering dan intake cairan pemenuhan cairan dan
yang kurang, ditandai elektroliat yang

23
Catat intake dan output
cairan.

Ukur berat badan setiap


hari.

Kolaborasikan dengan
dokter pemberian cairan
parenteral.

dengan: adekuat. Ditandai


dengan:
DS:  Klien mengatakan buang
air besar cair sudah lebih dari ü  Mukosa bibir lembab
10x, pada hari dilakukan
pengkajian disertai mual dan ü  Turgor kulit normal
muntah. ü  Mata tidak cekung Anjurkan klien banyak
minum dan mengkonsumsi
ü  Konjungtiva ananemis buah- buahan.
DO: ü  BAB tidah lebih dari
Ø  Klien terlihat lemah 1x dalam satu hari.

Ø  Turgor kulit menurun ü  TTV normal

Ø  Mukosa bibir kering


Observasi TTV
Ø  Mata cekung

Ø  Konjungtiva anemis

 V.            IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama                           :  Tn. D

Umur                           :  48 Tahun

Diagnosa medis           :  Gastroenteritis

24
No. Medrek                 :  A15020279

N Tan No. Implementasi N


o gga Dx a
l Keper m
awata a
n da
n
pa
ra
f

1 7 Jam : 11. 30 WIB


Feb
ruar Memonitori suhu tubuh klien.
i *Hasil:  39, 2o C
201
5

DX. 1 Jam  :  11. 35 WIB

Memberikan kompres air hangat.

Jam  :  13.00 WIB

Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti piretik.

*Antrain 3x 1 ampul

Jam  :  13. 00 WIB

Menganjurkan klien minum yang banyak.

2 7 Jam  :  08. 00 WIB
Feb
ruar DX. 2 Mengkaji skala nyeri klien.
i *  Skala nyeri:  5 yaitu nyeri sedang (Skala nyeri menurut Hayward)
201
5
Jam  :  08. 15 WIB

Memposisikan klien pada posisi yang nyaman.

25
Jam  :  08. 20 WIB

Menginformasikan kepada klien pentinganya masukan nutrisi dan


cairan yang adekuat.

Jam  :  10.00 WIB

Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti nyeri.

* Vomizol      :  1x 1 ampul

* Vomceran   :  3x 1 ampul

* Fladex         :  3x 500 mg

* Lodia          :  2x 1 tablet

Jam  :  11.30 WIB

Mengobservasi TTV:

T  :  110/ 80 mmHg

P  :  98x/ menit

R  :  26x/ menit

S  :  39, 2o C

3 7 Jam  :  13. 10 WIB
Feb
ruar DX. 3 Mengkaji adanya dehidrasi.
i * Klien kehilangan 5% berat badannya (dehidrasi ringan). Menurut
201 keterangan klien, sekitar 1 minggu sebelum sakit klien menimbang
5 berat badannya, hasilnya adalah 72 Kg, dan berat badannya sekarang
adalah 68 Kg.

Jam  :   13. 30 WIB

Catat intake dan output cairan.

*Intake:

ü  Minum  :  3 gelas

ü  Makan   :  habis ¼ porsi dari


½    porsi                                                                                                   

26
                                                                                 

*Output:

ü  BAB  :  8x

ü  BAK  :  2x

Jam  :  13. 35  WIB

Mengukur berat badan setiap hari.

* Hasil pengukuran :  68 Kg

Jam  :  10. 00  WIB

Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian cairan parenteral.

* Infus  :  futrolit 20 TPM

Jam :  13.00  WIB

Menganjurkan klien banyak minum dan mengkonsumsi buah- buahan.

Jam  :  11. 30 WIB

Mengobservasi TTV:

T  :  110/ 80 mmHg

P  :  98x/ menit

R  :  26x/ menit

S  :  39,2o C

                   
      VI.            EVALUASI KEPERAWATAN

No Dx. Tanggal, Evaluasi (SOAP)

27
Keperawatan Waktu

7 Februari S  :  Klien mengeluh badanya panas.


2015,

O  :  Badan klien terasa panas saat di palpasi, bibir klien


Jam 14. 00 kering dan pecah- pecah, suhu tubuh 39,2o C
DX. 1 WIB

A  :  Masalah belum teratasi

P   :  Intervensi dilanjutkan:

v  Monitori suhu tubuh klien.

v  Berikan kompres air hangat.

v  Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti


piretik.

v  Anjurkan klien minum yang banyak.

7 Februari S  :  Klien mengatakan nyaman dengan posisi setengah


2015, telungkup (Sim), mules dan nyeri masih sering terasa.

Jam 14. 00 O  :  Klien terlihat nyaman dengan posisi Sim, klien


WIB terlihat meringis dan memegangi perut saat mules terasa.
DX. 2

A  :  Masalah belum teratasi

P   :  Intervensi dilanjutkan:

v  Kaji skala nyeri klien.

v  Posisikan klien pada posisi yang nyaman.

v  Informasikan kepada klien pentinganya masukan


nutrisi dan cairan yang adekuat.

v  Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti


nyeri.

v  Observasi TTV

7 Februari S  :  Klien mengatakan BAB sudah sedikit bekurang, hari


ini klien BAB 6x terhitung sejak pagi sampai jam 14.30,

28
2015, tidak muntah, dan minum hanya 3 gelas.

Jam 14. 00 O  :  Klien terlihat lemah, mukosa bibir kering, mata


WIB cekung, berat badan 68 Kg, turgor kulit menurun, TTV:
DX. 3
T : 110/ 80 mmHg     R : 26x/ menit

P : 98x/ menit             S : 39,2o C

A  :  Masalah belum teratasi

P   :  Intervensi dilanjutkan:

v  Kaji adanya dehidrasi.

v  Catat intake dan output cairan.

v  Ukur berat badan setiap hari.

v  Kolaborasikan dengan dokter pemberian cairan


parenteral.

v  Anjurkan klien banyak minum dan mengkonsumsi


buah- buahan.

v  Observasi TTV

                      VII.            CATATAN PERKEMBANGAN

No Dx Tanggal Implementasi
Keperawata
n

1 8 Jam  :  11.30 WIB
Februari
2015 Memonitori suhu tubuh klien.

Jam *Hasil:  39, 2o C

09. 00
WIB Jam:  11. 35 WIB

Memberikan kompres air hangat.

29
Jam  :  13. 00 WIB

Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti piretik.

*Antrain 3x 1 ampul

Jam  :  13. 00 WIB

Menganjurkan klien minum yang banyak.

2 8 Jam  :  08. 00 WIB
Februari
2015 Mengkaji skala nyeri klien.

Jam *  Skala nyeri:  5 yaitu nyeri sedang (Skala nyeri menurut Hayward)

09. 00

WIB Jam  :  08. 15 WIB

Memposisikan klien pada posisi yang nyaman.

Jam  :  08. 20 WIB

Menginformasikan kepada klien pentinganya masukan nutrisi dan cairan yang ad

Jam  :  10. 00 WIB

Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti nyeri.

30
* Vomizol   :  1x 1 ampul

* Vomceran :  3x 1 ampul

* Fladex       :  3x 500 mg

* Lodia        :  2x 1 tablet

Jam  :  11. 30 WIB

Mengobservasi TTV:

T  :  110/ 80 mmHg

P  :  98x/ menit

R  :  26x/ menit

S  :  39, 2o C

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

31
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan  usus yang memberikan gejala
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu 
tubuh. (Muhamad Ardiansyah, 2012)  

 Penyebabnya terjadi karena tiga faktor berikut (Mansjoer Arief, 2000) :


1. Faktor infeksi
a. Infeksi Internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
gastroenteritis
b. Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Gastroenteritis dapat
terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
3. Faktor Psikologis

B. Saran

Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati,


cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses
penyembuhan.
perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat dehidrasi
pada klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan
sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien,
perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk
mendukung adanya proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan
diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit,
penyebab diare, pencegahan, dan penanganan

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogyakarta : Diva Press

32
Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among Adults
Visiting Emergency Departments in the United States. The Journal of Infectious Disease. 205
: 1374-1381.

Nugroho, d. T. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam .


Yogyakarta: Nuha Medika.

M.Wilkinson Judith dan R.Ahern Nancy. (2011). Buku Saku Diagnosis keperawatan.Edisi
ke-9. Jakarta: EGC

Gordon, M.(1994).nursing diagnosis: procces and application (3rd ed).st.louis: Mosby

Cecily Lynn betz & Linda A.Gowden.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, ed.5.
Jakarta : EGC

Lewis, S, M. et al.2000. Medical-surgical Nursing. Assessment and Management of clinical


problem. Missouri : Mosby Company

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Jilid 2. Edisi ke-3. Jakarta:Media Aesculapins

33

Anda mungkin juga menyukai