Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Ferry, S.Kep., Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :

1. Dinda Melinda 2020009

2. Kayla virgiana 2020013

3. Nurul Meira E 2020017

4. Ria Listiyani 2020026

PRODI D-III KEPERAWATAN AKADEMI


KEPERAWATAN BUNDA DELIMA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan

petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongannya kami

sendiri tidak akan bias menyelesaikan makalah ini dengan baik

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang

telah dititipak kepada kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai

rintangan atau masalah namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk

menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini tentang “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan

Gastritis”, tema yang akan dibahas di makalah ini telah diberikan kepada kami

dan kami akan mempelajari dengan lebih dalam. Butuh waktu yang cukup

panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik.

Semoga makalah yang kami buat bersama ini dapat dinilai dengan baik

dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan,

kami selaku penyusun dan penulis mohon kritik dan saran pembaca untuk

penyempurnaannya.

Bandar Lampung, 26 Agustus 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................2

1.3 Tujuan Masalah.................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.............................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................4

2.1 Definisi.............................................................................. 4

2.2 Etiologi.............................................................................. 4

2.3 Fatofisiologi dan Pathway.................................................6

2.4 Manajemen Klinis (Gejala Klinis)....................................8

2.5 Komplikasi........................................................................ 8

2.6 Pemeriksaan Penunjang.....................................................9

ii
2.6 Penatalaksaan Medis dan Keperawatan...........................10

BAB III Asuhan Keperawatan................................................12

3.1 Pengkajian....................................................................... 12

3.2 Data Fokus......................................................................18

3.3 Analisis Data...................................................................19

3.4 Diagnosis Keperawatan...................................................19

3.5 Prioritas Masalah.............................................................19

3.6 Rencana Keperawatan.....................................................20

3.7 Implementasi dan Evaluasi..............................................21

BAB IV Penutup.......................................................................23

4.1 Simpulan.........................................................................23

4.2 Saran............................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya

diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan

mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola

makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)

sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan

malas untuk makan (Fahrur, 2009). Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun

2001 yaitu asupan alcohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu

(15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan

Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress,

penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter Pylori

(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri

ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit

lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi

bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang

hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia

(PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001,

menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi

oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini

mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di

Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.

1
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada

perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas

sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, perih atau sakit

seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih

buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula

disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups). Bila penyakit

gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam

lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung.

Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian

Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak

ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada

keparahan. yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis?

2. Bagaimana penyebab dari gastritis?

3. Bagaimana patofisiologis dan pathway gastritis?

4. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis?

5. Apa saja komplikasi yang akan muncul di gastritis?

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang gastritis?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan kepeerawatan gastritis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami definisi dari gastritis.

2. Mengetahui penyebab dari gastritis.

2
3. Mengetahui patofisiologi dan pathway dari gastritis.

4. Memahami gejala yang ditimbulkan gastritis.

5. Mengetahui komplikasi yang akan muncul di gastritis.

6. Memahami dan mengetahui pemeriksaan penunjang gastritis.

7. Memahami dan mengetahui penatalaksaan medis dan keperawatan dari

gastritis.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Penulis dan pembaca dapat mengetahui definisi tentang gastritis.

2. Mendapatkan ilmu pengetahuan yang bertambah tentang gastritis.

3. Memberikan wawasan yang lebih luas tentang penyakit gastritis.

4. Menjadikan pembaca memiliki rasa ingin tahu tentang peran perawat

terhadap gastritis dalam keperawatan.

5. Membuat penulis dan pembaca menjadi mengetahui dan memahami

tentang penatalaksaan medis dan keperawatan dari gastritis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut,kronis,difus, atau local. Dua jenis gastritis yang

sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis

(price&Wilson,2006).

Gastritis ini berasal dari bahasa Yunani, dibagi dalam dua kata yaitu gastro

berarti lambung atau bisa diartikan perut, serta itis yang berarti inflamasi atau

yang biasa dikenal peradangan. Sedangkan istilah maag sendiri adalah kata yang

berasal dari bahasa Belanda (Netherlands) “de maag” yang berarti lambung.

Masyarakat sering menyebutnya maag di duga karena istilah ini telah dikenal

sejak dahulu kala ketika bangsa kita masih dijajah oleh Belanda, dimana rumah

sakit dan ilmu medis mereka lah yang menguasai, maka tak heran hingga saat ini

banyak istilah yang berkaitan dengan dunia kedokteran di Indonesia masih

menggunakan bahasa Belanda. Sedangkan mengenai istilah Dyspepsia, ini adalah

kata yang dikenal dalam istilah kedokteran untuk suatu masalah pada sistem

pencernaan (Suyono, 2001) dalam buku KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah

(Keperawatan Dewasa) Teori dan Contoh Askep tahun 2013.

2.2 Etiologi
Gastritis terjadi apabila penyakit tersebut hanya menimbulkan radang pada

lambung gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada

awal infeksi mukosa lambung menunjukan respon inflamasi akut dan jika

diabaikan akan menjadi kronik (sudoyo aru,dkk 2009)

4
1. Gastritis Akut
 Gastritis akut tanpa pendarahan
 Gastritis akut dengan pendarahan (Gastritis hemoragik atau Gastritis
erosiva)
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,makan makanan

yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab

penyakit. Penyebab lain dari Gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, NSAID,

lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pancreas. Bentuk

terberat dari Gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang

dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi. Pembentukan

jaringan parut dapat terjadi,yang mengakibatkan obstruksi pylorus. Gastritis juga

merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.

2. Gastritis Kronik

Inflasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari

lambung,atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. pylory). Bakteri ini memang

ada di usus dan umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi, jika bakteri ini

berkembang biak tanpa kendali, bakteri dapat menyebabkan infeksi lapisan

lambung dan usus dua belas jari. Sekitar 50% populasi dunia terinfeksi dengan H.

pylori,. Infeksi H. pylori sangat tinggi ditemukan di Asia dan negara berkembang.

5
2.3 Patofisiologi dan Pathway

1. Gastritis Akut.

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika

mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

 Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung

akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan

berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil dari

penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung

meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi

gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

 Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang

dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan

terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal

melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika

erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi

perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik.

 Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak

sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental

dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.

Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga

menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi

perdarahan serta formasi ulser.

6
 Pathway Gastritis

Obat-obatan (NISAD, H. Phylori Kafein


aspirin, sulfanomida
steroid, digitalis)
Melekat pada epitel Me produksi bikarbonat
lambung (HCO3+¿ ¿)

Mengganggu
pembentukan sawat
Menghancurkan lapisan Me kemampuan protek
mukosa lambung
mukosa lambung terhadap asam

Me barrier lambung Menyebabkan difusi


terhadap asam dan pepsin kembali asam lambung &
pepsin
Kekurangan volume cairan

Inflamasi Erosi mukosa lambung Pendarahan

Nyeri epigastrium Me tonus dan peristaltic Mukosa lambung


lambung kehilangan integritas
jaringan

Me sensori untuk makan Refluk isi duodenum


kelambung

Anoreksia
Mual Dorongan ekspulsi isi
lambung ke mulut

Muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
Nyeri akut
kurang dari kebutuhan tubuh
Kekurangan volume cairan

7
2.4 Manajemen Klinis (Gejala Klinis)
A. Gastritis akut :

Nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung maupun nyata.

Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem, mungkin juga

ditemukan erosi dan perdarahan aktif. Mukosa lambung mampu memperbaiki diri

sendiri setelah mengalmi gastristis kadang – kadang, hemoragi memerlukan

intervensi bedah. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai

usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare. Biasanya, pasien sembuh kira-kira

sehari, meskipun nafsu makan menurun selama 2/3hari kemudian.

B. Gastritis kronik :

Kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi

gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia pernisiosa,

karsinoma lambung (Win de jong ). Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus

asimopatik kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe B

pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan buruk), nyeri ulu hati setelah makan,

kembung, rasa asam atau mual dan muntah.

2.5 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,

terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian.

Ulkus, jika prosesnya hebat.

Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

8
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin

B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,

penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah.
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H. pylori dalam darah. Hasil

tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada

suatu waktu dalam hidupnya,tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut

terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang

terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.

2. Pemeriksaan pernafasan.

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.pylori atau

tidak.

3. Pemeriksaan feces.

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang

positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.pemeriksaaan.

4. Endoskopi saluran cerna bagian atas.

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian

atas yang mungkin tidak telihat dari sinar -X.

5. Ronsen saluran cerna bagian atas.

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan

lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum

dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih

jelas ketika di ronsen.

9
2.7 Penatalaksaan Medis dan Keperawatan
1. Gastritis Akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologi nya diet lambung

dengan porsi kecil dan sering. obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi

asam lambung berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,

antikonergik dan antasid juga ditunjukkan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat

dan prostaglandin.

Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien

dengan resiko tinggi,pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan

menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta dengan pengobatan

suportif pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dah dan

antagonis H2 sehingga pencapaian lambung, meskipun hasilnya masih jadi

perdebatan, tetapi pada umumnya tetap dianjurkan. pencegahan ini terutama bagi

pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat. untuk

pengguna aspirin atau anti inflamasi non steroid pencegahan yang terbaik adalah

dengan Misaprostol, atau Derivat Prostaglandin.

Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan

menghindari alkohol dan makanan sampai gelaja berkurang. Bila gejala menetap,

diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa

dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena

alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya perforasi

2. Gastritis kronis

10
Faktor utama ditandai oleh kondisi progresif epitel kelenjar disertai sel

parietal dan sel-sel dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai

permukaan yang rata gastritis kronis ini digolongkan menjadi dua kategori tipe a

(Al trofik atau fundal) dan tipe b (antral).

Gastritis kronis tipe a disebut juga gastritis atrofik atau fundal karena

gastritis terjadi pada bagian fundus lambung. Gastritis kronis tipe a merupakan

suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel

parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik. Tidak adanya sel parietal dan cie

vcell dapat menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.

Gastritis kronis tipe b disebut juga sebagai gastritis antral karena umumnya

mengenai daerah atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan

gastritis kronis tipe a titik penyebab utama gastritis tipe b adalah infeksi kronis

oleh helicobacter pylori faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah asupan

alkohol yang berlebihan, merokok dan refluks yang dapat mencetuskan terjadinya

ulkus peptikum dan karsinoma.

Pengobatan gastritis kronis bervariasi tergantung pada penyakit yang

dicurigai titik bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotik untuk

membatasi helicobacter pylori. Namun demikian lesi tidak selalu muncul dengan

gastritis kronis alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus

dihindari titik bila terjadi anemia defisiensi besi (yang disebabkan Oleh

perdarahan kronis), sakit ini harus diobati. Pada anemia pernisiosa harus diberi

pengobatan vitamin b12 dan terapi yang sesuai titik gastritis kronis diatasi dengan

memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai farmakoterapi titik

helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tetrasiklin atau

11
amoxilin) dan garam bismuth (pepto bismol). Pasien dengan gastritis tipe a

biasanya mengalami Mel absorbsi vitamin b12.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.Y
PENYAKIT GASTRITIS

Ruang : Mawar

RM : 134567

Tanggal Pengkajian : 25 Agustus 2021

Pukul/Waktu : 11.00 WIB

3.1 Pengkajian

a. Biodata/Data Dasar

1) Nama : Ny. Y

2) Jenis Kelamin : Perempuan

3) Umur : 42 Th

4) Agama : Islam

5) Status Perkawinan : Menikah

6) Pendidikan Terkahir : SLTA

7) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

8) Alamat : Teluk

9) No.Rekam Medik : 134567

10) Tanggal Pengkajian : 25 Agustus 2021

b. Diagnosa Medis : Gastritis

c. Keluhan Utama (saat pengkajian) :

12
Klien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati.

d. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien dating ke puskesmas pada tanggal 25 agustus 2021 dengan keluhan

nyeri ulu hati dank lien mengtakan setiap pagi setelah bangun tidur sering

merasa sakit perut sebelah kiri seperti diremas juga terasa panas,klien juga

tampak gelisah

e. Riwayat Kesehatan/Penyakit Yang Lalu :

Klien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya. Klien tidak pernah

punya penyakit menular.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit

keturunan seperti penyakit DM dan hipertensi. Serta penyakit menular

seperti hepatitis dan TBC.

g. Pola Aktivitas Sehari-hari :

1) Pola Persepsi – Peneglolaan Pemeliharaan kesehatan :

Klien mengatakan sebelum sakit dia beraktifitas seperti biasanya,setelah

sakit klien mengatakan lebih banyak dibantu saat beraktifitas.

2) Pola Aktivitas Latihan (Kemampuan Perawatan Diri) :

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan & minum 


Mandi 
Berpakaian 
Toileting 

13
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Berjalan 
Naik tangga 

Alat Bantu (Ceklist/˅) :

______ Tidak menggunakan ______ Walker

______ Kruk ______ Kursi Roda

______ Tongkat ______ Pispot

Lain-lain, sebutkan : …………………………………

3) Pola Nutrisi dan Metabolik

Klien mengatakan susah makan karna sering mual dan muntah.

4) Pola Eliminasi

Klien mengatakan BAK 4-7× sehari

5) Pola Cairan

Asupan Cairan : (…………) Oral

(…………) Parental/Infus

(…………) Enteral/NGT

Volume : Oral……………………………….cc/hari

Parental/Infus……………………..cc/hari

Enteral…………………………….cc/hari

Jenis Cairan : Oral………………………………..

Parental……………………………

Volume total/ intake cairan : Oral/Oral + Parental

6) Pola Tidur-Istirahat

14
Klien mengatakan sulit tidur karna nyeri ulu hati.

7) Kebersihan Diri

Klien tampak bersih.

8) Pola Kognitif-Perseptual

Sebelum sakit klien mengatakan rajin ibadah, namun saat sakit masih

rajin ibadah walaupun menahan rasa nyeri.

9) Pola Toleransi Koping Stress/Persepsi Diri/Konsep Diri

Klien mengatakan tpenyakitnya tidak berpengaruh kepada konsep

dirinya.

10) Pola Seksualitas/Reproduksi

Klien mengatakan tidak ada masalah.

11) Pola Peran-hubbungan

Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik, serta hubungan pasien

dengan lingkungannya tampak baik

12) Pola Nilai-Keyakinan

Klien sering menghadiri pengajian masjid di lingkungannya, klien

tampak religious.

h. Riwayat Psikososial

Psikososial klien tampak tidak ada masalah.

i. Pemeriksaan Fisik

1) Tekanan darah : 100/60mmHg

2) Pernafasan : 24×/menit

3) Nadi : 90×/menit

4) Suhu : 36,6 °C

15
5) TB/BB : 155Cm /52Kg

6) Pemeriksaan Kepala Leher

a. Kepala : Rambut terlihat bersih dan tidak berketombe

b. Mata : Simestris kiri dan kanan konjungtiva, tidak

anemis,sklera tidak ictris.

c. Hidung : Tidak ada secret

d. Telinga : Daun telinga simestris, pendengaran baik.

e. Mulut : Mukosa bibir kering

f. Leher : Tidak ada pembesaran CVP kelenjar tyroid

7) Pemeriksaan Integumen (Kulit)

Kulit berwarna sawo matang, turgor kulit elastis.

8) Pemeriksaan Thorax (Dada)

Paru – paru

I : Simestris kiri kanan

P : Vocal premitus kiri dan kanan

P : Bunyinya sonor

A : Suara nafas vesikuler

Jantung

I : Ictus cordius tidak terlihat

P : Ictus cordius teraba

P : Ditemukan batas – batas jantung

16
A : Bunyi jantung 1 dan 2 teratur, tidak ada bunyi tambahan

9) Pemeriksaan Abdomen (Perut)

Abdomen

I : Simestris kiri dan kanan

A: Bising usus (+) 15x/menit

P : Tympani

P : Perut terasa nyeri saat ditekan skala nyeri 5 (nyeri sedang)

10) Pemeriksaan Genitalia

Genetalia bersih dan tidak terpasang kateter.

11) Pemeriksaan Ekstremitas

Atas : Ekstremitas tidak ada masalah pergerakan normal.

Bawah : Tidak ada kelainan

Nilai Kekuatan Otot :

5 5
5 5

j. Pemeriksaan Penunjang

1) Radiologi : Ronsen saluran cerna bagian atas (untuk melihat

akan adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya)

2) Hematologi : Pemeriksaan darah (untuk memeriksa adanya anti

body H.Pylori dalam darah)

k. Penatalaksanaan :

1) Medis :

17
Gastritis akut diatasi dengan mengintruksikan pasien untuk

menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berkurang.

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,

meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan memulai farmakoterapi

H.Pilory data diatasi dengan antibiotic.

2) Keperawatan :

1. Tirah baring

2. Mengurangi stress

3. Diet

3.2 Data Fokus

Data Subjektif :

1. Klien mengatakan nyeri ulu hati

2. Klien mengatakan nyeri seperti diremas – remas

3. Klien mengatakan daerah ulu hati terasa panas

4. Klien mengatakan sering mual dan muntah

5. Klien mengatakan tidak nafsu makan

6. Klien mengatakan lemas

Data Objektif :

1. Klien tampak meringis,sambil memegang perutnya

2. Klien tampak lemas

3. Skala nyeri 5 (Nyeri Sedang)

18
3.3 Analisis Data

Nama Klien : Ny. Y


Umur : 42 Th
No. Register : 134567
Ruang : Mawar
DATA MASALAH ETIOLOGI

Ds : Nyeri Akut Agen


1. Klien mengatakan nyeri ulu pencedera fisiologis.
hati
2. Klien mengatakan nyeri
seperti diremas – remas
3. Klien mengatakan daerah ulu
hati terasa panas
Do :
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak lemas
3. Skala nyeri 5 (sedang)
Ds : Risiko Defisit Faktor Psikologis
Nutrisi
1. Klien mengatakan sering mual (keengganan menelan
dan muntah makanan).
2. Klien mengatakan tidak nafsu
makan
Do :
1. Klien tampak lemas
2. Membran mukosa pucat

3.4 Diagnosis Keperawatan

19
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d tampak meringis.

2. Risiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis.

3.5 Prioritas Masalah

1. Nyeri Akut

2. Resiko Defisit Nutrisi

3.6 Rencana Keperawatan


(Masukan 3 prioritas Diagnosa Keperawatan)
Nama Klien : Ny. Y
Umur : 42 Th
No. Register : 134567
Ruang : Mawar

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN (SLKI) (SIKI)
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Identifikasi skala Mengidentifikasi dan
pencedera fisiologis intervensi keperawatan nyeri . mengelola
selama 2x24 jam maka 2. Identifikasi factor pengalaman sensorik
nyeri akut menurun yang memperberat atau emosional yang
dengan kriteria hasil : memperingan nyeri. berkaitan dengan
1.Keluhan nyeri (5) 3. Jelaskan strategi kerusakan jaringan
2.Meringis (5) meredakan nyeri. atau fungsional
3.Gelisah (5) 4. Anjurkan dengan onset
memonitor nyeri mendadak atau lambat
secara mandiri dan berintensitas
ringan hingga berat
dan konstan.
2 Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Berikan makanan Mengidentifikasi dan
d.d faktor psikologis intervensi keperawatan dalam porsi sedikit mengelola
(keengganan selama 2x24 jam maka tapi sering. pengeluaran makanan
menelan makanan) Risiko defisit nutrisi 2. Monitor asupan dan cairan yang

20
membaik dengan dan keluarnya berlebihan.
kriteria hasil : makanan dan cairan
1. Nafsu makan (5) serta kebutuhan
2. Membran mukosa (5) kalori.
3. Mual dan Muntah (5) 3.Kolaborasi dengan
ahli gizi.
4. Berikan diet,
makanan ringan
yang disukai oleh
pasien

3.7 Implementasi dan Evaluasi


Nama Klien : Ny. Y
Umur : 42 Th
No. Register : 134567
Ruang : Mawar

NO DX HARI/ JAM TINDAKAN TT EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN (SOAP)
1 Rabu 10.00 1. Mengidentifikasi skala Perawat S : Klien
25 agustus 2021 WIB nyeri . mengatakan sudah
2. Mengidentifikasi factor tidak merasa nyeri
yang memperberat dibagian ulu hati.
memperingan nyeri. O:
3. Menjelaskan strategi 1. Klien sudah tidak
meredakan nyeri. gelisah
4. Menganjurkan memonitor 2. Klien sudah tidak
nyeri secara mandiri meringis kesakitan.
3. Skala nyeri 2.
A : Tujuan teratasi
P : Hentikan
intervensi

21
2 Rabu 11.00 1.Memberikan makanan Perawat S : Klien
25 agustus 2021 WIB seporsi tapi sering. mengatakan sudah
2.Memonitor asupan dan mau mau makan
keluarnya makanan dan Dan tidak mual dan
cairan serta kebutuhan kalori. muntah.
3.Mengkaloborasi dengan O:
ahli gizi. 1. Klien tidak
4.Memberikan terlihat lemas.
diet,makanan ringan yang 2. Membran mukosa
disukai oleh pasien. tidak pucat.
A : Tujuan Teratasi
P : Hentikan
Intervensi

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

22
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut,kronis,difus, atau local. Dua jenis gastritis yang

sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis

(price&Wilson,2006).

Gastritis terjadi apabila penyakit tersebut hanya menimbulkan radang pada

lambung gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada

awal infeksi mukosa lambung menunjukan respon inflamasi akut dan jika

diabaikan akan menjadi kronik (sudoyo aru,dkk 2009)

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu Gastritis Akut dan Gastritis Kronik. Gastritis

Akut terjadi akibat zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi

mukosa lambung. Nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung

maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem,

mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif.

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak

sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental

dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.

Kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi

gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia pernisiosa,

karsinoma lambung (Win de jong ).

3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa

23
Agar mahasiswa dapat memperbaiki serta memperhatikan pembuatan makalah

selanjutnya, khususnya tentang penyakit gastritis.

2. Bagi institusi

Memberikan masukan atau inovasi baru bagi institusi untuk lebih baik dalam

memberikan ilmu pengetahuan.

3. Bagi pembaca

Agar pembaca dapat menerapkan dan memahami tentang apa saja hal yang

menarik dalam membahas tentang gastritis.

24
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth Edisi 8. “ Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”

NIC-NOC 2005. “Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis &

NANDA, Jilid 2”

Priscilla LeMone, RN, DSN, FAAN 2012. “Buku Keperawatan Medikal Bedah

Gangguan Gastointestinal, Jilid 5”

Asipin, Reni Yudi. 2014. “Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Jilid 2”

Jakarta: P.O. BOX Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Angkow, Julia 2014. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Gastritis”

Purwanto Hadi 2016. “Keperawatan Medical Bedah II”

Wahyu, Andri 2011. “Maag dan Gangguan Pencernaan”. Jakarta: PT Sunda

Kelapa Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai