Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN

GASTERITIS DI PANTI WERDHA BANDUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gerontik

Nadirawati, S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Elsa Silpia 211119001

Fitri Damayanti 211119007

Intan Safitri 211119010

Riska Nur Aisah 211119026

Maya Maesaroh 211119035

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

Jl. Terusan Jend. Sudirman, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi,
Jawa Barat 40633
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas membuat makalah
tentang “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gasteritis Di Panti Werdha
Bandung” .

Sekaligus pula saya sampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk


Ibu Nadira.,Skp.,Mkep. selaku dosen mata kuliah Gerontik yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu


berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gasteritis Di Panti Werdha
Bandung.

Di akhir kami berharap makalah kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca.Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Cimahi, 06 April 2021

Hormat kami

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
A. Pengertian ...................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis........................................................................................4
D. Patofisiologis................................................................................................5
E. Pemeriksaan Penunjang............................................................................7
F. Penatalaksanaan ........................................................................................7
a. Komplikasi.................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................8
Asuhan Keperawatan............................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………
………………………..11
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastroenteritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit
yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan
disepelekan oleh penderitanya.Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung
yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan.Hal ini
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya
merasa akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini
dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung.
Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan
peningkatan kanker perut.
Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50 peringkat
utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus
218.500 (yanmed DEPKES RI ).
Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang
laki-laki lebih banyak daripada wanita.Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis
karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Faktor-faktor lain yang
berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit
maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian keperawatan pada pasien lansia dengan Gasteritis?
2. Apa diagnosa keperawatan pada lansia dengan Gasteritis?
3. Bagaimana perencanaan keperawatan pada lansia dengan Gasteritis?
4. Bagaimana implementasi keperawatan pada lansia dengan Gasteritis?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan Gasteritis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada pasien lansia dengan
Gasteritis
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada lansia dengan Gasteritis
3. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada lansia dengan Gasteritis
4. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada lansia dengan Gasteritis
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan Gasteritis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada
tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap konsisi stress fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan


atau pengikisan.Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang fungsinya untuk
menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan.Lapisan lambung
dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadi iritasi pada lapisan
tersebut.Saat lendir tersebut hilang, iritasi bisa terjadi pada lambung.Gastritis dibagi
menjadi dua, berdasarkan jangka waktu perkembangan gejalanya.Yang pertama
adalah gastritis akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba) dan yang kedua adalah
kronis (perkembangannya secara perlahan).Istilah gastritis juga dikenal sebagai
iritasi lambung atau radang lambung yang bisa muncul secara tiba-tiba dan dalam
waktu yang relatif lama.Meskipun gejala gastritis mirip maag, tetapi gastritis
berbeda dengan penyakit tersebut.

Gastritis terbagi menjadi akut dan kronis. Dalam kondisi gastritis akut, iritasi akan
muncul tiba-tiba. Umumnya, akan muncul nyeri ulu hati yang parah walau hanya
sementara sebagai gejala yang ditimbulkan. Pada gastritis kronis, iritasi di lambung
berlangsung lambat tetapi akan terjadi dalam kurun waktu yang relatif lebih lama.
Nyeri yang disebabkan dari iritasi lambung yang kronis ini tidak separah
dibandingkan dengan gastritis akut tetapi akan terjadi pada waktu yang lama. Iritasi
ini dapat mengubah struktur lapisan lambung dan mempunyai risiko menjadi
kanker.Penyakit ini juga dapat menyebabkan gastritis erosif, atau terjadinya
pengikisan lambung.Pengikisan tersebut bisa menyebabkan luka dan pendarahan pada
lambung.Meskipun kondisi tersebut terbilang jauh lebih jarang dibandingkan dengan
gastritis erosif.

B. Etiologi
Etiologi gastriris sering kali akibat dari setres

1. Endotoksin bakteri masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi kafien


alkohol dan aspirin merupakan agen-agen penyebab yang sering
2. Penyebab lain adalah obat-obatan seperi sulpanamida steroid
3. Beberapa makanan berbumbu termasuk lada,cuka dapat menyebabkan gejala
yang mengaruh pada gastritis
4. Astritis krosit umumnya disebabkan akibat minum alkohol berlebihan teh panas
merokok merupakan predisposisi timbilnya gastritis atropik
5. Pada kasus anemia peminiosa patogenesis agaknya berkaitan dengan gangguan
mekanisme imumotologi kebanyakan penderita mempunyai antibodi terhadap
sel parietal dalam darahnya. Lebih spesifik lagi penderita ini juga mempunyai
antibodi terhadap faktor intrinsik.

C. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut
Gambaran klinis meliputi:
a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
c. kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan.
d. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
e. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi
f. Tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
g. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun
h. Nafsu mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk
gejala defisiensi vitamin B12 .pada gastritis tipe B, pasien mengeluh
anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung,
rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001)

D. Patofisiologis
Patofisiologi disertai Web of Caution (WOC)
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien
yang mengalami strees akan terjadi perangsangan sarafsimpatis NV (Nervus
Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam
lambung akan menimbulkan rasa mual,muntah dan anoreksia.Zat kimia
maupun makanan yang merangsangakan menyebabkan sel epitel kolumner,
yang berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar
tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus
bervariasi diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah
fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini
ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.Respon mukosa
lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu
timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup
penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,
sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan(Price
dan Wilson, 2000).

2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H.pylory )
Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering
disebut sebagai gastritis autoimun ) diakibatkan dari perubahan sel parietal,
yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan
penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau
korpus dari lambung. Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis )
mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum)
ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau
pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi
usus kedalam lambung (Smeltzer dan Bare, 2001).

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
2. Biopsi mukosa lambung
3. Analisa cairan lambung
4. Pemeriksaan barium
5. Radiologi abdomen
6. Kadar Hb, Ht, pepsinogen darah
7. Feses bila melena

F. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut :
a. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
b. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dijumpai atau ditemukan
c. Pemberian obat-obatan H2 blocking, antasid atau obat-obatan ulkus
lambung yang lain
2. Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang
harus diperhatikan ialah penyakit-penyakit lain yang keluhannya dapat
dihubungkan dengan gastritis kronik.Anemia yang disebabkan oleh gastritis
kronik biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat
besi, tergantung dari defesiennya.

G. Komplikasi
komplikasi pada gastritis akut adalah :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
kadang-kadang perdarahan cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat
3. Jarang terjadi perforasi komplikasi pada gastritis kronik adalah :
a. Atropi lambungdapat menyebabkan gangguan penyerapan terutama
terhadap vitamin B12. gangguan penyerapan terhadap vitamin B12
selanjutnya dapat menyebabkan anemia yang secara klinik hampir sama
dengan anemia pernisiosa keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa
antibodi terhadap faktor intrinsik. selain vitamin B12 penyerapan besi
juga dapat terganggu.
b. Gastritis kronik antrum pilorum dapat menyebabkan penyempitan
daerah antrum pilorum. gastritis kronik sering dihubungkan dengan
keganasan lambung, terutama gastritis kronik antrum pylorus.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien

Nama : Ny.S Jenis Kelamin : P

Umur : 75 Tahun Suku : Sunda

Alamat : Cimahi Agama : Islam

Pendidikan : SMA Status Perkawinan : Menikah

Tanggal masuk ke panti : Tanggal Pengkajian : 01/04/2021

2. Status Kesehatan Saat ini


: Pasien mengeluh nyeri di bagian ulu
hati , tidak nafsu makan ,dan sering
Keluhan Utama merasa mual muntah.
: Pasien merasakan sering merasa mual
dan muntah disertai nyeri ulu hati ketika
perut nya kosong , pasien mengatakan
sakit nya ini kurang lebih terjadi sekitar 1
Riwayat Penyakit Sekarang bulan.
Riwayat kesehatan Dahulu : Tidak Ada
3. Riwayat Kesehatan keluarga : Tidak Ada
4. Pengkajian Data Fokus :

 Keadaan umum : Tampak Lemah


 Kesadaran ` : Composmentis, GCS 15, E4V5M6
 Tanda-tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5
Respirasi : 20 x/menit
Kepala dan Wajah :
Normal, simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema,
penyebaran ambut merata, warna rambut putih (beruban), kebersihan bersih.

Mata :
Posisinya sejajar, konjungtiva merah muda, reaki pupil terhadap cahaya (+),
saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan, penglihatan kurang tajam.

Telinga :
Simetris, tidak ada lesi, telinga bersih, tidak ada nyeri tekan.

Mulut :
Bibir simetris, tidak ada sianosis, tidak ada pembesaan tonsil, dapat
membedakan rasa, gigi sudah tidak lengkap, mukosa bibir kering.

Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan reflek menelan (+).

Sistem Pernapasan :
Tidak ada retraksi dinding dada, tidak menggunakan alat bantu pernafasan,
bentuk dada simetris, tidak ada penurunan taktil premitus, lapang paru
terdengar suara normal, penurunan suara resonan, respirasi 22x/menit.
Sistem Kardiovaskuler :
Terlihat adanya denyutan iktus cordis yang terletak di ICS 5 kiri, pada saat di
auskultasi terdengar suara lup dup, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan.
Sistem Gastrointestinal :
Bentuk abdomen simetris, bising usus Hiperaktif terdengar 20 x/menit.
Nafsu makan kurang, BAB lancer tidak ada keluhan , frekuensi BAB 1x
sehari saat dipalpasi terdapat nyeri tekan dibagian abdomen bagian atas.

Sistem Muskulskeletal :
Pergerakan tangan baik, tidak ada clubing finger, tidak ada edema,
pergerakan kedua kaki baik, CRT < 3 detik.

5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


1. Psikososial :Saat dilakukan pengkajian klien mampu berinteraksi
dengan baik, status emosi pasien stabil, klien senang apabila orang lain
mendengarkan ceritanya.
2. Identifikasi Masalah Emosional :
Pertanyaan Tahap 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur ? Klien mengatakan sukar
tidur pada malam hari karena sering merasa sakit tiba-tiba di
bagian ulu hati.
 Apakah klien sering merasa gelisah ? Klien tidak merasakan
gelisah.
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? Klien
mengatakan bahwa ia tidak sering menangis karena pasien merasa
bahagia.
 Apakah klien sering was-was atau kuatir ? Klien mengatakan tidak
merasakan khawatir.
Pertanyaan Tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
Pasien mengatakan bahwa ia mengeluh sakit seperti ini sudah lebih
dari 1 bulan.
 Ada masalah atau banyak pikiran ?pasien mengatakan ketika ia di
rumah sering merasakan banyak fikiran.
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ? pasien mengatakan
tidak ada permasalahan di dalam keluarganya
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ?pasien
mengatakan tidak mengonsumsi obat tidur.
 Cenderung mengurung diri ?pasien mengatakan tidak pernah
mengurung diri.
Spiritual :
Pasien beragama islam, dan selalu melaksanakan ibadah sholat
setiap 5 waktu pada waktunya dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

6. Pengkajian Fungsional Klien


1. KATZ Indeks :
Termasuk/katagori yang manakah klien ?
Pasien termasuk kategori Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke
toilet, dan satu fungsi lainnya.
2. Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien ?
NO. KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 5 10 Frekuensi :3x/hari
Jumlah : ½ porsi
Jenis : Nasi,
Sayur,
Lauk pauk
2. Minum 5 10 Frekuensi : 1500
cc/hari
Jumlah : 1 botol
besar ukuran 1,5 L
Jenis : air putih
3. Berpindah 5-10 15 Klien dibantu oleh
dari kursi tongkat/pegangan
roda ke yang ada
disampingnya
4. Personal 0 5 Frekuensi : 2x /
toilet (Cuci hari
muka,
menyisir
rambut,
gosok gigi)

5. Keluar 5 10 Pasien melakukan


masuk toilet Mandi dibantu
(mencuci dengan keluarga,
pakaian, sesekali diseka.

menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 1x/hari
7. Jalan di 0 5 Pasien jika jalan
permukaan membutuhkan
datar bantuan oleh
tongkat
8. Naik turun 5 10 Pasien
tangga memerlukan
bantuan dengan
Diberikan
pegangan
oleh orang
9. Mengenakan 5 10 Pasien
pakaian mengenakan
pakaian dibantu
oleh perawat/
keluarga
10. Kontrol 5 10 Frekuensi : 1x/hari
bowel (BAB) Konsistensi :
normal
11. Kontrol 5 10 Frekuensi : 10
bladder 15x/ hari
(BAK) Warna : kuning
12. Olah 5 10 Frekuensi : 1x/2
raga/latihan hari
Jenis : senam
13. Rekreasi/ 5 10 Jenis : Jalan jalan
pemanfaatan ke taman
waktu luang Frekuensi : 1
minggu/ sekali

Total : 70 (Ketergantungan Sebagian)


Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
7. Pengkajian Status Mental Gerontik
1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan
menggunakan Short Portable Mental Status Questioner
(SPSMQ)
BENAR SALAH NO. PERTANYAAN
 01 Tanggal berapa hari ini ?
 02 Hari apa sekarang ini ?
 03 Apa nama tempat ini ?
 04 Dimana alamat Anda ?
 05 Berapa umur Anda ?
 06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun
lahir)
 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
 09 Siapa nama ibu Anda ?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun.
=8 =2
Score Total = 2 salah

Implementasi Hasil :
a. Salah 0 –3 : Fungsi intelektual utuh.
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan


menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) :

 Orientasi  Kalkulasi
 Registrasi  Mengingat kembali

 Perhatian  Bahasa

NO. ASPE NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKS KLIEN
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan
benar :
 Tahun 2021
 Tanggal 04
 Musim Hujan
 Hari Senin
 Bulan April
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang
berada ?
 Negara Indonesia
 Propinsi Jawa
Barat
 Kota Cimahi
 PSTW ……
 Wisma …….
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek
(oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan
masing-masing obyek.
Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek
tadi. (Untuk disebutkan )
 Obyek Buku
 Obyek Kucing
 Obyek Kursi
3. Perhatian 5 3 Minta klien untuk memulai
dan dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat.
 93
 86
 79
 72
 65
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga obyek
pada No 2 (registrasi) tadi.
Bila benar, 1 point
untuk masing-masing
obyek.
5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien
suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien.
 (jam tangan)
 (pensil)

Minta klien untuk


mengulang kata berikut :
“tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai
satu point.
 Pernyataan benar 2
buah : tak ada,
tetapi.

Minta klien untuk


mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3
langkah :
“Ambil kertas di tangan
Anda, lipat dua dan taruh
di lantai”.

 Ambil kertas di
tangan Anda
 Lipat dua
 Taruh di lantai

Perintahkan pada klien


untuk hal berikut
(bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
 “Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien


untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar.
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
TOTAL NILAI = 26

Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

3. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia (Tinneti, Me,


Dan Ginter, SF, 1998)
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama
dalam bergerak, dari kedua komponen tersebut dibagi lagi
dalam beberapa gerakan yang perlu diobservasi oleh
perawat. Kedua komponen tersebut adalah :

NO. KRITERIA KETERANGAN NILAI


1. Bangun dari Pasien bangun dari kursi, dengan 1
kursi mendorong tubuhnya ke ujung kursi
lalu diangkatkan tubuhnyadengan
berpegangan ke kursi
2. Duduk ke Pasien mulai duduk lagi ke kursi 1
Kursi Dengan memegang tumpuan
3. Menahan Dilakukan pendorongan ke sternum 0
dorongan pasien 3x

sternum
4. Klien Pasien memegang tumpuan, satu 1
menggeraka kaki diangkat tidak menyentuh
n kaki sisiannya

menggeraka
nkaki
5. Mata Pasien memegang tumpuan, satukaki 1
tertutup diangkat tidak

menyentuhsisiannya dengan mata


tertutup
6. Perputaran Pasien menggerakan kaki dan 1
leher Memegang obyek dan mengeluh
pusing
7. Gerakan Pasien tidak mampu menggapai 0
menggapai sesuatu karena tidak kuat.
sesuatu

8. Membungk Pasien mampu membungkuk 1


uk mengambil kertas namun perlu
bantuan dukungan untuk bangun
9. Meminta Pasien berjalan ketempat tidur 1
klien namun sedikit berhenti
berjalanKet karenapusing, ragu-ragu melangkah
empat yang
di tentukan

yangtentuka
n
10. Ketinggian Pasien berjalan dengan menggeser 0
kaki
kaki

11. Kontinuitas Langkah pasien tidak konsisten 0

kaki

Hasil 9 (Risiko Jatuh Sedang)

8. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Faktor agen Nyeri Akut
 klien mengatakan nyeri di bagian pencederaan
ulu hati fisiologis,
 klien mengatakan sakit dibagian kimiawi fisik
abdomen atas
 Pasien mengatakan apabila telat Respon nyeri
makan perut terasa sakit
 Klien mengatakan menjadi sulit
tidur ketika asam lambung Menekan saraf
meningkat.
Nyeri
DO : dipersepsikan
 Nyeri tekan pada daerah ulu hati
 Pasien tampak meringis kesakitan
sambil memegang perutnya. Nyeri Akut
 Adanya nyeri tekan pada abdomen.
Skala nyeri 4-5 (sedang)
 Pasien tampak gelisah
 TTV:
- TD. 130/80 mmhg
- N. 85 x /menit
- S. 36,5 o C
- RR. 20 x / menit
DS : Iritasi lambunhg Nausea
 Pasien mengatakan sering merasa
mual ketika telat makan Mual muntah
 Pasien mengatakan badan menjadi
lemas ketika terjadi mual muntah.
nausea
DO :
 Pasien terlihat lemas
 Pasien tampak pucat
 TTV :
- TD. 130 /80 mmhg
- N . 80 x / menit
- S . 36,5 o C
- RR. 20 x/ menit

9. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)


1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan klien mengatakan nyeri di ulu hati.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung ditandai dengan pasien mual
muntah

10. Perencanaan Keperawatan


NO. DX. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri Setelah dilakukan Manajemen Manajemen


akut b.d intervensi Nyeri Nyeri
agen keperawatan Observasi : Observasi :
pencedera selama 1x24 jam
fisiologis maka tingkat  Identifikasi  Untuk
d.d nyeri nyeri menurun lokasi, mengetahui
di bagian dengan kriteria karakteristik, lokasi,
ulu hati hasil : durasi, frekuensi karakteristik,
kualitas dan durasi,
 keluhan intensitas nyeri frekuensi
nyeri  Identifikasi skala kualitas dan
menurun nyeri intensitas
 gelisah  Identifikasi nyeri
menurun respon nyeri non  Untuk
 meringis verbal mengetahui
menurun  Identifikasi skala nyeri
faktor yang pasien
 pola tidur
membaik memperberat dan  Untuk
memperingan mengetahui
nyeri respon nyeri
 identifikasi non verbal
pengetahuan dan kliren
keyakinan  Untuk
tentang nyeri mengetahui
 Identifikasi faktor yang
pengaruh budaya memperberat
terhadap respon dan
nyeri. memperingan
 Monitor nyeri
keberhasilan  Untuk melihat
terapi pengetahuan
komplementer dan keyakinan
yang sudah tentang nyeri
diberikan  Untuk
 Monitor efek mengetahui
samping pengaruh
penggunaan budaya
analgetikperiode terhadap
dan pemicu respon nyeri.
nyeri.  Untuk melihat
 Jelaskan strategi terapi
meredakan nyeri komplementer
 Anjurkan yang sudah
memonitor nyeri diberikan
secara mandiri  Agar tau efek
 Anjurkan samping
menggunakan penggunaan
analgetik secara analgetik
tepat periode dan
 Ajarkan teknik pemicu nyeri.
nonfarmakologis  Agar
untuk pengetahuan
mengurangi rasa klien tentang
nyeri strategi
meredakan
Kolaborasi : nyeri
meningkat
 Kolaborasi  Untuk
pemberian memandirikan
analgetik jika klien ketika
perlu. memonitor
nyeri secara
Terapeutik :
mandiri
 Berikan teknik  Untuk
nonfarmakologis mempercepat
untuk penyembuhan
mengurangi rasa  Untuk
nyeri mempercepat
 Kontrol penyembuhan
lingkungan yang
memperberat Kolaborasi :
rasa nyeri
 Fasilitasi  Untuk
istirahat dan mempercepat
tidur penyembuhan
 Pertimbangkan Terapeutik :
jenis dan sumber
nyeri dalam  Untuk
pemilihan mempercepat
strategi penyembuhan
meredakan nyeri  Untuk member
Edukasi : rasa nyaman
kepada pasien
Jelaskan penyebab,  Untuk member
pemicu nyeri kenyamanan
 Untuk
mempercepat
penyembuhan
Edukasi :

Untuk
meningkatkan
pengetahuan
klien

2. Nausea Setelah dilakukan Manajemen Mual Manajemen


berhubunga intervensi Mual
n dengan keperawatan  Observasi
 identifikasi Observasi
iritasi selama 1x24 jam pengalaman  Untuk
lambung maka tingkat mual mengetahui
ditandai nyeri menurun  identifikasi penyebab
dengan dengan kriteria isyarat mual
pasien mual hasil : Nonverbal  Untuk
muntah ketidaknyaman mengetahui
 Prasaan an (Miss, bayi, syarat non
ingin anak anak, dan verbal
muntah mereka Dan ketidaknyama
menurun mereka yang nan
 Pucat tidak dapat  Untuk
membaik berkomunikasi mengetahui
 Nafsu secara efektif) dampak mual
makan  identifikasi  Untu
membaik dampak mual mengetahui
terhadap asupan kalori
kualitas hidup dan nutrisi
(miss, nafsu Terapeutik
makan,  Untuk
aktivitas, mengurangi
kinerja, penyebab mual
tanggung jawab  Untuk
peran, dan mengurangi
tidur) penyebab mual
 identifikasi  Untuk
faktor meningkatkan
penyebab mual nafsu makan
(miss,  Untuk
pengobatan dan mempercepat
prosedur) penyembuahn
 monitor asupan Edukasi.
nutrisi dan  - untuk
kalori mempercepat
Terapeutik penyembuhan
 Kendalikan  Untuk
faktor mengurangi
lingkungan mual
penyebab mual  - untuk
(miss, bau tak mempercepat
sedap, suara dan penyembuhan
rangsangan Kolaborasi.
visual yang tidak - untuk
menyenangkan)
mempercepat
 kurangi atau
hilangkan penyembuhan
keadaan
penyebab mual
(miss
kecemasan,
ketakutan,
kelelahan)
 Berikan
makanan dalam
jumlah kecil dan
menarik
 Berikan
makanan dingin,
cairan bening,
tidak berbau dan
berwarna, jika
perlu.
Edukasi.
 - Anjurkan
istirahat dan
tidur yang cukup
 - Anjurkan
sering
membersihkan
mulut dan
kecuali tidak
merangsang
mual
 - Anjurkan
makanan tinggi
karbohidrat dan
rendah lemak
Kolaborasi.
 - Kolaborasi
pemberian
antiemetik, jika
perlu

11. Implementasi Dan Evaluasi

NO. DX. WAKTU& IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


KEP TANGGAL

1. Dx ke Selasa 04-08- Observasi : S : Klien elsa


-1 2020 mengatakan
- Mengidentifikasi sudah tidak
08.20 - 08.30 lokasi,
nyeri lagi
karakteristik, dibagian ulu
durasi, frekuensi hati nya
kualitas dan
intensitas nyeri O : pasien
sudah tidak
R: Pasien tampak meringingis
meringis dan gelisah
- Mengidentifikasi -sudah tidak
skala nyeri ada nyeri
R : pasien tampak tekan
meringis A : Masalah
- Mengidentifikasi sudah teratasi
faktor yang P : Intervensi
memperberat dan dihentikan
memperingan nyeri

R : posisi pasien
menghindari nyeri

- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri

R : pasien tampak
meringis

Terapeutik :
- Memberikan
teknik
nonfarmakologis
untukmengurangi
rasa nyeri

R : pasien tampak
tenang saat
melakukan
relaksasi napas
dalam

-Memfasilitasi
istirahat dan tidur

R : tidur pasien
dapat terkontrol

Edukasi :

- Menjelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri.

R : pasien tampak
menghindari nyeri

-Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri

R : pasien tampak
gelisah

- Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri

R : keluarga dapat
membantu pasien
memonitor nyeri

-Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

R : pasien dan
keluarga dapat
memahami dan
mampu mengikuti
cara relaksasi napas
dalam

Kolaborasi :

Berkolaborasi
pemberian
analgetik
R : pasien menangis
saat diberikan obat

1. Dx ke Nausea B.d Observasi S : pasien


RISKA
-2 iritasi mengatakan
lambung b.d  mengidentifikas sudah tidak
i pengalaman
pasien mual merasakan
mual
muntah R : pasien mual dan
bersedia muntah
 mengidentifikas
i isyarat O: pasien
Nonverbal sudah tidak
ketidaknyaman terlihat pucat
an (Miss, bayi, dan lemas
anak anak, dan
mereka Dan -Nafsu makan
mereka yang klien
tidak dapat membaik
berkomunikasi
secara efektif) A: masalah
R : pasien sudah teratasi
bersedia
 mengidentifikas P : intervensi
i faktor dihentikan
penyebab mual
(miss,
pengobatan dan
prosedur)
R : pasien
bersedia
 memonitor
asupan nutrisi
dan kalori
Terapeutik
 mengendalikan
faktor
lingkungan
penyebab mual
(miss, bau tak
sedap, suara dan
rangsangan
visual yang tidak
menyenangkan)
R : pasien
bersedia
 mengurangi atau
hilangkan
keadaan
penyebab mual
(miss
kecemasan,
ketakutan,
kelelahan)
R : pasien
bersedia
 memberikan
makanan dalam
jumlah kecil dan
menarik
R : pasien
bersedia
 memberikan
makanan dingin,
cairan bening,
tidak berbau dan
berwarna, jika
perlu.
R : pasien
bersedia
Edukasi.
 - menganjurkan
istirahat dan
tidur yang cukup
R : pasien
bersedia
 - menganjurkan
sering
membersihkan
mulut dan
kecuali tidak
merangsang
mual
R : pasien
bersedia
 -Memganjurkan
makanan tinggi
karbohidrat dan
rendah lemak
R : pasien
bersedia

Kolaborasi.
- mengkolaborasi
pemberian
antiemetik, jika
perlu
R : pasien
bersedia

BAB 1V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan
gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan
tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.

B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Disarankan pada bidang pelayanan kesehatan
untuk menjadikan hasil laporan ilmiah akhir ini menjadi informasi
bidang keperawatan dan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Bagi Penelitian Disarankan kepada para peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk melakukan penelitian tentang masalah inkontinensia
urin pada lansia agar dapat meneliti lebih lanjut tentang tindakan
keperawatan yang dapat mengatasi inkontinensia urin pada lansia.
3. Bagi Pendidikan Disarankan kepada institusi pendidikan keperawatan
agar hasil laporan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

1. SDKI, SLKI, SIKI EDISI 1 DPP PPNI , 2018


2.

Anda mungkin juga menyukai