S DENGAN
Nadirawati, S.Kp.,M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi,
Jawa Barat 40633
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas membuat makalah
tentang “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gasteritis Di Panti Werdha
Bandung” .
Di akhir kami berharap makalah kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca.Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Hormat kami
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
A. Pengertian ...................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis........................................................................................4
D. Patofisiologis................................................................................................5
E. Pemeriksaan Penunjang............................................................................7
F. Penatalaksanaan ........................................................................................7
a. Komplikasi.................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................8
Asuhan Keperawatan............................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………
………………………..11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit
yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan
disepelekan oleh penderitanya.Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung
yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan.Hal ini
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya
merasa akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini
dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung.
Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan
peningkatan kanker perut.
Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50 peringkat
utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus
218.500 (yanmed DEPKES RI ).
Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang
laki-laki lebih banyak daripada wanita.Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis
karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Faktor-faktor lain yang
berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit
maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian keperawatan pada pasien lansia dengan Gasteritis?
2. Apa diagnosa keperawatan pada lansia dengan Gasteritis?
3. Bagaimana perencanaan keperawatan pada lansia dengan Gasteritis?
4. Bagaimana implementasi keperawatan pada lansia dengan Gasteritis?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan Gasteritis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada pasien lansia dengan
Gasteritis
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada lansia dengan Gasteritis
3. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada lansia dengan Gasteritis
4. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada lansia dengan Gasteritis
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan Gasteritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada
tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap konsisi stress fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Gastritis terbagi menjadi akut dan kronis. Dalam kondisi gastritis akut, iritasi akan
muncul tiba-tiba. Umumnya, akan muncul nyeri ulu hati yang parah walau hanya
sementara sebagai gejala yang ditimbulkan. Pada gastritis kronis, iritasi di lambung
berlangsung lambat tetapi akan terjadi dalam kurun waktu yang relatif lebih lama.
Nyeri yang disebabkan dari iritasi lambung yang kronis ini tidak separah
dibandingkan dengan gastritis akut tetapi akan terjadi pada waktu yang lama. Iritasi
ini dapat mengubah struktur lapisan lambung dan mempunyai risiko menjadi
kanker.Penyakit ini juga dapat menyebabkan gastritis erosif, atau terjadinya
pengikisan lambung.Pengikisan tersebut bisa menyebabkan luka dan pendarahan pada
lambung.Meskipun kondisi tersebut terbilang jauh lebih jarang dibandingkan dengan
gastritis erosif.
B. Etiologi
Etiologi gastriris sering kali akibat dari setres
C. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut
Gambaran klinis meliputi:
a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
c. kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan.
d. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
e. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi
f. Tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
g. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun
h. Nafsu mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk
gejala defisiensi vitamin B12 .pada gastritis tipe B, pasien mengeluh
anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung,
rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001)
D. Patofisiologis
Patofisiologi disertai Web of Caution (WOC)
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien
yang mengalami strees akan terjadi perangsangan sarafsimpatis NV (Nervus
Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam
lambung akan menimbulkan rasa mual,muntah dan anoreksia.Zat kimia
maupun makanan yang merangsangakan menyebabkan sel epitel kolumner,
yang berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar
tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus
bervariasi diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah
fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini
ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.Respon mukosa
lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu
timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup
penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,
sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan(Price
dan Wilson, 2000).
2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H.pylory )
Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering
disebut sebagai gastritis autoimun ) diakibatkan dari perubahan sel parietal,
yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan
penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau
korpus dari lambung. Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis )
mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum)
ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau
pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi
usus kedalam lambung (Smeltzer dan Bare, 2001).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
2. Biopsi mukosa lambung
3. Analisa cairan lambung
4. Pemeriksaan barium
5. Radiologi abdomen
6. Kadar Hb, Ht, pepsinogen darah
7. Feses bila melena
F. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut :
a. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
b. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dijumpai atau ditemukan
c. Pemberian obat-obatan H2 blocking, antasid atau obat-obatan ulkus
lambung yang lain
2. Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang
harus diperhatikan ialah penyakit-penyakit lain yang keluhannya dapat
dihubungkan dengan gastritis kronik.Anemia yang disebabkan oleh gastritis
kronik biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat
besi, tergantung dari defesiennya.
G. Komplikasi
komplikasi pada gastritis akut adalah :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
kadang-kadang perdarahan cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat
3. Jarang terjadi perforasi komplikasi pada gastritis kronik adalah :
a. Atropi lambungdapat menyebabkan gangguan penyerapan terutama
terhadap vitamin B12. gangguan penyerapan terhadap vitamin B12
selanjutnya dapat menyebabkan anemia yang secara klinik hampir sama
dengan anemia pernisiosa keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa
antibodi terhadap faktor intrinsik. selain vitamin B12 penyerapan besi
juga dapat terganggu.
b. Gastritis kronik antrum pilorum dapat menyebabkan penyempitan
daerah antrum pilorum. gastritis kronik sering dihubungkan dengan
keganasan lambung, terutama gastritis kronik antrum pylorus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Mata :
Posisinya sejajar, konjungtiva merah muda, reaki pupil terhadap cahaya (+),
saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan, penglihatan kurang tajam.
Telinga :
Simetris, tidak ada lesi, telinga bersih, tidak ada nyeri tekan.
Mulut :
Bibir simetris, tidak ada sianosis, tidak ada pembesaan tonsil, dapat
membedakan rasa, gigi sudah tidak lengkap, mukosa bibir kering.
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan reflek menelan (+).
Sistem Pernapasan :
Tidak ada retraksi dinding dada, tidak menggunakan alat bantu pernafasan,
bentuk dada simetris, tidak ada penurunan taktil premitus, lapang paru
terdengar suara normal, penurunan suara resonan, respirasi 22x/menit.
Sistem Kardiovaskuler :
Terlihat adanya denyutan iktus cordis yang terletak di ICS 5 kiri, pada saat di
auskultasi terdengar suara lup dup, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan.
Sistem Gastrointestinal :
Bentuk abdomen simetris, bising usus Hiperaktif terdengar 20 x/menit.
Nafsu makan kurang, BAB lancer tidak ada keluhan , frekuensi BAB 1x
sehari saat dipalpasi terdapat nyeri tekan dibagian abdomen bagian atas.
Sistem Muskulskeletal :
Pergerakan tangan baik, tidak ada clubing finger, tidak ada edema,
pergerakan kedua kaki baik, CRT < 3 detik.
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 1x/hari
7. Jalan di 0 5 Pasien jika jalan
permukaan membutuhkan
datar bantuan oleh
tongkat
8. Naik turun 5 10 Pasien
tangga memerlukan
bantuan dengan
Diberikan
pegangan
oleh orang
9. Mengenakan 5 10 Pasien
pakaian mengenakan
pakaian dibantu
oleh perawat/
keluarga
10. Kontrol 5 10 Frekuensi : 1x/hari
bowel (BAB) Konsistensi :
normal
11. Kontrol 5 10 Frekuensi : 10
bladder 15x/ hari
(BAK) Warna : kuning
12. Olah 5 10 Frekuensi : 1x/2
raga/latihan hari
Jenis : senam
13. Rekreasi/ 5 10 Jenis : Jalan jalan
pemanfaatan ke taman
waktu luang Frekuensi : 1
minggu/ sekali
Implementasi Hasil :
a. Salah 0 –3 : Fungsi intelektual utuh.
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Orientasi Kalkulasi
Registrasi Mengingat kembali
Perhatian Bahasa
Ambil kertas di
tangan Anda
Lipat dua
Taruh di lantai
Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
sternum
4. Klien Pasien memegang tumpuan, satu 1
menggeraka kaki diangkat tidak menyentuh
n kaki sisiannya
menggeraka
nkaki
5. Mata Pasien memegang tumpuan, satukaki 1
tertutup diangkat tidak
yangtentuka
n
10. Ketinggian Pasien berjalan dengan menggeser 0
kaki
kaki
kaki
8. Analisa Data
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
klien
R : posisi pasien
menghindari nyeri
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
R : pasien tampak
meringis
Terapeutik :
- Memberikan
teknik
nonfarmakologis
untukmengurangi
rasa nyeri
R : pasien tampak
tenang saat
melakukan
relaksasi napas
dalam
-Memfasilitasi
istirahat dan tidur
R : tidur pasien
dapat terkontrol
Edukasi :
- Menjelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri.
R : pasien tampak
menghindari nyeri
-Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
R : pasien tampak
gelisah
- Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
R : keluarga dapat
membantu pasien
memonitor nyeri
-Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
R : pasien dan
keluarga dapat
memahami dan
mampu mengikuti
cara relaksasi napas
dalam
Kolaborasi :
Berkolaborasi
pemberian
analgetik
R : pasien menangis
saat diberikan obat
Kolaborasi.
- mengkolaborasi
pemberian
antiemetik, jika
perlu
R : pasien
bersedia
BAB 1V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan
gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan
tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.
B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Disarankan pada bidang pelayanan kesehatan
untuk menjadikan hasil laporan ilmiah akhir ini menjadi informasi
bidang keperawatan dan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Bagi Penelitian Disarankan kepada para peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk melakukan penelitian tentang masalah inkontinensia
urin pada lansia agar dapat meneliti lebih lanjut tentang tindakan
keperawatan yang dapat mengatasi inkontinensia urin pada lansia.
3. Bagi Pendidikan Disarankan kepada institusi pendidikan keperawatan
agar hasil laporan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan
DAFTAR PUSTAKA