Disusun Oleh:
Kelompok 4
Thosimah
Juliat
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul asuhan
keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem perkemihan ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah keperawatan gerontik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan sistem pencernaan” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ns. Tri Wahyuni, M., Kep. selaku
dosen mata kuliah Keperawatan dasar jantung dan trauma yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I ...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................3
A. Konsep Dasar Lansia .......................................................................................3
B. Sistem Pencernaan ..........................................................................................3
C. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................14
A. Kesimpulan ....................................................................................................14
B. Saran ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTKA...................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan
dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga
dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Dewi, 2014).
Seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas.
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Kholifah, 2016).
Faktor usia akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh seseorang. Semakin
bertambah usia, maka daya tahan tubuh seseorang akan semakin menurun. Hal
inilah yang mendasari penyakit dengan mudah menyerang orang dengan usia
lanjutatau lansia pada saat ini. Seiring bertambahnya usia apalagi memasuki
usia senja maka tingkat kekebalan tubuh juga akan menurun. Seiring dengan
sistem kekebalan yang sudah melemah, penyakit-penyakit mendasar ini dapat
membuat tubuh lebih sulit untuk menangkal infeksi.
Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung
yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, minsalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan
yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto, 2015, hal. 266).
Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan
pengamatan yang dilakukan oleh Depertemen Kesehatan RI angka kejadian
gastritis di beberapa kota di indonesia cukup tinggi mencapai 91,6% yaitu di kota
Medan, lalu di beberapa kota lainya seperti Surabaya 31,2%,Denpasar 46%,
Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7% dan pontianak
31,2% (Gustin,2011,hal. 18).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem
pencernaan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan sistem pencernaan?
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar lansia
b. Untuk mengetahui gastritis
c. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada paien lansia dengan
gangguan gastritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid dan digitalis.
2) Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
1) Gastritis Akut
a) Nyeri epigastrum
b) Nausea, muntah-muntah, anorexia
2) Gastritis Kronik
a) Tampak pucat, Hb tidak normal
b) Perut terasa panas
c) Anorexia, epigstrum terasa tegang
d) BAO/MAO ( Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat
diketahui dengan biopsi ( Mansjoer Arief M, dkk, 2001 ).
Sedangkan gastritis kronik yang berkembang secara bertahap biasanya
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan
6. Komplikasi
1) Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus
untuk perdarahan SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100%
pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi
2) Gastritis Kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena
gangguan absorbsi vitamin B12 ( Mansjoer Arief M, dkk, 2001 ).
7. Pencegahaan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
1) Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
2) Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3) Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4) Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga
dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan
limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5) Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan
sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.
Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan
memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang
tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya
secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah
raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6) Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini
akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan
yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang
mengandung Acetaminophen.
7) Ikuti rekomendasi dokter
8. Penatalaksanaan
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang
jarang pembedahan untuk mengobatinya.
a) Jika penyebabnya adalah infeksi oleh H.pylori, maka diberikan Bismuth,
antibiotik (misalnya amoxcillin &Claritromycin) dan obat anti tukak
(misalnya omeprazole).
b) Penderita gastritis karena stres akut banyak mengalami perubahan
(penyakit berat, cidera atau pendarahan) berasil diatasi. Tetapi sekitar 25
% penderita gastritis karena stres akut mengalami pendarahan yang sering
berakhir fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan
antalsit. (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat
(untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung).
Pendarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan
menutup sumber pendarahan dengan tindakan endoskopi. Jika pendarahan
masih berlanjut mungkin seluruh lambang lambung harus diangkat.
c) Penderita gastritis erosif koronis bisa diobati dengan antasida. Penderita
sebaiknya menghidari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti
peradangan non – esteroit lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi
lambung.
d) Untuk menringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada
gastritis eosinofilik, bisa diberikan kortikostroied atau dilakukan
pembedahan
e) Penderita meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau
seluruh lambung.
f) Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti kulkus yang
menghalangi pelepasan asam lambung.
g) Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit
tapi sering.
h) Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan lemak seperti
sambal, bumbu dapur dan gorengan.
i) Kadisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu
pasien dengan gastritis.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pengkajian Umum :
1. Identitas
Nama : Ny. A
TTL : Surabaya, 17 Agustus 1943
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SR
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
TB / BB / IMT : 152 cm / 50 Kg / 20,08 Kg (Normal)
Penampilan : Rapi dan bersih
Alamat : Jl. Merdeka No. XX Kel. Karah Surabaya
Orang yang Dekat : Ny. E
Hubungan : Anak kandung
Alamat / Telepon : Jl. Merdeka No.XX Kel. Karah Surabaya
2. Riwayat Keperawatan
a. Genogram
v
Tahun Tahun Tahun Tahun
1991 1989 1990 1987
sakit sakit sakit DM
6 DM 60
7 Gastritis,
4 9 HT
Tahun dimensia Tahun 2000 sakit
2010
sakit
47 45 Sehat ,
5 Sehat 4
perokok
0 0
Sehat HT
20 Sehat
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal serumah
: klien
3. Riwayat Pekerjaan
6. Sistem Pendukung
7. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat
tahajud
8. Status Kesehatan
tidak
bisa jalan
c. Riwayat Alergi :
Pengkajian Khusus
1) Inspeksi
teratur, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan intercostal,
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
1) Inspeksi
1500cc/hari
2) Palpasi
1) Inspeksi
Mukosa bibir kering, tidak ada keluhan susah menelan, 3 gigi tanggal,
2) Auskultasi
3) Palpasi
Terdapat nyeri tekan di daerah ulu hati, skala nyeri 3 dari 6, dan tidak
4) Perkusi
1) Inspeksi
Kulit terlihat kering dan keriput, tidak terdapat kelainan pada bagian
2) Palpasi
Dengan Skor Yg
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Didapat
1 Makan Frekuensi
: 2x/hari
Jumlah : 1
5 10 10 piring
Jenis :
nasi, lauk,
sayur
2 Minum Frekuensi
:5–6
gelas
5 10 10 Jumlah :
500 cc
Jenis : air
putih, teh
3 Berpindah dari kursi roda ke
5-10 15 15
tempat tidur, atau sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi
0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) : 2x/hr
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
6 Mandi Frekuensi
5 15 15 : 2x/hr
1. Perubahan Kognitif
4. Pengkajian Sosial
3. Pengkajian Keseimbangan
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
Membungkuk (Normal)
b. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret
(Normal)
Berbalik (Normal)
Intrepretasi Hasil :
B. Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
perut
DO :
Keluhan utama:
- Q : nyeri perutnya
melilit
- R : daerah abdomen
5, tingkat keparahan
bisa jalan
kesakitan
Frekwensi makan
2x/hari
berjalan
DO :
ketergantungan Ny. A
sebagian
1) Nyeri akut pada Ny. A berhubungan dengan Inflamasi mukosa lambung, yang
IMPLEMENTASI
No. Hari/tanggal Tindakan Paraf
1. Jumat, 6 Desember 1) Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
2012 Ny. A
di ulu hati
2) Mengobservasi TTV
S :37C RR : 24x/menit
dan nyaman
posisi nyaman
relaksasi
mengurangi nyeri
EVALUASI
No. Hari / tanggal Evaluasi
1. Sabtu, 7 Desember S : Klien sudah tidak mengeluh sakit perut
2012 O:
Skala nyeri 0
A : tujuan teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Akibat dari proses menua seluruh sistem tubuh pada lansia akan mengalami
penurunan fungsi, salah satunya adalah gangguan pada sistem pencernaan. Akibat
dari gigi yang ompong, penuruan peristaltik usus, dan kemampuan indera pengecap
melemah. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu
penyakit pada sistem pencernaan yang berbentuk peradangan pada lapisan mukosa
lambung. Oleh karena itu diperlukan intervensi khusus untuk membantu lansia
suatu komunitas.
B. Saran
tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul aziz. 2009. Pengatar konsep dasar keperawatan. Jakarta: selemba
medika.
Populer Obor.
Offset.