Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World healt organization (WHO) Lanjut usia (Lansia) adalah kelompok
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Seorang lansia biasanya mengalami
bebebrapa perubahan yaitu perubahan fisik,mental, dan social serta spiritual. Lansia
merupakan periode dimana organisme telah mencapai kematangan dalam ukuran dan
fungsi dan juga telah menunjukan kemunduran sejalan dengan waktu. Masa tua banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan dengan baik, seperti
diketahui bahwa memasuki lansia identik dengan menurunya daya tahan tubuh dan
mengalalmi berbagai penyakit degeneratife yang menyerang. Keadaan tersebut
berpengaruh pada permasalahan kondisi ketahanan tubuh lansia yang diterimanya dari
lingkungan sekitar.
Lansia merupakan populasi paling beresiko dengan masalah kesehatan yang
kemungkinan akan berkembang lebih buruk. Lansia mengalami penurunan fungsi sistem
tubuh, salah satunya sistem pencernaan. Sistem pencernaan yang sering mengalami
peradangan atau perdarahan dan mengakibatkan pengikisan dinding lambung, Akibatnya
lambung muncul luka atau yang disebut gastritis.
Gastritis adalah segala radang mukosa lambumg yang disebabkan oleh kuman
helicobakteri pylori yang dapat bersifat akut,kronik, difusi atau lokal. Gastritis biasanya di
awali oleh pola makan yang tidak teratur.. Pola makan yang buruk dapat menyebabakan
gastritis, jika seorang telat makan 2-3 jam maka asam lambung yang diproduksi akan
semakin banyak dan berlebihan, sehingga produksi asam lambung tidak terkontrol.
Asam lambung sangat dibutuhkan untuk membantu pencernaan, tanpa asam lambung
makanan yang masuk kedalam tubuh tidak dapat di cerna dengan baik sehingga zat-zat
tidak bias diserap secara baik oleh tubuh. Didalam tubuh sangat diperlukan jumlah asam
lambung yang seimbang, jika asam lambung berlebihan maka asam lambung akan
bekerja keras dan mengakibatkan pengikisan pada mukosa lambung sehingga
menimbulkan rasa nyeri di area epigastrium dan menyebabkan terjadinya gastritis.
Lansia dengan gastritis merupakan populasi rentan dan berakibat pada perubahan pola
hidup lansia yaitu mengalami ketidaknyamanan akibat gastritis yang sering kambuh
karena mengalami tukak lambung,
Berdasarkan survey awal di panti Griya Lansia Janati pada bulan Desember tahun
2022 terdapat 23 orang lansia dengan usia lebih dari 60-90 tahun, yang menderita
gastriris 12 lansia (52,2) Berdasarkan hasil wawancara 7 lansia mengatakan tidak ada
penerapan Asuhan keperawatan pada lansia di Panti Griya Lansia Janati , hanya
sewaktu waktu jika ada mahasiswa dari UMG , UNG dan Poltekes.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis
Ilmiah debgab judul “Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gastritis di Panti Griya
Lansia Jannati” dengan pertimbangan banyaknya jumlah penderita Gastritis di Panti
Griya Lansia Jannati”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi permasalahan pada penelitian sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil wawancara dari 23 orang lansia di Panti Griya Lansia Jannati
terdapat 12 lansia (52,2) yang menderita Gastritis dengan 7 lansia mengatakan tidak
ada penerapan Asuhan keperawatan pada lansia di Panti Griya Lansia Janati.
2. Penderita gastritis sering mengabaikan pola makan yang teratur dan sehat
3. Orang yang pola makannya buruk sangat beresiko mengalami gastritis
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Gastritis di Panti Griya Lansia Jannati ”
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mampu memberikan dan menerapkan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gastritis
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada lansia dengan gastritis
2. Merumuskan diagnose keperaatan pada lansia denga gastritis
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada lansia dengan gastritis
4. Melakukan tindakan keperawatanpada lansia dengan gastritis
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada lansia dengan gastritis sesuai dengan rencana
keperawatan

1.5 Manfaat Peneletian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Dapat meningkatakan mutu dan kualitas pelayanan baik dalam keperawatan
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Profesi Ners pada jurusan keperawatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai studi awal untuk mengembangkan penelitian selanjutnya terkait Asuhan
keperawatan pada lansia dengan Gastritis
3. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gastritis
4. Bagi Panti Griya Lansia Jannati
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mengadakan tenaga
kesehatan yang menetap di Panti Griya Lansia Jannati utnuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang professional
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Tinjauan Pustaka
A. Lansia
1. Definis Lansia
Lansia adalah seseorang yang sudah mencapai usia 60 tahun ke atas, dan
merupakan kelompok umur yang memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan.
Orang yang sudah lansia akan mengalami penurunan kemampuan jaringan
tubuh untuk memperbaiki diri. Selain itu, masuk dalam kelompok lanjut usia
dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan, psikologis,
biologis,sosiologis. Penuaan merupakan proses alamiah, artinya seseorang
telah melalui tahapan kehidupan: Anak-anak, dewasa dan lansia. Penuaan
2. Batasan Lansia
Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut :
1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
2) Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia dikelompokan menjadi
usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan)

3. Klasifikasi Masalah
Menurut WHO (2015), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4) Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun
4. Kebutuhan dasar lansia
Untuk mempertahankan tingkat kesehatan merupakan suatu kebutuhan bagi
semua golongan tingkat umur termasuk dengan kelompok lansia. Upaya
seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sebagai manusia, adalah dengan cara
memenuhi kebutuhan dasar yang sangat vital. Pemenuhan kebutuhan dasar
adalah hal-hal yang harus dipenuhi untuk mengembalikan tingkat kesehatan yang
lebih optimal (Tody Lolenoh,2019)
1. Kebutuhan Utama
a. kebutuhan fisik-biologis, yang meliputi: kebutuhan makan dan minum
sesuai ukuran dan gizi yang diperlukan bagi lanjut usia, kebutuhan
sandang dan papan, kebutuhan pelayanan kesehatan, berkaitan dengan
penyembuhan penyakit yang diderita lanjut usia.
b. kebutuhan mental-psikologis, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
kondisi kejiwaan, misalnya kasih sayang, rasa tentram dan nyaman dari
lingkungan fisik atau sosil yang dapat meresahkan jiwanya, dan
kebutuhan rohani.
c. kebutuhan sosial, yang menyangkut keinginan untuk bergaul dan
mengaktualisasikan perasaan dan ide dalam dirinya, juga penghargaan
dan pengakuan akan eksistensi dirinya.
d. kebutuhan alat bantu, menyangka pemaksimalan fungsi organ-organ
tubuh yang usia telah mengalami penurunan, seperti kaca mata, tongkat
pembantu jalan, alat bantu, dan kursi roda. Kebutuhan tersebut sejalan
dengan
2. Kebutuhan Sekunder
a. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas.
b. Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi.
c. Kebutuhan yang bersifat Kebudayaan, seperti informasi dan
pengetahuan.

5. Gastritis pada lansia


Lansia memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit gastritis, pola makan
pada lansia sering tidak teratur dikarenakan kemampuan daya ingat terhadap
waktu makan sangat terbatas dan biasanya juga dalam kondisi terlalu lapar
namun kadang-kadang terlalu kenyang, Sehingga kondisi lambung dan
pencernaan menjadi terganggu. Selain itu, lambung bisa mengalami kerusakan
jika sering kosong karena lambung meremas hingga dinding lambung lecet atau
luka. Pada lansia dianjurkan untuk makan secara bertahap setiap 2-3 jam sekali
dan bervariasi, mengkonsumsi sayur- sayuran dan buah-buahan ((Muhith,
Siyoto, 2016).
B. Konsep Dasar Medis Gastritis
1. Definis Gastritis
Gastritis ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam
pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, makan cepat, makan
makanan yang terlalu banyak bumbu pedas, mengkonsumsi protein tinggi,
kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan pedas, dan minum kopi terlalu
berlebihan (Huzaifah, 2017). Secara biologis masa lanjut usia yaitu masa yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit. Penyakit yang sering terjadi pada lansia yaitu gastritis. Bahaya
penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung
dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga
menyebabkan kematian. Dampak dari gastritis biasa mengalami komplikasi
seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, hematemesis dan melena
(anemia), ulkus peptikum perforasi (Hernanto, 2018).
2. Klasifikasi Gastritis
Menurut Ardiansyah (2016) klasifikasi gastritis dibedakan menjadi dua yaitu
gastritis akut dan gastritis kronis:
1) Gastritis Akut Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung
yang menyebabkan erosif dan pendarahan pada mukosa lambung setelah
terpapar oleh zat iritan. Gastritis disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Erosinya juga tidak mengenai
lapisan otot lambung
2) Gastritis Kronis Gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang sifatnya menahun dan berulang.
Peradangan tersebut terjadi dibagian permukaan mukosa lambung dan
berkepanjangan, yang bisa disebabkan karena bakteri Helicobacter pylori.
Gastritis ini dapat pula terkait dengan atropi mukosa gastrik, sehingga produksi
HCL menurun dan menimbulkan tukak pada saluran pencernaan.
3. Etiologi Gastritis
Etiologi Menurut Ardiansyah (2017) penyebab penderita gastritis yaitu :
1)Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen / aspirin, steroid
kortikosteroid) dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung
2) Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
3) Terapi radiasi, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan kerusakan
mukosa gaster dan menimbulkan edema serta pendarahan.
4) Kondisi stres atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan kerusakan
susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung.
5) Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pilori, Eschericia coli, Salmonella, dan
lain-lain.
Menurut (Sukarmin, 2021) penyebab penderita gastritis yaitu :
1) Pemakaian obat antiinflamasi nonsteroid seperti aspirin, asam mefenamat,
aspilets dalam jumlah besar yang dapat memicu kenaikan produksi asam
lambung yang berlebihan.
2) Konsumsi alkohol berlebihan Bahan etanol merupakan salah satu bahan
yang dapat merusak mukosa lambung.
3) Banyak merokok Asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi
thrombus yang berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga
suplai darah ke lambung mengalami penurunan.
4) Pemberian obat kemoterapi Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar merusak
sel yang pertumbuhannya abnormal dan dapat juga mengakibatkan kerusakan
langsung pada epitel mukosa lambung.
5) Infeksi sistemik Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba
akan merangsang peningkatan laju metabolik yang berdampak pada
peningkatan aktivitas lambung dalam mencerna makanan.
6) Stres berat Stres psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang
dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.
7) Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa Konsumsi asam maupun
basa yang kuat seperti etanol, thinner, obat-obatan serangga dan hama
tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak lapisan mukosa dengan cepat
sehingga sangat beresiko terjadi perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai