Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PEKAUMAN
Jl. Ks Tubun No 1. RT 1 Banjarmasin
Telp. (0511) 3272105 Email : pkmbjm_pekauman@yahoo.com

KERANGKA ACUAN
PELAYANAN KESEHATAN USILA DI POSYANDU LANSIA

A. PENDAHULUAN
Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap
peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup
terutama kualitas usia lanjut tidak diikuti oleh peningkatan kualitas
kehidupannya, karena secara fisiologis usia lanjut akan mengalami
banyak kemunduran dalam semua aspek kehidupannya. Hal ini dapat
mengakibatkan tingkat produktifitas dan kemandiriannya secara nyata
semakin berkurang, karena kemunduran ini mungkin akan menimbulkan
ketergantungan pada orang lain. Namun harus disadari bahwa manusia
menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena proses ini adalah
peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada orang-orang yang
berumur panjang.

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur


kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008).

Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia


(lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia
yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan.
Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan
kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang
berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia
adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang
berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).

Klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003) dalam Maryam


dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang
berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun
atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia
tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

B. LATAR BELAKANG
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah
terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka
kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia.
Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010,
jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total
penduduk). Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia
menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya
akan mancapai 36 juta jiwa.

Lanjut Usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan UU No. 36 tahun
2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip non
diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Dalam undang-undang
kesehatan pasal 138 disebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan
bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan
produktif secara sosial maupun ekonomis. Disamping itu, diupayakan
dengan penerapan tata nilai di puskesmas yaitu dengan kekeluargaan,
profesional, berintegritas, disiplin, adil, gak pantang menyerah, mandiri,
amanah dan inovatif. Dengan penerapan tata nilai yang ada diharapkan
dapat meningkatkan kinerja kita untuk menjalankan kegiatan.

Adapun tata nilai Budaya di Puskesmas Pekauman yaitu “WAGAS”,


W: Wajar ( Semua kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengan SOP
), A : Amanah ( Bertanggung Jawab ), G : Giat ( rajit dalam melaksanakan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan ), A : Aman ( Selalu
menggunakan APD demi mengutamakan keselamatan diri dan pasien ),
dan S : Sigap ( cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan ).
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya
dalam strata kemasyarakatan.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
sendiri kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi
kesehatan usia lanjut.
c. Menurunkan angka kesakitan pada usia lanjut di wilayah Kerja
Puskesmas
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemeriksaan Kesehatan Usila di tingkat layanan Puskesmas
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
2. Pembentukan Posyandu Usila
a. Sosialisasi tentang posyandu usila
b. Pendataan kelurahan mana yang dianggap perlu dibentuk
posyandu usila dengan bantuan kader
c. Pembentukan kader usila
d. Penjelasan tentang tugas 5 meja di posyandu usila
e. Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS usila
f. Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi
3. Skrening Kesehatan Usila
a. Pendataan usila sesuai usia dilakukan skrening yang dibantu
kader
b. Melakukan skrening pada usila di posyandu dengan alat yang
sudah ditentukan
4. Kunjungan Rumah Pemantaun Lansia Resiko Tinggi
Melakukan kunjungan rumah pada usila yang memiliki penyakit
penyakit penyerta / usila yang tidak pernah datang keposyandu
lansia dan memeriksakan dirinya kepetugas kesehatan.
5. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan tiap sebulan sekali oleh kader posyandu dan petugas
usila Puskesmas melakukan rekap data yang kemudian data
tersebut dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari ( activity of daily
living) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan
atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Status mental. Pemeriksaan ini berhubungan
dengan mental emosional, dengan menggunakan pedoman
metode 2 menit. Pemeriksaan status mental dilakukan karena
proses mental lansia sudah mulai dan sedang menurun,
misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam
menerima hal baru, juga merasa tidak tahan dengan tekanan,
perasaan seperti membentuk mental mereka seolah tertidur
dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk
mengerjakan hal tertentu sehingga mereka menarik diri dari
semua bentuk kegiatan.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat dgrafik Indeks masa tubuh
(IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter
dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu
menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talsquit, sahli, atau
Cuprisulfat.
6. Pemeriksaan adanya gula darah sebagai deteksi awal adanya
penyakit Diabetes Militus
7. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan
atau ditemukan kelaina pada pemeriksaan.
8. Penyuluhan bila dilakukan didalam maupun luar kelompok
dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan
gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh
individu dan atau kelompok lansia
9. Kunjungan rumah atau skrening lansia resiko tinggi kelompok
lansia yang tidak bisa datang atau memiliki resiko tinggi dan
memerlukan home care dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat.

F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45 -54 tahun) atau
dalam virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas.
b. Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55 -64 tahun)
dalam keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan
masyarakat umumnya.
c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (> 65 tahun) dan
usia lanjut dengan resiko tinggi (lebih dari 70 tahun) hidup
sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat,
cacat dan lain-lain
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada.
b. Masyarakat luas.

G. BIAYA
Kegiatan pelaksanaan Kesehatan Lansia didanai oleh BOK

H. JADWAL PELAKSANAAN
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Posyandu
1. v v v v v v v v v v v v
Lansia
Skrining
2. kesehatan v v v v v v v v v v v v
lansia
Kunjungan
Rumah
3. v v v v v v v v v v v v
Pemnatuan
Lansia Resti
I. MONITORING, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN PELAPORAN
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengawasan, pengontrolan atau pengendalian terhadap suatu
kegiatan yang akan, sedang atau yang sudah dilaksanakan.

Agar kegiatan Kesehatan Lansia senantiasa sesuai dengan


tuntutan / kebutuhan setiap waktu, maka umpan balik dari lapangan
sangat diperlukan. Untuk itu perlu diadakan monitoring secara terus
menerus, baik terhadap persiapan maupun proses pelaksanaan
sebagai penyempurnaan lebih lanjut.

Monitoring dilakukan oleh Pemegang program dan Koordinator


UKM bersama Kepala Puskesmas dengan tujuan adalah untuk
mengetahui sampai sejauh mana manfaat maupun keberhasilan dari
program tersebut, mengetahui kendala dan hambatan serta untuk
mengetahui penyimpangan – penyimpangan yang mungkin terjadi
baik pada tahap perencanaan kegiatan dan pencapaian dari kegiatan
yang dilaksanakan. Apabila program ini ada yang kurang sesuai /
menyimpang dapat dilakukan koreksi baik pada perencanaan maupun
pada saat proses pelaksanaan kegiatan tersebut. Sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan tujuan yang di tetapkan.

Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses


pengukuran hasil yang dapat dibandingkan dengan sasaran yang
telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan
pelaksanaan. Tujuan Evaluasi ini adalah untuk memberikan umpan
balik sebagai dasar penyempurnaan kegiatan dari program dan
mengukur keberhasilan seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan
pada akhir kegiatan.

Pelaporan adalah Suatu kegiatan melaporkan / menyampaikan


secara tertulis segala kegiatan yang telah dilakukan, mencakup
seluruh dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun tujuan dari
pelaporan adalah untuk mengetahui daya guna, hasil guna dan tepat
guna kegiatan serta penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN
Pelaporan program ini dilakukan oleh pemegang program dan
dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Setelah dilakukan
pelaporan sesuai dengan hasil mengevaluasi tersebut dengan
menganalisa laporan yang diterima dan menyampaikan umpan balik
penerimaan laporan dan hasil analisisnya dalam rangka penilaian dan
pengembangan kegiatan Kesehatan Lansia serta untuk memicu
kesinambungan pelaporan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pekauman Koordinator UKM

dr. Afri Amorrinto


NIP. 19780418 200903 1 002

Anda mungkin juga menyukai