Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI LANSIA

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kebidanan Komunitas)

Dosen Pembimbing : Sri Subiyatun, S.SiT., M.Kes

Disusun Oleh:

Julita Fitriani

201210105034

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GIZI LANSIA

I. IDENTIFIKASI MASALAH

Mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya, karena di dalam makanan
terdapat nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan bermetabolisme. Lansia, menurut WHO adalah
sesorang yang berumur 60 tahun ke atas. Masalah gizi yang dihadapi oleh lansia berkaitan erat dengan
menurunnya aktivitas biologis tubuhnya.konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk
kondisinya, yang memang secara alami mengalami penurunan.
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan
makan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi
yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah.

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1.) Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dan
lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain.

Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil
olahannya.

2.) Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani
maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang kacangan dan olahannya.

3.) Kelompok zat pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan
dan sayuran.

II. PENGANTAR

Bidang Studi : Ilmu Kesehatan

Topik : Gizi Lansia

Subtopik : Gizi Lansia

Sasaran : Ny. T

Jam :

Hari/Tanggal : Oktober 2014

Waktu : 20 menit

Tempat : Rumah Tn. S


III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan keluarga dapat memperbaiki
kebutuhan gizi lansia.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu memahami tentang:

1. Kebutuhan gizi pada lansia.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebutuhan gizi pada lansia.

3. Masalah Gizi pada Lansia

4. Pemantauan Status Nutrisi

5. Perencanaan Makanan untuk Lansia

V. MATERI

Terlampir

VI. METODE

Ceramah dan diskusi tanya jawab

VII. MEDIA

Leaflet

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

No

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta
1.

2 menit

Pembukaan :

- Membuka penyuluhan dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

- Mengungkapkan tujuan penyuluhan yaitu penyuluhan pada lansia tentang kesehatan pada lansia.

- Menjawab salam

2.

10 menit

Penyampaian Materi

Menjelaskan tentang :

- Kebutuhan gizi pada lansia

- Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi perubahan kebutuhan gizi pada lansia

- Masalah Gizi pada Lansia

- Pemantauan Status Nutrisi

- Perencanaan Makanan untuk Lansia

- Memperhatikan

3.

5 menit

Diskusi :

- Memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan memberikan pertanyaan

- Bertanya dan menjawab


4.

3 menit

Penutup :

- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas.

- Memberi salam penutup

- Memperhatikan

- Menjawab salam

IX. EVALUASI

Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab

Jenis Pertanyaan : Lisan

Jumlah Pertanyaan : 2 soal

Soal : Terlampir

Lampiran soal

1. Nutrisi apa saja yang sebaiknya dihindari lansia?

2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat?

Lampiran jawaban

1. Gula dan minuman yang mengandung banyak gula, yang akan mengganggu transport gula dalam
darah, garam dapat mempertinggi resiko penyakit hipertensi, merokok, minuman beralkohol, lemak
hewan (yang menempel pada daging hewan) karena akan memicu athlerosklerosis (penyumbatan pada
pembuluh darah ke jantung)
2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat

Jenis Takaran (gram) Takaran saji

Nasi 200 gr (2sendok nasi)

Tahu 25 gr (1 potong)

Pindang 50 gr (1 potong)

Sayur bayam 100 gr (1 mangkok)

Pepaya 100 gr (1 potong)

Susu 100 gr (1 gelas)

X. LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, Oktober 2014

Sasaran

( )

Pemberi Materi
(Julita Fitriani)

Mengetahui,

Pembimbing PKL

(Sri Subiyatun, S.SiT., M.Kes)

LAMPIRAN MATERI

GIZI LANSIA

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam
makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi
lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat
menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

A. Kebutuhan gizi pada lansia

1) Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut
menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh
dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-
laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.

2) Protein

Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang,
bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien).
Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan
sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.

3) Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi
lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit
atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak
tersebut adalah asam lemak tidak jenuh. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh
yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

4) Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB). Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi
suplemen serat (yang dijual secara komersial), konsumsi serat yang terlalu banyak, dapat menyebabkan
mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.

5) Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6,
niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya
konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat
besi menyebabkan anemia.

6) Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang
hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal
(membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ
serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi
status gizi pada masa tua. Antara lain :

a. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan
tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-
garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

b. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat
berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

c. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung,
nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.

d. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan
menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.

e. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
C. Masalah Gizi pada Lansia

1.) Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak
pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang
karena berkurangnya aktivitas fisik Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2.) Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit.
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal.
Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.

3.) Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam
makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu
dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi

Penimbangan Berat Badan

Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau
penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko
terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan
kekurangan berat badan.

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia


1.) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2.) Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata
dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

3.) Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa
makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah
kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4.) Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan,
mentega dll.

5.) Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

a) Makanlah makanan yang mudah dicerna

b) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan

c) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek
atau dicincang

d) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.

6.) Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam,
dan sayuran hijau.

7.) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi
makanan yang digoreng

Anda mungkin juga menyukai