Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI LANSIA

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas


praktikum promosi kesehatan

Disusun oleh:

Azuhri Takwim
1811312001

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GIZI LANSIA

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya, karena di dalam
makanan terdapat nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan bermetabolisme. Lansia,
menurut WHO adalah sesorang yang berumur 60 tahun ke atas. Masalah gizi yang dihadapi oleh
lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya.konsumsi pangan yang
kurang seimbang akan memperburuk kondisinya, yang memang secara alami mengalami
penurunan.
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang
dari kebiasaan makan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan
dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan ketersediaan dan
kebiasaan makan tiap daerah.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1.) Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :


Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong
dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain.
Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan
hasil olahannya.

2.) Kelompok zat pembangun


Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein
hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang kacangan dan olahannya.

3.) Kelompok zat pengatur


Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti
buah-buahan dan sayuran.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Ilmu Kesehatan
Topik : Gizi Lansia
Subtopik : Gizi Lansia
Sasaran : Ny. T
Jam :
Hari/Tanggal : Februari 2019
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Tn. S

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan keluarga dapat memperbaiki
kebutuhan gizi lansia.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu memahami tentang:
1. Kebutuhan gizi pada lansia.
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebutuhan gizi pada lansia.
3. Masalah Gizi pada Lansia
4. Pemantauan Status Nutrisi
5. Perencanaan Makanan untuk Lansia

V. MATERI
Terlampir

VI. METODE
Ceramah dan diskusi tanya jawab
VII. MEDIA
Lembar Balik
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan :
- Membuka penyuluhan dengan - Menjawab salam
mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
- Mengungkapkan tujuan penyuluhan
yaitu penyuluhan pada lansia tentang
kesehatan pada lansia.
2. 10 Penyampaian Materi
menit Menjelaskan tentang : - Memperhatikan
- Kebutuhan gizi pada lansia
- Menjelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi perubahan kebutuhan
gizi pada lansia
- Masalah Gizi pada Lansia
- Pemantauan Status Nutrisi
- Perencanaan Makanan untuk Lansia

3. 5 menit Diskusi :
- Memberi kesempatan pada keluarga- Bertanya dan menjawab
untuk bertanya dan memberikan
pertanyaan
4. 3 menit Penutup :
- Menutup pertemuan dengan - Memperhatikan
menyimpulkan materi yang telah - Menjawab salam
dibahas.
- Memberi salam penutup
IX. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Pertanyaan : 2 soal
Soal : Terlampir

Lampiran soal
1. Nutrisi apa saja yang sebaiknya dihindari lansia?
2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat?

Lampiran jawaban
1. Gula dan minuman yang mengandung banyak gula, yang akan mengganggu transport gula
dalam darah, garam dapat mempertinggi resiko penyakit hipertensi, merokok, minuman
beralkohol, lemak hewan (yang menempel pada daging hewan) karena akan memicu
athlerosklerosis (penyumbatan pada pembuluh darah ke jantung)

2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat


Jenis Takaran (gram) Takaran saji
Nasi 200 gr (2sendok nasi)
Tahu 25 gr (1 potong)
Pindang 50 gr (1 potong)
Sayur bayam 100 gr (1 mangkok)
Pepaya 100 gr (1 potong)
Susu 100 gr (1 gelas)
X. LEMBAR PENGESAHAN
Padang, Februari 2019

Sasaran Pemberi Materi

( ) (Azuhri Takwim)

Mengetahui,
Pembimbing

( )
LAMPIRAN MATERI

GIZI LANSIA

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,


karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan
metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia.

A. Kebutuhan gizi pada lansia

1) Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang
berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas.
Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya..
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700
kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa
lemak, sehingga akan timbul obesitas.

2) Protein
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein
tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi
penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.

3) Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)
dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh. Minyak nabati
merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak
mengandung asam lemak jenuh.

4) Karbohidrat dan serat makanan


Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber
serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), konsumsi serat yang
terlalu banyak, dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak
dapat diserap tubuh.
5) Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin
A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan
mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan
kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia.

6) Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan
membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-
8 gelas per hari.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini
dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

a. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah
cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta
muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

b. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah
yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

c. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan
wasir.

d. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.

e. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia
lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.

C. Masalah Gizi pada Lansia

1.) Gizi berlebih


Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota besar. Kebiasaan
makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia
penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik Kegemukan merupakan salah
satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2.) Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat
badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan
kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan
terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3.) Kekurangan vitamin


Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun,
kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi


Penimbangan Berat Badan
Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai
peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg
dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari
0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia

1.) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari :
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2.) Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur
merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

3.) Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran
sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta
mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4.) Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti
santan, mentega dll.

5.) Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

a) Makanlah makanan yang mudah dicerna


b) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
c) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus
lunak/lembek atau dicincang
d) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.

6.) Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak,
bayam, dan sayuran hijau.
7.) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang
kurangi makanan yang digoreng
Daftar Pustaka

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1996. ILMU GIZI. Jakarta:Dian Rakyat


Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/

Anda mungkin juga menyukai