Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA

PENYULUHAN GIZI LANSIA

(Disusun Untuk Menuhi Tugas Keperawatan Gerontik)


Dosen Pembimbing : Icca Narayani Pramudaningsih, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

1. Finda Aryani Putri Dewi (20201552)


2. Lisa Umi Kholifah (20201561)
3. Rizka Maulidya (20201572)
4. Rizki Abdul Ghani (20201573)
5. Rosari Cahya Windari (20201574)
6. Thomas Dwi Nupriyanto (20201577)
7. Yovie Audina Septia Dewanti (20201581)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) GIZI LANSIA

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya, karena di dalam
makanan terdapat nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan metabolisme. Lansia, menurut
WHO adalah sesorang yang berumur 60 tahun ke atas. Masalah gizi yang dihadapi oleh lansia
berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis.konsumsi pangan yang kurang seimbang akan
memperburuk keadaan, yang memang secara alami mengalami penurunan.
Susunan makanan sehari-hari untuk manula Tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan
makan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan
gizi yang dipilih dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap
daerah.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.) Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong
dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain. Bahan makanan
yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarin, susu dan hasil olahannya.
2.) Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani
maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang kacangan dan olahannya.
3.) Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah- buahan
dan sayuran.

II. PENGANTAR
Bidang Studi : Keperawatan Genetik
Topik : Gizi Lansia
Subtopik : Gizi Lansia
Sasaran : Ny. T
Hari/Tanggal :
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Tn. S

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah melakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan keluarga dapat
memperbaiki kebutuhan gizi lansia.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu memahami tentang:
1. gizi pada lansia.
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebutuhan gizi pada lansia.
3. Masalah Gizi di Lansia
4. Pemantauan Status Nutrisi
5. Perencanaan Makanan untuk Lansia

V. MATERI
Terlampir

VI. METODE
Ceramah dan diskusi tanya jawab

VII. MEDIA
Leaflet

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan


Peserta

1. 2 Pembukaan :
menit  Membuka penyuluhan dengan mengucapkan Menjawab
salam dan memperkenalkan diri salam
 Mengungkapkan tujuan penyuluhan yaitu
penyuluhan pada lansia tentang kesehatan pada
lansia.

2. 10 Penyampaian Materi tentang :


menit  Kebutuhan gizi pada lansia Memperhatikan
 ini tentang faktor yang mempengaruhi perubahan
kebutuhan gizi pada lansia
 Masalah Gizi pada Lansi a
 Pemantauan Status Nutrisi
 Perencanaan Makanan untuk Lansia

3. 5 Diskusi :
menit  Memberi kesempatan pada keluarga untuk Bertanya dan
bertanya dan memberikan pertanyaan menjawab

4. 3 Penutup :
menit  Menu pertemuan dengan materi yang telah dibahas. Memperhatikan
 Memberi salam penutup Menjawab salam

IX. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Pertanyaan : 2 soal
Soal : Terlampir

Lampiran Soal :
1. Nutrisi apa saja yang sebaiknya dihindari lansia?
2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat?
Lampiran jawaban
1. Gula dan minuman yang mengandung banyak gula, yang akan mengganggu transport gula
dalam darah, garam dapat mempertinggi resiko penyakit hipertensi, merokok, minuman
beralkohol, lemak hewan (yang menempel pada daging hewan) karena akan memicu
athlerosklerosis (penyumbatan pada pembuluh darah ke jantung)
2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat Jenis Takaran (gram) Takaran saji
Nasi 200 gr (2sendok nasi)
Tahu 25 gr (1 potong)
Pindang 50 gr (1 potong)
Sayur bayam 100 gr (1 mangkok)

Pepaya 100 gr (1 potong)


Susu 100 gr (1 gelas)
LAMPIRAN
MATERI

GIZI LANSIA

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena


didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan
metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia.

A. Kebutuhan gizi pada lansia


1) Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang- orang berusia
lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi)
diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.. Kebutuhan kalori
untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah
kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga
akan timbul obesitas.
2) Protein
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak
berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan
senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya
kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
3) Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan
20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan

lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

4) Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB).
Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian. Untuk
manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), konsumsi
serat yang terlalu banyak, dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga
tidak dapat diserap tubuh.

5) Vitamin dan mineral


Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2,
B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan
dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang
dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia.
6) Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti
yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan
ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat
mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
a. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah
cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta
muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
b. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang
dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
c. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan
wasir.
d. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan
menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
e. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut
yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
C. Masalah Gizi pada Lansia
1.) Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota besar. Kebiasaan makan
banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada
lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik Kegemukan merupakan
salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah
tinggi.
2.) Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan
kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-
kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit
menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3.) Kekurangan vitamin


Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein
dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan
menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi


Penimbangan Berat Badan
Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB
atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu
beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu
menunjukkan kekurangan berat badan.

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia


1.) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2.) Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur
merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
3.) Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran
sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta
mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4.) Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti
santan, mentega dll.
5.) Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal- hal
sebagai berikut :
a) Makanlah makanan yang mudah dicerna
b) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
c) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus
lunak/lembek atau dicincang
d) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.

6.) Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak,
bayam, dan sayuran hijau.
7.) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang
kurangi makanan yang digoreng
Daftar Pustaka

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1996. ILMU GIZI. Jakarta.


Dian Rakyat Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/

Anda mungkin juga menyukai