SERAT
KELAS D
2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
ii
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas ibu hasanah S.Si., M.Kes
selaku dosen pada mata kuliah ilmu gizi dasar di Universitas Tadulako.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembacanya.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dekade terakhir ini telah terungkap oleh para ilmuwan bahwa serat
yang terdapat pada bahan pangan ternyata mempunyai efek positif bagi sistim
metabolisme manusia. Awalnya serat dikenal oleh ahli gizi hanya sebagai
pencahar dan tidak memberi reaksi apapun bagi tubuh. Pandangan akan serat
mulai berubah, setelah dilaporkan bahwa konsumsi rendah serat menyebabkan
banyak kasus penyakit kronis seperti jantung koroner, apendikitis,
divertikulosis dan kanker kolon, serat yang memiliki efek fisiologis tersebut
kemudian disebut sebagai serat pangan atau dietary fiber.
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang
sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran merupakan menu
yang hampir selalu terdapat dalam hidangan sehari- hari masyarakat
Indonesia, baik dalam keadaan mentah (lalapan segar) atau setelah diolah
menjadi berbagai macam bentuk masakan.
Di masyarakat perkotaan yang sebagian masyarakatnya cenderung
mengkonsumsi makanan siap saji, masyarakat menengah ke atas telah terjadi
pergeseran pola makan dari tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak
ke pola konsumsi rendah karbohidrat dan serat, tinggi lemak dan protein. Hal
inilah yang menyebabkan tingginya kasus penyakit-penyakit seperti
jantung koroner, kanker kolon, dan penyakit degeneratif lainnya di Indonesia.
Untuk itu agar pemahaman masyarakat akan pentingnya serat pangan
dalam pola konsumsi makanan di Indonesia menjadi meningkat, maka karya
ilmiah tentang serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan
menjadi penting untuk disampaikan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Serat pangan, dikenal juga sebagai dietary fiber, merupakan bagian dari
tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki
sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia
serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.
Serat adalah bagian penting dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh
manusia tetapi sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan dan sistem
tubuh lainnya
Sayuran dan buah-buahan adalah merupakan sumber serat pangan yang
paling mudah dijumpai dalam menu masyarakat. Sebagai sumber serat sayuran
dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses melalui perebusan.
Adapun buah-buah yang mengandung banyak serat antara lain jeruk, apel,
pisang, buah pir dan lain sebagainya. Sementara itu sayur yang mengandung
serat yang sering dijumpai antara lain wortel, kentang, brokoli, dan kacang
panjang. Selain sayur-sayuran dan buah, biji-bijian dan kacang-kacangan
termasuk makanan yang berserat.
3
2.3 Fungsi Serat
Pentingnya asupan serat (dalam jumlah yang cukup) bagi kesehatan telah
ditunjukkan melalui efek fisiologis dari masing-masing jenis serat tersebut.
Dengan memperlambat absorpsi karbohidrat dapat membantu penderita
diabetes mellitus dalam mengatur kadar gula darahnya. Kadar kolesterol yang
tinggi merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung, karena itu konsumsi
serat larut yang dapat menurunkan kadar kolesterol sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya penyakit jantung.
Serat pada makanan bermanfaat untuk memperbesar volume feses
sehingga akan memperlancar proses pembuangan dan bisa mencegah
terjadinya konstipasi. Oleh karena itu penelitian bertujuan untuk
menggambarkan pengetahuan masyarakat Muara Bulian Jambi tentang
pentingnya konsumsi serat sebagai salah satu pencegahan konstipasi.
Konsumsi serat yang cukup terutama insoluble, nonfermentable juga
bermanfaat dalam penatalaksanaan beberapa gangguan saluran cerna, seperti
divertikulitis, batu empedu, irritable bowel syndrome dan konstipasi. Hasil
penelitian membuktikan bahwa pada kelompok populasi dengan konsumsi
serat yang tinggi dijumpai insidens yang lebih rendah untuk gangguan saluran
cerna, penyakit jantung, kanker kolon dan mammae. Efek kenyang yang
timbul setelah konsumsi serat juga membantu untuk mengontrol berat badan.
4
beberapa jenis serat larut dapat difermentasi oleh bakteri usus, menghasilkan
asam lemak rantai pendek dan gas sebagai produk sampingan.
1. Kekurangan Serat
2. Kelebihan Serat
5
kelompok vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K pun menjadi
terhambat penyerapannya. Kerja enzim protease yang berperan dalam
pencernaan protein juga bisa terganggu karena kehadiran serat. Penurunan
kemampuan kerja enzim tersebut diduga disebabkan oleh adanya
pengikatan atau interaksi dengan serat makanan. Banyaknya jumlah air
yang terserap dalam serat juga dapat memperkecil ketersediaan vitamin
larut air dalam tubuh, karena vitamin akan terikut larut bersama air yang
terserap serat dan terikut keluar tubuh dengan segera.
Hal lain lagi yang perlu difahami adalah jika jumlah serat melebihi
dari yang dibutuhkan, ini berarti, ketersediaan makanan untuk
mikroorganisme dalam tubuh ada dalam jumlah yang melimpah ruah.
Kondisi ini dapat mendorong terjadinya peningkatan jumlah mikro
organisme yang hidup untuk berkembang dan berbiak dalam saluran
pencernaan. Peningkatan jumlah organisme tersebut akan menambah
keragaman jenis dan jumlah gas-gas yang dihasilkan akibat proses
metabolisme yang terjadi dari berbagai mikroorganisme dalam usus besar.
Gas- gas beracun yang dihasilkan sangat berbahaya bagi kesehatan dan
sangat mengganggu kenyamanan perut.
Serat pangan bukan termasuk dalam golongan zat gizi bagi tubuh manusia.
Sesuatu dikatakan sebagai zat gizi apabila sesuatu tersebut diperlukan oleh
makhluk hidup untuk hidup, tumbuh dan berkembang biak. Bagi manusia, zat
gizi yang penting adalah sumber energi, protein, beberapa jenis asam lemak,
serta berbagai jenis vitamin dan mineral.
6
Salah satu penyakit akibat kurangnya mengkomsumsi serat adalah
konstipasi, Konstipasi adalah suatu gangguan Buang Air Besar (BAB) yang
ditandai diantaranya dengan perasaan yang tidak lampias pada saat buang
air besar, penurunan frekuensi buang air besar (kurang dari tiga kali
perminggu), kesulitan pengeluaran feses seperti mengejan yang berlebihan,
pengeluaran feses yang tidak tuntas, feses keras/kecil-kecil, waktu BAB
yang lama, atau bantuan manuver manual untuk mengeluarkan feses (Black,
2018).
Prevalensi konstipasi populasi dewasa di Indonesia adalah 12,3%.
Penelitian tentang konsumsi serat di Indonesia masih terbatas. Rata-rata
orang di Indonesia mengkonsumsi 10,5 gram serat setiap hari. Nilai ini
hanya menyediakan setengah dari jumlah serat yang disarankan. Kebutuhan
serat yang dipilih untuk orang dewasa berusia 19-29 tahun adalah 38 gram
per hari untuk pria dan 32 gram per hari untuk wanita (Ayesha et al., 2020).
Angka menunjukkan bahwa sekitar 2,5 juta kunjungan ke dokter
setiap tahun adalah untuk mengobati konstipasi dan jumlah orang yang
menderita konstipasi meningkat dengan usia. Guna menekan risiko
konstipasi, yang utama adalah menjaga pola makan cukup serat dan
perilaku. Usaha pencegahan ini lebih murah dan menjanjikan karena
kecukupan serat akan membantu memperlancar proses buang air besar.
Untuk mengurangi risiko terkena konstipasi, mulai untuk
menerapkan hidup yang sehat, makan makanan yang berserat seperti buah-
buahan, sayur, dan makanan berserat lainnya, selain mengkomsumsi
makanan berserat bisa juga dengan melakukan olahraga secara rutin,
menghindari makanan berlemak dan minum air secukupnya setiap hari
untuk memperlancar proses pencernaan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
penting untuk memperluas pola makan dengan makanan yang kaya serat,
dengan meningkatkan konsumsi serat, kita dapat memperbaiki kesehatan dan
kualitas hidup kita secara keseluruhan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Elsa. N. A., Debie A., Dita. H., Sri N. J., (2022) Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Pentingnya Konsumsi Serat Untuk Mencegah Konstipasi Pada
Masyarakat Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian /Kabupaten
Batanghari Provinsi Jambi.
Santoso, A. (2011). Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan.
Magistra, 23(75), 35-40.
Dominggus, dkk, (2015). Isolasi dan Karakterisasi Papain dari Buah Pepaya (Carica
Papaya L) Jenis Daun Kipas. Ind. J. Chem. Res ; (2):182 – 189.
Nunung S. Mulyani. Wiqayatun K. & Suci F. (2019) ASUPAN SERAT DAN AIR
SEBAGAI FAKTOR RISIKO KONSTIPASI DI KOTA BANDA ACEH
9
10