Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI (kelompok 1)


KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI SUSUN OLEH :
BAMBANG SURYADINOR
NITA RAHMADANI
NOVA ZAHROTUL HAYYA
SUMIRLAN TRISNO

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jl. Batu Berlian No.11 Sampit
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
            Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Keperawtan Gerontik  dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari
rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
               Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.

Sampit,      Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................     ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................................    iii
BAB I        PENDAHULUAN
                   1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................     1
                   1.2  TUJUAN PENULISAN ........................................................................     2
                   1.3  RUMUSAN MASALAH.......................................................................     2
                   1.4  METODE PENULISAN.........................................................................     2
                   1.5  SISTEMATIKA PENULISAN................................................................     2
BAB  II       PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN........................................................................................     3
2.2  PROSES MENUA...................................................................................     4
2.3  KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA...........................................     7
2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA                  8
2.5. GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA............................................     9
2.6. STATUS GIZI PADA LANSIA.............................................................   11
2.7. ASKEP....................................................................................................   12
BAB  III      PENUTUP
A.      KESIMPULAN .......................................................................................   13
B.      SARAN ...................................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi,
meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya
sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya
kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun
fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot,
sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus
diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan
yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para
MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga
makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar
pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih
mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar
serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk
melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan
menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi jangan di
sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan
sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan
atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit
Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok
MANULA. Yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk
mendapat penyakit kanker.
1.2.            Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Lansia

1.3.            Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian nutrisi
2.      Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
4.      Apa saja gangguan nutrisi pada lansia
5.      Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia

1.4.            Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan.

1.5.            Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi,
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab III
Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia.
Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik
pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa
dan peningkatan kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan
dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak
mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas.
Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami
defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia
daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial
lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya
menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen
kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman
yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan
bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami
hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal, peningkatan
jaringan adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan
tubuh total.

2.2       Proses Menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh
dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan
secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
      Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan
juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan
kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia
seringkali terlihat kurus.
      Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan
dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan
pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga
menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi
karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
      Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
      Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang
dapat menyebabkan wasir.
      Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang
aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan
sehari-hari.
      Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan
berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang
mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur
sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama
adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan
sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid
atau perilaku anti sosial lainnya.
      Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah
besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat
terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
      Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan
salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia
lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang
dapat menyebabkan dehidrasi.
      Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom
lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.
Penyakit Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolism
di sel lainnya.Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan
komposisi tubuh. Perubahan pada system pencernaan :
Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease yang biasa terjadi
setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi
yang buruk.
Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir.atropi
indera pengecap (±80%),hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah
teritama rasa manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air ludah berkurang sampai
kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut menjadi kering dan bisa
menurunkan cita rasa.
Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa pengerasansfringfar bagian bawah
sehingga menjadi mengendur(relaksasi) dan mengakibatkan usofagus melebar
(presbyusofagus).Keadaan ini memperlambat pengosongan usofagus dan tidak
jarang berlanjut sebagaiher nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada
daerah presofagus tepatnta di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam
system saraf sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion
yang menyusut sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak
tanda perlambatan pengosongan usofagus.
Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).Lapisan lambung
menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin berkurang,asam lambung
menurun,waktu pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan zat
besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat total usus halus berkurang
diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam
batas normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan zat besi.
Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi,yang
menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat kurang efisien.
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks 
krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelican makanan berkurang
sehingga proses menelan menjadi sukar.
Keluahn-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya,
seringkali disebabkan makanan yang kurang dicernaakibat berkurangnya fungsi
kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap
makanan terutama yang mengandung lemak.
 Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan karena
kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan karenanya
banyaknya gigi yang sudah lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan
motilits otot polos esophagus, bisa juga terjadi  refluks disease (terjadi akibat refluks
isi lambung ke esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60 – 70 tahun.

2.3       Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia


o   Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-
orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot
dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal
dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk
lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila
jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan
berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
o   Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari
adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi
ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih
tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk
orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan
kacang-kacangan.
o   Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh
darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam
lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan
sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak
mengandung asam lemak jenuh.

o   Karbohidrat dan serat makanan


Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi
lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena
dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya
dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian
yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
o   Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi
vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan
ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan
dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang
mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting
untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
o   Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh
untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada
lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

2.4       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia


a.              Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak memperdulikan
tugas memasak untuk menyediakan makanan
b.              Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan kesulitan
untuk berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
c.       .Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak
untuk mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makananyang
gizinya seimbang..
d.      Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau bersusah
payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
e.       Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan yang
cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
f.        Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus.Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong,
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran Rasa lapar menurun, asam
lambung menurun,Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan
terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit., Gerakan usus atau gerak peristaltic
lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi,Penyerapan makanan di usus
menurun
g.      penyalahgunaan alcohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi asupan kalori
atau nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi lain.
h.      Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan kelompok
usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan
akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

2.5       Gangguan Nutrisi Pada Lansia


1.      Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena tidak cukupnya
asupan satu atau lebih nutrisi yang membahyakan status kesehatan (Watson, Roger.
2003. Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC).
2.      Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang
berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari 20% dari jumlah yang di
anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang berlebihan terutama
yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Pencetus berbagai seperti Hipertensi, Penyakit jantung koroner,
Strok, seta Diabetes Melitus.
3.      Osteoporosis
Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan oleh penurunan
densitas tulang akibat kurangnya konsumsi kalsium dalam jangka waktu yang lama.
Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria.
4.      Anemia
Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobil yang tidak normal,
kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan kurang
Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan cepat lelah, lesu, otot lemah, letih,
pucat, kesemutan, sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB <8
gr/dL.
5.      Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan di tambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makn berkurang, penglihatan
menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
6.      Kekurangan anti oksidan
(Banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu menangkal efek
merusak radikal bebas terhadap tubuh, sehingga konsumsi yang kurang dapat
meningkatkan resiko berbagai penyakit akibat radikal bebas, seperti serangan
jantung dan stroke, katarak, persendian hingga menurunnya penampilan fisik
seperti kulit menjadi keriput.
7.      Sulit buang air besar Karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan
lambat diolah dalam tubuh.Akibatnya, buang air besar jadi jarang.
8.      Kelebihan gula dan garam
 Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada
orangtua
 Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan
kolesterol dan gula darah
 Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam

2.6       Status Gizi Pada Usia Lanjut


  Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia
cenderung mengalami kegemukan/obesitas
  Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya
cenderung kegemukan/obesitas
  Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya
cenderung kegemukan/obesitas
  Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan
nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein
yang kronis
  Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat
(sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
  Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini
mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi
zat-zat gizi mikro
  Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
  Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu
makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
  Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan
makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
  Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi
  Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi
  Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang
dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

2.7       ASKEP
a.PENGKAJIAN
o  Berat badan berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT (indeks massa tubuh)
atau catatan yang tepat
o  Perubahan berat badanDifokuskan pada kehilangan atau pertambahan berat
badan saat ini
o  Pertumbuhan gigi, Apakah lansia memakai gigi palsu atau apakah mereka memerlukan
gigipalsu? Apakah gigi palsu yang ada hilang atau rusak?
o  Kebiasaan makan, Aspek pribadi, budaya, dan agama mengenal asupan nutrisi
o  Kemampuan untuk makan, Dapatkah lansia memindahkan makanan dari piring
ke mult dan menelannya dengan baik 
o  Farmakologi, Apakah klien banyak meminum obat-obatan (termasuk medikasi
yang dilakukan sendiri) yang dapat berakibat buruk terhadap nutrisi.

BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN


Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka beresiko tinggi
menderita malnutrisi dan lebih rentan terkena dampak malnutrisi. Salah satu
indikator yang sangat penting pada status nutrisi adalah berat badan. Perawat
berperan sangat penting dalam pemenuhan nutrisi lansia terutama di Rumah Sakit.
Setiap orang harus makan. Makanan merupakan bagian yang paling pentingdalam
kehidupan sebagian lansia dan saat-saat bersantap menjadi bagian pentingyang
dialami manula setiap harinya. Makanan juga harus menjadi sumber kesehatan serta
kegembiraan bagi orang-orang yang berusia lanjut ini.

3.2       SARAN


Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi jangan di
sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan
sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan
atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit
Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok
MANULA.
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC


Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan Pasien Geriatri Untuk
Dokter dan Perawat. Jakarta
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-penyakit untuk
Perawat dan Dokter. Jakarta : Yayasan Essentia Medico
Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2012


A.    DATA BIOGRAFI
Nama                          :Tn “S”
TTL                             :Sampit, 20 Oktober 1945
Jenis Kelamin             :laki-laki
Pendidikan                 : SMA
Agama                                    : Islam
Status Perkawinan     :Duda
TB / BB                       : 162 cm, 50 Kg
Penampilan                :Rapih danbersih        Ciri – ciri tubuh :Kurus
Alamat                        : Jl. Merdeka,  Kel. Ketapang                        RT 3 RW V
Kec.Mentawa Baru Hilir                  Telp/ Hp :  -
Kabupaten. Kotawaringin Timur
Orang Yang Dekat     :Ny “E”
Hubungan                  :Anak
Alamat / Telepon      : Jl. Merdeka No.45

B.     RIWAYAT KEPERAWATAN
1.      Genogram

  
Keterangan     :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
            : Garis keturunan
: Klien

2.      RiwayatKeluarga
Klien seorang duda, mempunyai anak satu. Klien hidup bersama anak laki-lakinya.
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi,
asma, TB, atau hepatitis.

C.     RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini                   : Berkebun
Alamat pekerjaan                  :  Jl. MajuMundur
Jarak dari rumah                   :  ± 1km
Alat transportasi                    : Jalan kaki
Pekerjaan sebelumnya           : Swasta
Jarak darirumah                    : ± 3 Km
Alat transportasi                    : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:
Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.

D.    RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tempa tinggal                :Rumah
Jenis lantai rumah                  :Kayu
Kondisi lantai                         :Kering
Tangga rumah                                   :Tidakada
Penerangan                            :Cukup
Tempat tidur                          :Aman
Alatd apur                              :Rapi
WC                                          :Aman
Kebersihan lingkungan         :bersih
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :Sendiri
Derajat privasi                                   :Terjaga
Tetangga terdekat                  : Ada
Alamat dan telepon               : Jl. Merdeka No. 46

E.      RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat                                    : Memancing
KeanggotaanOrganisasi        : Pengajian
Liburan / Perjalanan             : Jalan – jalan, berkunjung ketempat Anak

F.      SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi       : Perawat
Jarak Dari Rumah                                          : ±1 Km
RumahSakit                                                    : Ada   Jarak   ±5 Km
Klinik                                                              : Ada   Jarak   ±4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah                              : Tidakada
Makanan Yang dihantarkan                         : Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga  : Check Up kePuskesmas

G.    DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual        : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat
tahajud.
Yang Lainnya             : Tidakada

H.    STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Umum Selama SetahunYangLalu           : klien pernah menderita
Anemia
Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu                      : Tidak ada masalah
KeluhanUtama                                                          :
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan        : Klien sering berobat ke
puskesmas

Alergi :
            Obat-Obatan              :Tidakada
            Makanan                    :Tidakada
            FaktorLingkungan     : Tidakada
           
I.       AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
IndeksKATZ                   : B
Oksigenisasi                : Baik, RR 16 x/m
Cairan&Elektrolit       : Cukup, KlienMinum±6gelas /hr
Nutrisi                        : Nafsu makan kurang, PolaMakan : 2x/hr, hanya mampu
menghabiskan¼ porsi makanan, konjugtiva anemis, BB sebelumnya= 51 kg, BB
saatini 50 kg, klien kurang makan sayur dan jarang makan buah-buahan, klien
hidup sendiri.
            Eliminasi                     : Baik, BAK 2x/hr BAB 1x/hr
            Aktivitas                     : Saat pagi klien berkebun, di rumah klien tidak ada
kegiatan
            Istirahat & Tidur        : Baik, klien tidur 8 jam/hr
            Personal Hygiene       : Baik, Klien Mandi 2x/hr
Seksual                        : Klien tidak ada niat lagi untuk berhubungan, klien tidak ada
keinginan untuk menikah lagi
Rekreasi                      :klien 6 bulan sekali melakukan perjalanan (berkunjung ke
rumaha naknya).

J.       PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep diri                             : Klien merasa kehidupannya cukupt erpenuhi
Emosi                                      : Stabil
Adaptasi                                 : Baik
Mekanisme Pertahanan Diri : Baik
Status Mental                         : Stabil
Tingkat Keasadaran              : Compos Mentis
Afasia                                     : Tidak
Dimensia                                : Tidak
Orientasi                                 : Normal
Bicara                                      : Normal
Bahasa Yang Digunakan       :BahasaBanjar
Kemampuan Membaca         :Bisa
Kemampuan Interaksi           :Sesuai
Vertigo                                    :  –
Shirt Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ)           : 2 Fungsi Mental Utuh
Mini – Mental State Exam (MMSE)                          : 2 Baik
Geriatrik Depresion Scale                                          : 4 Baik
APGAR                                                                       : 6 Menengah

K.    TINJAUAN SISTEM
KeadaanUmum         :Baik
Tingkat Kesadaran    : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital    : TD     130/90 mmhg                        Nadi    80 x/m
                                      RR     16 x/m                       Suhu   36,5oC
                                      TB      168 cm                                    BB        50kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
1)      PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1.      Bentuk Dada                                      : Simetris
2.      SekresidanBatuk                                : Tidakada
Nyeriwaktubernapas                         : Tidakada
3.      PolaNapas                                          : RR 16 x/m, Reguler
4.      BunyiNapas                                       : Normal (tidakadaRonchi)
5.      Pergerakan Dada                               : Intercostal
6.      TractilFremitis/Fremitus Vokal         :Tidakada
7.      Alat Bantu Pernapasan                     : Tidakada

2)      CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)


1.      Nadi                            : Frekuensi      80 x/m            nt , Reguler
2.      Bunyi Jantung                        : Normal
3.      LetakJantung              : Ictus Cordis teraba pada intercostal  V, kira-kira 1 jari
medial darigaris midklavikular
4.      Pembesaran Jantung  : Tidakada
5.      NyeriDada                 : Tidakada
6.      Edema                         : Tidakada
7.      Clubbing Finger         : Tidak

3)      PERSARAFAN (B3: BRAIN)


Tingkat kesadaran :         Compos Mentis
1.      GCS :
Eye : 4             Verbal : 5        Motorik : 6
Total GCS                   : 15
2.      Refleks                                    : Normal
3.      Koordinasi Gerak       : Ya
4.      Kejang                                    : Tidak

4)      PENGINDERAAN
1.      Mata (Penglihatan)
a.      Bentuk                              : Normal
b.      Pupil                                 : Ishokor
c.       Gerak Bola Mata              : Normal
d.      Medan Penglihatan         : Normal
e.       ButaWarna                       : Tidak
f.        TekananInraOkuler         : Tidak
2.      Hidung (Penciuman)
Bentuk                                                : Normal
GangguanPenciuman                        : Tidak
3.      Telinga (Pendengaran)
a.      Aurikel                              : Normal
b.      Membran Tympani          : Terang
c.       Otorrchea                         : Tidak
d.      GangguanPendengaran  : Tidak
e.       Tinitus                               : Tidak
4.      Perasa                                     : Normal
5.      Peraba                                     : Normal

5)      PERKEMIHAN - ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Tidak ada nyeri saat berkemih, tidak sering berkemih, tidak ada urin yang tertahan
saat berkemih
MasalahKandungKemih : Tidakadamasalah
Produksi Urine                 : 600 ml/hr                             Frekuensi : 2x/hr
Warna:Kekuningan               Bau : Amoniak
6)      PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
1.   MulutdanTenggorokan
a.      Mulut                                 : Rongga mulut bersih, tidak ada bau mulut
b.      Gigi                                      : Gigi tidak lengkap, tidak ada lubang gigi,
Selaput Lendir Mulut        : Lembab
c.       Lidah                                  : Bersih, ada sariawan
d.      Kebersihan Rongga Mulut            : Tidak Berbau
e.       Tenggorokan                      : Tidak terlihat sulit menelan
f.        Abdomen                           : Kenyal
g.      Pembesaran Hepar                        : Tidak
h.      Pembesaran Lien               : Tidak
i.        Asites                                  : Tidak

2.   Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus


         BAB 1 x/hr
         Tidak ada masalah
         Obat Pencahar       : Tidak
         Lavemen                : Tidak

7)      OTOT, YULANG DAN INTEGUMENT (B6: BONE)


1.   OtotdanTulang
         Kemampuan Pergerakan Sendi lengan dan Tungkai (ROM)
Bebas
         Kemampuan kekuatan otot :       

4                  4
4                  4                     
         Fraktur       : Tidak
         Dislokasi     :Tidak
         Haemotom : Tidak
2.   Integumen
Warna Kulit                 : Kuning langsat
Akral                            : Hangat
Turgor                         : Tidakelastis
Tulang Belakang          : Normal
8)      REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk               : Normal
Kebersihan Alat Kelamin            : Bersih           

9)      ENDOKRIN
1.   Faktor Alergi                : Tidak
Manifestasi                   : Tidakada
Cara Mengatasi           : Tidakada
2.   Kelainan Endokrin      : Tidakada

10)  PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien sering cek up untuk
kesehatannya

ANALISA DATA

NO KELUHAN ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan

DO :
-          Gigi tidak lengkap
-          Lidah ada sariawan
Ketidak
-          PolaMakan : 2x/hr, Intake yang seimbangan
hanyamampumenghabiskan ¼ porsimakanan tidakadekuat nutrisi : nutrisi
-          Konjugtiva anemis
kurang dari
-          BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg
kebutuhan tubuh
-          Klien kurang makan sayur dan jarang
makan buah-buahan
-          klienhidupsendiri

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1.        1 Setelah dilakukan 1.      Timbang berat badan 1.     R/mengetahui
tindakan keperawatan setiap hari perubahan keadaan umum
selama 1x24 jam nutrisi pada klien
diharapkan
ketidakseimbangan 2.      Anjurkan makan 2.     R/Dilatasi gaster dapat
nutrisi : nutrisi kurang sedikit tapi sering terjadi bila pemberian
dari kebutuhan tubuh makan terlalu cepat setelah
teratasi dengan periode puasa
Kriteria hasil :  
3.      Anjurkan makan-
1.      Nafsu makan 3.     R/membantu
makanan yang lunak dan
meningkat meningkatkan intake
mudah dicerna.
2.      Berat badan makanan
meningkat
3.      Adanya perubahan 4.      Anjurkan keluarga
pola makan 4.     Membantu
untuk menyediakan
4.      Konjungtiva  normal meningkatkan nafsu makan
makanan kesukaan klien.
5.      Klien tampak tidak
lemah 5.      Anjurkan makan
5.     R/ Mencegah terjadinya
makanan yang disajikan
mual dan membantu
dalam kondisi hangat
meningkatkan nafsu makan

Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1.   1 1 Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib) 26 Maret 2012 (09.00 wib)
. DS : “Saya sudah menghabiskan
1.      Menimbang berat badan setiap hari setengah porsi makanan”
Hasil : BB = 50 kg
DO :
2.      Menganjurkan makan sedikit tapi sering -          K/u baik
 Hasil : -          Nafsumakanklienmeningkat
Anjuran telah di berikan , klien akan -          Konjungtiva normal
melakukan anjuran. -          TD : 100 / 70 mmhg
-          N : 80 x/m
3.      Menganjurkan makan makanan yang lunak -          RR : 20 x/m
dan mudah dicerna -          S : 36,6 oC
Hasil : -          BB 50 kg
Klien setuju untuk makan makanan yang lunak
dan mudah dicerna
A : Masalah nutrisi kurang dari
4.      Menganjurkan keluarga untuk kebutuhan tubuh teratasi sebagian
menyediakan makanan kesukaan klien 1.      Nafsu makan meningkat
Hasil : 2.      Adanya perubahan pola makan
Anjuran telah diberikan, keluarga 3.      Konjungtiva normal
mengungkapkan akan melakukan apa yang di 4.      Klien tampak tidak lemah
anjurkan.
P: Lanjutkan intervensi
5.      Menganjurkan makan makanan yang
disajikan dalamkondisi hangat
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan yang
disajikan dalam kondisi hangat

Anda mungkin juga menyukai