DI SUSUN OLEH :
BAMBANG SURYADINOR
NITA RAHMADANI
NOVA ZAHROTUL HAYYA
SUMIRLAN TRISNO
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jl. Batu Berlian No.11 Sampit
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Keperawtan Gerontik dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari
rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.
Sampit, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi,
meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya
sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya
kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun
fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot,
sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus
diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan
yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para
MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga
makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar
pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih
mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar
serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk
melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan
menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi jangan di
sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan
sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan
atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit
Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok
MANULA. Yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk
mendapat penyakit kanker.
1.2. Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Lansia
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nutrisi
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia
5. Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia
1.4. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi,
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab III
Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia.
Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik
pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa
dan peningkatan kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan
dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak
mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas.
Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami
defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia
daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial
lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya
menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen
kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman
yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan
bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami
hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal, peningkatan
jaringan adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan
tubuh total.
2.2 Proses Menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh
dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan
secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan
juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan
kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia
seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan
dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan
pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga
menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi
karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang
dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang
aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan
sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan
berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang
mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur
sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama
adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan
sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid
atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah
besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat
terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan
salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia
lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang
dapat menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom
lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.
Penyakit Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolism
di sel lainnya.Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan
komposisi tubuh. Perubahan pada system pencernaan :
Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease yang biasa terjadi
setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi
yang buruk.
Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir.atropi
indera pengecap (±80%),hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah
teritama rasa manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air ludah berkurang sampai
kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut menjadi kering dan bisa
menurunkan cita rasa.
Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa pengerasansfringfar bagian bawah
sehingga menjadi mengendur(relaksasi) dan mengakibatkan usofagus melebar
(presbyusofagus).Keadaan ini memperlambat pengosongan usofagus dan tidak
jarang berlanjut sebagaiher nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada
daerah presofagus tepatnta di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam
system saraf sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion
yang menyusut sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak
tanda perlambatan pengosongan usofagus.
Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).Lapisan lambung
menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin berkurang,asam lambung
menurun,waktu pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan zat
besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat total usus halus berkurang
diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam
batas normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan zat besi.
Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi,yang
menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat kurang efisien.
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks
krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelican makanan berkurang
sehingga proses menelan menjadi sukar.
Keluahn-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya,
seringkali disebabkan makanan yang kurang dicernaakibat berkurangnya fungsi
kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap
makanan terutama yang mengandung lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan karena
kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan karenanya
banyaknya gigi yang sudah lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan
motilits otot polos esophagus, bisa juga terjadi refluks disease (terjadi akibat refluks
isi lambung ke esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60 – 70 tahun.
2.7 ASKEP
a.PENGKAJIAN
o Berat badan berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT (indeks massa tubuh)
atau catatan yang tepat
o Perubahan berat badanDifokuskan pada kehilangan atau pertambahan berat
badan saat ini
o Pertumbuhan gigi, Apakah lansia memakai gigi palsu atau apakah mereka memerlukan
gigipalsu? Apakah gigi palsu yang ada hilang atau rusak?
o Kebiasaan makan, Aspek pribadi, budaya, dan agama mengenal asupan nutrisi
o Kemampuan untuk makan, Dapatkah lansia memindahkan makanan dari piring
ke mult dan menelannya dengan baik
o Farmakologi, Apakah klien banyak meminum obat-obatan (termasuk medikasi
yang dilakukan sendiri) yang dapat berakibat buruk terhadap nutrisi.
BAB III
PENUTUP
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Klien
2. RiwayatKeluarga
Klien seorang duda, mempunyai anak satu. Klien hidup bersama anak laki-lakinya.
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi,
asma, TB, atau hepatitis.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Berkebun
Alamat pekerjaan : Jl. MajuMundur
Jarak dari rumah : ± 1km
Alat transportasi : Jalan kaki
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Jarak darirumah : ± 3 Km
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:
Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Memancing
KeanggotaanOrganisasi : Pengajian
Liburan / Perjalanan : Jalan – jalan, berkunjung ketempat Anak
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : ±1 Km
RumahSakit : Ada Jarak ±5 Km
Klinik : Ada Jarak ±4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidakada
Makanan Yang dihantarkan : Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga : Check Up kePuskesmas
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat
tahajud.
Yang Lainnya : Tidakada
H. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Umum Selama SetahunYangLalu : klien pernah menderita
Anemia
Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu : Tidak ada masalah
KeluhanUtama :
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Klien sering berobat ke
puskesmas
Alergi :
Obat-Obatan :Tidakada
Makanan :Tidakada
FaktorLingkungan : Tidakada
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
IndeksKATZ : B
Oksigenisasi : Baik, RR 16 x/m
Cairan&Elektrolit : Cukup, KlienMinum±6gelas /hr
Nutrisi : Nafsu makan kurang, PolaMakan : 2x/hr, hanya mampu
menghabiskan¼ porsi makanan, konjugtiva anemis, BB sebelumnya= 51 kg, BB
saatini 50 kg, klien kurang makan sayur dan jarang makan buah-buahan, klien
hidup sendiri.
Eliminasi : Baik, BAK 2x/hr BAB 1x/hr
Aktivitas : Saat pagi klien berkebun, di rumah klien tidak ada
kegiatan
Istirahat & Tidur : Baik, klien tidur 8 jam/hr
Personal Hygiene : Baik, Klien Mandi 2x/hr
Seksual : Klien tidak ada niat lagi untuk berhubungan, klien tidak ada
keinginan untuk menikah lagi
Rekreasi :klien 6 bulan sekali melakukan perjalanan (berkunjung ke
rumaha naknya).
K. TINJAUAN SISTEM
KeadaanUmum :Baik
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : TD 130/90 mmhg Nadi 80 x/m
RR 16 x/m Suhu 36,5oC
TB 168 cm BB 50kg
PENGKAJIAN PERSISTEM
1) PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk Dada : Simetris
2. SekresidanBatuk : Tidakada
Nyeriwaktubernapas : Tidakada
3. PolaNapas : RR 16 x/m, Reguler
4. BunyiNapas : Normal (tidakadaRonchi)
5. Pergerakan Dada : Intercostal
6. TractilFremitis/Fremitus Vokal :Tidakada
7. Alat Bantu Pernapasan : Tidakada
4) PENGINDERAAN
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Pupil : Ishokor
c. Gerak Bola Mata : Normal
d. Medan Penglihatan : Normal
e. ButaWarna : Tidak
f. TekananInraOkuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
Bentuk : Normal
GangguanPenciuman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
b. Membran Tympani : Terang
c. Otorrchea : Tidak
d. GangguanPendengaran : Tidak
e. Tinitus : Tidak
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
4 4
4 4
Fraktur : Tidak
Dislokasi :Tidak
Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna Kulit : Kuning langsat
Akral : Hangat
Turgor : Tidakelastis
Tulang Belakang : Normal
8) REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : Normal
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih
9) ENDOKRIN
1. Faktor Alergi : Tidak
Manifestasi : Tidakada
Cara Mengatasi : Tidakada
2. Kelainan Endokrin : Tidakada
10) PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien sering cek up untuk
kesehatannya
ANALISA DATA
DO :
- Gigi tidak lengkap
- Lidah ada sariawan
Ketidak
- PolaMakan : 2x/hr, Intake yang seimbangan
hanyamampumenghabiskan ¼ porsimakanan tidakadekuat nutrisi : nutrisi
- Konjugtiva anemis
kurang dari
- BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg
kebutuhan tubuh
- Klien kurang makan sayur dan jarang
makan buah-buahan
- klienhidupsendiri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Timbang berat badan 1. R/mengetahui
tindakan keperawatan setiap hari perubahan keadaan umum
selama 1x24 jam nutrisi pada klien
diharapkan
ketidakseimbangan 2. Anjurkan makan 2. R/Dilatasi gaster dapat
nutrisi : nutrisi kurang sedikit tapi sering terjadi bila pemberian
dari kebutuhan tubuh makan terlalu cepat setelah
teratasi dengan periode puasa
Kriteria hasil :
3. Anjurkan makan-
1. Nafsu makan 3. R/membantu
makanan yang lunak dan
meningkat meningkatkan intake
mudah dicerna.
2. Berat badan makanan
meningkat
3. Adanya perubahan 4. Anjurkan keluarga
pola makan 4. Membantu
untuk menyediakan
4. Konjungtiva normal meningkatkan nafsu makan
makanan kesukaan klien.
5. Klien tampak tidak
lemah 5. Anjurkan makan
5. R/ Mencegah terjadinya
makanan yang disajikan
mual dan membantu
dalam kondisi hangat
meningkatkan nafsu makan
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib) 26 Maret 2012 (09.00 wib)
. DS : “Saya sudah menghabiskan
1. Menimbang berat badan setiap hari setengah porsi makanan”
Hasil : BB = 50 kg
DO :
2. Menganjurkan makan sedikit tapi sering - K/u baik
Hasil : - Nafsumakanklienmeningkat
Anjuran telah di berikan , klien akan - Konjungtiva normal
melakukan anjuran. - TD : 100 / 70 mmhg
- N : 80 x/m
3. Menganjurkan makan makanan yang lunak - RR : 20 x/m
dan mudah dicerna - S : 36,6 oC
Hasil : - BB 50 kg
Klien setuju untuk makan makanan yang lunak
dan mudah dicerna
A : Masalah nutrisi kurang dari
4. Menganjurkan keluarga untuk kebutuhan tubuh teratasi sebagian
menyediakan makanan kesukaan klien 1. Nafsu makan meningkat
Hasil : 2. Adanya perubahan pola makan
Anjuran telah diberikan, keluarga 3. Konjungtiva normal
mengungkapkan akan melakukan apa yang di 4. Klien tampak tidak lemah
anjurkan.
P: Lanjutkan intervensi
5. Menganjurkan makan makanan yang
disajikan dalamkondisi hangat
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan yang
disajikan dalam kondisi hangat