Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GIZI PADA LANSIA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan

Di susun Oleh :

JUAN KEINAN
HENA ARISKA
APRINISA PURBA
ZAKIRA FITRIA
HAFIDZAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

CIMAHI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur tim penulis kehadirat Allah Ta’ala dan terima
kasih kepada tim penulis. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul, “GIZI PADA LANSIA.” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman kepada pembaca bagaimana gizi sangat berpengaruh terhadap lansia.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan makalah ini. Kepada
orang tua kami yang telah berjasa besar kepada kami, kepada dosen mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan yang telah memberikan dan membantu tugas kami dalam banyak hal.
Kami berharap informasi dan materi yang terkandung dalam makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Tidak ada yang sempurna di dunia kecuali Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Esa, mohon kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Bandung, 3 Desember 2022

Penulis.

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
C. TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Perubahan Gizi Terhadap Lansia.........................................................................3
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi Manusia..............................................4
C. Pemantauan Status Gizi Pada Lansia...................................................................5
D. Kebutuhan Gizi Terhadap Manusia.....................................................................6
E. Langkah Hidup Sehat Pada Lansia.......................................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................11
B. Kritik dan Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan


kehidupannya,karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatanmetabolismenya. apabiala seseorang berhasil mencapai usia lanjut,
maka salah satu upaya utamaadalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimumagar kualitas hidupan yang bersangkutan tetap baik.
Perubahan ststua gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan.

Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor lingkunagn
antaralain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa
pensiun danisolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal. Faktor
kesehatan yang berperan dalan perubahan status gizi antara lain adalah naiknya insidensi
penyakit degenerasimaupun non-degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam
asupan makanan, perubahandalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan,
dan beberapa kasusu dapatdisebabkan oleh obat-obat tertentu yang harus diminim para
lansia oleh karena penyakit yangsedang dideritanya.

Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu
dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya selainitu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia.Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori
dasar dari kebutuhan fisik.Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan
kegiatan tubuh dalam keadaanistirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan
ginjal.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perubahan gizi terhadap lansia.


2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi gizi lansia.
3. Bagaimana pemantauan status gizi pada lansia.
4. Bagaimana kebutuhan gizi seimbang mempengaruhi lansia.
5. Langkah hidup sehat pada lansia.

C. TUJUAN

1. Mengetahui perubahan gizi terhadap lansia.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi lansia.
3. Mengetahui pemantauan status gizi pada lansia.
4. Mengetahui kebutuhan gizi terhadap lansia.
5. Mengetahui langkah hidup sehat pada lansia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Gizi Terhadap Lansia

Gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk gizi
kurang maupungizi lebih. Gangguan ini dapat menyebabkan munculnya penyakit
atau terjadi sebagi akibatadanya penyakit tertentu. Oleh karena itu langkah
pertama yang harus dilakukan adalahmenetukan terlebih dahulu ada tidaknya
gangguan gizi, mengevaluasi faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan
gizi serta merencakan bagaimana gangguan gizi tersebut dapat diperbaiki.

a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi


Menua (aging) merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan
berakhir saat kematian.Selam periode pertumbuhan, proses anabolisma
melampaui proses katabolisma. Pada saat tubuhsudah mencapai tingkat
kematangan fisiologik, kecepatan katabolisma atau proses degenerasilebih besr
daripada kecepatan proses regenerasi sel (anabolisma). Akibat yang timbul
adalahhilangnya sel-sel yang berdampak dalam bentuk penurunan efisiensi dan
gangguan fungsiorgan(Whitney, Catalgo, Rolfes, 1987; Prodrabky, 1992). Dengan
demikian menua ditandaidengan kehilangan secara progresif lean body mass
(jaringan aktif tubuh) dan perubahan- perubahan di semua system di dalam tubuh
manusia. Berikut ini adalah perubahan fisiologikyang berhubungan dan
mempengaruhi status gizi lansia.

b. Alat Indra
Indra pengecap, pencium dan penglihatan menurun yang akan secara langsung
dan tak langsungmempengaruhi nafsu makan dan asuapan makanan. Papila
pengecap mulai mengalami atrofi pada usia 50 tahun, dari jumlah 245 pada anak

3
menjadi hanya 88 pada usia 74-85 tahun. Terjadi penurunan sensitifitas terhadap
rasa manis dan asin. Selain itu muncul glossodyna atau nyeri pada lidah.
c. Saluran cerna/digestif
Terjadi perubahan-perubahan pada kemampuan disgesti dan absorbsi yang terjadi
sebagai akibathilangnya opioid endogen dan efek berlebihan dari kolesistokin.
Akibat yang muncul adalahanoreksia. Penyakit periodonsia dan gigi palsu yang
tidak tepat akan makin memberikan rasasakit dan tak nyaman saat mengunyah.
Selain itu sekresi ludah juga menurun hingga terjadigangguan pengunyahan dan
penelanan. Hipoklorhidria yang terjadi oleh karena berkurangnya sel-sel parietal
mukosa lambung akan mengakibatkan penurunan absorpsi kalsium dan non-hem-
iron.Terjadi pula overgrowth bakteri yang akan menurunkan bioavailability B12,
malabsorbsi lemak,fungsi asam empedu yang menurun dan diare. Selain itu terjadi
penurunan motilitas usus,hiungga terjadi konstipasi.

d. Metabolisme
Pada lansia dapat terjadi penurunan toleransi glukosa yang akan mengakibatkan
kenaikanglukosa di dalam plasma sekitar 1,5 mg/dl untuk tiap dekade umur. Hal
ini terjadi mungkinkarena penurunan produksi insulin atau karena respon jaringan
terhadp insulin yng menurun.Metabolisma basal (BM) menurun sekitar 20%
antara usia 30-90 tahun. Hal ini terjadi karena berkurangnya lean body mass pada
lansia.

e. Ginjal
Fungsi ginjal menurun sekitar 50 % antara usia 30-80 tahun. Reaksi respon asam
basa terhadap perubahan-perubahan metabolik melambat. Pembuangan sisa-sia
metabolisma protein danelektolit yang harus dilakukan ginjal akan merupakan
beban tersendiri.

f. Fungsi Jaringan
Pada usia sekitar 75 tahun, maka prosentsenya fungsi jaringan yang tertinggal
adalah 82 % untukcairan/air tubuh, 56% glomerulus, 63 % serat syaraf, 36 % taste
buds dan 56 % berat otak.
4
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi Manusia

a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atauompong.


b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap citarasa manis,
asin, asam, dan pahit.
c. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
e. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkankonstipasi.
f. Penyerapan makanan di usus menurun.

C. Pemantauan Status Gizi Pada Lansia

Status gizi pada lansia dapat dinilai dengan cara-cara yang baku bagi
berbagai tahapanumur yakni penilaian secara langsung dan tak langsung.
Penilaian secara langsungdilakukanmelaui pemeriksaan klinik, antropometrik,
biokimia dan biofisik.
Di dalam melakukan pemeriksaan klinik perlu dibedakan tiga kelompok gejala yaitu:
 Tanda-tanda yang dianggap mempunyai nilai dalam pemeriksaan gizi.
 Gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
 Gejala-gejala yang tidak berhubungan dengan gizi.

Tanda-tanda yang masuk ke tiga kategori dapat ditemukan di berbagai organ


sepertirambut, lidah, konjungtiva, bibir, kulit, hati, limpa dan sebagainya.
Pemeriksaan antropometrikadalah pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan
komposisi tubuh secara umum pada berbagai tahapan umur dan derajat kesehatan.
Pemgukuran yang dilakukan meliputi berat badan,tinggi badan, lingkar lengan
atas dan tebal lemak di bawah kulit. Semua hasil pengukurantersebut harus
dikontrol terhadap umur dan jenis kelami. Dalam melakukan
interpretasi,digunakan berbagai bahan baku (standard) internasional maupun
nasional seperti baku WHO, NCHC, Havard, dan sebagainya.
Perlu ditekankan disini bahwa pemeriksaan tinggi badan pada lansia dapat
memberikannilai kesalahan yang cukup bermakna oleh karena telah terjadinya

5
osteoporosis pada lansia yangakan berakibat pada kompresi tulang-tulang
columna vertebral. Untuk itu para ahli sepakat bahwa sebagai gantinya tinggi
badan dapat dipakai panjang rentang tangan (armspan) dalam penentuan indeks
massa tubuh (BMI) (Rabe, Thamrin, Gross,
Salomons, Schultink,1995).Ternyata korelasi koefisien antara BMI dengan BMA (body
mass-armspan) cukup tinggi yaitu0,83 dan 0,81 untuk wanita dan untuk pria dengan nilai
p-0,001.
Pemeriksaan biokimia dapat dilakukan terhadap berbagai jaringan tubuh,
namun yang paling lazim, mudah dan praktis adalah darah dan urine. Zat-zat gii
tertentu dapat dievaluasistatusnya melalui pemeriksaan biokimiawi seoerti vitamin
A, besi, iodium protein dansebagainya.Pemeriksaan biofisik dilakuakan misalnya
terhadap tulang untuk menilai derajatosteoporosis, jantung untuk kecurigaan beri-
beri dan smear terhadap mukosa organ tertentu.
Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai


peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB
lebih dari0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat
badan.
b. Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm - 100) Catatan untuk wanita
dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm,
digunakan rumus :Berat badan ideal = TB dalam cm - 100Jika BB lebih dari ideal
artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang.

D. Kebutuhan Gizi Terhadap Manusia

Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan


menurunnyaaktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang
akanmemperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.

a. Kalori

6
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal
padaorang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan
berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak9,4
kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20%
dari lemak, dansisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki
sebanyak1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori
yangdikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa
lemak,sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit,
makacadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

b. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa perhari
adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang.Tetapi
ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkanharus lebih
tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaansenyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitianmerekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkansebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baikdiantaranya adalah pangan hewani
dan kacang-kacangan.

c. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kaloriyang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40%dari
konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis(penyumbatan
pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% darikonsumsi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = polyunsaturatedfatyacid). Minyak nabati
merupakan sumber asam lemaktidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan
banyak mengandung asamlemak jenuh.

d. Karbohidrat dan Serat Makanan

7
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit
ataukonstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.
Seratmakanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber
serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian
utuh.Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual
secarakomersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang
dapatmenyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga
tidakdapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-
gulasederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal
darikacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi
dansumber serat.

e. Vitamin dan mineral


Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurangmengkonsumsi
vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, danE umumnya
kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsimakanan, khususnya
buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia
adalah kurang mineral kalsium yangmenyebabkan kerapuhan tulang dan
kekurangan zat besi menyebabkananemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untukmembantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknyadikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin,
mineral dan serat.

f. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukantubuh
untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsikerja ginjal).
Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

E. Langkah Hidup Sehat Pada Lansia

Merencanakan makanan yang sehat bagi lansia. Misalnya:

8
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari :zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil. Contoh menu :
Pagi: Bubur ayam. Jam 10.00: Roti. Siang: Nasi, pindang telur, sup, pepaya
Jam 16.00: Nagasari Malam: Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan,
pisang.
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerjaginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
sepertisantan, mentega dll.
5. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
berguna pulauntuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
6. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
7. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggangkurangi makanan yang digoreng.

Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa
kegiatan yang harus dilakukan. Seperti:

1. Olahraga yang teratur dan sesuai.


Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban
ringan atausedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak
kompetitif atau bertanding.Beberapa contoh olah raga yang sesuai dengan batasan
tadi adalah jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki
misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senamdengan faktor kesulitan kecil dan
olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.
2. Istirahat dan tidur yang cukup.
Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau
kekebalan tubuh,mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur

9
tubuh memperbaiki jaringantubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu
orang pada umumnya akan merasa segarsetelah istirahat.
3. Menjaga Kebersihan.
Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan
ruangan dan juga pakaian dimana dia tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh
adalah mandi dua kali sehari,mencuci tangan sebelum makan atau sesudah
mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai makan, membersihkan kuku dan
lubang-lubang (hidung, telinga, pusar, anus dan organ intim),memakai alas kaki
jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang bersih.Sedangkan kebersihan
lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air.Di dalam
ruangan atau rumah bersih dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi selalu
makanan dimeja makan. Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi rumah termasuk
kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik. Tentu saja hal ini
memerlukan bantuan dari keluarga atau orangyang tinggal bersama Lansia
4. Memeriksa Kesehatan Secara Teratur.
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci
keberhasilan dariupaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang
sakit, lansia dianjurakan untukmemeriksakan kesehatannya secara berkala, agar
bila ada penyakit dapat diketahui lebih dinisehingga pengobatannya lebih mudah
dan cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan penyakit dapat dicegah.
5. Mental dan batin seimbang dan tenang.
Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, hal iniakan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress, hidup yang penuh
dengan tekanan yang akanmerusak kesehatan. Stress juga dapat menyebabkan
stroke, penyakit jantung dan sebagainya.Senyum dan ketawa akan membuat
penampilan lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawamembantu
memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan
untukmenyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi yang
tinggi dan untukmelemaskan otak dari kelelahan
6. Rekreaasi.

10
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa
di pantai, ditaman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman
dan tetangga.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih (UU 13 tahun
1998).Umur manusia sebagai makluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam,
maksimal sekitar enamkali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun. Proses
menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu fase
progresif, fase stabil dan fase regresif. Dalam faseregresif mekanisme lebih ke
arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau komponen terkecildari tubuh
manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga
mengakibatkankemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di
dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam
sel. Proses ini berlangsung secaraalamiah, terus-menerus dan berkesinambungan,
yang selanjutnya akan menyebabkan perubahananatomis, fisiologis pada jaringan
tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dankemampuan badan secara
keseluruhan. Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiahyang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa
danmasa tua ( Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis
maupun psikologis.Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara
fisik maupun psikis. Kemunduranfisik ditandai dengan kulit yang mengendor,
rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitifitasemosional meningkat dan
kurang gairah.

B. Kritik dan Saran

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-


kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu waktu, pemikirandan pengetahuan kami yang terbatas, oleh

12
karena itu untuk kesempernuan makalah ini kamisangat membutuhkan saran-saran
dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC.

Proverawati Atikah., Kusuma Erna. 2018. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai