Anda di halaman 1dari 5

GIZI SEIMBANG PADA LANSIA

Disusun Oleh :

Nama : EPLIN FEBRIANA P

Nim : 18613220

Kelas : 2B

Prodi : DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,karena


didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatanmetabolismenya. apabiala seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu
upaya utamaadalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada
kondisi optimumagar kualitas hidupan yang bersangkutan tetap baik. Perubahan ststua gizi
pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan.Perubahan ini akan
makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor lingkunagn antaralain meliputi perubahan
kondisi sosial ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun danisolasi sosial berupa
hidup sendiri setelah pasangannya meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalan
perubahan status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasimaupun non-
degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan, perubahandalam
absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan, dan beberapa kasusu dapatdisebabkan
oleh obat-obat tertentu yang harus diminim para lansia oleh karena penyakit yangsedang
dideritanya.Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang dialaminya selainitu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga
dapat memperpanjang usia.Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya
kalori dasar dari kebutuhan fisik.Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat misalnya untuk jantung,usus,pernafasan dan ginjal.
BAB II

PEMBAHASAN

Perubahan Yang Dapat Terjadi Pada Lansia

Gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk gizi kurang maupungizi
lebih. Gangguan ini dapat menyebabkan munculnya penyakit atau terjadi sebagi akibatadanya
penyakit tertentu. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetukan
terlebih dahulu ada tidaknya gangguan gizi, mengevaluasi faktor-faktor yang berhubungan
dengan gangguan gizi serta merencakan bagaimana gangguan gizi tersebut dapat diperbaiki.

Perubahan anatomi dan fisiologi Menua (aging) meruakan proses normal yang dimulai sejak
konsepsi dan berakhir saat kematian. Selam periode pertumbuhan, proses anabolisma
melampaui proses katabolisma. Pada saat tubuh sudah mencapai tingkat kematangan fisiologik,
kecepatan katabolisma atau proses degenerasi lebih besar daripada kecepatan proses
regenerasi sel (anabolisma). Akibat yang timbul adalah hilangnya sel-sel yang berdampak dalam
bentuk penurunan efisiensi dan gangguan fungsiorgan(Whitney, Catalgo, Rolfes, 1987;
Prodrabky, 1992).

Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body mass (jaringan
aktif tubuh) dan perubahan- perubahan di semua system di dalam tubuh manusia. Berikut ini
adalah perubahan fisiologikyang berhubungan dan mempengaruhi status gizi lansia.

b. Alat inderaIndera pengecap, pencium dan penglihatan menurun yang akan secara langsung
dan tak langsungmempengaruhi nafsu makan dan asuapan makanan. Papila pengecap mulai
mengalami atrofi pada usia 50 tahun, dari jumlah 245 pada anak menjadi hanya 88 pada usia
74-85 tahun. Terjadi penurunan sensitifitas terhadap rasa manis dan asin. Selain itu muncul
glossodyna atau nyeri pada lidah.

c. Saluran cerna/digestifTerjadi perubahan-perubahan pada kemampuan disgesti dan absorbsi


yang terjadi sebagai akibathilangnya opioid endogen dan efek berlebihan dari kolesistokin.
Akibat yang muncul adalahanoreksia. Penyakit periodonsia dan gigi palsu yang tidak tepat akan
makin memberikan rasasakit dan tak nyaman saat mengunyah. Selain itu sekresi ludah juga
menurun hingga terjadi gangguan pengunyahan dan penelanan.Hipoklorhidria yang terjadi oleh
karena berkurangnya sel-sel parietal mukosa lambung akan mengakibatkan penurunan absorpsi
kalsium dan non-hem-iron.Terjadi pula overgrowth bakteri yang akan menurunkan
bioavailability B12, malabsorbsi lemak,fungsi asam empedu yang menurun dan diare. Selain itu
terjadi penurunan motilitas usus,hiungga terjadi konstipasi.
d. Metabolisme Pada lansia dapat terjadi penurunan toleransi glukosa yang akan
mengakibatkan kenaikanglukosa di dalam plasma sekitar 1,5 mg/dl untuk tiap dekade umur. Hal
ini terjadi mungkinkarena penurunan produksi insulin atau karena respon jaringan terhadp
insulin yng menurun.Metabolisma basal (BM) menurun sekitar 20% antara usia 30-90 tahun.
Hal ini terjadi karena berkurangnya lean body mass pada lansia.

e. Ginjal Fungsi ginjal menurun sekitar 50 % antara usia 30-80 tahun. Reaksi respon asam basa
terhadap perubahan-perubahan metabolik melambat. Pembuangan sisa-sia metabolisma
protein danelektolit yang harus dilakukan ginjal akan merupakan beban tersendiri.f.

Fungsi jaringanPada usia sekitar 75 tahun, maka prosentsenya fungsi jaringan yang tertinggal
adalah 82 % untukcairan/air tubuh, 56% glomerulus, 63 % serat syaraf, 36 % taste buds dan 56
% berat otak.

B.

Keadaan Gizi Lansia

a.

definisi lansia

Manusia lanjut usia

mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992)membagi lansia menjadi

young elderly

(65

74 tahun) dan
older elderly

(75 tahun)

Munro dkk.,(1987) mengelompokkan

older elderly

ke dalam 2 bagian, yaitu usia 75

84tahun dan 85 tahun

Di Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah berumur di
atas 60 tahun

Anda mungkin juga menyukai