Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN DIABETES


MILLITUS

OLEH:
NI LUH SRI UTAMI

NIM. C2119023

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2020
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Perubahan yang terjadi pada sistem dan dampaknya

a. Pengertian Lansia

Menurut UU NO. 13 Tahun 2002 tentang kesehatan dikatakan usia lanjut

adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Menua adalah

suatu proses menghilangnya perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahap terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan

yang diderita

b. Perubahan sisitem endokrin lansia

Penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan oleh karena

menurunnya produksi hormon dari kelenjar-kelenjar hormon. Pria dan wanita

pada akhir masa dewasa yang memasuki usia lanjut akan mengalami perubahan-

perubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya

kekurangan hormon seks. Menurunnya produksi hormon ini antara lain terlihat

pada wanita yang mendekati usia 50 tahun, yang ditandai mulainya menstruasi

yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopouse), prosesnya

merupakan proses ilmiah. Pada pria proses tersebut biasanya terjadi secara

lambat laun dan tidak disertai gejala-gejala psikologis yang luar biasa, kecuali

sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan

seksualitasnya.Terdapat pula penurunan kadar hormon testosteronnya ( Beare,

2017 ).

Dampak yang terjadi akibat perubahan pada sistem endokrin yang

disebabkan oleh proses penuaan, yaitu:

 Produksi hormon hampir semuanya menurun


 Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada

dipembuluh darah.

 Menurunnya aktivitas tiroid

 Menurunnya produksi aldosteron

 Menurunnya sekresi hormon : progesteron, estrogen, testosteron.

 Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi

darisumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa

(stress).

2. Definisi

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau

mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau

madu. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan

ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap

insulin (Corwin, 2019). Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik

disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan

berbagai komplikasi (Mansjoer, 2018).

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2018, diabetes

merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan

toleransi terhadap glukosa (Anis, 2019).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus atau DM merupakan

gangguan metabolisme kronis yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam

darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin

yang tidak adekuat.


3. Klasifikasi

Klasifikasi DM menurut Parkeni (2019) antara lain sebagai berikut:

a. DM Tipe 1

Destruksi sel beta, biasanya menjurus ke defisiensi insulin absolut (autoimun,

idiopatik).

b. DM Tipe 2

Berawal dari resistensi insulin yang predominan dengan defisiensi insulin relatif

menuju ke defek sekresi insulin yang predominan dengan resistensi insulin.

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes Mellitus yang timbul pada saat kehamilan.

4. Epidemiologi

Diabetes mellitus merupakan diabetes dengan tipe predominan, mencapai 90%

dari seluruh kasus diabetes. Terjadi pergeseran pola epidemiologi dari Amerika dan

Eropa ke negara-negara Afrika dan Asia karena semakin tingginya gaya hidup tidak

teratur di negara-negara tersebut. Prevalensi diabetes mellitus secara global

diperkirakan sekitar 422 juta orang pada tahun 2018 dan diproyeksikan meningkat

ke angka 552 juta pengidap di tahun 2019. Ada 10 besar negara-negara yang

memiliki pengidap diabetes terbanyak di dunia, antara lain: India, China, USA,

Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brazil, Italia dan Bangladesh.

Secara epidemiologi prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai

21,3 juta orang sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019,

diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54

tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah

pedesaan DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.(Depkes RI, 2019).


5. Etiologi/faktor predisposisi dan presipitasi

Penyebab diabetes mellitus menurt Danang (2020) antara lain sebagai berikut:

a. Pola Makan

Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan

oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini disebabkan jumlah atau kadar

insulin oleh sel β pankreas mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan.

b. Obesitas

Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai

kecenderungan lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan orang yang

tidak gemuk.

c. Faktor Genetik

Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang tua. Biasanya,

seseorang yang menderita DM mempunyai anggota keluarga yang terkena juga

d. Bahan Kimia dan Obat-Obatan

Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang

pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak

berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormonyang diperlukan untuk

metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon insulin.

e. Penyakit Infeksi dan Pankreas

Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas sehingga

menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel βpada pankreastidak

bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin.


6. Patofisioligi dan Pathway

Diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin

karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi

puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu

glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap

berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap

kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul

dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam

urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.

Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan

berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa

haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami

peningkatan selera makan (polifagia). Diet dan latihan disertai pemantauan kadar

gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang penting.

Diabetes tipe II, pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang

berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai

akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi

dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II

disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi

resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus

terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi

glukosa
terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar

glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.

Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan

kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes

tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe

II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah

pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu

ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes

tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang

dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK). Diabetes tipe II

paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari 30 tahun dan

obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-

tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi.

Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat

mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang lama

sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadra glukosanya

sangat tinggi) (Soedibyo, 2019).


7. Gejala Klinis

Manifestasi klinis penyakit diabetes melitus secara umum menurut Purwanti

(2020) antara lain sebagai berikut:

a. Frekuensi buang air kecil sering

Tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah membuat tubuh menarik air dari

sel ke darah. Kelebihan cairan ini kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine,

sehingga frekuensi buang air kecil meningkat.

b. Cepat haus

Tubuh membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak karena frekuensi buang air

kecil yang terlampau sering. Rasa haus ini adalah reaksi tubuh agar tetap

terhidrasi dari asupan cairan.


c. Sering merasa lapar

Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai

sumber energi dengan baik, sehingga secara alami tubuh akan memberi respon

pada penderita untuk terus makan guna memperoleh lebih banyak energi.

d. Penurunan berat badan secara drastis

Hal ini terjadi karena tubuh tidak bisa memakai glukosa secara efektif. Akibatnya

lemak akan pecah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi sehingga penderita

mengalami penurunan berat badan secara tiba-tiba.

e. Kelelahan kronis

Ketika tubuh gagal mengolah glukosa menjadi energi, maka penderita akan teras

lesu dan menjadi mudah lelah.

f. Penglihatan mulai kabur

Kadar glukosa yang terlalu tinggi juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan

penglihatan penderita diabetes melitus.

8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang

Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada penyakit DM menurut Anisa (2019)

antara lain sebagai berikut:

a. Cek gula darah (gula darah puasa, gula darah sewaktu, dan gula darah 2 jam

setelah makan)

b. Pemeriksaan HbA1c, (hemoglobin A1c) merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk mendiagnosis (apakah penderita sudah diabetes atau baru

memasuki pra diabetes) dan mengontrol kondisi diabetes.

c. CGM (continuous glucose monitor) adalah alat berukuran kecil yang diselipkan

ke dalam jaringan kulit untuk memonitor kadar gula darah secara terus menerus
9. Terapi/Tindakan Penanganan

Tindakan atau penanganan yang dilakukan pada pasien dengan diabetes millitus

antara lain sebagai berikut:

a. Patuhi aturan penggunaan obat-obatan diabetes dan insulin. Hal ini mencakup

dosis dan waktu penggunaannya.

b. Jaga agar waktu dan porsi makan selalu teratur.

c. Periksa kadar gula darah secara berkala. Selain dengan alat tes gula darah yang

biasa, bisa juga dengan monitor gula darah (continuous glucose monitor/CGM).

CGM adalah alat berukuran kecil yang diselipkan ke dalam jaringan kulit untuk

memonitor kadar gula darah secara terus menerus. Penelitian menunjukan bahwa

CGM dapat meningkatkan kualitas kontrol gula darah pada penderita diabetes.

d. Sediakan asupan gula, seperti permen atau minuman manis, yang siap dikonsumsi

ketika gula darah mendadak turun.

e. Jangan merokok dan hindari konsumsi alkohol.

f. Perhatikan gejala-gejala yang mungkin timbul sehabis berolahraga dan siapkan

asupan gula yang cukup (Yunita, 2019).

10. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penderita DM menurut Aryono (2019) dibagi

menjadi:

a. Komplikasi Akut

 Hipoglikemi dan Hiperglikemia

Hipoglikemi dan Hiperglikemia merupakan komplikasi yang serius pada

pengelolaan DM Tipe 2 terutama pada penderita DM usia lanjut, pasien

dengan insufisiensi renal, dan pasien dengan kelainan mikro maupun makro
angiopati berat. Hipoglikemi merupakan suatu keadaan dimana kadar gula

dalam darah terlalu rendah (<60mg/dL), sedangkan hiperglikemia adalah

kelebihan kadar gula dalam darah (>140mg/dL).

 Keto Asidosis Diabetes ( KAD )

Merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit

DM. Kriteria diagnosis KAD mempunyai gejala klinis seperti poliuria,

polidipsia, mual dan atau muntah, lemah, dehidrasi, hipotensi sampai syok.

b. Komplikasi Kronik

Komplikasi kronis pada DM pada umumnya terjadi gangguan pembuluh darah

atau angiopati dan kelainan pada saraf atau neuropati. Angiopati pada pembuluh

darah besar disebut makroangiopati dan bila kena pembuluh darah kecil disebut

mikro angiopati, sedangkan neuropati bisa merupakan neuropati perifer maupun

neuropati otonom.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan terdiri dari:

a. Identitas pasien (nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan

dan penanggung jawab).

b. Keluhan utama

c. Genogram

d. Riwayat kesehatan, riwayat kesehatan keluarga, riwayat lingkungan hidup,

riwayat rekreasi, riwayat kesehatan dahulu.

e. Pemeriksaan fisik, pengkajian psikososial dan spiritual, pengkajian fungsional,

pengkajian status mental gerontik.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan

perifer)

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan

menggunakan glukose

c. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan

mekanisme pengaturan

d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipoksemia jaringan.


3. Rencana Tindakan Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

1 Nyeri akut b.d agen NOC: NIC:


injuri biologis Pain level Pain Management
(penurunan perfusi Pain control 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk
jaringan perifer) Comfort level nyeri secara mengetahui
Setelah diberikan komprehensif kondisi terkini
tindakan keperawatan klien
selama 3x24 jam
diharapkan nyeri 2. Observasi reaksi non 2. Untuk
teratasi dengan kriteria verbal mengetahui
hasil: ketidaknyamanan tingkat nyeri
1. Mampu mengontrol
nyeri 3. Lakukan teknik 3. Untuk
2. Mengatakan secara distraksi relaksasi mengurangi nyeri

verbal nyeri
berkurang (0-10) 4. Kurangi faktor 4. Untuk

3. Wajah tampak rileks prepitasi yang mengetahuin


menyebabkan nyeri penyebab nyeri

5. Kolaborasi pemberian 5. Untuk mengobati


analgetik nyeri

2 Ketidakseimbangan NOC: NIC:


nutrisi kurang dari Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh b.d. Food and Fluid Intake 1. Monitor intake 1. Untuk
ketidakmam-puan Setelah dilakukan makanan dan mengetahui
menggunakan glukose tindakan keperawatan minuman yang asupan yang
selama 3x24 jam dikonsumsi klien masuk
diharapkan nutrisi setiap hari
sesuai kebutuhan tubuh
dengan kriteria hasil: 2. Tentukan berapa 2. Untuk
jumlah kalori dan tipe mengetahui kalori
1. Intake makanan zat gizi yang sesuai kebutuhan
peroral yang dibutuhkan dengan tubuh
adekuat berkolaborasi dengan
2. Terjadi peningkatan ahli gizi
berat badan
3. Tidak adanya mual 3. Dorong peningkatan 3. Agar nutrisi tidak
muntah intake kalori, zat besi, kurang dari
protein dan vitamin C kebutuhan tubuh

4. Beri makanan lewat 4. Untuk


oral, bila mememnuhi
memungkinkan nutrisi pada tubuh

5. Anjurkan makan 5. Untuk


sedikit tapi sering dan menghindari
dalam kondisi hangat mual/muntah
3 Defisit Volume Cairan NOC: NIC:
b.d Kehilangan Fluid balance Fluid management
volume cairan secara Hydration 1. Timbang 1. Untuk
aktif Nutritional Status : popok/pembalut jika mengetahui
Food and Fluid Intake diperlukan cairan keluar
Setelah diberikan
tindakan keperawatan 2. Pertahankan catatan 2. Untuk
selama 3x24 jam intake dan output menghindari
diharapka tidak terjadi yang akurat dehidrasi
defisit volume cairan
dengan kriteria hasil:
3. Monitor status hidrasi 3. Untuk
1. Mempertahankan
(kelembaban mengetahui ada
urine output sesuai
membran mukosa, atau tidaknya
dengan usia dan
nadi adekuat, tekanan dehidrasi
BB, BJ urine
darah ortostatik ), jika
normal, HT normal
diperlukan
2. Tekanan darah, 4. Monitor vital sign 4. Untuk
nadi, suhu tubuh mengetahui
dalam batas normal kondisi klien
3. Tidak ada tanda
tanda dehidrasi, 5. Monitor masukan 5. Untuk
elastisitas turgor makanan / cairan dan mempertahankan
kulit baik, membran hitung intake kalori cairan dalam
mukosa lembab, harian tubuh
tidak ada rasa haus
yang berlebihan. 6. Kolaborasikan 6. Untuk memenuhi

pemberian cairan IV cairan dalam


tubuh

4 Ketidakefektifan NOC: NIC:


perfusi jaringan perifer Circulation status Peripheral Sensation
b.d hipoksemia Tissue Prefusion : Management
jaringan. cerebral 1. Monitoring vital sign 1. Untuk
Setelah diberikan mengetahui
tindakan keperawatan kondisi klien
selama 3x24 jam
diharapkan perfusi 2. Diskusikan mengenai 2. Untuk mengkaji
jaringan efektif dengan penyebab perubahan kondisi klien
kriteria hasil: sensasi

1. Tekanan sistole dan


diastole dalam 3. Monitor adanya 3. Untuk
rentang yang paratese, kesemutan mengetahui ada
diharapkan dan kelemahan tidaknya
2. Tidak ada tanda
gangguan pada
tanda peningkatan
tekanan intrakranial jaringan perifer
(tidak lebih dari 15
mmHg) 4. Kolaborasi pemberian 4. Untuk mengobati
3. Mendemonstrasikan obat keluhan yang
kemampuan
kognitif dialami klien
DAFTAR PUSTAKA

Anis. (2019). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Bandung: Refika Aditama.
Anisa. (2019). Buku Keperawatan Konsep Dasar Penyakit. Salatiga: Universitas
Kristen
Satya Wacana.
Anita. (2019) Gambaran Penyakit Fraktur Femur di Ruang Bougenville RSUD Sleman.
Tahun 2018. E-journal keperawatan (e-Kp) volume 1.Nomor 1.
Aryono. (2019). Buku Keperawatan Prosedur Penyakit: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:RinekaCipta

Beare. (2017). Buku Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


Corwin. (2019). Buku Asuhan Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama
Danang. (2019). Buku Ajar Keperawatan dan Tidakan Medis. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Depkes R.I. (2018) Data Penyakit Diabetes Millitus.
Mansoejer. (2018). Pengantar Ilmu Keperawatan 2. Bandung: Refika Aditama.

Parkeni. (2019). Hubungan Komunikasi Efektif dengan Tingkat Kecemasan pada klien
dengan Diabetes Millitus di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari, Kabupaten
Jember. Jurnal Ners Indonesia Edisi 5 No.2
Purwanti. (2020) .Hubungan Kepatuhan minum obat DM dengan Penurunan Kadar
Gula pada Klien dengan DM di BKPM Pati. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol.5
No.2
Yunita. (2019). Penyakit Kronis dan Keperawatan Medikal Bedah. Gosyen Publishing:
Yogyakarta.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA Tn.KM DENGAN DIABETES MILLITUS
TANGGAL 11/12/2020 s.d 13/12/2020 DI BANJAR
PEMBUNGAN DESA SESETAN
DENPASAR

OLEH:
NI LUH SRI UTAMI

NIM. C2119023

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI


2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122/D/O/2012

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. KM


DENGAN DIABETES MILLITUS PADA TANGGAL 11-12-2020 DI
BANJAR PEMBUNGAN DESA SESETAN DENPASAR

Nama Mahasiswa : Ni Luh Sri Utami


NIM : C2119023
Ruang : Rumah Tn.KM
Tanggal Pengkajian : 11 Desember 2020 Pukul 09.30 Wita
Tanggal Praktik : 11 Desember 2020
Paraf :
……………….
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Tn. KM
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 31 Desember 1955
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Banjar Pembungan,Sesetan Denpasar
Diagnosa medis : DM Tipe II
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. AM
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 31 tahun
Pendidikan terakhir : D1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Banjar Pembungan,Desa Sesetan, Denpasar

2. KELUHAN UTAMA
Kesemutan pada kedua kaki

3. GENOGRAM

Keterangan:
Laki-Laki Perempuan : Klien

Tinggal bersama X Meninggal

Klien tinggal bersama istrinya, dua orang anak ,menantu serta tiga orang cucunya. Anak
pertama klien sudah menikah. Ibu klien sudah meninggal sejak 15 tahun yang lalu karena
penyakit DM yang dideritanya
4. RIWAYAT KESEHATAN
Kesemutan yang dialami Tn.N sudah sejak dua bulan yang lalu. Kesemutannya hilang
timbul. Kesemutan timbul dengan frekuensi 6-7 x/hari kurang lebih 5 menit. Tn.KM
menderita penyakit DM sejak tujuh tahun yang lalu namun Tn. KM tidak rutin kontrol
dan mengkonsumsi obat DM yang telah diberikan oleh Puskesmas. Bila dirasa
tubuhnya sehat, Tn.KM kadang tidak mengkonsumsi obat. Tn.N merasa kesemutannya
karena masuk angin biasa dan tidak perlu mengkonsumsi obat.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibu dari Tn KM meninggal lima belas tahun yang lalu karena penyakit diabetes millitus

6. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tn.KM tinggal bersama istri dua orang anaknya serta tiga cucunya. Lingkungan rumah
Tn.KM bersih, tidak ada sampah yang berserakan, lantai rumah beralas keramik,
penerangan dan pencahayaan cukup, setiap kamar memiliki jendela.

7. RIWAYAT REKREASI
Tn.KM mengatakan suka bepergian dengan teman-temannya di komunitas vespa jika
ada acara. Sehari-hari klien menghabiskan waktunya dirumah jika tidak pergi
berdagang. Klien mengisi waktu luangnya dengan mengobrol bersama tetangganya.

8. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


Biaya kehidupan Tn. KM dan keperluan sehari-hari dibantu oleh anak -anaknya serta
istrinya yang bekerja sebagai pembuat kue.

9. DESKRIPSI HARI KHUSUS


Tn. KM mengatakan hari khusus bagi dirinya adalah hari raya Galungan dan Kuningan
karena pada hari itu semua keluarganya berkumpul.

10. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien belum pernah masuk rumah sakit, bila klien tidak enak badan klien membeli obat
di apotek dan kadang pergi ke puskesmas.
11. TINJAUAN SISTEM
a. Keadaan umum : Klien terlihat rapi
b. Kesadaran : Compos Mentis (E=4, V=5, M=6)
c. TTV : Suhu: 360C, Frekuensi nadi 84x/mnt, Frekuensi nafas 18x/mnt,
Tekanan darah 130/80mmHg, GDS: 318 mg/dL
d. IMT : BB 85 kg, Tinggi 165 cm, IMT = 30.9
e. Integume
nS:-
O:-
I : Warna kulit sawo matang, dan tidak terdapat luka
P : Tidak ada nyeri tekan
f. Kepala
S: -
O:-
I : Rambut pendek hitam, kulit kepala bersih dan tidak ada luka
P: Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
g. Mata
S : -
O:-
I : Bentuk mata simetris, pupil isokor, konjungtiva merah muda
P : tidak ada nyeri tekan
h. Teling
aS:-
O:-
I : bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, membran timpani utuh
P: Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
i. Hidung dan Sinus
S:-
O:-
I : Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada peradangan pada hidung
P : Tidak tampak adanya sinusitis dan nyeri tekan
j. Mulut dan tenggorokan
S:-
O:-
I : Mukosa bibir lembab, gigi bersih dan lengkap, tidak ada pembesaran tonsil
P : tidak ada nyeri tekan
k. Leher
S:-
O:-
I : Leher tampak simetris
P : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
l. Payudara
S:-
O:-
I : Bentuk dada simetris kira dan kanan
P : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
m. Pernapasan
S:-
O:-
I : Irama nafas teratur 18x/mnt, tidak ada retraksi dinding dada
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Sonor
A: Bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
n. Kardiovaskuler
S: -
O:-
I : Nadi tampak kuat
P : Nadi teraba kuat dan teratur 84 x/mnt
P : Perkusi redup
A: Bunyi jantung I dan II murni, tidak terdengar suara tambahan
o. Gastrointestinal
S:-
O:-
I : Bentuk abdomen simetris, tidak tampak edema
A: peristaltik usus 10x/mnt
P : timpani
P:Tidak ada nyeri tekan dan massa pada perut
p. Perkemiha
nS:-
O:-
I : Warna kencing kuning khas urine, frekuensi kencing 3-4x/hari
P : Tidak ada nyeri tekan pada simpisis
q. Muskuloskeletal
S : Klien mengatakan sering merasa kesemutan pada kedua kakinya
O : Klien tampak menghentakkan kakinya bila kesemutan
I : Tidak terdapat luka pada ekstermitas
P : Kekuatan otot 555 555
555 555
r. Sistem saraf pusat
S:-
O:-
I : Klien tampak tidak mengalami masalah pada fungsi penciuman, mengunyah,
pendengaran, pengecapan dan pengucapan,
P : Tidak ada kelainan
s. Reproduksi
S :-
O:-
I : Klien memiliki dua orang anak
P : Tidak terdapat kelainan
12. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. Psikososial
Klien mampu berinteraksi secara baik dengan anak dan istrinya serta orang-orang
disekitarnya. Klien masih mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan dibanjarnya.
b. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
 Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam tidur
 Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
 Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri? Tidak
 Apakah klien sering was-was dan khawatir? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”
Pernyataan tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? ………………
 Ada atau banyak pikiran? ………………
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain? ………………
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter? ………………
 Cenderung mengurung diri? ………………
Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) / NEGATIF (-)
Kesimpulan :
Klien tidak mengalami masalah emosional

c. Spiritual
Klien mengatakan sembahyang satu kali sehari pada sore hari setelah mandi dan hari-hari
tertentu seperti odalan, dan hari raya seperti galungan dan kuningan.
13. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
KLIEN Modifikasi Indeks Barthel
No Kriteria Dengan Bantuan Mandiri Keterangan
1 Makan  Frekuensi: Makan dilakukan
secara mandiri 2x/hari
5 10  Jumlah: Satu porsi nasi beserta
lauk dan sayur
 Jenis: Nasi
2 Minum  Frekuensi: Minum dilakukan
secara mandiri, 4-5 x/hari
5 10  Jumlah: 1500cc
 Jenis: Air putih dan kopi dua
gelas pada pagi dan sore hari
3 Berpindah dari kursi
roda ke tempat tidur/ 5-10 15 Berpindah dilakukan secara mandiri
sebaliknya
4 Personal toilet (cuci Frekuensi: Cuci muka, gosok gigi
muka, menyisir dilakukan secara mandiri sebanyak
0 5
rambut, menggosok 2x/hari
gigi)
5 Keluar masuk toilet Mencuci baju dilakukan secara
(mencuci pakaian, mandiri
5 10
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi Frekuensi: dilakukan secara mandiri
5 15
2x/hari
7 Jalan di permukaan
0 5
datar Berjalan secara mandiri
8 Naik turun tangga 5 10 Naik turun tangga mandiri
9 Menggunakan pakaian 5 10 Menggunakan pakaian mandiri
10 Kontrol bowel (BAB)  Frekuensi: BAB secara mandiri
5 10 satu kali perhari
 Konsistensi: Padat, warna kuning
11 Kontrol bladder (BAK)  Frekuensi: 4-5x/hari dilakukan
5 10 secara mandiri
 Warna: kuning khas urine
12 Olahraga/latihan  Frekuensi: Klien tidak pernah
5 10 berolahraga rutin hanya
kadang jalan-jalan di sekitar
rumah saja
13. Rekreasi/pemanfaatan  Frekuensi: Klien berekreasi
waktu luang setiap sore
5 10
 Jenis: mengobrol dengan
tetangga

Keterangan :
130 : mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
Hasil 130 : Mandiri
Klien masih mampu melakukan semua kegiatannya secara mandiri

14. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK


Mini Mental Status Examination (MMSE)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 5 Menyebutkan dengan benar:
a. Tahun: 2020
b. Musim: Hujan
c. Bulan: Desember
d. Tanggal: 11
e. Hari: Jumat
2 ORIENTASI 5 5 Dimana kita sekarang?
a. Negara :Indonesia
b. Provinsi: Bali
c. Kota : Denpasar
d. Panti werda :Tidak ada
e. Wisma : tidak ada, mampu
menyebutkan alamat rumah dengan
benar
3 REGISTRASI 3 3 Pemeriksa menyebutkan 3 objek yang
berbeda kelompoknya selang 1 detik
(misal apel, uang, meja), kemudian
tanyakan kepada klien ketiga objek tadi
(untuk disebutkan)
a. Objek : apel
b. Objek : uang
c. Objek : meja
4 ATENSI DAN 5 2 Minta klien untuk memulai dari angka 100
KALKULASI kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
a. 93 : 93
b. 86 : 86
c. 79 : 75
d. 72 : 70
e. 65 : 60
5 MENGINGAT 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar 1
poin untuk 1 objek
6 BAHASA 2 2 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil) : (pensil)

1 1 Minta kepada klien untuk mengulangi kata


berikut “tanpa kalau dan atau tetapi”
(kalau)

3 3 Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah : “ambil
kertas ditangan anda, lipat dua dan
letakkan
di lantai”
a. Ambil kertas
b. Lipat dua
c. Letakkan di lantai

1 1 Minta klien membaca dan melakukan yang


dibacanya:
“Pejamkanlah mata anda”

1 1 Minta klien untuk menulis satu kalimat


secara spontan

1 1 Minta klien menyalin gambar

Nilai Total 27

Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global
sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik
Kesimpulan:
Nilai total adalah 27 yang berarti fungsi kognitif global klien relative baik
a. Status Psikologis (skala depresi pada lansia)
Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup 0
YA TIDAK*
anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari 0
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? YA* TIDAK 0
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK 1
5 Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa 0
YA TIDAK*
depan?
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan 0
YA* TIDAK
kesulitan anda tanpa jalan keluar?
7 Apakah anda sering kali merasa bersemangat? YA TIDAK* 0
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal 0
YA* TIDAK
buruk bakal menimpa anda?
9 Apakah anda sering kali merasa gembira? YA TIDAK* 0
10 Apakah anda sering kali merasa tak 0
YA* TIDAK
terbantukan?
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah dan 0
YA* TIDAK
resah?
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah 0
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu YA* TIDAK
hal baru?
13 Apakah anda sering kali mengkhawatirkan 0
YA* TIDAK
masa depan anda?
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya 0
YA* TIDAK
ingat anda?
15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih hidup 0
YA TIDAK*
saat ini?
16 Apakah anda sering kali merasa sedih dan 0
YA* TIDAK
putus asa?
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? YA* TIDAK 0
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu 0
YA* TIDAK
anda?
19 Apakah menurut anda kehidupan ini penuh 0
YA TIDAK*
tantangan yang menyenangkan?
20 Apakah anda merasa kesulitan untuk 0
YA* TIDAK
mengawali suatu kegiatan tertentu
21 Apakah anda merasa diri anda penuh energi? YA TIDAK* 0
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi 0
YA* TIDAK
tanpa harapan?
23 Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih 0
YA* TIDAK
baik dari anda?
24 Apakah anda seringkali merasa marah hanya 0
YA* TIDAK
karena alasan sepele?
25 Apakah anda sering merasakan bagaikan 0
YA* TIDAK
menangis?
26 Apakah anda kesulitan berkonsentrasi? YA* TIDAK 1
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan 0
YA TIDAK*
menyenangkan?
28 Apakah anda lebih suka menghindari 0
YA* TIDAK
acara/sosialisasi?
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil 0
YA TIDAK*
suatu keputusan?
30 Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana 0
YA TIDAK*
biasanya?
TOTAL 2
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 poin
Interpretasi hasil:
0-9 : normal
10-19 : depresi ringan
20-30 : depresi berat
Kesimpulan:
Total skor 2 yang berarti Tn.KM tidak mengalami depresi

15. Pemeriksaan Laboratorium/Lainnya


Pemeriksaan GDS tanggal 11 Desember 2020 = 318 mg/dL

16. Terapi Medis


No Nama Obat Frekuensi x Dosis Fungsi Cara
Untuk menurunkan retensi
1 Metformin 3x500mg insulin dan meningkatkan Oral
sekresi insulin
Untuk menurunkan retensi
2 Glimepiride 1x1mg insulin dan meningkatkan Oral
sekresi insulin
ANALISA DATA
Nama : Tn.KM Banjar : Banjar Pembungan , Sesetan, Denpasar.

Usia : 65 tahun Tanggal : 11 Desember 2020

Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 11 Desember DS: Tn. N mengalami kesemutan pada Ketidakefektifan Hiperglikemia (DM)
2020 (09.30) kedua kakinya sejak dua bulan jaringan perifer
yang lalu. Kesemutan timbul Komplikasi vaskuler
dengan frekuensi 6-7 x/hari
kurang lebih 5 menit Tn.KM Mikrovaskuler
menderita penyakit DM sudah
sejak tujuh tahun yang lalu Penurunan sirkulasi darah
ke perifer
DO:Klien tampak menghentakan
kedua kakinya bila timbul Kesemutan/ neuropati
kesemutan
Vital Sign: Suhu: 360C, Ketidakefektifan jaringan
Frekuensi nadi 84 x/mnt, perifer
Frekuensi nafas 18 x/mnt,
Tekanan darah 130/80 mmHg,
GDS: 318 mg/dL
2 11 Desember DS: Tn. KM tidak rutin kontrol dan Kurang Penyakit DM
2020 (09.30) mengkonsumsi obat DM yang pengetahuan
telah diberikan oleh Puskesmas. Kurangnya informasi/
Tn.KM merasa kesemutannya keingi-nan mencari
karena masuk angin biasa dan informasi
tidak perlu mengkonsumsi obat.
Perilaku yang tidak sesuai
DO:Tn.KM tampak kurang mengerti
dengan kondisinya, Tn.Km Kurangnya pengetahuan
tampak bingung jika diajak
mengobrol
tentang penyakit DM
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
Nama : Tn.KM Banjar : Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar
Usia : 65 tahun Tanggal : 11 Desember 2020
Tanggal
No Tanggal/Jam Diagona Keperawatan Paraf
Teratasi
1 11 Desember Ketidakefektifan jaringan perifer 13 Desember
2020
2020 (09.30) berhubungan dengan proses penyakit
diabetes millitus ditandai dengan klien
mengalami kesemutan pada kedua kaki,
GDS:
2 11 Desember Kurang pengetahuan berhubungan dengan 13 Desember
2020
2020 (09.30) keterbatasan kognitif ditandai dengan Tn.KM
tampak kurang mengerti dengan kondisinya,
Tn.KM tampak bingung jika diajak
mengobrol tentang penyakit DM
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn.KM Banjar : Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar
Usia : 65 tahun Tanggal : 11 Desember 2020

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Nama/Paraf


1 Ketidakefektifan jaringan NOC: NIC:
perifer berhubungan Circulation status Peripheral Sensation
dengan proses penyakit Tissue Prefusion : cerebral Management
diabetes millitus ditandai Setelah diberikan tindakan 1. Monitoring vital sign 1. Untuk mengetahui
dengan klien mengalami keperawatan selama 3x24 jam kondisi klien
kesemutan pada kedua diharapkan perfusi jaringan efektif
kaki, GDS: dengan kriteria hasil: 2. Diskusikan mengenai penyebab 2. Untuk mengkaji kondisi
1. Tekanan sistole dan diastole perubahan sensasi klien
dalam rentang yang diharapkan
3. Monitor adanya paratese, 3. Untuk mengetahui ada
2. Tidak ada tanda tanda
kesemutan dan kelemahan tidaknya gangguan pada
peningkatan tekanan intrakranial
(tidak lebih dari 15 mmHg) jaringan perifer

3. Mendemonstrasikan
4. Kolaborasi pemberian obat
4. Untuk mengobati
kemampuan kognitif yang
keluhan yang dialami
ditandai dengan: berkomunikasi
klien
dengan jelas dan sesuai dengan
kemampuan
2 Kurang pengetahuan NOC: NIC:
berhubungan dengan Knowlewdge : disease process Teaching : disease process
keterbatasan kognitif Knowlewdge : health behavior 1. Berikan penilaian tentang 1. Untuk mengetahui
ditandai dengan Tn.KM Setelah diberikan tindakan tingkat pengetahuan klien pengetahuan klien
tampak kurang mengerti keperawatan selama 3x24 jam
dengan kondisinya, diharapkan pengetahuan klien 2. Diskusikan dengan klien 2. Untuk mengetahui
Tn.KM tampak bingung meningkat dengan kriteria hasil: tentang salah satu penyakit pemahaman klien
jika diajak mengobrol 1. Klien dan keluarga menyatakan tentang penyakit
tentang penyakit DM pemahamann tentang penyakit
3. Berikan informasi tentang
2. Klien dan keluarga mampu 3. Untuk menambah
proses penyakit (pengertian,
melaksanakan prosedur yang pengetahuan klien
tanda gejala, akibat, komplikasi,
dijelaskan secara benar
dan yang lainnya)
3. Klien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
4. Untuk mengetahui
4. Anjurkan klien mengulang
dijelaskan oleh perawat
apakah klien sudah
penjelasan yang telah diberikan
paham atau belum
tentang penjelasan
yang telah diberikan

5. Berikan klien feedback yang 5. Agar klien tidak


positif merasa seperti digurui
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.KM Banjar : Banjar Pembungan,Sesetan, Denpasar
Usia : 65 tahun Tanggal : 11 Desember 2020
Dx
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien Nama/ TTD
Kep
1 Jumat, 11 Desember
2020
09.30 1 Mengukur Vital Sign dan GDS S:
O: Suhu: 360C, Frekuensi nadi 84 x/mnt,
Frekuensi nafas 18 x/mnt, Tekanan darah
130/80mmHg, GDS: 318 mg/dL

10.00 1, 2 Mendiskusikan penyakit DM serta S: Klien mengatakan mengalami kesemutan pada


penyebab dari perubahan sensori yang kedua kakinya sejak dua bulan yang lalu,
dialami klien kesemutan timbul dengan frekuensi 6-7 x/hari
kurang lebih 5 menit klien mengatakan
kurang mengerti dengan penyakit DM
O : Klien tampak tidak mengerti dengan penyakit
DM, klien tampak bingung, serta beberapa
kali menghentakkan kakinya bila kesemutan
datang
2 Sabtu, 12 Desember
2020
11.00 2 Memberikan informasi kepada klien S: Klien mengatakan tidak rutin mengkon-sumsi
tetntang penyakit DM (pengertian, akibat, obat DM yang diberikan oleh Puskesmas
tanda dan gejala, serta cara menjaga karenan menganggap kesemutan yang
keseimbangan kadar gula) dialaminya tidak perlu mengkonsumsi obat
O: Klien tampak mengerti tentang informasi
yang telah diberikan

12.30 2 Menganjurkan klien untuk mengulang S: Klien mengatakan akan rutin mengkonsumsi
kembali penjelasan yang telah diberikan obat DM
O: Klien tampak kooperatif dan mampu meng-
ulang penjelasan yang diberikan dengan
benar
13.00 1 Memberikan obat DM (Metformin 500mg)
S: -
O: Klien tampak minum obat yang di-berikan
oleh istrinya, alergi tidak ada
3 Minggu,
13 Desember 2020
09.00
1 Mengukur Vital Sign dan GDS serta S: Klien mengatakan kesemutannya berkurang,
mengkaji perubahan sensori yang dialami sehari 2-3x/hari kurang lebih 5 menit.
klien O: Klien tampak lebih jarang menghen-takkan
kakinya.
Vital Sign: Suhu: 360C, Frekuensi nadi
80x/mnt, Frekuensi nafas 18x/mnt, Tekanan
darah 120/80mmHg, GDS: 119

10.00
2 Menganjurkan klien untuk mengulang S: Klien mengatakan sudah mengerti dengan
tentang informasi yang telah diberikan penyakit DM dan akan rutin mengkonsumsi
obat DM agar tidak terjadi komplikasi
O: Klien tampak mengerti dan kooperatif. Klien
mampu mengulang penjelasan yang diberikan
secara benar dan mau mengkonsumsi obat
secara teratur
13.00
1 Memberikan obat DM (Metformin 500mg) S: -
O: Klien tampak minum obat yang telah
diberikan oleh istrinya, tidak ada alergi.
EVALUASI
Nama : Tn.KM Banjar : Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar
Usia : 65 tahun Tanggal : 13 Desember 2020
Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1 Minggu, 13 1 S: Tn.N mengatakan kesemutannya berkurang, sehari dua
Desember 2020 sampai tiga kali per hari kurang lebih 5 menit.
1300
O: Klien tampak lebih jarang menghen-takkan kakinya.
Vital Sign: Suhu: 360C, Frekuensi nadi 80x/mnt, Frekuensi
nafas 18x/mnt, Tekanan darah 120/80mmHg, GDS:
119mg/dL

A: Tujuan tercapai masalah teratasi

P: - Pertahankan kondisi klien


- Lanjutkan PMO (Pengawas Minum Obat) untuk klien
agar teratur minum obat DM
- Anjurkan klien rutin kontrol ke Puskesmas

2 Minggu, 13 2 S: Klien mengatakan sudah mengerti dengan penyakit DM


Desember 2020
dan akan rutin mengkonsumsi obat DM agar tidak terjadi
1300
komplikasi

O: Klien tampak lebih mengerti dan paham tentang penyakit


DM. Klien mampu mengulang penjelasan yang diberikan
secara benar dan mau mengkonsumsi obat DM secara
teratur
A: Tujuan tercapai masalah teratasi

P: - Pertahankan kondisi klien


- Anjurklan klien selalu mencari informasi tentang
penyakitnya kepada petugas kesehatan
Lampiran 1
Kunjungan Pertama Tanggal 11 Desember 2020
Pemeriksaan GDS dan membuat PMO untuk Kepatuhan Minum Obat Pada Tn.KM
Tanggal 12 Desember 2020 PMO Tn.KM adalah Istrinya
Lampiran 2
Kunjungan Kedua Tanggal 13 Desember 2020
Pemeriksaan GDS setelah teratur minum obat selama tiga hari
Lampiran 3: Jurnal

Anda mungkin juga menyukai