Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pengkajian Asuhan

Keperawatan Tentang
Hematologi

Disusun oleh :
Nindear Orchid R (19613328)
Widya Veolanenta Y (19613327)
Eplin Febriana (18613220)
Umi Kulsum (19613326)

Fakultas Ilmu Kesehatan


D3 Keperawatan / 1B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019/2020
PEMBAHASAN
1. Definisi
Thalasemia adalah ketidakmampuan memproduksi sel drah merah dan
hemoglobin, merujuk kepada sekelompok penyakit kelainan darah genetik atau
penyakit bwaan yang ditandai oleh kerusakan produksi sel darah atau struktur
hemoglobin, protein ditemukan didalam sel-sel darah merah.

2. Klasifikasi
Thalasemia diklasifikasikan berdasarkan molekuler menjadi dua yaitu thalasemia alfa
dan thalasemia beta.
1. Thalasemia Alfa
Thalasemia ini disebabkan oleh mutasi salah satu atau seluruh globin rantai
alfa yang ada. Thalasemia alfa terdiri dari :
a. Silent Carrier State
Gangguan pada 1 rantai globin alfa. Keadaan ini tidak timbul gejala sama
sekali atau sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat.
b. Alfa Thalasemia Trait
Gangguan pada 2 rantai globinalpha. Penderita mengalami anemia ringan
dengan sel darah merah hipokrom dan mikrositer, dapat menjadi carrier.
c. Hb H Disease
Gangguan pada 3 rantai globin alfa. Penderita dapat bervariasi mulai tidak
ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan
perbesaran limpa.
d. Alfa Thalassemia Mayor
Gangguan pada 4 rantai globinalpha. Thalasemia tipe ini merupakan kondisi
yang paling berbahaya pada thalassemia tipe alfa. Kondisi ini tidak terdapat
rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF yang
diproduksi. Janin yang menderita alphathalassemia mayor pada awal
kehamilan akan mengalami anemia, membengkak karena kelebihan cairan,
perbesaran hati dan limpa. Janin ini biasanya mengalami keguguran atau
meninggal tidak lama setelah dilahirkan.

2. Thalasemia Beta
Thalasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai
globinbeta yang ada. Thalasemia beta terdiri dari :
a. Beta ThalasemiaTrait.
Thalasemia jenis ini memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi.
Penderita mengalami anemia ringan yang ditandai dengan sel darah merah
yang mengecil (mikrositer).
b. Thalasemia Intermedia.
Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa produksi sedikit
rantai beta globin. Penderita mengalami anemia yang derajatnya tergantung
dari derajat mutasi gen yang terjadi.
c. Thalasemia Mayor.
Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat memproduksi
rantai beta globin. Gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa
anemia yang berat. Penderita thalasemia mayor tidak dapat membentuk
hemoglobin yang cukup sehingga hampir tidak ada oksigen yang dapat
disalurkan ke seluruh tubuh, yang lama kelamaan akan menyebabkan
kekurangan O2, gagal jantung kongestif, maupun kematian. Penderita
thalasemia mayor memerlukan transfusi darah yang rutin dan perawatan
medis demi kelangsungan hidupnya (Dewi.S 2009 dan Yuki 2008).

3. Etiologi
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk
menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika
hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi
tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.

4. Gejala
Gejala thalassemia yang dialami oleh setiap orang itu berbeda-beda, tergantung pada
tingkat keparahan dan tipe thalassemia yang diidap. Supaya bisa bekerja dengan
normal, hemoglobin memerlukan 2 protein alfa dan 2 protein beta.
Kelainan pada protein alfa dikenal dengan thalassemia alfa dan pada protein beta
adalah thalassemia beta. Jika terjadi banyak mutasi pada material genetika yang
membuat hemoglobin, thalassemia yang diidap akan parah. Untuk kasus yang parah,
transfusi darah akan sering dibutuhkan. Namun, jika mutasi yang terjadi sedikit atau
terbatas, maka gejala bisa lebih ringan. Contoh gejala pengidap thalassemia adalah
berat badan yang rendah, mengalami gejala anemia seperti sesak napas dan mudah
lelah, dan sakit kuning.

5.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS KLIEN
Nama/inisial : An. R
Umur : 10
No. Register :
Agama : Islam
Alamat : Jln. Budi Utomo, No.123, Ponorogo
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal MRS : 10 Maret 2020
Dx Medis : Dugaan (suspect) thalasemia

II. Keluhan utama


Muka pucat dan badan terasa lemah, tidak bisa beraktifitas normal.

III. Riwayat penyakit sekarang


Pasien seorang anak berusia 10 tahun datang diantar oleh orangtuanya dengan keluhan
panas sejak 4 hari tinggi, disertai menggigil. Ibu pasien sempat memberikan obat
paracetamol untuk menurunkan panasnya, panas pasien sempat turun, namun tidak
lama kemudian badan pasien kembali panas. Nafsu makan pasien menurun, karena
pasien merasa mual. Pasien juga muntah berisi makanan yang dimakan, perut pasien
juga semakin lama semakin membuncit, pasien tampak letih, lemah dan lesu, kejang
disangkal, diare disangkal. Sering ke rumah sakit untuk transfusi darah.

IV. Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengidap thalasemia dan sering kontrol ke dokter.

V. Riwayat kesehatan keluarga


Orangtua pasien mengatakan dalam keluarga ada yang memiliki penyakit thalasemia
mayor (∝)
VI. Riwayat Psikososial
a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Pasien mengatakan ingin sembuh dan bisa melakukan aktivitasnya kembali.

b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien


Sakit ini adalah cobaan dari Allah dan keluarga berharap segera sembuh karena
harus belajar seperti biasanya, agar tidak tertinggal materi di sekolahnya.

c. Pola interaksi dan komunikasi


Klien dapat berkomunikasi dengan baik.

d. Pola pertahanan
Ketika penyakit kambuh klien minum obat dan istirahat yang cukup.

e. Pola nilai dan kepercayaan


Sebelum masuk rumah sakit klien beribadah sholat 5 waktu.
Saat di rumah sakit klien tidak melakukan ibadah dengan tertib.

f. Pengkajian konsep diri


- Peran diri
- Harga diri
- Gambaran diri
- Identitas diri
- Aktualisasi diri
g. Genogram

VII. Pola kesehatan sehari-hari

POLA-POLA SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


a. Nutrisi
- Makan - Suka makan - Nafsu makan
nasi dengan berkurang
daging ayam
- Minum - Sehari 8 gelas - Saat sakit
setiap hari hanya minum
4 gelas sehari
b. Eliminasi
- BAK - 6-8 x/hari - 2-3 x/hari
berwarna berwarna
bening kuning keruh
- BAB - 1x/hari - 2 hari sekali,
berwarna berwarna
kuning , kecoklatan ,
tekstur lembek tekstur agak
cair
c. Istirahat
- tidur malam - Tidur cukup 7- - 4-5 jam/hari
8 jam/hari
- tidur siang - 2 jam/hari - Tidak bisa
tidur
d. Personal hygiene
- Mandi - 2x/hari - 2 kali sehari
diseka
- Cuci rambut - 2 hari sekali - Belum pernah
mencuci
rambut selama
MRS
- Sikat gigi - 3x/hari - 2x/hari
e. Aktivitas Klien dapat melakukan Klien hanya berbaring di
aktivitas sehari-hari tempat tidur.
dengan baik

VIII. Pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum
Lemah, keadaan composmetis
TTV :
- Suhu : 380 C
- Nadi : 88 x/mnt
- RR : 30 x/mnt
- Tekanan darah : 90/70 mmHg

b. Pemeriksaan kepala dan muka


Lingkar kepala : 70 cm
Inspeksi : Bentuk kepala simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

c. Pemeriksaan telinga
Tidak ada kelainan, discharge (-)

d. Pemeriksaan mata
Inspeksi :
Konjungtiva : anemis
Sclera : pucat
Pupil : Pupil mengecil ketika ada rangsangan cahaya
Palpebra : tidak terdapat odema
Lensa : jernih

e. Pemeriksaan mulut dan faring


Mulut : mukosa mulut pucat, mulut bersih, gigi caries (+)

f. Pemeriksaan leher
Bentuk simetris
Pembesaran KGB (-)

g. Pemeriksaan payudara dan ketiak


Tidak ada nyeri tekan pada payudara , ketiak tidak berbau.

h. Pemeriksaan thorak
h.1 Pemeriksaan paru
Suara nafas vesikuler, wheezing tidak ada
h.2 Pemeriksaan jantung
Bunyi jantung I S1 tunggal , S2 split tak konstan , bising jantung (-)

i. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : simetris, Distensi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-) , Hepar/lien : tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik (N) , Kesan normal

j. Sistem integumen
Normal , tidak ada gangguan pada sistem integumen.

k. Pemeriksaan anggota gerak (Ekstremitas)


Tangan kanan terpasang infus , gerakan ekstemitas bebas , tonus otot normal ,
tidak ada edema , akral agak dingin.

l. Pemeriksaan Genetalia dan sekitar anus


Genetalia tidak ada kelainan.

m. Pemeriksaan Status Neurologis


GCS : E4M6V5
Mata : pupil bulat isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+)
TRM : kaku kuduk (-)
Reflek Fisiologis : normoreflek
Reflek Patologis : (-/-)
Sensorik : dalam batas normal
Otonom : dalam batas normal

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Darah Rutin

X. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Diazepam 5 mg/ IV
1
Inj Ondasetron amp/ 12 jam
2
1
Inj Ranitidin amp/ 8 jam
2
Asam Valporat 2 x 1,5 cc
Paracetamol Syrup
Kenalog Salep

Anda mungkin juga menyukai