Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia decade 70-an. Faktor lingkungan
antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi akibat memasuki
masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal.
Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan status gizi antara lain adalah naiknya
insiden si penyakit de generasi maupun onde regenerasi yang berakibat dengan
perubahan dalam asupan makanan, perubahan dalam absolute sidan out elisa si zat z gizi
di tingkat jaringan, dan beberapa kasus dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang
harus diminum para lansia oleh karena penyakit yang sedang dideritanya.
Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel
tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang
karena berkurangnya kalori dasar dan kebutuhan fisik. Cal dasar adalah kalori yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat misalnya untuk
jantung usus pernafasan dan ginjal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep gizi seimbang pada lansia
2. Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada masa lansia
4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keseimbangan gizi lansia
5. Untuk mengetahui apa saja sajian lengkap yang bergizi yang harus dikonsumsi
lansia
Menua atau aging merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi
dan berakhir saat kematian. Selamat periode pertumbuhan proses anabolisme
melampaui proses metabolisme. Pada saat tubuh sudah mencapai tingkat
kematangan fisiologik, kecepatan metabolisme atau proses di regenerasi lebih
besar daripada kecepatan proses free regenerasi sel atau anabolisme. Akibat yang
timbul adalah hilangnya sel-sel yang berdampak dalam bentuk penurunan
efisiensi dan gangguan fungsi organ(Whitney ,catalgo,rofles ,1987; prodrabky,
1992). Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean
body mass atau jaringan aktif tubuh dan perubahan-perubahan di semua sistem di
dalam tubuh manusia. Berikut ini adalah perubahan fisiologis yang berhubungan
dan mempengaruhi status gizi lansia.
b. Alat indera
c. Saluran cema/digestif
Terjadi pula over growth bakteri yang akan menurunkan bio availability
B12, malabsorbsi lemak, fungsi asam empedu yang menurun dan diare. Selain itu
terjadi penurunan mobilitas susu sehingga terjadi konstipasi.
d. Metabolisme
e. Ginjal
Fungsi ginjal menurun sekitar 50% antara usia 30 sampai 80 tahun. Reaksi
respon asam basa terhadap perubahan perubahan metabolik melambat.
Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan
ginjal akan merupakan beban tersendiri.
f. Fungsi Jaringan
Pada usia sekitar 75 tahun maka presentase fungsi jaringan yang tertinggal
adalah 82% untuk cairan atau air tubuh, 56% glomerulus, 63% serat saraf, 36%
paste buns, dan 56% berat otak
a. Definisi lansia
Manusia lanjut usia mereka yang telah berumur 65 tahun keatas. Durmin
(1992) membagi lansia menjadi young elderly ( 65 sampai 74 tahun) dan
order elderly (75 tahun).
Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat
primer maupun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi
sosial, hidup seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik,
gangguan Indra, gangguan mental, kemiskinan dan aetrogenik. Sebab-sebab
sekunder meliputi gangguan nafsu makan atau selera, gangguan mengunyah,
malabsorbsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme.
Ketidaktahuan dapat dibawa sejak kecil atau disebabkan oleh pendidikan yang
sangat terbatas. Isolasi sosial terjadi pada lansia yang hidup sendirian yang
kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan untuk masak.
Gangguan fisik terjadi pada lansia yang mengalami himiparase atau
hemiplegia, arthritis dan gangguan mata. Gangguan mental terjadi pada lansia
yang demen dan mengalami depresi. Kondisi iatrogenik dapat terjadi pada lansia
yang mendapat diet lambung untuk jangka waktu lama, sehingga terjadi
kekurangan vitamin c, selanjutnya gangguan selera, mengunyah dan malabsorpsi
terjadi sebagian akibat penurunan fungsi alat pencernaan dan panca indra, sebagai
akibat penyakit berat tertentu, pasca operasi, Ike mic dinding perut dan sensitifitas
yang meningkat terhadap bahan makanan tertentu seperti Lombok, santan, lemak
dan tepung bergluten (misalnya ketan). Kebutuhan yang meningkat terjadi pada
lansia yang mengalami keseimbangan nitrogen negatif dan metabolisme protein
yang mencegah pada mereka yang harus berbaring di tempat tidur untuk jangka
waktu lama yang mengalami panas yang tinggi.
1. Kalori
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena
metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang.
2. Protein
Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari
untuk mempertahankan keseimbangan protein, kebutuhan akan protein meningkat
sebagai tanggapan atas stres fisiologis seperti infeksi ,luka bakar, patah tulang dan
pembedahan.
3. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55-60% dari kalori
total.
4. Lemak
Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 sampai 25% dari energi total.
Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah.
5. Serat
Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit.
Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang yang
akhirnya memperpanjang masa transit tinja hal ini terjadi karena kelemahan tonus
otot dinding saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi
asupan cairan dan serat.
6. Vitamin
5. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut. Orang yang
berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu
makan mereka cenderung terus menurun karena itu harus terus diupayakan konsumsi
makanan penuh gizi. Bertambahnya usia menyebabkan Indra rasa menurun sebagai
kompensasi banyak orang lanjut usia (lansia) memilih makanan yang rasanya sangat
manis atau asin padahal penambahan gula hanya memberikan kalori kosong atau tidak
ada nilai gizinya sedangkan garam dapat meningkatkan tekanan darah.
50 gr 50 gr daging/ikan/unggas
daging/ikan/unggas/(pepes
25 gr tempe/kacang
ikan)
kacangan
25 gr tempe /kacang
150 gr sayuran
kacangan (tempe bb tomat)
1 ptg buah
150 gr sayuran (sayur asem)
Nutrisi dan mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua
Nutrisi dan mineral mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua
antara lain (Dickinson A, 2002) :
1. Beta-glucan
Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi
roti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan
dapat mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil).
2. Hormon DHEA
Lebih efektif dalam memelihara fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi pasca-
pembedahan. Arginin mempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka, pertumbuhan
tumor, dan ekskresi hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino
semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag,
meningkatkan fungsi sel T dan neutrofil.
4. Lemak
Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi, dan
kelebihan intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak
omega 3 dapat menurunkan sel helper, produksi cytokine.
7. Zinc
8. Lycopene
9. Asam Folat
10. Vitamin E
Melindungi sel dari degenerasi yang terjadi pada proses penuaan. Studi yang
dilakukan oleh Simin Meydani, PhD di Boston menyimpulkan bahwa vitamin E dapat
membantu meningkatkan respon imun pada penduduk lanjut usia. Vitamin E adalah
antioksidan yang melindungi sel dan jaringan dari kerusakan secara bertahap akibat
oksidasi yang berlebihan. Akibat penuaan pada respon imun adalah oksidatif secara
alamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E (Murray F, 1991).
11. Vitamin C
Meningkatkan level interferon dan aktivitas sel imun pada orang tua,
meningkatkan aktivitas limfosit dan makrofag, serta memperbaiki migrasi dan mobilitas
leukosit dari serangan infeksi virus, contohnya virus influenzae.
12. Vitamin A
13. Vitamin D
Terlibat dengan enzim yang membuat konstituen sistem imun. Pada penderita
anemia defisiensi vitamin B12 mengalami penurunan sel darah putih dikaitkan dengan
fungsi imun. Setelah diberikan suplementasi vitamin B12, terdapat peningkatan jumlah
sel darah putih. Defisiensi vitamin B12 pada orang tua disebabkan oleh menurunnya
produksi sel parietal ini penting bagi absorpsi vitamin B12. Pemberian vitamin B6
(koenzim) pada orang tua dapat memperbaiki respons limfosit yang menyerang sistem
imun, berperan penting dalam produksi protein dan asam nukleat. Defisiensi vitamin B6
menimbulkan atrofi pada jaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoid dan merusak
sintesis asam nukleat, serta menurunnya pembentukan antibodi dan imunitas seluler.
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk lansia dalam sehari :
Semur 1 potong
pisang 1 buah
Papaya 1 buah
1. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
2. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.
3. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut : memakan makanan yang mudah dicerna, menghindari
makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan, bila kesulitan
mengunyah karena Gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak
atau lembek atau dicincang, makan dalam porsi kecil tapi sering, makanan
selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
4. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
6. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
H. Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut :
1. Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda
karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk usia lanjut di Indonesia adalah 1850 kalori untuk wanita dan
2000 kalori untuk pria.
2. Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap
ideal.
3. Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber
karbohidrat adalah nasi, roti, mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi,
singkong, dll.
10. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat jari
untuk usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan
buah-buahan, serta biji-bijian seperti kacang.
11. Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu, tempe,
yoghurt, dll. Kalsium penting untuk kesehatan tulang.
12. Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering namun
porsi kecil.
13. Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna serta hindari
makanan yang terlalu gurih dan manis.
14. Batasi minum kopi atau teh dan hindari rokok dan alkohol.
Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa
kegiatan yang harus dilakukan seperti :
Olahraga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olahraga lansia yaitu
beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik,
tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan
batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur
jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor
kesulitan kecil dan olahraga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.
3. Menjaga kebersihan
6. Rekreasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih (UU 13 tahun 1998). Umur
manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 kali
massa bayi sampai dewasa atau 6x20 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor
biologi yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif, dalam fase
regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau komponen
terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga
mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam
struktur anatomi proses menjadi dua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini
berlangsung secara alamiah, terus menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. Pada hakikatnya menjadi
tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya
yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik
secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran
secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut
memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan
berbagai fungsi organ vital, sensitifitas emosional meningkat dan kurang gairah.
B. Kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA