Anda di halaman 1dari 20

Peningkatan Gizi Dengan Asupan Tinggi Serat Pada Lansia

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Icca Narayani P, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Finda Aryani Putri D (20201552)


2. Lisa Umi Kholifah (20201561)
3. Rizka Maulidya (20201572)
4. Rizki abdul Ghani (20201573)
5. Rosari Cahya Windari (20201574)
6. Thomas Dwi Nurpriyanto (20201577)
7. Yovie Audina Septia D (20201581)

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan


kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat z gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatan metabolisme nya, apabila seorang berhasil mencapai usia lanjut
maka salah satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidupnya yang bersangkutan telah
baik. Topan status gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan.

Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia decade 70-an. Faktor lingkungan
antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi akibat memasuki
masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal.
Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan status gizi antara lain adalah naiknya
insiden si penyakit de generasi maupun onde regenerasi yang berakibat dengan
perubahan dalam asupan makanan, perubahan dalam absolute sidan out elisa si zat z gizi
di tingkat jaringan, dan beberapa kasus dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang
harus diminum para lansia oleh karena penyakit yang sedang dideritanya.

Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel
tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang
karena berkurangnya kalori dasar dan kebutuhan fisik. Cal dasar adalah kalori yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat misalnya untuk
jantung usus pernafasan dan ginjal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan di seimbang?


2. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?

3. Bagaimana keadaan gizi pada lansia?

4. Apa saja kebutuhan gizi pada lansia?

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi gizi pada lansia?

6. Apa saja saja lengkap diisi setiap hari pada lansia?

7. Bagaimana langkah hidup sehat pada lansia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep gizi seimbang pada lansia

2. Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada masa lansia

3. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan gizi pada lansia

4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keseimbangan gizi lansia

5. Untuk mengetahui apa saja sajian lengkap yang bergizi yang harus dikonsumsi
lansia

6. Untuk menguraikan bagaimana langkah hidup sehat pada lansia


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi Seimbang

Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat z terpenting yang terkandung di


dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Perubahan yang dapat terjadi pada lansia

a. Perubahan anatomi dan fisiologi

Menua atau aging merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi
dan berakhir saat kematian. Selamat periode pertumbuhan proses anabolisme
melampaui proses metabolisme. Pada saat tubuh sudah mencapai tingkat
kematangan fisiologik, kecepatan metabolisme atau proses di regenerasi lebih
besar daripada kecepatan proses free regenerasi sel atau anabolisme. Akibat yang
timbul adalah hilangnya sel-sel yang berdampak dalam bentuk penurunan
efisiensi dan gangguan fungsi organ(Whitney ,catalgo,rofles ,1987; prodrabky,
1992). Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean
body mass atau jaringan aktif tubuh dan perubahan-perubahan di semua sistem di
dalam tubuh manusia. Berikut ini adalah perubahan fisiologis yang berhubungan
dan mempengaruhi status gizi lansia.

b. Alat indera

Indera pengecap, pencium , dan penglihatan menurun yang akan secara


langsung dan tidak langsung mempengaruhi nafsu makan dan asupan makanan.
Apabila pengecut mulai mengalami trofi pada usia 50 tahun dari jumlah 245 pada
anak menjadi hanya 88 pada usia 74 sampai 85 tahun. Terjadi penurunan sensitif
tas terhadap rasa manis dan asin. Selain itu muncul glossodyna atau nyeri pada
lidah.

c. Saluran cema/digestif

Terjadi perubahan-perubahan pada kemampuan this g steve dan aborsi


yang terjadi sebagai akibat hilangnya opioid endogen dan efek berlebihan dari
kolesistokin. Akibat yang muncul adalah rasakan anoreksia. Penyakit periode
nesia dan gigi palsu yang tidak tepat akan makin memberikan rasa sakit dan tidak
nyaman saat mengunyah. Selain itu sekresi lu deh juga menurun hingga terjadi
gangguan penggunaan dan penelanan. Hipoklorhidria yang terjadi oleh karena
berkurangnya sel-sel parit all mukosa lambung akan mengakibatkan penurunan
absurd si kalsium dan non hem iron.

Terjadi pula over growth bakteri yang akan menurunkan bio availability
B12, malabsorbsi lemak, fungsi asam empedu yang menurun dan diare. Selain itu
terjadi penurunan mobilitas susu sehingga terjadi konstipasi.

d. Metabolisme

Pada lansia dapat terjadi penurunan toleransi glukosa yang akan


mengakibatkan kenaikan glukosa di dalam plasma sekitar 1,5 mg/ dl untuk tidak
decade umur. Hal ini terjadi mungkin karena penurunan produksi insulin atau
karena respon jaringan terhadap insulin yang menurun. Metabolisme Basal (BM)
menurun sekitar 20% antara usia 30 sampai 90 tahun. Hell ini terjadi karena
berkurangnya clean body mass pada lansia.

e. Ginjal

Fungsi ginjal menurun sekitar 50% antara usia 30 sampai 80 tahun. Reaksi
respon asam basa terhadap perubahan perubahan metabolik melambat.
Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan
ginjal akan merupakan beban tersendiri.
f. Fungsi Jaringan

Pada usia sekitar 75 tahun maka presentase fungsi jaringan yang tertinggal
adalah 82% untuk cairan atau air tubuh, 56% glomerulus, 63% serat saraf, 36%
paste buns, dan 56% berat otak

C. Keadaan gizi lansia

a. Definisi lansia

 Manusia lanjut usia mereka yang telah berumur 65 tahun keatas. Durmin
(1992) membagi lansia menjadi young elderly ( 65 sampai 74 tahun) dan
order elderly (75 tahun).

 Munko dkk. (1987) mengelompokkan older elderly ke dalam dua bagian


yaitu usia 75 sampai 84 tahun dan 85 tahun

 Di Indonesia, M. Alwi Dahlan mengatakan bahwa orang dikatakan lansia


jika telah berumur di atas 60 tahun

b. Kekurangan dan kelebihan gizi pada lansia

Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat
primer maupun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi
sosial, hidup seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik,
gangguan Indra, gangguan mental, kemiskinan dan aetrogenik. Sebab-sebab
sekunder meliputi gangguan nafsu makan atau selera, gangguan mengunyah,
malabsorbsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme.
Ketidaktahuan dapat dibawa sejak kecil atau disebabkan oleh pendidikan yang
sangat terbatas. Isolasi sosial terjadi pada lansia yang hidup sendirian yang
kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan untuk masak.
Gangguan fisik terjadi pada lansia yang mengalami himiparase atau
hemiplegia, arthritis dan gangguan mata. Gangguan mental terjadi pada lansia
yang demen dan mengalami depresi. Kondisi iatrogenik dapat terjadi pada lansia
yang mendapat diet lambung untuk jangka waktu lama, sehingga terjadi
kekurangan vitamin c, selanjutnya gangguan selera, mengunyah dan malabsorpsi
terjadi sebagian akibat penurunan fungsi alat pencernaan dan panca indra, sebagai
akibat penyakit berat tertentu, pasca operasi, Ike mic dinding perut dan sensitifitas
yang meningkat terhadap bahan makanan tertentu seperti Lombok, santan, lemak
dan tepung bergluten (misalnya ketan). Kebutuhan yang meningkat terjadi pada
lansia yang mengalami keseimbangan nitrogen negatif dan metabolisme protein
yang mencegah pada mereka yang harus berbaring di tempat tidur untuk jangka
waktu lama yang mengalami panas yang tinggi.

Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat membentuk KKP (kurang


kalori protein) kronik, baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat dilihat
dengan mudah melalui penampilan umum, yakni adanya kekurusan dan
rendahnya berat badan seorang lansia dibanding dengan baku yang ada.
Kekurangan zat gizi lain yang banyak muncul adalah defisiensi besi dalam bentuk
anemia gizi, defisiensi B1 dan b12.

Kelebihan gizi pada lansia biasanya berhubungan dengan afluensi dengan


gaya hidup pada usia sekitar 50 tahun. Dengan kondisi ekonomi yang membaik
dan tersedianya berbagai makanan siap saji yang enak dan kaya energi. Utamanya
sumber lemak terjadi asupan makan dan zat-zat gizi melebihi kebutuhan tubuh.
Keadaan kelebihan gizi yang dimulai pada awal usia 50 tahunan ini akan
membawa lansia pada keadaan obesitas dan dapat pula disertai dengan munculnya
berbagai penyakit metabolisme seperti diabetes melitus dan dislipedemia.
Penyakit-penyakit tersebut akan memerlukan pengelolaan diestetik khusus yang
mungkin harus dijalani sepanjang usia yang masih tersisa.

D. Kebutuhan Gizi Pada Lansia

1. Kalori
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena
metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang.

2. Protein

Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari
untuk mempertahankan keseimbangan protein, kebutuhan akan protein meningkat
sebagai tanggapan atas stres fisiologis seperti infeksi ,luka bakar, patah tulang dan
pembedahan.

3. Karbohidrat

Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55-60% dari kalori
total.

4. Lemak

Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 sampai 25% dari energi total.
Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah.

5. Serat

Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit.
Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang yang
akhirnya memperpanjang masa transit tinja hal ini terjadi karena kelemahan tonus
otot dinding saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi
asupan cairan dan serat.

6. Vitamin

Meskipun tampak sehat kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap


berlangsung pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, b12,
vitamin d dan asam folat.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada lansia


1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong

2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,


asin, asam, dan pahit

3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran

4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun

5. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi

6. Penyerapan makanan di usus menurun

F. Sajian lengkap gizi bagi lansia

Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut. Orang yang
berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu
makan mereka cenderung terus menurun karena itu harus terus diupayakan konsumsi
makanan penuh gizi. Bertambahnya usia menyebabkan Indra rasa menurun sebagai
kompensasi banyak orang lanjut usia (lansia) memilih makanan yang rasanya sangat
manis atau asin padahal penambahan gula hanya memberikan kalori kosong atau tidak
ada nilai gizinya sedangkan garam dapat meningkatkan tekanan darah.

Indra pencium dan penglihatan juga terganggu, sehingga mengakibatkan


pemilihan makanan yang berbau tajam atau minat terhadap makanan menurun.
Perubahan emosi karena depresi dan kesepian juga membuat nafsu makan menurun.
Masalah gigi sering dialami lansia, seperti gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigii palsu,
yang tidak nyaman. Kesemuanya ini berisiko menimbulkan kurang gizi.

Contoh menu lansia dalam satu hari

Waktu makan Pria (2200 kal) Wanita (1850 kal)

Pagi 1 ½ gls nasi/ pengganti 1 gls nasi/pengganti

1 butir telur (telur mata sapi) 1 btr telur


100 gr sayuran (kangkung) 100 gr sayuran

1 gls susu skim 1 gls susu skim

Pukul 10.00 Snavk/buah (nagasari) Snack/susu buah

Siang 1 ½ gls nasi 1 gls nasi

50 gr 50 gr daging/ikan/unggas
daging/ikan/unggas/(pepes
25 gr tempe/kacang
ikan)
kacangan
25 gr tempe /kacang
150 gr sayuran
kacangan (tempe bb tomat)
1 ptg buah
150 gr sayuran (sayur asem)

1 ptg buah (semangka)

Pukul 17.00 Snavk/buah Snack/buah

(bubur kacang hijau)

Malam 1 ½ gls nasi 1 gls nasi

50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan /unggas


(baso daging)
50 gr gr tahu
50 gr tahu (hot tahu)
150 gr sayuran
150 gr sayuran (sup sayur)
1 ptg buah
1 ptg buah (pisang)

Nutrisi dan mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua

Nutrisi dan mineral mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua
antara lain (Dickinson A, 2002) :
1. Beta-glucan

Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi
roti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan
dapat mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil).

2. Hormon DHEA

Studi menggambarkan hubungan signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsi


imun pada kelompok orang tua yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah juga
wanita menopause mengalami peningkatan fungsi imun dalam waktu 3 minggu setelah
diberikan DHEA.

3. Protein : arginin dan glutamin

Lebih efektif dalam memelihara fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi pasca-
pembedahan. Arginin mempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka, pertumbuhan
tumor, dan ekskresi hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino
semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag,
meningkatkan fungsi sel T dan neutrofil.

4. Lemak

Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi, dan
kelebihan intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak
omega 3 dapat menurunkan sel helper, produksi cytokine.

5. Yoghurt yang mengandung lactobacillus acidophilus dan probiotik lain

Meningkatkan aktivitas sel darah putih sehingga menurunkan penyakit kanker,


infeksi usus dan lambung, dan beberapa reaksi alergi.

6. Mikronutrien (vitamin dan mineral)


Vitamin yang berperan penting dalam memelihara sistem imun tubuh orang tua
adalah vitamin A, C, D, E, B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhi kekebalan tubuh
adalah Zn, Fe, Cu, asam folat, dan Se.

7. Zinc

Menurunkan gejala dan lama penyakit influenza. Secara tidak langsung


mempengaruhi fungsi imun melalui peran sebagai faktor dalam pembentukan DNA,
RNA, dan protein sehingga meningkatkan pembelahan seluler. Defisiensi Zn secara
langsung menurunkan produksi limfosit T, respon limfosit T untuk stimulasi atau
rangsangan dan produksi IL-2.

8. Lycopene

Meningkatkan konsentrasi sel natural killer (NK).

9. Asam Folat

Meningkatkan sistem imun pada kelompok lansia. Studi di canada pada


sekelompok hewan tikus melalui pemberian asam folat dapat meningkatkan distribusi sel
T dan respon mitogen (pembelahan sel untuk meningkatkan respon imun). Studi terbaru
menunjukkan intake asam folat yang tinggi mungkin meningkatkan memori populasi
lansia (Daniels S, 2002).

10. Vitamin E

Melindungi sel dari degenerasi yang terjadi pada proses penuaan. Studi yang
dilakukan oleh Simin Meydani, PhD di Boston menyimpulkan bahwa vitamin E dapat
membantu meningkatkan respon imun pada penduduk lanjut usia. Vitamin E adalah
antioksidan yang melindungi sel dan jaringan dari kerusakan secara bertahap akibat
oksidasi yang berlebihan. Akibat penuaan pada respon imun adalah oksidatif secara
alamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E (Murray F, 1991).

11. Vitamin C
Meningkatkan level interferon dan aktivitas sel imun pada orang tua,
meningkatkan aktivitas limfosit dan makrofag, serta memperbaiki migrasi dan mobilitas
leukosit dari serangan infeksi virus, contohnya virus influenzae.

12. Vitamin A

Berperan penting dalam imunitas nonspesifik melalui proses pematangan sel-sel T


dan merangsang fungsi sel T untuk melawan antigen asing, menolong mukosa membran
termasuk paru-paru dari invasi mikroorganisme, menghasilkan mukus sebagai antibodi
tertentu seperti : leukosit, air, epitel, dan garam organik, serta menurunkan mortalitas
campak dan diare. Bila karoten (prekursor vitamin A) meningkatkan jumlah monosit, dan
mungkin berkontribusi terhadap sitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag.
Gabungan/kombinasi vitamin A, C, dan E secara signifikan memperbarui jumlah dan
aktivitas sel imun pada orang tua. Hal itu didukung oleh studi yang dilakukan di Perancis
terhadap penghuni panti wreda tahun 1997. Mereka yang diberikan suplementasi
multivitamin (A, C, dan E) memiliki infeksi pernafasan dan urogenital lebih rendah
daripada kelompok yang hanya diberikan plasebo.

13. Vitamin D

Menghambat respons limfosit Th-1.

14. Kelompok vitamin B

Terlibat dengan enzim yang membuat konstituen sistem imun. Pada penderita
anemia defisiensi vitamin B12 mengalami penurunan sel darah putih dikaitkan dengan
fungsi imun. Setelah diberikan suplementasi vitamin B12, terdapat peningkatan jumlah
sel darah putih. Defisiensi vitamin B12 pada orang tua disebabkan oleh menurunnya
produksi sel parietal ini penting bagi absorpsi vitamin B12. Pemberian vitamin B6
(koenzim) pada orang tua dapat memperbaiki respons limfosit yang menyerang sistem
imun, berperan penting dalam produksi protein dan asam nukleat. Defisiensi vitamin B6
menimbulkan atrofi pada jaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoid dan merusak
sintesis asam nukleat, serta menurunnya pembentukan antibodi dan imunitas seluler.
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk lansia dalam sehari :

Menu untuk lansia dalam sehari :

Waktu Menu Porsi

Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas

Selingan Papais 2 bungkus

Siang Nasi 1 piring

Semur 1 potong

Pepes tahu 1 bungkus

Sayur bayam 1 mangkuk

pisang 1 buah

Selingan Kotak pisang 1 mangkok

Malam Mie baso 1 mangkok

Papaya 1 buah

G. Menu sehat bagi lansia.

Perencanaan makanan untuk lansia:

1. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

2. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.
3. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut : memakan makanan yang mudah dicerna, menghindari
makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan, bila kesulitan
mengunyah karena Gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak
atau lembek atau dicincang, makan dalam porsi kecil tapi sering, makanan
selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.

4. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

5. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging


rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

6. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

H. Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut :

1. Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda
karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk usia lanjut di Indonesia adalah 1850 kalori untuk wanita dan
2000 kalori untuk pria.

2. Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap
ideal.

3. Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber
karbohidrat adalah nasi, roti, mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi,
singkong, dll.

4. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, dll.

5. Dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein berkualitas baik seperti susu,


telur, ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya
berjumlah 15-20% dari total kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.
6. Kebutuhan lemak dalam sehari tidak lebih dari 25% dari total kalori atau sekitar
50 gram sehari. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi seperti otak, kuning telur, jerohan, daging berlemak, susu penuh (full
cream), keju dan mentega.

7. Dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak


nabati atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu, minyak jagung, alpukat, dll.

8. Minum air putih 1500-2000 cc (6-8 gelas) sehari

9. Kurangi konsumsi garam, vetsin, dan makanan yang menggunakan pengawet

10. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat jari
untuk usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan
buah-buahan, serta biji-bijian seperti kacang.

11. Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu, tempe,
yoghurt, dll. Kalsium penting untuk kesehatan tulang.

12. Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering namun
porsi kecil.

13. Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna serta hindari
makanan yang terlalu gurih dan manis.

14. Batasi minum kopi atau teh dan hindari rokok dan alkohol.

I. Langkah-langkah hidup sehat untuk lansia

Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa
kegiatan yang harus dilakukan seperti :

1. Olahraga yang teratur dan sesuai

Olahraga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olahraga lansia yaitu
beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik,
tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan
batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur
jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor
kesulitan kecil dan olahraga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.

2. Istirahat, tidur yang cukup

Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, imunitas atau kekebalan


tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur tubuh
memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang
pada umumnya akan merasa segar setelah istirahat.

3. Menjaga kebersihan

Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan,


kebersihan ruangan dan juga pakaian di mana dia tinggal. Yang termasuk
kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan
atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai makan,
membersihkan kuku dan lubang-lubang (hidung, telinga, pusar, anus, dan organ
intim), memakai alas kaki jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang
bersih.

Sedangkan kebersihan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari


sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah bersih dari debu dan
kotoran setiap hari, tutupi selalu makanan di meja makan. Pakaian, sprei, gorden,
karpet, seisi rumah termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara
periodik. Tentu saja hal ini memerlukan bantuan dari keluarga atau orang yang
tinggal bersama lansia.

4. Memeriksakan kesehatan secara teratur

Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci


keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang
sakit, lansia dianjurkan untuk memeriksakan kesehatannya secara berkala, agar
bila ada penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatannya lebih mudah
dan cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan penyakit dapat dicegah.
5. Mental dan batin tenang dan seimbang

Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya


kepada Tuhan, hal ini akan membuat lebih tenang. Lalu hindari stres, hidup yang
penuh dengan tekanan yang akan merusak kesehatan. Stres juga dapat
menyebabkan stroke, penyakit jantung dan sebagainya. Senyum Dan ketawa akan
membuat penampilan lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawa membantu
memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi yang tinggi
dan untuk melemaskan otak dari kelelahan.

6. Rekreasi

Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama


seminggu, bisa di pantai, di taman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan
cucu, atau teman dan tetangga.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih (UU 13 tahun 1998). Umur
manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 kali
massa bayi sampai dewasa atau 6x20 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor
biologi yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif, dalam fase
regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau komponen
terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga
mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam
struktur anatomi proses menjadi dua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini
berlangsung secara alamiah, terus menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. Pada hakikatnya menjadi
tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya
yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik
secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran
secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut
memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan
berbagai fungsi organ vital, sensitifitas emosional meningkat dan kurang gairah.
B. Kritik dan saran

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan


pembiasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu-waktu,
pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah
ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada
semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai