Di Susun Oleh :
Nama : Yetro Valentino
NIM : PO.62.20.1.20.028
Prodi : D-III Keperawatan Reguler XXIII
Kelompok : II (Dua) Keperawatan Medikal bedah
Dosen Pengampu : Natalansyah S.Pd., M.Kes.,
Perubahan Terkait Usia. Perubahan rasa, bau, dan nafsu makan umumnya
menurun seiring bertambahnya usia, sehingga lebih sulit menikmati makan dan
menjaga kebiasaan makan teratur.
Penyakit. Peradangan dan penyakit terkait penyakit dapat berkontribusi pada
penurunan nafsu makan dan perubahan dalam cara tubuh memproses nutrisi.
Penurunan Kemampuan Makan. Kesulitan mengunyah atau menelan, kesehatan
gigi yang buruk, atau kemampuan yang terbatas dalam menggunakan peralatan
makan dapat menyebabkan malnutrisi.
Demensia. Masalah perilaku atau ingatan akibat penyakit Alzheimer atau
demensia terkait dapat mengakibatkan lupa makan, tidak membeli bahan
makanan, atau kebiasaan makan tidak teratur lainnya.
Pengobatan. Beberapa obat dapat memengaruhi nafsu makan atau kemampuan
menyerap nutrisi.
Diet yang Ketat. Pembatasan diet untuk mengelola kondisi medis (seperti batasan
garam, lemak, atau gula) mungkin juga berkontribusi pada pola makan yang tidak
memadai.
Penghasilan Terbatas. Orang dewasa yang lebih tua mungkin kesulitan membeli
bahan makanan, terutama jika mereka minum obat yang mahal.
Mengurangi Kontak Sosial. Orang dewasa yang lebih tua dan makan sendiri
mungkin tidak menikmati makanan seperti sebelumnya dan kehilangan minat
untuk memasak dan makan.
Akses Terbatas ke Makanan. Orang dewasa dengan mobilitas terbatas mungkin
tidak memiliki akses ke makanan atau jenis makanan yang tepat.
Depresi. Kesedihan, kesepian, kesehatan yang memburuk, kurangnya mobilitas
dan faktor-faktor lain dapat menyebabkan depresi yang kemudian mengarah pada
hilangnya nafsu makan.
Alkoholisme. Terlalu banyak alkohol dapat mengganggu pencernaan dan
penyerapan nutrisi. Penyalahgunaan alkohol dapat mengakibatkan kebiasaan
makan yang buruk dan keputusan yang buruk tentang nutrisi.
Makan makanan yang lengkap mengandung kalori serta bergizi, bukan hanya
tinggi kalori saja.
Makan sedikit-sedikit tapi sering.
Makan snack di antara waktu makan besar.
Minum minuman yang juga mengandung kalori.
Jika kondisi pasien memang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi
secara oral (melalui mulut), pasien akan diberikan:
Tabung kecil sebagai saluran untuk memasukan zat gizi langsung ke sistem
pencernaan. Ini disebut juga dengan proses nasogastric tube. Tabung ini bisa
dipasang di perut atau usus.
Infus untuk memberikan zat gizi dan cairan langsung ke pembuluh darah.
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, nomor register,
agama, tanggal masuk rumah sakit,dan lain-lain.
b. Keluhan utama
Tidak ada nafsu makan dan muntah
c. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sebelum sakit
Pernah menderita BBLR/penyakit infeksi/trauma/kanker/diare. Kebiasaan berobat
ke Puskesmas/RS, dan adanya alergi.
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama biasanya nafsu makan menurun. Proses terjadinya sakit diawali
pemberian asupan makanan yang kadar proteinnya kurang dalam waktu cukup
lama/ adanya riwayat BBLR, penyakit infeksi, trauma, dan kanker.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ada tidaknya penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga maupun
penyakit yang sedang diderita oleh anggota keluarga.
d. Observasi
1) Keadaan umum: kurus.
2) Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan pernafasan menurun (pada marasmus)
dan takikardi, tekanan darah meningkat (pada kwasiokor).
e. Pemeriksaan fisik
1) Rambut: berwarna kusam, kering, tipis, mudah dicabut.
2) Wajah: membengkak, sembab (pada kwasiokor), wajah seperti orang tua (pada
marasmus), terdapat flek hitam di bawah mata,, pembesaran kelenjar parotis,
pembengkakan kelenjar gondok dan kelenjar parotis.
3) Mata: konjungtiva pucat dan kering, kornea kering.
4) Bibir: kering.
5) Lidah: membengkak, kemerahan, kasar, papila atrofi.
6) Gigi: tanggal/ berlubang.
7) Gusi: mudah berdarah.
8) Kulit: kering, jaringan lemak bawah kulit berkurang/ hilang, pelagra (kulit kasar),
edema (pada kwasiokor).
9) Kuku: rapuh.
10) Ektremitas: adanya atropi tonus otot dan tidak dapat berjalan dengan baik, dapat
terjadi edema pada kwasiokor.
11) Jantung: ritme tak normal, adanya pembesaran jantung.
12) Perut: terdapat pembesaran hepar/ hepatomegali (biasanya ada penyakit lain).
f. Pola fungsi kesehatan
1) Kebutuhan nutrisi
Adanya mual, muntah, rasa haus, sakit mulut, kesukaran makan, masalah
pencernaan, berat badan menurun dan lain-lain.
2) Istirahat dan tidur:
Kesulitan tidur .
3) Persepsi diri-konsep diri:
Tampak gelisah.
4) Aktifitas
Tampak lemas dan malas beraktifitas.
5) Personal Hygiene:
Karena pasien lemas dan malas beraktifitas, sehingga untuk kebersihannya juga
tidak terpenuhi secara optimal.
Analisa Data
NO Pengelompokkan Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif : Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
- Nafsu makan menurun menelan makanan
Data Objektif :
- Membran mukosa pucat
- Diare
- Anoreksia
- Rambut rontok
berlebihan
2. Data Subjektif : Perubahan pigmentasi Gangguan Integritas Kulit
- Malas beraktifitas
Data Objektif :
- Jaringan lemak bawah
kulit berkurang/ hilang
- Kulit kering
- Pelagra (kulit kasar)
3. Data Subjektif : - Penurunan daya tahan Risiko Infeksi
Data Objektif : tubuh akibat
- Keadaan umum lemah malnutrisi
- Nafsu makan menurun
- Turgor kulit > 2 detik
4. Data Subjektif : Kurangnya informasi Kurangnya Pengetahuan
- Pasien menanyakan asupan gizi yang
mengenai penyakit yang adekuat
dihadapi
Data Objektif :
- Keadaan umum lemah
2. - Nafsu makan menurun
3. - Turgor kulit > 2 detik
- Elastisitas kulit
menurun
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respon diri
seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas (Herdman, 2015).
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, (2016) diagnosis yang sering muncul pada klien gizi kurang meliputi :
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d anoreksia,diare,nafsu
makan menurun,rambut rontok (D.0019)
2. Gangguan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi d.d jaringan lemak bawah
kulit berkurang/ hilang,kulit kering,pelagra (kulit kasar) (D.0192)
3. Risiko infeksi d.d malnutrisi (D.0142)
4. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
dihadapi (D.0111)
3. Intervensi Keperawatan
Teraupetik
Edukasi
1. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Rasional : meningkatkan
kebutuhan nutrisi,membantu
regenerasi dan menjaga kulit
tetap sehat
2. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Rasional :
Membersihkan,melembabkan
menyegarkan kulit serta
memberikan semangat untuk
beraktifitas
3. Risiko infeksi d.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I.03119)
malnutrisi (D.0142) tindakan 3 x 4 jam
risiko infeksi dapat Observasi
teratasi dengan kriteria
hasil tingkat infeksi 5. Identifikasi status nutrisi
menurun (L.14137) : Rasional : untuk mengetahui
status nutrisi harian pasien
1. Nafsu makan 6. Identifikasi makanan yang
meningkat disukai
2. Kebersihan Rasional : Agar pasien
badan semangat dan meningkatkan
meningkat nafsu makan
7. Monitor berat badan
Rasional : untuk mengetahui
dan memantau peningkatan
berat badan
Teraupetik
Teraupetik
Edukasi
A. Pengkajian Kasus
1. Data Demografi
a. Identitas Klien
1) Nama : Tn M
2) Umur : 18 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki - laki
4) Agama : Islam
5) Suku/Kewarganegaraan : Dayak Ngaju/ WNI
6) Pendidikan : Perguruan Tinggi
7) Pekerjaan : Mahasiswa UPR
8) Tanggal,Jam pengkajian : 18 Juli 2022 / 09.00 WIB
9) Tanggal,Jam masuk : 15 Juli 2022 / 23.00 WIB
10) Diagnosa Medis : Observasi Febris + Vomitus
11) Alamat : Jl. G.Obos VI Gang 8C Nomor 70E
b. Identitas Keluarga/Penanggung jawab
1) Nama : Tn. S
2) Umur : 47 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki - laki
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Hubungan dengan klien : Ayah Kandung
6) Alamat : Jl. G.Obos VI Gang 8C Nomor 70E
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang/saat ini:
(1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan demam naik turun sejak hari jumat tanggal 12
oktober yang lalu, pasien juga mengatakan mual muntah 6 X dan BAB
3 x sehingga pasien datang ke Rumah sakit dan disarankan dokter
untuk dirawat di Rumah Sakit.
(2) Keluhan Utama
Pasien mengatakan pusing
(3) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pada saat pengkajian Pasien mengatakan pusing, mual, tidak nafsu
makan dan BAB sudah 3 kali cair dan BAK sudah 5 kali pada pagi
hari, pasien juga mengatakan sudah tidak demam dan muntah lagi.
Pusingnya seperti berputar-putar dan terjadi pada saat beraktivitas.
Pusingnya sedikit berkurang pada saat pasien tidur.
(4) Keluhan menyertai
Tidak ada
4. Data Biologi
a. Keadaan umum
Penampilan umum : pasien tampak sakit sedang, kesadaram compos mentis,
akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering 500 cc/ 12 di tangan kiri.
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
S : 36,9 ̊ C
N : 98 X/ menit
RR : 18 X/ menit
Nyeri : 0/10
c. Berat badan sebelum sakit: 65 Kg
Tinggi badan : 165 Cm
IMT : 23,9
Berat Badan sekarang : 62 Kg
Tinggi badan : 165 Cm
IMT : 22,8
Analisis Data
NO Pengelompokkan Data Etiologi Masalah
A. DS : Ketidakmampuan Defisit nutrisi
Klien mengatakan menelan makanan
mual
Klien mengatakan
tidak nafsu makan
Klien mengatakan
berat badan menurun
DO :
Klien tampak sakit
sedang
Kesadaran compos
mentis
Akral teraba hangat
Makan ½ porsi
Hasil TTV :
TD : 90/70 mmHg
S : 36, 9 ̊ C
N : 98 x/ menit
RR : 18 x/menit
Berat badan sebelum
sakit : 65 Kg
Berat badan setelah
sakit : 62 Kg
Diare
B. DS : Kehilangan cairan Hipovolemia
Klien mengatakan aktif
BAB 3 kali cair
Klien mengatakan
BAK sudah 5 kali
pada pagi hari
Klien mengatakan
mual
Klien mengatakan
pusing
DO :
Klien tampak sakit
sedang
Kesadaran compos
mentis
Akral teraba hangat
Klien tampak lemas
Mukosa bibir kering
Kulit pasien terlihat
kering dan Turgor
tidak elasitis
Hasil TTV :
TD : 90/70 mmHg
S : 36, 9 ̊ C
N : 98 x/ menit
RR : 18 x/menit
Berat badan sebelum
sakit : 65 Kg
Berat badan setelah
sakit : 62 Kg
C. DS : Kelemahan Intoleransi
Klien mengatakan aktifitas
lemas
Klien mengatakan
pusing jika
beraktivitas
DO :
Klien tampak sakit
sedang
Kesadaran compos
mentis
Akral teraba hangat
Klien tampak lemas
Hasil TTV :
TD : 90/70 mmHg
S : 36, 9 ̊ C
N : 98 x/ menit
RR : 18 x/menit
B. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d mual,nafsu makan
menurun,diare (D.0019)
2) Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d konsentrasi urin meningkat,
berat badan menurun tiba-tiba (D.0023)
3) Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d merasa lemah,merasa tidak nyaman
setelah beraktifitas
C. Perencanaan Keperawatan
NO Tanggal Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Intervensi
(PPNI, 2019) Kriteria Hasil Keperawatan
(PPNI, 2019) (PPNI, 2019)
1 18-07- Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
2022 b.d tindakan 3 x 4 jam (I.03119)
ketidakmampuan defisit nutrisi dapat
menelan teratasi dengan Observasi
makanan d.d kriteria hasil status
mual,nafsu nutrisi membaik 1. Identifikasi
makan (L.03030) : status nutrisi
menurun,diare Rasional :
1. Diare untuk
(D.0019)
cukup mengetahui
menurun status nutrisi
2. Nafsu harian pasien
makan 2. Identifikasi
cukup makanan yang
membaik disukai
Rasional : Agar
pasien
semangat dan
meningkatkan
nafsu makan
3. Monitor berat
badan
Rasional :
untuk
mengetahui dan
memantau
peningkatan
berat badan
Teraupetik
1. Sajikan
makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
Rasional : Agar
mengugah
selera atau
nafsu makan
pasien
2. Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
Rasional : Agar
klien mampu
meningkatkan
asupan kalori
dan protein
2 18-07- Hipovolemia b.d Setelah dilakukan Manajemen
2022 kehilangan tindakan 3 x 4 jam Hipovolemia
cairan aktif d.d hipovolemia dapat (I.03116)
konsentrasi urin teratasi dengan Observasi
meningkat,berat kriteria hasil status 1. Monitor intake
badan menurun cairan membaik dan output
tiba-tiba (L.03028) : cairan
(D.0023) Rasional :
1. Konsentrasi
mengetahui
urin cukup
jumlah cairan
menurun
masuk dan
2. Berat badan
keluar
cukup
sehingga
membaik
memudahkan
penghitungan
IWL pasien
Teraupetik
1. Hitung
kebutuhan
cairan
Rasional :
Mengetahui
jumlah
kebutuhan
cairan tubuh
pasien
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
cairan IV
Nacl 0,4%
Rasional
untuk
menggantikan
cairan tubuh
yang hilang
3 18-07- Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen
2022 aktifitas b.d tindakan 3 x 4 jam Energi (I.05178)
kelemahan d.d intoleransi aktifitas Observasi
merasa dapat teratasi 1. Identifikasi
lemah,merasa dengan kriteria gangguan
tidak nyaman hasil toleransi fungsi tubuh
setelah aktifitas membaik yang
beraktifitas (L.05047) : mengakibatkan
kelelahan
1. Perasaan
Rasional :
lemah
untuk
cukup
mengetahui
menurun
gangguan
2. Kemudaha
fungsi tubuh
n dalam
yang dialami
melakukan
pasien
aktifitas
Teraupetik
sehari-hari
1. Sediakan
cukup
lingkungan
meningkat
nyaman dan
rendah
stimulus
Rasional :
untuk
memberikan
rasa nyaman
kepada pasien
Edukasi
1. Anjurkan
melakukan
aktifitas secara
bertahap
Rasional :
untuk
menunjang
proses
kesembuhan
pasien secara
bertahap
D. Standar Operasional Prosedur
Tindakan:
1. Cek kebutuhan pasien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan
prosedur.
3. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
4. Alat-alat didekatkan ke pasien.
5. Botol cairan digantung pada standar infus.
6. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan penusukkan dan
dekat bengkok disisi penusukkan.
7. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
8. Tutup botol cairan di desinfeksi.
9. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus.
10. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya
11. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur
tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat
penetes terendam.
12. Selang di klem.
13. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena akan
jelas terlihat (± 10 cm diatas lokasi yang akan diinfus).
14. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas alkohol.
15. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah yang
dihisap sedikit untuk memastikan apakah jarum infus telah masuk
kedalam vena dengan cepat.
16. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk kedalam
vena, daerah ujung jarum ditekan dan pangkal jarum dihubungkan
dengan ujung selang.
17. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak.
Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa
betadin dan plester.
18. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
19. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
20. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.
21. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam pemasangan,
jenis cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf perawat yang
memasang.
DAFTAR PUSTAKA
Christine Elisa Ndun Irene Ndun. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. M. A Dengan
Gangguan Kebutuhan Nutrisi Di Ruangan Maria 4 Kamar 9 Rumah Sakit Santo
Borromeus. Laporan Kasus.
Rosalya Ayu. (2012). Laporan Pendahuluan Gizi Buruk Pada Anak. Laporan Pendahuluan .
Wiranto. (2020). Gambaran Studi Kasus Intervensi Pada Balita "AD" Gizi Kurang Di Desa
Patai Kecamatan Cempaga Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah. Tugas Akhir
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Aziz Alimul. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika.
Lampiran 1 SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Media
1. Leaflet
VII. Evaluasi
Jenis post test dalam bentuk pertanyaan lisan yaitu :
1) Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan berat badan dan umur serta
keadaan penderita
2) Tinggi kalori untuk penambah energi
3) Tinggi protein, vitamin dan mineral
4) Banyak cairan diatur untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
5) Makanan mudah dicerna
6) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penderita
Pengobatan marasmus cenderung lebih kompleks karena masing-masing
penyakit yang menyertai harus diobati satu persatu. Penderita sebaiknya dirawat di
rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan dengan
pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status gizi penderita terus
diperbaiki hingga sembuh.
6. Pencegahan
2. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose 5%, Nacl 0,9%)
6. Tourniquet.
7. Pengalas/perlak.
8. bengkok.
9. Standar infus.
11. Betadin.
NO Hari/Tanggal Intervensi
Nama : Tn. S
Umur : 47 Tahun
Alamat : Jl. G.Obos VI Gang 8C Nomor 70E
Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan pihak mana
pun.
Tn. S