MAHASISWA:
Maryam Latuconsina
NIM
1490121127
1.1.LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI.
Sindrom geriatri adalah kondisi klinis umum pada orang dewasa yang lebih tua
yang berbagi faktor penyebab yang mendasari dan melibatkan beberapa sistem organ.
Mereka mencakup sejumlah kondisi klinis, yang tidak sesuai dengan kategori penyakit
yang berbeda. Contoh sindrom geriatri termasuk inkontinensia, gangguan kognitif,
delirium, jatuh, ulkus dekubitus, nyeri, penurunan berat badan, anoreksia, penurunan
fungsional, depresi, dan malnutrisi dan morbiditas.(susan P.Bell. 2016)
Malnutrisi adalah keadaan akibat kurangnya asupan atau asupan nutrisi yang
menyebabkan perubahan komposisi tubuh (penurunan massa bebas lemak) dan massa
sel tubuh yang menyebabkan penurunan fungsi fisik dan mental dan gangguan hasil
klinis dari penyakit dan, dalam hal ini definisi, identik dengan kekurangan gizi.(Keenan
dkk,2019)
B. Etiology
Karena berbagai faktor, orang tua dan khususnya pasien rawat inap berada pada
peningkatan risiko:
Malnutrisi
Penurunan asupan makanan adalah umum dan sering dikaitkan dengan
penyakit, akut atau kronis, yaitu kebutuhan energi yang meningkat. Kombinasi dari
penurunan asupan makanan dan peningkatan kebutuhan selama sakit menempatkan
orang tua dalam kelompok risiko tertentu.
Penurunan asupan makanan sering dikaitkan dengan hilangnya kemampuan
sensorik rasa dan bau, yang menghasilkan anoreksia dan disebut "anoreksia penuaan",
tetapi juga dapat disebabkan oleh kesehatan mulut yang buruk, kesulitan mengunyah
dan menelan, efek samping pengobatan farmakologis,
keterbatasan kognitif, isolasi sosial, kesepian atau depresi. Banyak kondisi akut
(misalnya, infeksi, operasi) sering terjadi dengan latar belakang komorbiditas kronis
(misalnya, gagal jantung, penyakit pernapasan,kanker, gagal ginjal) dan meningkatkan
kebutuhan energi dan mencetuskan malnutrisi pada yang sudah rentan orang yang lebih
tua.Selain aspek individu tersebut, faktor eksternal seperti kualitas makanan, suasana
makan, dan kualitas perawatan (medis dan nutrisi) dapat mempengaruhi asupan
makanan dan berkontribusi pada malnutrisi, khususnya di rumah sakit dan panti
jompo.Banyak faktor lain yang mungkin terlibat , yang mungkin memiliki relevansi yang
berbeda di negara yang berbeda
pengaturan perawatan kesehatan, dan mungkin juga berbeda dari orang ke orang. Jadi,
tanpa diragukan lagi, perkembangan malnutrisi pada orang tua adalah multifaktorial dan
kompleks, dan saat ini, hanya sebagian dipahami ( Dorothee Volkert dkk.2019)
C. Faktor resiko
Malnutrisi telah didefinisikan sebagai “keadaan akibat kurangnya asupan atau
asupan nutrisi yang menyebabkan perubahan komposisi tubuh (penurunan massa bebas
lemak) dan massa sel tubuh yang menyebabkan penurunan fungsi fisik dan mental dan
gangguan hasil klinis dari penyakit” dan, dalam hal ini definisi, identik dengan
kekurangan gizi . Pada keadaan malnutrisi kronis, jaringan adiposa digunakan sebagai
sumber energi utama tubuh dalam upaya memaksimalkan pelestarian otot . Namun,
asam amino dari otot dapat diperlukan untuk menyediakan 10% kebutuhan energi
untuk jaringan glikolitik dan otak, yang mengarah pada katabolisme protein otot.
Malnutrisi ditandai dengan atrofi otot dan penurunan massa otot tubuh secara
keseluruhan. Otot rangka merupakan mayoritas massa tubuh tanpa lemak yang kaya
protein dan atrofinya dapat menghambat fungsinya termasuk kekuatan otot, yang
ditunjukkan oleh kekuatan genggaman tangan (HGS) dan kekuatan otot, yang mungkin
lebih dicerminkan oleh dinamika. tes kinerja fisik: chair stand test (CST), kecepatan
berjalan, dan timed up and go (TUG). Organ utama, seperti jantung dan paru-paru, tidak
luput dari sumber energi dan dipecah oleh katabolisme protein otot, yang dapat
berdampak negatif pada kebugaran kardiovaskular dan kemungkinan akan mengurangi
kapasitas kinerja fisik yang dinamis.(Keenan dkk,2019)
malnutrisi dapat memperburuk kehilangan otot massa dan kekuatan otot pada
orang dewasa yang lebih tua. Terjadinya malnutrisi dan kurangnya aktivitas fisik,(
Maryam Pourhassan dkk. 2020), Otot adalah substrat penghubung utama antara
malnutrisi dan kinerja fisik. Penurunan massa otot telah ditemukan sebagai akibat dari
malnutrisi dan penurunan kekuatan otot telah ditemukan sebagai prediktor kinerja fisik .
Sebuah meta-analisis baru-baru ini menemukan bukti untuk hubungan positif antara
kekurangan gizi dan kelemahan fisik pada orang dewasa yang tinggal di komunitas.
Kelemahan fisik,resiko jatuh,patah tulang (Dorothee Volkert dkk.2019), seperti yang
didefinisikan oleh Fried et al. , adalah ukuran gabungan termasuk dua ukuran kinerja
fisik. Hubungan antara malnutrisi dan ukuran kinerja fisik individu mungkin penting
untuk dipahami (Keenan dkk,2019)
D. Klasifikasi
Malnutris
Kelemahan nutrisi dapat terjadi pada usia lanjut karena kehilangan berat badan fisiologi
dan patologis yang tidak disengaja. Anoreksia penuaan penurun fisiologis nafsu makan
dan asupan makan yang menyembabkan kehilangan berat badan.
Pada lansia, dalam menentukan status malnutrisi dapat ditentukan dengan form skrining yang
disebut dengan The Mini Nutritional Assessment (MNA). Pengkajian nutrisi menggunakan Mini
Nutritional Assessment (MNA) memiliki total skor maksimal 14 dengan kategori:
1. 12-14 : Nutrisi baik
2. 8-11 : Risiko malnutrisi
3. 0-7 : Malnutrisi
G. Diagnostik Penunjang
Dalam pemeriksaan status Gizi dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemeriksaan Antropometri
Merupakan pengukuran terhadap ukuran berat bdan dan proses
tubuh.kelompok data ini digunakan untuk mengentahui tanda dari adanya dapak
ketikdakseimbangan antra asupan dan kebutuhan gizi
b. Domai data biokimia,tes medis prosedur doman
Pemeriksaan ini terdiri dari data laboratorium(misalnya keseimbangan asam
basa profil elektolit dan ginjal
H. Analisa Data
Malnutrisi
Data Objektif:
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
2 Data Subjektif: klien mengatakan Proses menua Defisit perawatan
diri
lemah,makan dan mandi di bantu
oleh perawat Ketidakseimbangan intake
nutrisi dan
Data Objektif:
kalori
2. Ktaz indeks C
Perubahan metabolisme
tubuh
2. Katz indeksi C
3. Kekuatan otot Perubahan metabolisme
4. 5 5 tubuh
Atrofi otot
- Pengkajian Time Up And Go Test Kekuatan otot menurun
menunjukkan “risiko jatuh
Risiko cedera
tinggi”
Resiko Jatuh
6 DS : Proses menua Resiko Kerusakan
integritas jaringan
- Klien mengeluh mual dan
muntah Ketidakseimbangan intake
- Klien mengeluh lemah nutrisi dan kalori
DO :
- Kekurangan volume cairan Malnutrisi
- Status nutrisi kurang seimbang
Perubahan metabolisme
- Tirah baring
tubuh
-keletihan.
- kelemahan.
Pengkajian - aktivitas sehari-hari (ADL)
- imobilitas
Penggunaan)
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan intoleransi
aktivitas dapat di atasi
-keletihan.
-kelemahan.
Intervensi (NIC) 1. identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Monitor respons emosional,fisik,sosial dan spiritual
terhadap aktivitas.
3. Monitor tekan darah
4. Monitor nadi
5. Monitor pernapasan
6. Monitor suhu tubuh
7. Monitor tekanan nadi(selisih TDS dan TDD)
8. Identifikasi penyembab perubahan aktivitas
9. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makan.
10.Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program aktivitas,jika perlu.
-kebersian badan
-Nafsu makan.
-Kemerahan
-Nyeri
- bengkak
Pengkajian - aktivitas sehari-hari(ADL,pola aktivitas dan istrhat)
-intergumen
-hasil lab(infeksi)
-nutrisi
Faktor yg berhubungan -
Alternatif Dx (Saran -
Penggunaan)
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang: Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan resiko infeksi
dapat di atasi
(SMART):Kriteria Hasil
-kebersian tangan
-kebersian badan
-Nafsu makan.
-Nyeri
-kemerahan
-perdarahan
-benda asing menusuk permukaan kulit
-hematoma
-kemerahan.
Pengkajian -itergumen
-nutrisi
-eksresi
-kelembapan
-hipertermia
-hiportermia
-lembab
-sekresi
Internal
-faktor psikogenik
Penggunaan)
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang: Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kerusakan
intergitas kulit dapat di atasi
Kriteria Hasil
- nyeri akut
-kemerahan.
Intervensi (NIC) 1. Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
2. Identifikasi nyeri.
3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
4. Identifikasi penyembab gangguan integritas
kulit(mis,perubahan status nutrisi,penurunan
kelembaban,sushu lingkungan ekstrem,penurunan mobilitas)
5. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
6. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
7. Anjurkan minum cukup air.
8. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun cukup.
9. Anjurkan mengunakan pemlembab.
10. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
- nyeri abdomen
-Kerapuan kapiler.
- diare.
-enggan makan.
-Kezselahan informasi
-Kesalahan persepsi
-pekajian umum(BB)
Penggunaan)
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh dapat di atasi
Kriteria Hasil
-diare
-head to teo
Faktor yg berhubungan -
Kriteria Hasil
-Ketidaknyaman
-Instabilitas postur
-gerak lambat
-Gerak spastik
-Gerak tidak terkoordinasi
Pengkajian - ADL
-kekuatan otot
-Ansietas
-Depresi
-Disuse
-Kaku sendi
-Malnutrisi
Nyeri
Hambatan duduk
Hambatan berdiri
Hambatan berjalan
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam hambatan mobalitas fisik
dapat di atasi
Kriteria Hasil
-Instabilitas postur
Intervensi (NIC) 1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya.
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3. Monitor frekuensi dan tekanan darah seblum memulai
ambulasi
4. Minitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
5. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
6. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi.
7. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
8. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
9. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan(mis,berjalan dari tempat tidur ke kursi
roda,berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,berjaln
sesui toleransi.
Faktor yg berhubungan -
Alternatif Dx (Saran -
Penggunaan)
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,Resiko cedera dapat di atasi
Kteria Hasil :
1. Toleransi aktivitas
2. Ketegangan otot
3. Fraktur
4. Perdarahan
5. Ekspresi wajah kesakitan
Intervensi (NIC) 1. identifikasi area lingkugan yang berpontensi
menyembabkan cedera.
2. Jelaskan alasan intervensi penncegahan jatu ke
pasein dan keluarga.
3. Anjurkan berganti posisi secara pertahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri.
4. Identifikasi risiko biologis, lingkugan dan perilaku
5. Identifikasi risiko baru susai perencanaan yang
telah di tetapkan.
6. Lakukan pengolaan risiko secara efektif
Intervensi Keperawatan (4 Intervensi: 5 intervensi mandiri dan 2 intervensi kolaborasi)
Dx
NO Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. intoleransi Tujuan Jangka Panjang: 1. identifikasi defisit tingkat aktivitas 1. untuk mengentahua kemapuan aktivitas
aktivitas
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor respons emosional,fisik,sosial setiap kalien agar dapat melakukan sesui
keperawatan selama 3x24 tas,intensitas nyeri. 2. Untuk mengentahu sklah nyeri untuk
dapat memberikan penagan yang tepat pada
jam diharapkan resiko infeksi 2. Identifikasi nyeri.
pasein.
dapat di atasi 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
3. Untuk mengahlikan rasa nyeri yang di
mengurangi rasa nyeri
Tujuan Jangka Pendek : rasakan.
4. Identifikasi penyembab gangguan
4. Untuk mengentahui penyembab
Setelah di lakukan tindakan
integritas kulit(mis,perubahan status
gangguan intergitas kulit agar dapat
keperawatan selama 1x24
nutrisi,penurunan kelembaban,sushu memberikan penagan yang tepat pada
jam diharapkan resiko infeksi
lingkungan ekstrem,penurunan pasein.
dapat di atasi
mobilitas) 5. Untuk tidak terjadinya dikubitus.
5. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring 6. Untuk dapat memberikan informasi yang
Kriteria Hasil
6. Identifikasi kesiapan dan kemampuan tepat pada pasein.
-kebersian tangan menerima informasi. 7. Agar kulit tampak lembab ,dan tidak
dapat terjadi infeksi.
7. Anjurkan minum cukup air.
-kebersian badan 8. Agar kulit tidak terlalu kering dan
8. Anjurkan mandi dan menggunakan
menyembabkan infeksi
-Nafsu makan. sabun cukup.
9. Untuk kulit selalu lembab dan tidak
- nyeri 9. Anjurkan mengunakan pemlembab. kering
- kemerahan
10. Mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
3. Kerusakan Tujuan Jangka Panjang: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. agar dapat memberikan penagan yang
integritas
Setelah di lakukan tindakan frekuensi, kualitas,intensitas nyeri. tepat pada pasein.
kuliat
keperawatan selama 3x24 2. Identifikasi nyeri. 2. Untuk mengentahu sklah nyeri untuk
dapat memberikan penagan yang tepat
jam diharapkan kerusakan 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
pada pasein.
intergitas kulit dapat di atasi mengurangi rasa nyeri
3. Untuk mengahlikan rasa nyeri yang di
4. Identifikasi penyembab gangguan
Tujuan Jangka Pendek : rasakan.
integritas kulit(mis,perubahan status
4. Untuk mengentahui penyembab
Setelah di lakukan tindakan
nutrisi,penurunan kelembaban,sushu
gangguan intergitas kulit agar dapat
keperawatan selama 1x24
lingkungan ekstrem, penurunan memberikan penagan yang tepat pada
jam diharapkan kerusakan
mobilitas) pasein.
intergitas kulit dapat di atasi
5. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring 5. Untuk tidak terjadinya dikubitus.
Kriteria Hasil nyeri akut:
6. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 6. Untuk dapat memberikan informasi yang
menerima informasi. tepat pada pasein.
gangguan intergitas kulit
7. Anjurkan minum cukup air. 7. Agar kulit tampak lembab ,dan tidak
dapat terjadi infeksi
-area panas lokal 8. Anjurkan mandi dan menggunakan 8. Agar kulit tidak terlalu kering dan
sabun cukup menyembabkan infeksi
-kemerahan.
9. Anjurkan mengunakan pemlembab. 9. Untuk kulit selalu lembab dan tidak
4. hambatan Tujuan Jangka 1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan 1. Untuk mengentahui area mana saja yang
mobislitas
Panjang:Setelah di lakukan fisik lainya. ada nyeri dan keluhuan agar dapat
fisik
tindakan keperawatan selama 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan menatanya dengan cepat.
2. Untuk mengentahui kemampuan aktivitas
3x24 jam hambatan ambulasi
pasein di sampai mana.
mobalitas fisik dapat di atasi 3. Monitor frekuensi dan tekanan darah
3. Untuk tidak terjadi risiko jatuh, pola nafas
seblum memulai ambulasi
Tujuan Jangka Pendek : tidak efektif.
4. Minitor kondisi umum selama
4. Untuk tidak terjadi risko jatuh.
Setelah di lakukan tindakan
melakukan ambulasi
5. Untuk pasein merasa lebih semagat
keperawatan selama 1x24
5. Libatkan keluarga untuk membantu karana ada keuarga yanf selalu mendukung
jam diharapkan hambatan
pasien dalam meningkatkan ambulasi dan membantu.
mobislitas fisik diatasi.
6. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 6. Untuk pasein dapat melakukan dengan
menerima informasi. baik
Kriteria Hasil :
7. Jadwalkan pendidikan kesehatan 7. Agar pasien lebih paham dengan masalah
-Gangguan sikap berjalan sesuai kesepakatan. yang sedang di hadapi.
8. Agar pasein dapat beraktivitas dengan
8. Ajarkan ambulasi sederhana yang
-Penurunan rentan gerak baik
harus dilakukan(mis,berjalan dari tempat
5. Resiko Tujuan Jangka 1. identifikasi area lingkugan yang 1. Agar tidak terjadinya jatuh / cedera
cedera
Panjang:Setelah di lakukan berpontensi menyembabkan cedera. 2. Agar pasein selalu rasa aman dan
6. difisit Tujuan Jangka Tujuan Jangka Panjang:Setelah di 1. jika klein yang sudah lansia jika sudah
perawatan
Panjang:Setelah di lakukan lakukan tindakan keperawatan selama terjadinya kelemahan otot maka dapat di
diri
tindakan keperawatan selama 3x24 jam difisit perawatan diri dapat di bantu oleh perawat atau keluarga.
2. Untuk mengantahu mobalitas fisik klien.
3x24 jam difisit perawatan atasi
3. Agar perawat atau keluarga dapat
diri dapat di atasi
Tujuan Jangka Pendek : Setelah di membantu
Tujuan Jangka Pendek : lakukan tindakan keperawatan selama 4. Agar pasein tidak merasa kesulitan saat
mau mengunakan.
Setelah di lakukan tindakan 1x24 jam diharapkan difisit perawatan
5. Untuk dapat membantu klien.
keperawatan selama 1x24 diri
6. Agar tidak menimbulkan risko yang tidak
jam diharapkan difisit
Kriteria Hasil di inginkan.
perawatan diri
-Mengungkapkan keinginan
Kriteria Hasil
meningkatkan kemandirian dalam
-Mengungkapkan keinginan kesehatan.
meningkatkan kemandirian
-Mengungkapkan keinginan
dalam kesehatan.
meningkatkan kemandirian dalam
-Mengungkapkan keinginan mempertahankan kesejahteraan.
meningkatkan kemandirian
dalam mempertahankan -Mengungkapkan keinginan
kesejahteraan. meningkatkan pengentahuan tentang
startegi perawatan diri.
-Mengungkapkan keinginan
meningkatkan pengentahuan -Mengingkapkan keinginan
tentang startegi perawatan meningkatkan perawat diri.
diri.
-Mengingkapkan keinginan
meningkatkan perawat diri.
7. ketidakseimb Tujuan Jangka 1. identifekasi status nutrisi 1. Untuk dapat menatasikan status nutrisi
angan nutrisi
Panjang:Setelah di lakukan 2. Identifekasi makanan yang disukai 2. Agar meningkatkan nafsu makan pasein.
tindakan keperawatan selama 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 3. Agar dapat memberikan kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi yang tepat pada
3x24 jam ketidakseimbangan nutrisi
pasein.
nutrisi : kurang dari 4. Monitor berat badan.
4. Agar mengentahuai apakah berat badan
kebutuhan tubuh dapat di 5. Merikan makan tinggi kalori dan tinggi
norma atau tidak.
atasi protein.
5. Untuk dapat memberikan jumlah kalori
6. Memberikan suplemen makan.
dan nutrisi yang tepat pada klien
Tujuan Jangka Pendek :
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Setelah di lakukan tindakan
menentukan jumlah kalori dan jenis
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan nutrien yang dibutuhkan ,jika perlu
ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
dapat di atasi
Kriteria Hasil
-diare
-Ketidakmampuan memakan
makan
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda check list ( √ ) pada tempat yang disediakan
2. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban
1. Demografi Responden
1. Usia : 61 Tahun
2. Jenis Kelamin :
Laki Perempuan
3. Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah SLTP Diploma
SD SMU Sarjana
Swasta Wiraswata
6. Status perkawinan :
Tidak Menikah Menikah Janda / duda
Page | 39
7. Keluarga yang tinggal serumah :
Tinggal Sendiri Suami/Istri
Anak Lainnya
Keterangan ………………
9. Pengukuran TD :
Tekanan Darah 1 : 110/70 mmHg
Tekanan Darah 2 : 110/90 mmHg
Page | 40
B. Format Pengkajian
RIWAYAT KESEHATAN
KELUHAN DAN PENYAKIT 3 BULAN TERAKHIR: mual dan muntah sudah 3 hari
GENOGRAM
Keterangan:
: Laki - Laki X : Meninggal
: Perempuan : tinggal dalam satu rumah
: Klien
RIWAYAT JATUH
WAKTU : > 3 TAHUN/ 2 TAHUN/1 TAHUN/ < 6 BULAN YG LALU
LOKASI & PENYEBAB: pasien pernah terpeleset di dapur dimana tehel itu
sedang basah karena tidak berhati - hati
DAMPAK PADA KESEHATAN:
Page | 41
STATUS KESEHATAN SAAT INI
KELUHAN UTAMA (PQRST): mual dan muntah
Lokasi dan penyebab : pasien pernah terpeleset di dapur dimana tehel itu
sedang basah karena tidak berhati - hati
Page | 42
PENGKAJIAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE:11 maret 2022
8(depresi ringan)
PENGKAJIAN PHYSICAL ACTIVITY: tidak terdapat interpretasi hasil
PENGKAJIAN FISIK
KEPALA: rambut berwarna putih,rambut tampak LEHER: tidak ada benjolan,tidak ada getah
tipes,tidak ada benjolan ,tidak ada ketobe,dan bening,tidak ada nyeri tekan.
luka,dan tidak ada nyeri tekan
MATA: konjongtiva anemis,sklera ikterik DADA: pengerakan diding dada simetris ,iktus
(+),ikterus(-), refleks cahaya baik kordis tidak terlihat,tidak ada lesi,bunyi jantung
1 dan 2,tidak ada suara napas tambahan .
HIDUNG: bentuk normal,tidak ada tampak ABDOMEN : bentuk cembung ,bising usus
devisi septum,tidak ada sekret,tidak ada 8x/menit,tidak teraba pembesaran
epistaksis,tidak ada pernapasan cuping hepar,limpa,ginjal, paru – paru dan jantung
hidung,penciuman baik.
MULUT DAN TENGGROKAN: bibir dan mukosa GENETALIA: klien mangatakan BAK dan BAB
kering ,perdarahan gusi tidak ada,tidak ada normal tidak ada masalah.
pembesaran atau radang pada tonsil,lidah tidak
ada kelaian,tengorakan susah menelan
4 4
Page | 43
INTEGUMEN: kulit tampak kering,kulit sawo REFLEKS:
matang,keriput
Page | 44
POLA KEBERSIHAN DIRI
MANDI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 DENGAN SABUN/TIDAK Ket:
KALI SEHARI DENGAN SABUN
SIKAT GIGI: YA/TIDAK
FREKUENSI DLM SEHARI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 SAAT MANDI/SETELAH MAKAN/SEBELUM
KALI TIDUR/ LAINNYA
MENGGUNAKAN PASTA GIGI / KADANG - KADANG / TIDAK MENGGUNAKAN*
Ket:
BERGANTI PAKAIAN BERSIH: 1 KALI SEHARI/ > 1 KALI SEHARI/ 2 HARI SEKALI
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
FREKUENSI MAKANAN SEHARI: 1 KALI / 2 KALI HABIS 1 PORSI / ½ PORSI / < ½
/ 3 KALI / TIDAK TERATUR PORSI/LAINNYA (……)
JENIS MAKANAN (Observasi satu hari)
Pagi: bubur,sayur,telur
Siang: nasi ,ikan, sayur
Malam: nasi ,ikan, sayur
Snack/Makanan tambahan:
PREFERENSI MAKANAN KHUSUS: tidak ada
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN: klien mengeluh mual
FREKUENSI MINUM: < 3 GELAS* / > 3 GELAS Ket: saat pengkajian klien mengeluh mual
SEHARI sehingga minum yang masuk tidak banyak.
Page | 45
MASALAH DALAM BERSOSIALISASI: klien percaya setiap penyakit yang allah kasih pasti karna
kehendak allah juga akan dapat sembuh
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
PANDANGAN KLIEN: klien percaya setiap penyakit yang allah kasih pasti karna kehendak allah juga
akan dapat sembuh
KEGIATAN YANG DILAKUKAN: sholat dan ngaji
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN klien hanya dapat sholat dengan posisi
duduk, mual dan hanya bisa menghabiskan 1/2 porsi makanan
Page | 46
C. PENGKAJIAN GERIATRI
PENGKAJIAN FUNGSIONAL
(BARTHEL INDEKS: ‘MAHONEY & BARTHEL’)
Panduan
1. Pengkajian Barthel digunakan untuk mengidentifikasi apa yang klien bisa
lakukan/kerjakan, tidak untuk mendokumentasikan apa yang klien mungkin bisa lakukan
(verbal).
2. Tujuan utama adalah untuk menetapkan tingkat kemandirian klien dari segala bantuan
(fisik atau verbal), baik minor atau tidak.
3. Performa klien harus dikaji berdasarkan bukti yang tersedia.
4. Menggunakan alat bantu diperbolehkan untuk memfasilitasi kemandirian.
NO AKTIVITAS NILAI
1. Makan
0= dependen 10
5= bantuan _______
10= mandiri
2. Mandi
5
0= bantuan
_______
5= mandiri
3. Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok
gigi
5
0 = bantuan
_______
5 = mandiri
4. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu
0= dependen
10
5= membutuhkan bantuan
_______
10= mandiri
5. Mengontrol defekasi
0 = incontinent (atau membutuhkan enema)
5 = bantuan 10
10 = mandiri _______
Page | 47
6. Mengontrol berkemih
0= incontinent (kateter atau dependen)
5= bantuan 10
10= mandiri _______
NO AKTIVITAS NILAI
7. Aktivitas toilet
0= dependen
10
5= bantuan
_______
10= mandiri
8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, termasuk duduk di tempat
tidur
0= tidak mampu untuk duduk
5= membutuhkan bantuan satu atau 2 orang 10
10= membutuhkan sedikit bantuan (minor) _______
15= mandiri
9. Berjalan di jalan datar (jika tidak mampu lakukan dengan kursi roda)
5= menggunakan kursi roda lebih dari 25 m 15
10= berjalan dengan bantuan satu orang (> 25 m) _______
15= berjalan mandiri (bisa dengan menggunakan tongkat ( > 25 m)
10. Naik turun tangga
0= tidak mampu 10
5= bantuan _______
10= mandiri
JUMLAH 95
Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21- 60 : Ketergantungan berat/ sangat tergantung
61 – 90 : Ketergantungan sedang (moderat)
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Bandung 11/03/2022
Maryam Latuconsina
Sumber:
Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1965). Functional evaluation: the Barthel Index. Maryland State
Med Journal, 14: 56-61.
Page | 48
Page | 49
PENGKAJIAN UCLA LONELINESS SCALE (SKALA KESEPIAN)
Petunjuk Pengisian:
1. Berikut terdapat pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana anda merasakan
sesuatu. Untuk tiap pernyataan menjelaskan seberapa sering yang anda rasakan.
2. Pada lembar jawaban terdapat 4 kolom alternatif jawaban atas respon anda. Berikan
tanda centang (√ ) pada setiap jawaban atas pernyataan yang sesuai dengan pilihan anda
yaitu
TP (Tidak Pernah) : jika pernyataan tersebut tidak pernah anda rasakan
J (Jarang) : Jika pernyataan tersebut jarang anda rasakan
Kadang-kadang : Jika pernyataan tersebut sering anda rasakan
Selalu : Jika pernyataan tersebut sangat sering anda rasakan
Page | 50
No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sangat
Pernah kadang Sering
disekitar anda?
9. Seberapa sering anda merasa menjadi
orang yang mudah bergaul dan ramah?
10. Seberapa sering anda merasa dekat
dengan orang disekitar anda?
11. Seberapa sering anda merasa ditinggalkan
atau jauh dari orang sekitar?
12. Seberapa sering anda merasa hubungan
anda dengan orang lain tidak berarti?
13. Seberapa sering anda merasa tidak seorang
pun mengenal anda dengan baik?
14. Seberapa sering anda merasa terisolasi dari
orang lain?
15. Seberapa sering anda mendapatkan
bantuan orang lain ketika dibutuhkan?
16. Seberapa sering anda merasa ada orang
yang benar-benar memahami anda?
17. Seberapa sering anda merasa malu?
18. Seberapa sering anda merasa bahwa
orang-orang ada disekitar anda, tetapi
tidak bersama anda?
19. Seberapa sering anda merasa bahwa ada
orang yang mau diajak ajak bicara
(ngobrol)?
20. Seberapa sering anda merasa ada orang
yang bisa dijadikan sebagai tempat
mengadu?
Page | 51
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
Page | 52
NO Aspek Yang Dikaji Waktu Skor Skor
Klien
9 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien 30 detik 1 1
untuk menulis sebuah kalimat
10 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien 1 menit 1 1
untuk meniru gambar ini ( 1angka bila benar)
Skor Total 30 27
Interpretasi hasil:
Skor 24-30 : Normal
Skor 17-23 : Kemungkinan mengalami gangguan kognitif
Skor 0 -16 : Klien mengalami gangguan kognitif
Bandung,11/Maret/2022
Maryam Latuconsina
Sumber:
Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini-Mental State” a practical method for
grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research, 12(3):
189-198.
Page | 53
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Nama Klien : Ny S Tanggal : 11 Maret 2022
Usia : 61 tahun
Instruksi: berikan tanda centang pada jawaban yang benar, dan jumlahkan semua point
salah.
NO PERTANYAAN BENAR SALAH
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa Presiden Indonesia?*
8 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?
9 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan lakukan pengurangan 3 dari
angka baru secara menurun.
Skor Total 1
Interpretasi hasil:
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Skor 5-7 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Skor 8-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Bandung 11/Maret/2022
Maryam Latuconsina
Page | 54
Sumber: Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd. London,
p. 56-57.
Page | 55
8. Klien lansia yang sehat umumnya dapat mengerjakan test dengan waktu sekitar 10 detik.
Klien lansia yang lemah ‘frail’ atau gangguan mobilitas membutuhkan waktu sekitar 2
menit atau lebih.
9. Observasi meliputi waktu berjalan, fase transisi (pada saat berdiri, memulai berjalan,
berputar balik, keseimbangan, melangkah, dan duduk di kursi), daya ingat.
Kriteria berdasarkan usia
Kelompok Usia Gender Mean (detik) Normal (detik)
60-69 L 8 4-12
60-69 P 8 4-12
70-79 L 9 3-15
70-79 P 9 5-13
80-89 L 10 8-12
80-89 P 11 5-17
Indikator hasil:
< 14 detik : resiko jatuh rendah
≥ 14 detik : resiko jatuh tinggi
Tanggal : 11 maret 2022
Test 1 : 13 detik
Observasi : Resiko Jatuh Rendah
Tanggal : 11 maret 2022
Test 2 : 12 detik
Observasi : Resiko Jatuh Rendah
Bandung,11/Maret/2022
Maryam latuconsina
Sumber:
Page | 56
Jacobs, M., & Fox, T. (2008). Using the “Timed Up and Go/TUG” test to predict risk of falls.
Assisted Living Consult.
Podsiadlo, D., & Richardson, S. 1991. The timed Up & Go: a test of basic functional mobility
for frail elderly persons. J Am Geriatr Soc, 39(2): 142-148.
Usia : 61 thn
f. Status Mental
o Lansia menyadari kondisi dirinya 0 0
o Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL NILAI 55
Bandung, 11/Maret/2022
Page | 57
Maryam Latuconsina
Keterangan:
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko : 0 - 24 (Perawatan dasar)
Risiko rendah : 25 - 50 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
Risiko tinggi : ≥ 51 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi)
Instruksi: Lingkari jawaban yang mengekspresikan perasaan klien dalam seminggu terakhir.
Berikan nilai sesuai dengan jawaban di kriteria penilaian.
NO PERTANYAAN JAWABAN NILAI
1. Apakah Bapak/Ibu sekarang ini merasa puas dengan Ya/Tidak 0
kehidupannya?
2. Apakah Bapak/Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan Ya/Tidak 1
atau hobi akhir-akhir ini?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa hampa/kosong didalam hidup Ya/Tidak 0
ini?
4. Apakah Bapak/Iibu sering merasa bosan? Ya/Tidak 1
5. Apakah Bapak/Ibu merasa bersemangat di setiap waktu? Ya/Tidak 1
6. Apakah Bapak/Ibu merasa takut sesuatu yang buruk akan Ya/Tidak 1
terjadi pada Bapak/Ibu?
7. Apakah Bapak/Ibu merasa bahagia di setiap saat? Ya/Tidak 0
8. Apakah Bapak/Ibu merasa tidak berdaya? Ya/Tidak 0
9. Apakah Bapak/Ibu memilih untuk tinggal di rumah, Ya/Tidak 0
dibanding pergi keluar dan melakukan hal yang baru?
10. Apakah Bapak/Ibu akhir-akhir ini sering pelupa? Ya/Tidak 1
11. Apakah Bapak/Ibu berpikir bahwa hidup sekarang ini Ya/Tidak 1
menyenangkan?
12. Apakah Bapak/Ibu sering merasa tidak berharga akhir- Ya/Tidak 0
akhir ini?
13. Apakah Bapak/Ibu selalu bersemangat untuk Ya/Tidak 0
beraktivitas?
14. Apakah Bapak/Ibu sering merasa sedih dan putus asa? Ya/Tidak 0
15. Apakah Bapak/Ibu merasa orang lain hidup lebih baik Ya/Tidak 0
dibanding Bapak/Ibu?
Total 6
Page | 58
Penilaian:
Berikan nilai 1 disetiap item yang menunjukkan jawaban di bawah ini:
1. Tidak 4. Ya 7. Tidak 10. Ya 13. Tidak
2. Ya 5. Tidak 8. Ya 11. Tidak 14. Ya
3. Ya 6. Ya 9. Ya 12. Ya 15. Ya
Interpretasi hasil
Skor 0-5 : Normal (tidak depresi)
Skor 6- 9 : Depresi ringan
Skor > 10 : Depresi berat
Page | 59
Mini Nutritional Assessment
Instruksi: lengkapi pernyataan dibawah ini dengan mengisi kotak berdasarkan angka sesuai dengan kondisi
klien. Jumlahkan semua point dan bandingkan dengan kategori yang tersedia.
Pengkajian Skor
A. Apakah asupan makanan klien berkurang dalam tiga bulan terakhir
berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, kesulitan
mengunyah.
1
0= asupan makanan berkurang berat ‘severe’
1= asupan makanan berkurang moderat
2= tidak ada pengurangan asupan makan
B. Penurunan BB dalam tiga bulan terakhir
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak mengetahui 1
2 = kehilangan berat badan 1-3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
C. Mobilitas
0 = terbatas pada tempat tidur atau kursi
1 = dapat bangun dari tempat tidur tapi tidak dapat bergerak 2
bebas keluar ruangan.
2 = mobilitas bebas
D. Mengalami stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir
0
0 = Ya 2 = Tidak
E. Masalah kognitif dan saraf
0 = demensia atau depresi berat
2
1 = demensia ringan
2 = tidak ada masalah kognitif
F. Indeks Massa Tubuh ‘Body Mass Index’
0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI ≥ 19 < 21 0
2 = BMI ≥ 21 < 23
3 = BMI ≥ 23
JIKA BMI TIDAK DAPAT DITENTUKAN, ITEM TERSEBUT DAPAT DIGANTI DENGAN PENGUKURAN
LINGKAR BETIS ‘ÇALF CIRCUMFERENCE’
F2. Lingkar Betis (cm)
0 = LB < 31 0
3 = LB ≥ 31
Total Skor (Skor maksimal 14) 6
Page | 60
Kategori:
12- 14 : Nutrisi baik
8 -11 : Resiko malnutrisi
0-7 : Malnutrisi
PENGKAJIAN PHYSICAL ACTIVITY SCALE FOR ELDERLY (PASE) ‘AKTIVITAS FISIK LANSIA’
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti, untuk lansia yang tidak bisa membaca
dan menulis bisa dibacakan.
2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur menurut pendapat anda sendiri.
3. Lengkapi pertanyaan di bawah ini dengan melingkari jawaban yang sesuai dengan
aktivitas anda.
Keterangan :
Tidak Pernah : Apabila anda Tidak Pernah melakukan pernyataan tersebut.
Jarang : Apabila anda Jarang melakukan pernyataan tersebut.
Kadang-kadang : Apabila anda Kadang-kadang melakukan pernyataan
tersebut.
Sering : Apabila anda Sering dengan pernyataan tersebut.
Page | 61
1a. Aktivitas duduk apa yang Anda lakukan? Menonton TV
1b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
2. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan-
jalan di luar rumah?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 3
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
2a. Berapa lama rata- rata waktu yang Anda butuhkan untuk aktivitas fisik?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
3. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas olahraga ringan atau
rekreasi, seperti memancing dari perahu atau dermaga atau aktivitas lain yang sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 4
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
3a. Aktivitas olahraga ringan apa yang Anda lakukan? Jalan pagi
3b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
Page | 62
4. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas olahraga moderat atau
rekreasi, seperti senam, menari atau aktivitas lain yang sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 5
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
4a. Aktivitas fisik apa yang Anda lakukan? ..................................
4b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
5. Selama 7 hari terakhir, seberapa sering melakukan aktivitas olahraga berat dan kegiatan
rekreasi seperti lari, berenang, bersepeda, atau aktivitas yang sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 6
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
5a. Aktivitas apa yang Anda lakukan? ..........................................
5b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
6. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering anda melakukan latihan khusus untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, seperti angkat beban atau push up, dan
lain-lain ?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 7
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
Page | 63
6a. Aktivitas apa yang Anda lakukan? ..........................................
6b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
7. Selama 7 hari terakhir, apakah Anda sudah melakukan pekerjaan rumah yang ringan,
seperti membersihkan debu atau mencuci piring?
(1) Tidak
(2) Ya
8. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda melakukan pekerjaan rumah atau pekerjaan berat,
seperti mengepel lantai, membersihkan jendela atau membawa kayu?
(1) Tidak
(2) Ya
9. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda terlibat dalam kegiatan berikut? Harap jawab YA
atau TIDAK untuk setiap item.
a. Aktivitas perbaikan rumah seperti mengecat dinding, YA / TIDAK
pekerjaan listrik, dll
b. Pekerjaan kebun atau perawatan halaman, termasuk YA / TIDAK
memotong kayu
c. Berkebun di luar ruangan YA / TIDAK
d. Merawat orang lain, seperti anak-anak, suami/istri, atau YA / TIDAK
orang dewasa lainnya
10. Selama 7 hari terakhir, apakah Anda bekerja dengan bayaran atau sebagai sukarelawan?
(1) Tidak
(2) Ya (lanjut ke pertanyaan 10.a dan 10.b)
10a. Berapa jam per minggu Anda bekerja untuk gaji dan atau sebagai sukarelawan?
Jam 07:00- 15:00
Page | 64
10b. Manakah dari kategori berikut yang paling menggambarkan jumlah aktivitas fisik
yang diperlukan pada pekerjaan Anda dan atau pekerjaan sukarelawan?
1) Duduk dengan sedikit gerakan lengan (Contoh: kerajinan tanganl)
2) Duduk atau berdiri dengan berjalan (Contoh: kasir toko, penjahit )
3) Berjalan dengan membawa benda-benda yang beratnya kurang dari 25 kg
(contoh: pelayan restoran, buruh pabrik)
4) Berjalan dan membawa benda-benda yang beratnya lebih dari 50 kg (contoh:
tukang kayu, tukang bangunan, dll)
Page | 65
H. Analisa Data
Malnutrisi
Data Objektif:
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
Page | 66
2 Data Subjektif: klien mengatakan Proses menua Defisit perawatan
diri
lemah,makan dan mandi di bantu
oleh perawat Ketidakseimbangan intake
nutrisi dan
Data Objektif:
kalori
4. Ktaz indeks C
Perubahan metabolisme
tubuh
Page | 67
3 Data Subjektif: klien mengatakan Proses menua Hambatan mobilitas
fisik
lemah
Ketidakseimbangan intake
Data Objektif:
nutrisi dan kalori
6. Katz indeksi C
7. Kekuatan otot Perubahan metabolisme
8. 5 5 tubuh
Page | 68
4 Data Subjektif: Klien mengeluh, Proses menua Risiko cedera
lemah
Ketidakseimbangan intake
Data Objektif: nutrisi dan kalori
Atrofi otot
- Pengkajian Time Up And Go Test
Kekuatan otot menurun
menunjukkan “risiko jatuh
tinggi” Risiko cedera
4. risiko cedera.
Page | 69
Intervensi Keperawatan
tubuh dapat di atasi; 6. Monitor berat badan. kalori dan jenis nutrisi yang tepat pada
pasein.
7. Merikan makan tinggi kalori dan tinggi
Tujuan Jangka Pendek :
protein.
4. Agar mengentahuai apakah berat
Setelah di lakukan tindakan
8. Memberikan suplemen makan. badan norma atau tidak.
keperawatan selama 1x24
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
jam diharapkan
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien 5.Untuk dapat memberikan jumlah
ketidakseimbangan nutrisi kalori dan nutrisi yang tepat pada klien
yang dibutuhkan ,jika perlu
kurang dari kebutuhan
tubuh dapat di atasi;
1. Kelemahan otot
pengunyah meningkat
Page | 70
2. Kelemahan menelan
meningkat
3. Porsi makanan yang
dihabiskan meningkat.
4. Frekuensi dan nafsu
makan membaik
2 Defisit perawatan Tujuan Jangka 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan 1. jika klein yang sudah lansia jika sudah
diri terjadinya kelemahan otot maka dapat
Panjang:Setelah di lakukan diri sesuai usia
tindakan keperawatan 2. Monitor tingkat kemandirian di bantu oleh perawat atau keluarga.
2. Untuk mengantahu mobalitas fisik
selama 3x24 jam difisit 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
klien.
perawatan diri dapat di atasi diri ,berpakian diri,berpakian,berhias,dan
3. Agar perawat atau keluarga dapat
makan.
Tujuan Jangka Pendek : membantu
4. Siapkan keperluan pribadi(mis,parfum,sikat
4. Agar pasein tidak merasa kesulitan
Setelah di lakukan tindakan
gigi,dan sabun mandi)
saat mau mengunakan.
keperawatan selama 1x24
5. Fasilitas kemandiri,bantu jika tidak mampu 5. Untuk dapat membantu klien.
jam diharapkan difisit
melakukan perawatan diri 6. Agar tidak menimbulkan risko cedera
perawatan diri
6. Anjurkan melakukan perawatan diri secara yang tidak di inginkan.
konsisten sesuai kemampuan.
Kriteria Hasil
Page | 71
-Mengungkapkan keinginan
meningkatkan kemandirian
dalam kesehatan.
-Mengungkapkan keinginan
meningkatkan kemandirian
dalam mempertahankan
kesejahteraan.
-Mengungkapkan keinginan
meningkatkan pengentahuan
tentang startegi perawatan
diri.
-Meningkatkan keinginan
perawat diri.
Page | 72
3. hambatan mobislitas Tujuan Jangka 1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik 1. Untuk mengentahui area mana
fisik
Panjang:Setelah di lakukan lainya. saja yang ada nyeri dan keluhuan
tindakan keperawatan 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan agar dapat menatanya dengan
selama 3x24 jam hambatan ambulasi cepat.
mobalitas fisik dapat di atasi 3. Monitor frekuensi dan tekanan darah 2. Untuk mengentahui kemampuan
seblum memulai ambulasi. aktivitas pasein di sampai mana.
Tujuan Jangka Pendek :
4. Minitor kondisi umum selama melakukan 3. Untuk tidak terjadi risiko jatuh,
Setelah di lakukan tindakan
ambulasi pola nafas tidak efektif.
keperawatan selama 1x24
5. Libatkan keluarga untuk membantu pasien 4. Untuk tidak terjadi risko jatuh
jam diharapkan hambatan
dalam meningkatkan ambulasi 5. Untuk pasein merasa lebih
mobislitas fisik diatasi.
6. Identifikasi kesiapan dan kemampuan semagat karana ada keuarga yanf
menerima informasi. selalu mendukung dan membantu.
Kriteria Hasil
7. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai 6. Untuk pasein dapat melakukan
-Gangguan sikap berjalan kesepakatan. dengan baik
8. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus 7. Agar pasien lebih paham dengan
-Penurunan rentan gerak
dilakukan(mis,berjalan dari tempat tidur ke masalah yang sedang di hadapi.
-Kesulitan membolak-balik kursi roda,berjalan dari tempat tidur ke kamar 8. Agar pasein dapat beraktivitas
-Instabilitas postur
Page | 73
4 Resiko cedera Tujuan Jangka 1. identifikasi area lingkugan yang berpontensi 1. Agar tidak terjadinya jatuh / cedera
Panjang:Setelah di lakukan menyembabkan cedera. 2. Agar pasein selalu rasa aman dan
Kteria Hasil :
1. Toleransi aktivitas
2. Ketegangan otot
3. Fraktur
4. Ekspresi wajah kesakitan
Page | 74
Tgl/ jam Dx. Kep Implementasi Evaluasi Paraf
11/maret/2022 1234 Membina hubungan saling percaya (BHSP) dengan klien. S : Maryam
Latuconsina
Klien mengeluh mual dan muntah, nafsu
08.00-08.15 R/ klien mengrespon dengan baik(kooperatif)
makan menurun dan lemah
Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Klien mengatakan suka makan roti dan
R/ klien tampak lemah. jajanan pasar
5 5 Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
12.00 1
R/klien tampak menghabiskan ½ porsi makan,karna
5 5
munta dan mual
4 4
Page | 75
Identifikasi makan yang disukai A:
diberikan, klien mengatakan rasa mual dan muntah tampak menghabiskan ½ porsi makanan
Page | 76
sedikit berkurang. yang diberikan, Klien dan keluarga tampak
Menanyakan kemampuan klien untuk melakukan kooperatif, mandi,BB 40,3 Kg, kekuatan
aktivitas otot
R/ Klien mengatakan masih lemah, untuk makan dan
5 5
09.00 4,3
mandi masih dibantu oleh keluarga
4 4
Mengajarkan aktivitas sederhana atau ringan yang
bisa dilakukan oleh klien seperti berpindah dari
tempat tidur ke kursi, atau berjalan ke kamar mandi A : masalah Dx :123 belum teratasi,4 sebagian
teratasi.
dan sekitar tempat tidur serta menyarankan
10.05 4,3
keluarga untuk mendampingi klien saat melakukan P : lanjutakan intervensi 1,2,3,4
aktivitas
R/ Klien dan keluarga tampak kooperatif
Melakukan pemeriksaan TTV
R/ Suhu 36,4°C, TD : 110/90 mmHg, RR : 20 x/menit,
N : 80 x/menit
Mengkaji keadaan umum pasien
5 5 Maryam
Latuconsina
4 4
14/maret/2022
Page | 77
08.03 1234 Menyediakan peralatan kebersihan diri yang
diperlukan oleh klien dan membantu klien mandi
R/ Peralatan kebersihan diri sudah tersedia, air hangat
S:
untuk mandi
Memonitor banyaknya asupan makanan klien - Keluarga mengatakan bersedia untuk
08.32 2 R/ Klien tampak menghabiskan hampir semua porsi membawa pasien ke dokter
Page | 78
dokter untuk masalah kekurangan nutrisi pasien
Page | 79
TERAPI AKTIVITAS INDIVIDU /
KELOMPOK
Sasaran : Ny S
A. Latar Belakang (jelaskan secara singkat kenapa perlu dilakukan aktivitas ini;
kaitannyadengan masalah kesehatan lansia apa)
Dalam kehidupan lansia, terjadi perubahan komposisi tubuh yang tercermin pada
perubahan berbagai bagian tubuh. Namun tetap ada variasi individu pada perubahan yang
terjadi. Karakteristik umum yang dapat diobservasi dengan perubahan umur adalah
berkurangnya jaringan bebas lemak dan meningkatnya lemak tubuh. Lemak di bawah kulit
yang diukur pada lengan atas, dan dada menurun yang dinamakan penumpukan lemak
internal meskipun jaringan lemak meningkat. Perubahan pada komposisi tubuh terjadi
akibat daripada perubahan pada pola kehidupan dan pola sekresi hormonal pada usia
lanjut seperti hormon steroid, estrogen, testosteron dan hormon pertumbuhan (Fatimah-
Muis, 2015).
Selain itu, dengan bertambahnya usia, akan terjadi penurunan indra pengecapan dan
penciuman sehinggakan lansia tidak dapat menikmati aroma dan rasa makanan seperti
dahulu. Defisiensi seng atau pengaruh obat tertentu dapat memperberat dan
mempercepat penurunan fungsi indra-indra tersebut. Keadaan ini menyebabkan lansia
secara tidak sadar lebih menikmati makanan yang masin, kurang menikmati makanan
serta penurunan nafsu makan dan asupan makanan (Fatimah-Muis, 2015).
Pada lansia yang sehat, pencernaan relatif lengkap dimana zat gizi diubah menjadi
bentuk molekular atau ionik untuk diabsorpsi. Perubahan sel mukosa intestinal
menyebabkan terhambatnya proses absorpsi zat gizi. Penurunan aliran darah ke
intestinum juga dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi zat gizi. Malabsorpsi pada lansia
terjadi karena insufisiensi pankreas, pertumbuhan bakteri yang berlebihan, penggunaan
obat-obatan yang berlebihan, dan penyakit kronis.
Page | 80
Keadaan ini diperberat dengan perubahan fungsi dan struktur saluran cerna. Sebagai
contoh, gigi geligi yang tidak lengkap menyebabkan pemecahan makronutrien tidak
sempurna dan paparan enzim mulut sangat kurang sehinggakan ukuran molekul masih
besar dan absorpsi kurang baik pada saat makanan sampai di intestinal (Fatimah-Muis,
2015). Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan lansia. Masalah
kekurangan gizi sering dialami oleh lansia sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan
karena penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara
makan yang lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena
masalah depresi. Sehingga perlu adanya terapi sederhana atau alternatif yang dapat
digunakan untuk mengatasi mual/muntah pada lansia. Salah satunya dengan
menggunakan
B. Tujuan
Umum
Setelah dilakukan Terapi aroma , diharapkan mual dan muntah yang dirasakan
Ny s dapat teratasi.
Khusus
a. Mual teratasi
b. Muntah teratasi
c. Pasien tampak lebih nyaman
d. Nafsu makan meningkat.
Metode
Pemberian Terapi Aroma jahe kepada Ny S
Page | 81
Setting Tempat
Jl Raya Kopo Situseur Timur 2 RW 02/ RT 01
Susunan Kegiatan:
Tahapan Alokasi Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran
waktu
Pra 5 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
Interaksi Memperkenalkan diri Mendengarkan
dan mengontrol waktu penyuluh
Menjelaskan latar Mendengarkan
belakang tentang terapi penjelasan tentang
aromaterapi lemon terapi aromaterapi
Menjelaskan tujuan lemon
terapi aromaterapi
lemon
Menjelaskan manfaat
terapi aromaterapi
lemon
Menjelaskan cara
pemberian terapi
aromaterapi lemon
Page | 82
menjelaskan keadaan saat mencium
setelah diberikan aromaterapi lemon,
terapi aromaterapi membuat mual
lemon muntahnya berkurang
mengucapkan salam Menjawab salam
I.Materi TAK
1. pengertian aromaterapi lemon
Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur
kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism)
(Poerwadi, 2011). Sedangkan menurut Sharma (2010) aromaterapi berarti ‘pengobatan
menggunakan wangi wangian.
Lemon (Citrus Limon) merupakan tanaman asli asia tenggara. Lemon juga termasuk salah
satu jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting dengan tinggi maksimal
mencapai 10 sampai 15 kaki. Citrus Limon memiliki batang berduri, daun hijau, lonjong, bunga
berbentuk oval dan berwarna putih dengan garis-garis ungu di dalamnya. Buahnya berukuran 7-
12cm dan berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing pada salah satu ujungnya. Bagian
yang sering dimanfaatkan adalah kulit buah, bunga, daun, air perasan dan minyak essensialnya
yang aman dan biasa digunakan wanita Australia ketika merasa mual muntah karena memiliki
aroma yang dapat menyegarkan dan menghilangkan stres (KEMH, Kroistianto, 2013).
Rasa mual dapat ditangggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antara lain
dengan aromaterapi. Salah satu aromaterapi yang dapat menurunkan mual muntah adalah
aromaterapi lemon. mual muntah dapat ditekan karena lemon sendiri memiliki manfaat untuk
memblokir serotin. (Sharma, 2014)
Page | 83
4. Cara kerja aromaterapi lemon.
Aromaterapi lemon merupakan jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi
mual muntah. Limone 70%, beta-pinene 11%, gamma-terpinene 8%, citral 2%, trana-alpha-
bergamodhine 0,4% adalah kandungan yang terdapat dari minyak essensial citrus lemon yang
memiliki manfaat sebagai mentaly, stimulating, antitheumatic, antispasmodic, hypotensive,
antistress dan sedative. Limonene adalah kandungan dari citrus limon yang sangat bioavailable
oleh paru manusia sebesar 70% dan 60% dimetabolisme/diredistribusi dengan cepat. Limonene,
gamma-terpirnene dan citral dapat menghambat kadar serum corticosterone dan monoamin di
otak ketika mengalami stres fisik maupun psikologis sehingga dapat mengurangi stress (Pimenta
et al, 2013).
Page | 84
DAFTAR PUSTAKA
Rosdiana. (2013). Panduan Lengkap: Perawatan Kehamilan. Jakarta: PT Dian Rakyat. Chortatos,
(2013). Maternal Influences on Nausea and Vomiting in Early Pregnancy. Matern child Health
Journal. Vol 15 (1).
Pimenta, Eduardo., et al. (2013). Increased Dietary Sodium Is Related to Severity of Obstructive
Sleep Apnea in Patients With Resistant Hypertension and Hyperaldosteronism : Journal Chest
143(4):978-983.
Sharma S.R., Poddar R., Sen P., Andrews J.T. 2014. Effect of vitamin C on collagen biosynthesis and
degree of birefringence in polarization sensitive optical coherence tomography (PS-OCT). J Am Coll
Nutr. 7(12):2049– 2054
Page | 85
Page | 86
MAHASISWA:
Maryam Latuconsina
NIM
1490121127
Lampiran foto
Page | 88
Page | 89