Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN ANAK RESUME

MATERI PERTEMUAN 5

“NUTRISI DAN MALNUTRISI”

NAMA : Cahaya Sha’adah Aiyouti

NIM : 20003056

KELAS :B

DOSEN PENGAMPU : Ns. Setia Budi, M.Kep

A. Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan
dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.

B. Malnutrisi
Malnutrisi secara bahasa berarti “gizi salah”. Gizi salah dapat berarti kekurangan gizi
dapat pula berarti kelebihan gizi. Namun pengertian umum yang digunakan oleh WHO adalah
malnutrisi yang berarti kekurangan gizi. Gizi kurang adalah bentuk dari malnutrisi sebagai
akibat kekurangan ketersediaan zat gizi yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Salah satu
tandatanda kurang gizi adalah lambatnya pertumbuhan yang dicirikan dengan kehilangan lemak
tubuh dalam jumlah berlebihan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Malnutrisi pada
anak dicirikan oleh 3 bentuk yaitu stunting yang berarti tinggi badan kurang menurut umur
(TB/U), wasting yang berarti berat badan kurang menurut umur (BB/U), dan undernutrition
berat badan kurang menurut tinggi badan (BB/TB) (Gibson, 2005).

C. Jenis-jenis nutrisi
Ada dua jenis nutrisi yakni:
1. Mikronutrisi
Sesuai dengan namanya, mikronutrisi merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit dan hanya berfungsi untuk mendukung metabolisme tubuh. Terdapat
tiga senyawa yang dapat dikategorikan sebagai nutrisi, yaitu vitamin, mineral dan air.
2. Makronutrisi
Sementara itu, makronutrisi merupakan kebalikan dari mikronutrisi. Nutrisi ini
biasanya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar karena sebagai sumber energi.
Makronutrisi dapat diklasifikasikan menjadi tiga senyawa, yaitu karbohidrat, protein dan
lemak.

D. Penyebab malnutrisi dan cara penanggulanginya


Penyebab malnutrisi yang paling umum yaitu terlalu sedikit makan makanan bergizi dan
pola makan tidak sehat. Selain itu, malnutrisi juga bisa disebabkan dari kombinasi masalah
fisik, sosial, dan psikologis. Berikut faktor penyebab malnutrisi yang dikutip dari Mayo Clinic:
1. Demensia. Merupakan penyakit yang berdampak pada perilaku dan kemampuan daya ingat
seseorang sehingga menyebabkan penderitanya lupa membeli bahan makanan, lupa makan,
atau memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur.
2. Penambahan usia. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan kemampuan dalam hal rasa,
bau, serta nafsu makan. Hal ini membuat seseorang akan semakin sulit menikmati makanan
dan menjaga kebiasaan makan teratur.
3. Mengalami depresi. Kesedihan, kesepian, dan kesehatan yang menurun termasuk faktor-
faktor yang menyebabkan depresi. Penderita depresi cenderung kehilangan minat untuk
melakukan apapun, termasuk keinginan untuk makan.
4. Kecanduan alkohol. Terlalu banyak minum minuman beralkohol dapat mengganggu sistem
pencernaan dan penyerapan nutrien. Penyalahgunaan alkohol juga dapat membentuk
kebiasaan makan yang buruk sehingga kekurangan asupan nutrisi seimbang.
5. Penyakit. Penyakit atau peradangan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan nafsu
makan dan perubahan tubuh dalam memproses nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
6. Penurunan kemampuan makan. Sulit mengunyah, sulit menelan, kesehatan gigi yang buruk,
dan kemampuan terbatas dalam mengoperasikan alat makan dapat menyebabkan malnutrisi.
7. Sedang menjalani pengobatan. Jenis obat tertentu dapat memengaruhi nafsu makan atau
kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi.
8. Program diet yang membatasi makanan tertentu. Pembatasan makanan saat diet seperti
garam, lemak, atau gula juga berkontribusi pada pola makan yang kurang memadai dan
hilangnya gizi seimbang.
Selain beberapa penyebab malnutrisi yang disebutkan di atas, ada pula penyebab
malnutrisi yang berasal dari faktor eksternal, seperti:
1. Keterbatasan ekonomi. Kondisi ini membuat orang dewasa kesulitan membeli bahan
makanan dan menyediakan gizi seimbang, terutama jika mereka sedang mengonsumsi obat-
obatan yang mahal.
2. Kurangnya kontak sosial. Orang dewasa yang makan sendirian mungkin tidak menikmati
makanan seperti sebelumnya saat berkumpul dengan teman atau keluarga. Kurangnya
kontak sosial berisiko menurunkan nafsu makan dan minat memasak.

Jenis perawatan yang dibutuhkan untuk mengobati malnutrisi tergantung pada penyebab
yang mendasari dan seberapa parah kondisi tersebut. Dokter mungkin memberi anjuran yang
harus Anda lakukan di rumah. Namun, kondisi malnutrisi yang parah mengharuskan Anda
untuk menjalani pengobatan rawat inap di rumah sakit.
Berikut ini cara mengobati malnutrisi yang dilansir oleh National Health Service (NHS):
1. Perubahan Pola Makan dan Suplemen
Minta bantuan dokter spesialis gizi untuk menyusun rencana diet yang disesuaikan
dengan kondisi Anda. Mereka mungkin juga menyarankan untuk menjalani pola makan
sehat dan seimbang, makan makanan yang kaya akan nutrisi, dan minum minuman yang
tinggi kalori. Jika cara tersebut tidak cukup, Anda bisa mengonsumsi nutrisi tambahan dalam
bentuk suplemen. Jenis dan dosis suplemen harus berdasarkan resep dokter.
2. Menggunakan Selang Makanan
Jika Anda mengalami masalah menelan, cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi seimbang yaitu dengan menggunakan selang makanan. Prosedur ini dapat mencakup:
• Menggunakan selang yang dimasukkan dari hidung dan turun ke perut
(selang nasogastrik).
• Menggunakan tabung makanan yang ditempatkan langsung di perut atau usus Anda
melalui kulit di bagian perut (tabung gastrostomi endoskopi perkutan).
• Menggunakan sebuah cairan nutrisi yang dimasukkan langsung ke dalam darah melalui
tabung di pembuluh darah (nutrisi parenteral).

REFRENSI
Kuntari, T., Jamil, N. A., & Kurniati, O. (2013). Faktor risiko malnutrisi pada balita. Kesmas:
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 7(12), 572-576.
NUSWANTORO, A. M. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN MALNUTRISI PADA ANAK Z DI KELUARGA BAPAK
I DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2021 (Doctoral
dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Pratomo, I. P., Burhan, E., & Tambunan, V. (2012). Malnutrisi dan tuberkulosis. J Indon Med
Assoc, 62(230), 7-12.

Anda mungkin juga menyukai