P UMUR
60 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI RUANG RAWAT INAP
AL-WARDAH D4 RSU LIRBOYO KOTA KEDIRI
Disusun oleh :
Restu sulistiah (2025050006)
2. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah dan
getah bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak merata di tiap bagian
saluran pencernaan. Misalnya, di lambung hanya terjadi proses absorbsi
alkohol, pada usus halus terjadi proses absorbsi yang paling utama yaitu 90%
dari nutrien yang sudah dicerna dan sedikit absorbsi air. Secara spesifik,
absorbsi yang dilakukan pada usus halus adalah sebagai berikut: pada usus
halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut dalam air, asam lemak, dan
gliserol, natrium, kalsium, Fe, serta klorida. Usus halus bagian tengah
mengabsorbsi monosakarida, asam amino, dan zat lainnya. Sedangkan usus
halus bagian bawah mengabsorbsi garam empedu dan vitamin B12. Absorbsi
air paling banyak dilakukan di kolon.
3. Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang
meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh
tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Proses metabolisme
terjadi berbeda – beda berdasarkan jenis nutrien. (Asmadi.2008; 78).
Metabolisme zat nutrisi terdiri atas tiga proses utama, yaitu:
Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air
(glikogenolisis).
Anabolisme glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan (glikogenesis).
Katabolisme asam amino dan gliserol menjadi glukosa untuk energi
(glukoneogenesis). Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat
akan mengalami proses oksidasi dan menghasilkan kalori, energi, dan zat
buangan seperti karbondioksida. Bila glukosa ini tidak dipakai sebagai sumber
energi, maka glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan menghasilkan
glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan otot. Bila sewaktu – waktu
glukosa kurang, maka glikogen diubah kembali menjadi glukosa (glikolisis).
Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam tubuh, sistem imun dan
normalisasi pertumbuhan, memproduksi enxim, memelihara sel, perbaikan
jaringan, dan menjadi keseimbangan cairan tubuh. Bila kekurangan protein,
maka dapat menyebabkan terjadinya edema, asites, dan gangguan
pertumbuhan.
Jenis Metabolisme:
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat yang berbentuk monosakarida dan disakarida diserap
melalui mukosa usus. Setelah proses penyerapan (di dalam pembuluh darah),
semua berbentuk monosakarida. Bersama – sama dengan darah, karbohidrat
ini di bawa ke hati. Monosakarida (fruktosa, galaktosa, serta glukosa) yang
masuk bersama – sama darah dibawa ke hati. Di hati, ketiga monosakarida ini
diubah menjadi glukosa dan dialirkan melalui pembuluh darah ke otot untuk
dibakar, membentuk glikogen melalui proses glikoneogenesis.
Metabolisme Lemak
Lemak diserap dalam bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dalam air
sehingga dapat diserap secara pasif, lagsung memasuki pembuluh darah dan
dibawa ke hati. Melalui beberapa proses kimiawi, gliserol diubah menjadi
glikogen, selanjutnya mengikuti metabolisme hidrat arang sampai
menghasilkan tenaga. Jadi, gliserol diubah menjadi tenaga melewati proses
yang dilakukan oleh karbohidrat. Asam lemak yang telah membentuk emulsi
setelah melewati dinding usus halus memasuki pembuluh limpa.
Bersama – sama dengan getah bening emulsi, lemak dibawa ke dalam darah.
Pertemuan pembuluh darah bening dengan pembuluh darah terjadi pada vena
porta. Bersama – sama dengan darah, sebagian emulsi asam lemak dibawa ke
hati dan dibentuk menjadi trigliserida yang akan dialirkan kembali ke dalam
pembuluh darah. Trigliserida yang dialirkan kembali ke dalam pembuluh
darah tersebut adalah lipoprotein.
Metabolisme Protein
Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama – sama
dengan darah di bawah ke hati, kemudian dibersihkan dari toksin. Proses
masuknya asam amino dapat dikatakan tidak bersifat dinamis dan selalu
diperbarui. Asam amino yang masuk tidak sebanding dengan jumlah asam
amino yang diperlukan untuk menutupi kekurangan amino yang dipakai oleh
tubuh.
4. Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme dalam tubuh
untuk menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi, diaforesis,
ekspirasi. Defekasi ialah mengekskresi sisa metabolisme berupa fese melalui
saluran cerna. Miksi membuang sisa metabolisme dalam bentuk urin yang
dikeluarkan oleh urogenitalia. Diaforesis merupakan mengeluarkan air dan
karbondioksida.
5. PATHWAY
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi:
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer
register, diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai,
yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk
sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah
sakit
Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa
lalu maupun sekarang
Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada
yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
c. Tingkat Aktifitas sehari-hari Pola Istirahat /Tidur
Waktu tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan dilakukan di
rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur selama di
rumah sakit
waktu bangun
waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses NERM ke posisi
yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan
pada saat pasien sudah di rumah sakit
masalah tidur
apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum
sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit
hal-hal yang mempermudah tidur
hal-hal yang dapat membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara nyenyak
hal-hal yang mempermudah pasien terbangun
hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien secara
mudah terbangun
d. Pola Eliminasi
Buang Air Kecil
Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu atau secara
mandiri
Buang Air Besar
Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari BAB
pasien (encer, keras, atau lunak)
Kesulitan BAK / BAB
Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan
nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat
Upaya mengatasi BAK / BAB
Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi
e. Pola Makan dan Minum
Jumlah dan jenis makanan
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di
konsumsi
Waktu pemberian makanan
Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan
yang di berikan
jumlah dan jenis cairan
berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien
yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit
waktu pemberian cairan
waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan
masalah makan dan minum
masalah-masalah yang dialami pasien saat akan ataupun setelah
mengkonsumsi makanan maupun minuman
Kebersihan Diri / Personal Hygiene
pemeliharaan badan
kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya mulai dari mandi,
keramas, membersihkan kuku dan lain-lain
pemeliharaan gigi dan mulut
rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien menggosok gigi dalam sehari
pola kegiatan lain
kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam pemeliharaan badan
f. Data Psikososial
pola komunikasi
pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain, orang yang paling
dekat dengan pasien
dampak di rawat di Rumah Sakit
dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit
g. Data Spiritual
ketaatan dalam beribadah
keyakinan terhadap sehat dan sakit
keyakinan terhadap penyembuhan
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Composmentis, somnolen, koma, delirum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan
suhu
d. Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihatadalah bentuk kepala, kesimetrisan,
penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut
e. Pemeriksaan Wajah Inspeksi :
adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
f. Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan
kesimetrisan
g. Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung, keadaan
membrane mukosa dari hidung
h. Pemeriksaan Telinga Inspeksi :
Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau kronis
i. Pemeriksaan Leher Inspeksi :
adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi :
palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
j. Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur,
warna kulit
k. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
l. Pemeriksaan Jantung Inspeksi dan Palpasi
mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran jantung
Perkusi :
mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi :
bunyi jantung I dan II
m. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi
bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada pembesaran
abdomen)
Auskultasi :
mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi :
apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung (timpani)
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi
n. Pemeriksaan Genetalia Inspeksi :
keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari kulit disekitar
genetalia
Palpasi :
adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
o. Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
p. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
q. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi
sensorik
r. Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan
motivasi
s. Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini menggunakan diagnosa
keperawatan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) yang didapatkan setelah
dilakukan analisa masalah sebagai hasil dari pengkajian kemudian dicari etiologi
permasalahan sebagai penyebab timbulnya masalah keperawatan tersebut.
Perumusan diagnosa keperawatan disesuaikan dengan sifat masalah keperawatan
yang ada, apakah bersifat aktual, potensial maupun resiko. Diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada pasien Dyspepsia adalah :
a. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan mencerna makanan
b. Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
c. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia
d. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi
3. LUARAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik
1. Hindari
pemasangan
infus atau
pengambilan
darah di area
keterbatasan
perfusi
2. Hindari
pengukuran
tekanan darah
pada
ekstremitas
pada
keterbatasan
perfusi
3. Hindari
penekanan dan
pemasangan
torniquet pada
area yang cidera
4. Lakukan
pencegahan
infeksi
5. Lakukan
perawatan kaki
dan kuku
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
3. Anjurkan
berhenti
merokok
4. Anjurkan
berolahraga
rutin
5. Anjurkan
mengecek air
mandi untuk
menghindari
kulit terbakar
6. Anjurkan
menggunakan
obat penurun
tekanan darah,
antikoagulan,
dan penurun
kolesterol, jika
perlu
7. Anjurkan
minum obat
pengontrol
tekakan darah
secara teratur
8. Anjurkan
menghindari
penggunaan
obat penyekat
beta
9. Ajurkan
melahkukan
perawatan kulit
yang tepat(mis.
Melembabkan
kulit kering
pada kaki)
10. Anjurkan
program
rehabilitasi
vaskuler
11. Anjurkan
program diet
untuk
memperbaiki
sirkulasi( mis.
Rendah lemak
jenuh, minyak
ikan, omega3)
12. Informasikan
tanda dan gejala
darurat yang
harus
dilaporkan( mis.
Rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka
tidak sembuh,
hilangnya rasa)
Terapeutik
1. Berikan tektik teknik
non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat atau dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan
tidur
4. Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4. IMPLEMENTASI
Implementasi ialah suatu tindakan yang dilakukan setelah tahapan Intervensi guna
memodifikasi faktor yang mempengaruhi masalah Kesehatan klien agar tujuan
yang diharapkan tercapai (Nursalam, 2019).
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan.Implementasi lebih
ditujukkan pada upaya perawatan dalam meningkatkan kenyamanan, upaya
pemberian informasi yang akurat, upaya mempertahankan kesejahteraan, upaya
tindakan peredaan nyeri farmakologis, dan pemberian terapi non-farmakologis.
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan tindakan yang digunakan untuk melengkapi proses
keperawatan. Evaluasi bertujuan untuk menentukan apakah tujuan intervensi
dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2009).Kriteria keberhasilan yang dicapai
adalah: Pasien diarapkan bisa memahami tentang apa itu penyakit Diabetes
Melitus dan bagaimana juga tanda dan gejala. Pasien juga diharapkan dapat
melakukan pencegahaan secara mandiri, keluarga pasien diharapkann dapat atau
bisa membantu pasien dalam melakukan pencegahan dan pengobatan, serta pasien
diharapkan mampu memahami apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada Kasus
Diabetes Melitus.
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, B, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5 Vol.2. Jakarta:
Perpustakaan RI Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
Rendi, M.C. dan Margareth T.H. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dan Penyakit
Dalam. Yogjakarta: Nuha Medika
Rukmini dkk,. (2015). Potret Penderita Diabetes Melitus di Indonesia. Surabaya: Airlangga
University Press
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
Price, & Wilson. (2015). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.Vol.2. (ECG,
Ed.). Jakarta.
Smeltzer, S. C. (2017). Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth, vol:3.
Jakarta: ECG.
ADA. (2020). Introduction : Standards of medical care in diabetes-2021. Diabetes
Care, 44, 1–2. https://doi.org/10.2337/dc21-Sint
ADA. (2021). Facilitating behavior change and well-being to improve health
outcomes : Standards of medical care in diabetes-2021.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia