Anda di halaman 1dari 9

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit

Sub Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

Sasaran : Ny. S

Hari/Tanggal : kamis/ 24 desember 2020

Waktu : 20 menit

Tempat : Ruang Mawar RS Sejahtera

Penyuluh/ Petugas : Perawat R

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang diabetes mellitus kepada Ny S
agar mampu mengenali tanda gejala dan mencegah terkena Diabetes Mellitus
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan Ny. S dapat :
a. Memahami definisi dan jenis penyakit diabetes melitus.
b. Memahami patofisiologi diabetes melitus.
c. Memahami etiologi diabetes melitus.
d. Memahami manifestasi klinik diabetes melitus.
e. Memahami komplikasi pada diabetes melitus
f. Memahami terapi diet.
g. Memahami perhitungan kebutuhan zat gizi.
h. Memahami makanan yang harus dihindari, dibatasi dan diperbolehkan.

III. Materi
Berisi garis besar materi yang diberika dalam kegiatan penyuluhan
IV. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
V. Media
 Pamflet
 Lifleat
VI. Strategi Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan :
a. Pembukaan : 1 menit
b. Penyampaian materi : 10 menit
c. Diskusi/tanya jawab : 5 menit
d. Penutup : 1 menit

VII. Sumber

Kowalak, J.P.2011. Buku Ajar Patofisiologi/editor, Jennifer P.Kowalak, William


Welsh, Brenna Mayer ; alih bahasa,Andry Hartono ; Editor edisi Bahasa
Indonesia , Renata Komalasari, Anastasi Onny Tampubolon, Monica Ester.
Jakaerta;EGC.
Lufthiani, Evi Karota, Nunung Febriany Sitepu.2020.Panduan konseling kesehatan
dalam upaya pencegahan diabetes mellitus.Yogyakarta: CV Budi Utama.
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-Noc Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional. Yogyakarta: mediaction jogja.
Nusantara, Ana fitria & Sunanto & Achmad Kusyairi.2019.Pengawasan Anak
Dengan Diabetes Mellitus Type 1 sebagai Pencegahan terhadap Kejadian
Komplikasi Ketoadidosis Diabetikum.Sulawesi Selatan:Yayasan Ahmar
Cendekia Indonesia.
Sutejo,A.Y.2010.5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia
Panjang.Yogjakarta:Kaniasus.

VIII. Lampiran Materi

DIABETES MELLITUS

A. Definisi dan jenis diabetes mellitus


Diabetes melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon
insulin yang diproduksi kelenjar pankreas. Penurunan hormone ini mengakibatkan seluruh
gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar
glukosa di dalam tubuh akan meningkat. Gula meliputi polisakarida, oligosakarida,
disakarida, dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan
aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin
tersebut. Karenanya, penderita diabetes melitus (diabetisi) biasanya akan mengalami lesu,
kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan menjadi kabur.
Gejala lain akibat adanya kadar glukosa yang terlalu tinggi akan terjadi ateroma sebagai
penyebab awal penyakit jantung koroner.
Diabetes mellitus merupakan gangguan proses metabolisme darah yang berlangsung
kronik ditandani dengan tingginya kadar gula darah yang diakibatkan oleh gangguan
pengeluaran insulin,resistensi insulin atau keduanya .
Pada dasarnya, diabetes ormone merupakan penyakit kelainan metabolisme yang
disebabkan kurangnya hormone insulin. Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel
beta pankreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Kadar
glukosa darah yang tinggi dalam bentuk diabetisi tidak bisa diserap semua dan tidak
mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, penderita akan kekurangan energy sehingga
penderita mudah lelah dan berat badan terus menerus. Kadar glukosa yang berlebih tersebut
dikeluarkan melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urine. Gula bersifat menarik air dan
selalu merasa kehausan

B. Patofisiologi Diabetes Melitus


Pengolahan bahan manakan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri atas karbohidrat
dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan lemak menjadi asam
lemak. Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, dimana glukosa
dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan ormon yang disebut metabolisme. Dalam
proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke
dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormone yang
dihasilkan oleh sel beta di pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk
sel dengan akibat glukosa tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat.
C. Etiologi Diabetes Melitus
Etiologi menurut (Nurarif & Hrdhi,2015) yaitu:

1. Diabetes mellitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1


Diabetes yang tergantung pada insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh :
a) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
sesuatu presdiposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe I. kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu
yang memiliki tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawan atas antigen
tranplantasi dan proses imun lainnya.
b) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing
c) Faktor lingkungan


Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas sebagai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan

detuksi sel ᵦ pancreas.


2. Diabetes mellitus tergantung insulin (DMTTI)
Disebabkan oleh kegagalan telative beta dan resisten insulin. Secara pasti
menyebabkan dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resisten insulin. Diabetes mellitus
tak tengantung insulin (DMTTI) penyakit mempunyai pola familiar yang kuat.
DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap
insulin. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin
dengan reseptor hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat
reseptor yang responsive insulin pada membrane sel.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah :
a) Usia (meningkat > 65 tahun)
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
d) Kelompok etnik
Hasil pemeriksaan glukosa 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3
yaitu :

a) < 140mg/dl (normal)


b) 140 < 200 mg/dl (toleransi glukosa terganggu)
c) >200 mg/dl (diabetes)

D. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus


Manifestasi klinis yang dialami pasien diabetes meltus tipe I secara umum yaitu
polyuria, polydipsia dan polifagia, berat badan menurun dan kadar glukosa darah sewaktu
>200 mg/dl. Pada penderita asimtomatis ditemukan kadar glukosa darah sewaktu >200
mg/dl atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan tes toleransi glukosa
yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan (ADA,2012;Seino,2010;WDF,2009).
Tanda da gejala diabetes mellitus menurut smeltzer et al. (2013) dan kowalak (2011),
yaitu :
1) Poliura (air kencing keluar banyak) dan polydipsia ( rasa haus yang berlebih)
yang disebabkan karena osmolalitas serum yang tinggi akibat kadar glukosa
serum yang meningkat
2) Anoreksia dan polifagia ( rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena glukosuria
yang menyebabkan kalori negatif
3) Keletihan dan kelemahana yang disebebkan penggunaan glukosa oleh sel
membrane
4) Kulit kerung, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa gatal pada
kulit
5) Sakit kepala, mengantuk, dan gangguan pada aktivitas disebabkan oleh kadar
glukosa intrasel yang rendah
6) Kram pada otot, iritabilitas, serta emosi yang labil akibat ketidakseimbangan
elektrolit
7) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur yang disebabkan karena
pembengkakan akibat glukosa
8) Sensasi kesemutan atau kebas ditangan dan kaki yang disebabkan kerusakan
jaringan saraf
9) Mual,diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasu dan
ketidakseimbangn elektrolit serta neuropati otonom.

E. Komplikasi
Komplikasi dari diabetes mellitus menurut smeltzer et al (2013) dan tanto et al
(2014) diklasifikasikan menjadi komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut
terjadi karena intoleransi glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek yang
mencakup :
1) Hipoglikemia
Keadaan dimana glukosa dalam darah mengalami penurunan dibawah 50
sampai 60 mg/dl dosertai dengan gejala pusing,gemetar,lemas,pandangan
kabur,keringat dingin, serta penurunan kesadaran.
2) Ketoasidasis diabetes (KAD)
Keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolic akibat pembentukan
keton yang berlebihan
3) Sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik (SNHH)
Suatu keadaan koma dimana terjadi gangguan metabolisme yang
menyebabkan kadar glukosa dalam darah sangat tinggi, menyebabkan
dehidrasi hipertonik tanpa disertai ketosis serum
Komplikasi kronik menurut Smeltzer et al (2013) biasanya terjadi pada psien
yang menderita diabetes mellitus lebih dari 10-15 tahun komplikasinya mencakup
1. Penyakit makrovaskular (pembuluh darah besar) : biasanya penyakit ini
memengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah
otak.
2. Penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil) : biasanya penyakit ini
memengaruhi mata (retinopati) dan ginjal (nefropati) ; control kadar gula darah
untuk menunda atau mencegah komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular
3. Penyakit neuropatik ; memengaruhi saraf motorik dan otonom yang
mengakibatkan beberapa masalah seperti impotensia dan ulkus kaki.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien diabetes menurut perkeni (2015) dan kowalak
(2011) dibedakan menjadi 2 yaitu terapi farmakologis dan non farmakoogis :
1. Terapi farmakologi
Pemberian terapi farmakologi harus diikuti dengan pengaturan
pola makan dan gaya hidup yang sehat. Terapi farmakologi terdiri dari
obat oral dan obat suntikan, yaitu:
a) Obat antihiperglikemia oral
b) Kombinasi obat oral dan suntikan insulin
2. Terapi non farmakologi
a) Edukasi
b) Teraapi nutrisi medis
c) Latihan jasmani atau olahraga
G. Terapi Diet
a. Makan makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
b. Cobalah diet tanpa daging 3-4 hari dalam seminggu.
c. Biasakan makan ikan minimal seminggu sekali dengan memilih jenis ikan yang kaya
akan asam lemak omega-3.
d. Ikut sertakan buah dan sayuran atau buah pada bubur seral, pilih sayur atau buah segar
untuk camilan.
e. Batasi asupan lemak dengan memilih alternative makanan lain yang rendah lemak.

H. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

Zat Gizi Klien dengan Klien dengan Klien Klien


LDL, Rasio LDL, Rasio dengan dengan
Total Total Trigliserida kolesterol
Kolesterol; Kolesterol; dan VLDL dan
HDL, Rasio HDL, Rasio Meningkat, Trigliserida
LDL; HDL LDL; HDL Total Tinggi
Tinggi Tinggi Kolesterol
(Kunjungan I) (Konjungan dan LDL
Ulang) Sedikit
Meningkat
Protein 12-15% TE 12-15% TE 12-15% TE 12-15% TE
Karbohidrat 50-60% TE 50-60% TE 50-60% TE 50-60% TE
dengan
sukrosa < 5%
TE
Alkohol
tidak
dianjurkan
Lemak Total 30% TE 30% TE 30% TE < 30% TE
LJ; LTJT; 1; 1; 1 = 10%; 7%; 13%; 1; 1; 1 = < 10%;
LTJG 10%; 10% TE 10% TE 10%; 10%; 10%; 10%
10% TE TE
Kolesterol < 300 mg < 200 mg < 300 mg < 300 mg
Serat 25 g 25 g 25 g 25 g

I. Makanan yang Dihindari, Dibatasi dan Diperbolehkan

Salah satu cara untuk mengurangi kadar gula darah dalam tubuh yaitu dengan makan
makanan sumber karbohidrat kompleks dan serat.

1. Karbohidrat kompleks (tepung-tepungan)


Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks diantaranya yaitu padi-padian
(jagung,beras,gandum), umbi-umbian (singkong,ubi jalar,kentang), dan sagu. Proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat komplels didalam tubuh berlangsung lebih lama
daripada karbohidrat sederhana,sehingga orang tidak segera lapar.
2. Serat
Kelompok ini banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan produk
sereal.terdapat dua jenis serat yaitu serat larut (pembentuk gel ) seperti ormon dan
guargum serta serat tidak larut seperti selulosa. Kedua serat ini banyak terdapat pada
sayuran, tempe,kacang-kacangan,dan buah.
Serat dalam jumlah cukup dapat menurunkan kecepatan ormone atau penyerapan
karbohidrat serta menurunkan kadar lipid ( lemak ) dalam serum,sehingga dapat menekan
kenaikan kadar gula darah setelah makan dan juga menekan kenaikan kadar kolesterol
dalam darah.
a. Bahan makanan yang dianjurkan lainnya yaitu :
a) Sumber protein rendah lemak
Yaitu ayam tanpa kulit , ikan , susu skim, yoghurt, tahu ,tempe ,dan kacang-
kacangan.
b) Buah
Pepaya,apel, pisang, kedondong, salak, semangka, pir, jeruk , belimbing, melon,
dan buah naga.
c) Sayuran
Sayuran dibagi menjadi dua golongan yaitu sayurqn golongan A dan sayuran
golongan B . Sayuran golongan A yaitu sayuran yang bebas
dikonsumsi,mengandung sedikit sekali ormon, protein, dan karbohidrat.
Contohnya gambas (oyong ), lobak , selada, jamur segar, mentimun, tomat, sawi,
taoge, kangkung, terong, kol, dan labu air. Sayuran golongan B yaitu sayuran
yang boleh dikonsumsi tapi dibatasi 100 gram setiap hari. Jenis sayuran ini
diantaranya buncis,daun melinjo, daun singkong, daun ormon, labu siam, pare,
jantung pisang, kacang kapri, jagung muda, nangka muda, wortel, kacang
panjang, bayam, daun beluntas,dan labu waluh.
b. Makanan yang harus dihindari yaitu
a) Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana seperti gula pasir, madu, sirup, cake, dan selai qkan
langsung diserap dan digunakan oleh tubuh sebagai ormon, sehinga cepat
menimbulkan rasa lapar. Gula pasir tidak mengandung zat gizi lain, hanya
karbohidrat. Konsumsi gula sederhana yang berlebih dapat mengurangi peluang
terpenuhinya zat gizi lainnya Dan dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
c. Makanan orm harus dikurangi atau dibatasi
a) Membatasi mongosumsi Lemak
Lemak dan minyak dalam makanan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
ormon, membantu penyerapan vitamin A,D,E,dan K, serta menambah lezatnya
makanan bagi penduduk perkotaan perlu diwaspadai karena cenderung berlebihan.
Mengurangi asupan lemak,terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko
diabetes. Contoh sumber lemak jenuh adalah makanan yang digoreng
,mentega,atau santan kental ,lemak hewani ,susu penuh (whole milk ) dan cream.

Anda mungkin juga menyukai