Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KRITIS

“POA PKMRS (PLAN OF ACTION PENYULUHAN KESEHATAN


MASYARAKAT RS) DENGAN PDM (PENYAKIT DIABETES
MELLITUS) DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA

Oleh :
Kelompok 3 / Kelas 7A
1. Irfa Khikmatul Khuluq (1130019001)
2. Alfina Maghfirah (1130019049)
3. Yashinta Elma Gustiyani (1130019097)
4. Mochammad Agung H W (1130019099)
5. Alfiya Nurhidayati (1130019107)

Fasilitator :
Nur Ainiyah, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
POA PKMRS (Plan Of Action Penyuluhan Kesehatan Masyarakat RS )
PDM (Penyakit Diabetes Mellitus)
Di RUMAH SAKIT PHC SURABAYA

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan Tempat Media dan Penanggung


Metode Jawab
1. Melakukan Setelah dilakukan penyuluhan Pasien/ Sabtu, 22 / 10 / 2022 Media: laptop, Irfa, Alfiya
penyuluhan pencegahan primer diharapkan keluarga Proyektor,
masyarakat dapat meningkatkan 08.00 – 08.30 WIB
pencegahan pasien Leaflet
primer PDM pemahaman mengenai PDM,
mengidentifikasi dan mengendalikan Metode:
faktor pencetus. Di RS PHC Surabaya Ceramah &
Tanya jawab
2. Melakukan Setelah dilakukan penyuluhan Masyarakat Sabtu, 22 / 10 / 2022 Media: laptop, Yashinta,
penyuluhan pencegahan sekunder diharapkan Desa Proyektor, Alfina
08.30 – 09.00 WIB
pencegahan dapat merencanakan pengobatan Leaflet
sekunder PDM jangka panjang bagi penderita PDM
Metode:
Di RS PHC Surabaya Ceramah &
Tanya jawab
3. Melakukan Setelah dilakukan penyuluhan Masyarakat Sabtu, 22 / 10 / 2022 Media: laptop, Agung
penyuluhan pencegahan tersier diharapkan dapat Desa Proyektor,
09.00 – 09.30 WIB
pencegahan mencegah kejadian kecacatan atau Leaflet
tersier PDM komplikasi pada penderita PDM
Metode:
Di RS PHC Surabaya Ceramah &
Tanya jawab
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik
Penyakit Diabetes Mellitus (PDM)
B. Sasaran
Sasaran di tujukan pada Masyarakat di Rumah Sakit PHC Surabaya
C. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan mengenai PDM, pasien dengan PDM di RS
PHC Surabaya dapat memahami tentang PDM dan Pencegahan Primer,
Sekunder, Tersier.
D. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan PDM, pasien di RS mampu:
1. Mengetahui definisi PDM
2. Mengetahui penyebab PDM
3. Mengetahui tanda dan gejala PDM
4. Mengetahui komplikasi PDM
5. Memgetahui penatalaksanaan PDM
6. Mengetahui Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier PDM
E. Garis Besar Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi:
1. Definisi PDM
2. Penyebab PDM
3. Tanda dan gejala PDM
4. Komplikasi PDM
5. Penatalaksanaan PDM
6. Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier PDM
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi /tanya jawab
G. Media dan Alat
1. Laptop
2. Proyektor
3. Poster
H. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2022
Pukul : 08.00 – 09.30 WIB
I. Alokasi Waktu
No Acara Kegiatan Waktu
1. Persiapan Mempersiapkan alat dan media 5 Menit
2. Pembukaan a. Memberikan salam 10 Menit
b. Memperkenalkan diri
c. Membina hubungan saling percaya
d. Menyampaikan kontrak waktu
e. Menyampaikan tujuan diadakan
penyuluhan
3. Inti Acara a. Menyampaikan Materi : 60 Menit
1) Definisi PDM
2) Penyebab PDM
3) Tanda dan gejala PDM
4) Komplikasi PDM
5) Penatalaksanaan PDM
6) Pencegahan Primer, Sekunder,
Tersier PDM
b. Diskusi dan Tanya Jawab 15 Menit

4. Penutupan a. Merangkum Materi 10 Menit


b. Mengajukan pertanyaan untuk
evaluasi
c. Memberikan feedback
d. Melakukan terminasi
e. Memberikan salam
J. Tempat
Rumah Sakit PHC Surabaya.
K. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2. Peserta ikut serta dalam kegiatan
B. Evaluasi Proses
1. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
2. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyaji
C. Evaluasi Hasil
1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian PDM
2. Keluarga mampu mengetahui penyebab, tanda dan gejala PDM
3. Keluarga mampu memahami mengenai PDM
MATERI PENYULUHAN
PDM (PENYAKIT DIABETES MELLITUS)

A. Pengertian PDM
Diabetes melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan
menurunnya hormon insulin yang diproduksi kelenjar pankreas. Penurunan
hormone ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh
tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh
akan meningkat. Gula meliputi polisakarida, oligosakarida, disakarida, dan
monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan
aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon
insulin tersebut. Karenanya, penderita diabetes melitus (diabetisi) biasanya
akan mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air
kecil, dan penglihatan menjadi kabur. Gejala lain akibat adanya kadar glukosa
yang terlalu tinggi akan terjadi ateroma sebagai penyebab awal penyakit
jantung koroner.
Diabetes mellitus merupakan gangguan proses metabolisme darah
yang berlangsung kronik ditandani dengan tingginya kadar gula darah yang
diakibatkan oleh gangguan pengeluaran insulin,resistensi insulin atau
keduanya . Pada dasarnya, diabetes ormone merupakan penyakit kelainan
metabolisme yang disebabkan kurangnya hormone insulin. Hormon insulin
dihasilkan oleh sekelompok sel beta pankreas dan sangat berperan dalam
metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Kadar glukosa darah yang tinggi dalam
bentuk diabetisi tidak bisa diserap semua dan tidak mengalami metabolisme
dalam sel. Akibatnya, penderita akan kekurangan energy sehingga penderita
mudah lelah dan berat badan terus menerus. Kadar glukosa yang berlebih
tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urine. Gula
bersifat menarik air dan selalu merasa kehausan.
B. Penyebab PDM
Etiologi menurut (Nurarif & Hardhi,2015) yaitu:
1. Diabetes mellitus tergantung insulin (DM TI) tipe 1
Diabetes yang tergantung pada insulin ditandai dengan
penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan oleh :
a) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi sesuatu presdiposisi atau kecenderungan genetic
kearah terjadinya diabetes tipe I. kecenderungan genetic ini
ditentukan pada individu yang memiliki tipe HLA (Human
Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen
yang bertanggung jawan atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya.
b) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing
c) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel ᵦ pancreas
sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus
atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
dapat menimbulkan detuksi sel ᵦ pancreas.
2. Diabetes mellitus tergantung insulin (DM TII)
Disebabkan oleh kegagalan telative beta dan resisten
insulin. Secara pasti menyebabkan dari DM tipe II ini belum
diketahui, faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam
proses terjadinya resisten insulin. Diabetes mellitus tak
tengantung insulin (DMTTI) penyakit mempunyai pola familiar
yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin
maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat
resistensi dari sel-sel sasaran terhadap insulin. Pada pasien
dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin
dengan reseptor hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya
jumlah tempat reseptor yang responsive insulin pada membrane
sel.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM
tipe II, diantaranya adalah :
a) Usia (meningkat > 65 tahun)
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
d) Kelompok etnik
Hasil pemeriksaan glukosa 2 jam pasca pembedahan dibagi
menjadi 3 yaitu :
a) < 140mg/dl (normal)
b) 140 < 200 mg/dl (toleransi glukosa terganggu)
c) >200 mg/dl (diabetes)
C. Tanda dan Gejala PDM
Tanda da gejala diabetes mellitus menurut smeltzer et al. (2013) dan
kowalak (2011), yaitu :
1) Poliura (air kencing keluar banyak) dan polydipsia ( rasa haus yang
berlebih) yang disebabkan karena osmolalitas serum yang tinggi
akibat kadar glukosa serum yang meningkat
2) Anoreksia dan polifagia ( rasa lapar yang berlebih) yang terjadi
karena glukosuria yang menyebabkan kalori negatif
3) Keletihan dan kelemahana yang disebebkan penggunaan glukosa
oleh sel membrane
4) Kulit kerung, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa
gatal pada kulit
5) Sakit kepala, mengantuk, dan gangguan pada aktivitas disebabkan
oleh kadar glukosa intrasel yang rendah
6) Kram pada otot, iritabilitas, serta emosi yang labil akibat
ketidakseimbangan elektrolit
7) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur yang disebabkan
karena pembengkakan akibat glukosa
8) Sensasi kesemutan atau kebas ditangan dan kaki yang disebabkan
kerusakan jaringan saraf
9) Mual,diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasu dan
ketidakseimbangn elektrolit serta neuropati otonom.
D. Komplikasi PDM
Komplikasi dari diabetes mellitus menurut smeltzer et al (2013) dan tanto
et al (2014) diklasifikasikan menjadi komplikasi akut dan komplikasi kronik.
Komplikasi akut terjadi karena intoleransi glukosa yang berlangsung dalam
jangka waktu pendek yang mencakup :
1) Hipoglikemia, Keadaan dimana glukosa dalam darah mengalami
penurunan dibawah 50 sampai 60 mg/dl dosertai dengan gejala pusing,
gemetar, lemas, pandangan kabur,keringat dingin, serta penurunan
kesadaran.
2) Ketoasidasis diabetes (KAD), Keadaan yang ditandai dengan asidosis
metabolic akibat pembentukan keton yang berlebihan
3) Sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik (SNHH), Suatu
keadaan koma dimana terjadi gangguan metabolisme yang
menyebabkan kadar glukosa dalam darah sangat tinggi, menyebabkan
dehidrasi hipertonik tanpa disertai ketosis serum
Komplikasi kronik menurut Smeltzer et al (2013) biasanya terjadi
pada psien yang menderita diabetes mellitus lebih dari 10-15 tahun
komplikasinya mencakup
1. Penyakit makrovaskular (pembuluh darah besar) : biasanya
penyakit ini memengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh darah
perifer, dan pembuluh darah otak.
2. Penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil) : biasanya penyakit
ini memengaruhi mata (retinopati) dan ginjal (nefropati) ; control
kadar gula darah untuk menunda atau mencegah komplikasi
mikrovaskular maupun makrovaskular
3. Penyakit neuropatik ; memengaruhi saraf motorik dan otonom yang
mengakibatkan beberapa masalah seperti impotensia dan ulkus
kaki.
E. Penatalaksanaan PDM
Penatalaksanaan pada pasien diabetes menurut perkeni (2015) dan
kowalak (2011) dibedakan menjadi 2 yaitu terapi farmakologis dan non
farmakoogis :
1. Terapi farmakologi
Pemberian terapi farmakologi harus diikuti dengan
pengaturan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Terapi
farmakologi terdiri dari obat oral dan obat suntikan, yaitu:
a) Obat antihiperglikemia oral
b) Kombinasi obat oral dan suntikan insulin
2. Terapi non farmakologi
a) Edukasi
b) Teraapi nutrisi medis
c) Latihan jasmani atau olahraga
F. Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier PDM
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ditujukan untuk kelompok beresiko yang dapat
dilakukan dengan penyuluhan tentang pola hidup sehat melalui program
penurunan berat badan untuk mencapai berat badan ideal, latihan jasmani,
dan hentikan kebiasaan merokok maupun intervensi farmakologis.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM. Pencegahan
sekunder meliputi pengendalian kadar glukosa dan faktor resiko penyulit,
melakukan deteksi dini adanya penyulit dan program penyuluhan yang
memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menjalani program pengobatan sehingga mencapai target terapi yang
diharapkan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok
penderita diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah
terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup.
Upaya rehabilitasi pada pasien dilakukan sedini mungkin, sebelum
kecacatan menetap. Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan
penyuluhan pada pasien dan keluarga. Materi penyuluhan termasuk upaya
rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang
optimal. Pencegahan tersier memerlukan pelayanan kesehatan
komprehensif dan terintegrasi antar disiplin yang terkait, terutama di
rumah sakit rujukan.
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak, J.P. 2018. Buku Ajar Patofisiologi/editor, Jennifer P.Kowalak, William


Welsh, Brenna Mayer ; alih bahasa,Andry Hartono ; Editor edisi Bahasa
Indonesia , Renata Komalasari, Anastasi Onny Tampubolon, Monica Ester.
Jakaerta; EGC.
Lufthiani, Evi Karota, Nunung Febriany Sitepu.2020.Panduan konseling
kesehatan dalam upaya pencegahan diabetes mellitus.Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Nurarif & Hardhi. 2019. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-Noc Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional. Yogyakarta: mediaction jogja.
Nusantara, Ana fitria & Sunanto & Achmad Kusyairi. 2019. Pengawasan Anak
Dengan Diabetes Mellitus Type 1 sebagai Pencegahan terhadap Kejadian
Komplikasi Ketoadidosis Diabetikum.Sulawesi Selatan:Yayasan Ahmar
Cendekia Indonesia.
Sutejo,A.Y. 2017. 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang.
Yogjakarta:Kaniasus.

Anda mungkin juga menyukai