Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS DAN


PENCEGAHAN LUKA DIABETES MELITUS

Untuk memenuhi salah satu tugas praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah di
Poli Interne Rumkit Tingkat II Dustira

Oleh:
Ners A

NERS A
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA
BARAT
CIMAHI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus (DM)

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Luka DM, dan Pencegahan Luka DM

Sasaran : Pasien dengan DM

Waktu : 45 menit

Tanggal : 12 Februari 2019

Tempat : Poliklinik Penyakit Dalam - RS. Dustira Cimahi

I. Tujuan Intruksional Umum ( T I U )

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dengan DM di poliklinik

penyakit dalan mampu memahami, perawatan luka DM dan penceghan luka

DM yang harus dilaksanakan oleh pasein ataupun keluarga.

II. Tujuan Intruksional Khusus ( T I K )

Setelah diberi penyuluhan selama 45 menit, diharapkan pasein dan

keluarga dapat :

1. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus (DM) dan pengertian luka

Diabetikum.

2. Menjelaskan penyebab dari Diabetes Melitus (DM) dan penyebab

terjadinya luka Diabetikum

3. Menjelaskan klasifikasi luka Dibetikum

1
4. Menjelaskan tujuan perawatan luka bagi penderita Diabetes Melitus (DM)

5. Menjelaskan cara-cara perawatan luka bagi penderita Diabetes Melitus

(DM)

6. Menjelaskan upaya pencegahan terjadinya luka pada psien Diabetes

Melitus (DM)

III. Materi Penyuluhan

1. Pengertian Diabetes Melitus (DM) dan pengertian luka Diabetikum.

2. Penyebab dari Diabetes Melitus (DM) dan penyebab terjadinya luka

Diabetikum

3. Klasifikasi luka Dibetikum

4. Tujuan perawatan luka bagi penderita Diabetes Melitus (DM)

5. Cara-cara perawatan luka bagi penderita Diabetes Melitus (DM)

6. Upaya pencegahan terjadinya luka pada psien Diabetes Melitus (DM)

IV. Kegiatan Pembelajaran

1. Metode : Ceramah dan diskusi

2. Langkah - langkah kegiatan :

a. Kegiatan Pra Pembelajaran

1) Mempersiapkan materi, media dan tempat

2) Kontrak waktu

b. Kegiatan membuka Pelajaran

1) Memberi salam

2) Perkenalan

3) Menyampaikan pokok bahasan

2
4) Menjelaskan tujuan

5) Apersepsi

c. Kegiatan Inti

1) Penyuluh menyampaikan materi

2) Sasaran menyimak materi

3) Sasaran mengajukan pertanyaan

4) Penyuluh menjawab pertanyaan

d. Penutup

1) Melakukan post test ( memberi pertanyaan lisan )

2) Menyimpulkan materi

3) Memberi salam

V. Media dan Sumber

Media : Leaflet dan demonstrasi

Sumber :

VI. Evaluasi

Prosedur : Post test

Jenis tes : Pertanyaan secara lisan

Butir – butir pertanyaan :

1. Jelaskan pengertian Diabetes Melitus (DM) dan pengertian luka

Diabetikum.

2. Jelaskan penyebab dari Diabetes Melitus (DM) dan penyebab terjadinya

luka Diabetikum

3. Jelaskan klasifikasi luka Dibetikum

3
4. Jelaskan tujuan perawatan luka bagi penderita Diabetes Melitus (DM)

5. Jelaskan cara-cara perawatan luka bagi penderita Diabetes Melitus (DM)

6. Jelaskan upaya pencegahan terjadinya luka pada psien Diabetes Melitus

(DM)

VII. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Waktu

1. Pembukaan Menjawab salam 5 Menit

 Memberi salam Memberi salam

 Memberi pertanyaan apersepsi Menyimak

 Menjelaskan tujuan penyuluhan

 Menyebutkan materi/pokok

bahasan yang akan disampaikan

2. Pelaksanaan Menyimak dan 25 Menit

Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan

secara berurutan dan teratur.

Materi :

 Perawatan Luka DM

 Pencegahan Luka DM

3. Evaluasi Memperhatikan 10 Menit

 Menyimpulkan inti penyuluhan dan Menjawa

 Menyampaikan secara singkat

materi penyuluhan

4
 Memberi kesempatan kepada

ibu-ibu untuk bertanya

 Memberi kesempatan kepada

ibu-ibu untuk menjawab

pertanyaan yang dilontarkan

4. Penutup : Menyimak, 5 Menit

 Menyimpulkan materi Mendengarkan,

penyuluhan yang telah Menjawab, Dan

disampaikan Menjawab salam

 Menyampaikan terima kasih atas

perhatian dan waktu yang telah di

berikan kepada peserta

 Mengucapkan salam

5
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian DM

Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia kronik yang

disertai dengan berbagai kelainan metabolik yang diakibatkan oleh gangguan

hormonal yang menimbulkan berbagai macam komplikasi kronik pada organ

mata, ginjal, saraf, pembuluh darah disertai lesi padda membran basalis

dalam dengan menggunakan pemeriksaan dalam mikroskop (Arief Mansjoer

dkk, 2005).

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam

darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan

insulin secara efektif.

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang

bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.

Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy

atau disimpan sebagai cadangan energi.

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang termasuk dalam

golongan hyperglikemia atau gula darah lebih dari normal (gula darah normal

= 80 – 120 mg/dl), oleh karenanya disebut juga penyakit gula, atau kencing

manis.

B. Penyebab DM

Factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat heterogen, akan tetapi

dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai peran utama dalam

mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2011).

6
Adapun faktor –factor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit

Diabetus Melitus antara lain :

1. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai

dengan terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.

2. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b, antara

lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan

karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih, obesitas dan

kehamilan.

3. Adanya gangguan system imunitas pada penderita/ gangguan system

imunologi

4. Adanya kelainan insulin

5. Pola hidup yang tidak sehat

C. Luka Pada Penderita DM

1. Definisi Ulkus Diabetik(diabetic ulcers)

Ulkus diabetik merupakan salah satu bentuk dari komplikasi kronik

penyakit diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang

dapat disertai adanya kematian jaringan setempat (Frykberb, 2002). Ulkus

diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit akibat adanya

penyumbatan pada pembuluh darah di tungkai dan neuropati perifer akibat

kadar gula darah yang tinggi sehingga klien sering tidak merasakan adanya

luka, luka terbuka dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh

bakteri aerob maupun anaerob (Waspadji, 2009). Ulkus kaki pada klien

7
diabetes mellitus yang telah berlanjut menjadi pembusukan memiliki

kemungkinan besar untuk diamputasi (situmorang, 2009).

2. Klasifikasi Ulkus diabetik

Luka diabetes biasa disebut ulkus diabetikum atau luka neuropati. Luka

diabetes adalah infeksi, ulkus atau kerusakan jaringan yang lebih dalam

yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada tungkai

(WHO, 2001). Kondisi ini merupakan komplikasi umum yang terjadi pada

klien yang menderita diabetes mellitus. Dua hal yang dapat menyebakan

luka diabetes yaitu adanya neuropati dan penyakit vaskuler (Robert, 2000).

Luka diabetes dengan gangren didefinisikan sebagai jaringan nekrosis atau

jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli pembuluh darah

besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi

sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang, perlukaan (digigit

serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses degenerative

(arteriosklorosis) atau gangguan metabolik (diabetes melitus).

(Maryunani,2013).Pasien diabetes memiliki kecendrungan tinggi untuk

mengalami ulkus kaki diabetik yang sulit sembuh dan risiko amputasi pada

tungkai bawah, keadaan ini memberi beban sosioekonomi baik bagi pasien

dan masyarakat.

3. Etiologi Menurut Suriadi (2007) dalam Purbianto (2007); Robert (2000)

penyebab dari luka diabetes antara lain:

a. Diabetik neuropati

8
Diabetik neuropati merupakan salah satu manifestasi dari diabetes

mellitus yang dapat menyebabkan terjadinya luka diabetes. Pada

kondisi ini sistem saraf yang terlibat adalah saraf sensori, motorik dan

otonom. Neuropati perifer pada penyakit diabetes meliitus dapat

menimbulkan kerusakan pada serabut motorik, sensoris dan

autonom.Kerusakan serabut motorik dapat menimbulkan kelemahan

otot, sensoris dan autonom. Kerusakan serabut motorik dapat

menimbulkan kelemahan otot, atrofi otot, deformitas (hammer toes,

claw toes, kontraktur tendon achilles) dan bersama dengan adanya

neuropati memudahkan terbentuknya kalus. Kerusakan serabut

sensoris yang terjadi akibat rusakanya serabut mielin mengakibatkan

penurunan sensasi nyeri sehingga memudahkan terjadinya ulkus kaki.

Kerusakan serabut autonom yang terjadi akibat denervasi simpatik

menimbulkan kulit kering (anhidrosis) dan terbentuknya fisura kulit

dan edema kaki. Kerusakan serabut motorik, sensoris dan autonom

memudahkan terjadinya artropati Charcot(Cahyono, 2007).

b. Pheripheral vascular diseases

Pada pheripheral vascular disease ini terjadi karena adanya

arteriosklerosis dan ateoklerosis. Pada arteriosklerosis terjadi

penurunan elastisitas dinding arteri sedangkan pada aterosklerosis

terjadi akumulasi “plaques” pada dinding arteri berupa; kolesterol,

lemak, sel-sel otot halus, monosit, pagosit dan kalsium. Faktor yang

9
mengkontribusi antara lain perokok, diabetes, hyperlipidemia dan

hipertensi.

c. Trauma

Penurunan sensasi nyeri pada kaki dapat menyebabkan tidak

disadarinya trauma akibat pemakaian alas kaki. Trauma yang kecil

atau trauma yang berulang, seperti pemakaian sepatu yang sempit

menyebabkan tekanan yang berkepanjangan dapat menyebabkan

ulserasi pada kaki.

d. Infeksi

Infeksi adalah keluhan yang sering terjadi pada pasien diabetes

mellitus, infeksi biasanya terdiri dari polimikroba. Hiperglikemia

merusak respon immunologi, hal ini menyebabkan leukosit gagal

melawan patogen yang masuk, selain itu iskemia menyebabkan

penurunan suplai darah yang menyebabkan antibiotik juga efektif

sampai pada luka

4. Penilaian ulkus kaki diabetik

Untuk mencegah amputasi kaki dan penyembuhan ulkus berkepanjangan,

maka perlu mengetahui akar penyebabnya. Untuk mendapatkan data ulkus

secara menyeluruh yang akan bermanfaat didalam perencanan pengobatan,

perlu dilakukan penilaian-penilaian ulkus meliputi : (Van Baal, 2004 ;

Khanolkar dkk., 2008).

a. Penilaian neuropati Riwayat tentang gejala-gejala neuropati,

pemeriksaan sensasi tekanan dengan Semmes-Weinstein

10
monofilament 10 g, pemeriksaan sensasi vibrasi dengan garpu tala

128 Hz.

b. Penilaian strukturIdentifikasi kelainan-kelainan struktur atau

deformitas seperti penonjolan tulang di plantar pedis : claw toes, flat

toe, hammer toe, callus, hallux rigidus, charcot foot.

c. Penilaian vaskuler Riwayat klaudikasio intermiten, perubahan tropi

kulit dan otot, pemeriksaan pulsasi arteri, ABI, Doppler arteri,

dilakukan secara sistematis. Iskemia berat atau kritis, apabila

ditemukan tanda infeksi, kaki teraba dingin, pucat, tidak ada pulsasi,

adanya nekrosis, tekanan darah ankle < 50 mmHg (Ankle Brachial

Index < 0,5), TcPO2 < 30mmHg, tekanan darah jari <

30mmHg.d.Penilaian ulkus Pemeriksaan ulkus harus dilakukan

secara cermat,teliti dan sistematis. Inspeksi harus bisa menjawab

pertanyaan, apakah ulkusnya superfisial atau dalam, apakah

mengenai tulang, sehingga bisa ditetapkan derajat ulkus secara

akurat.

5. Cara Perawatan Luka DM

Cara Perawatan Kaki pada Penderita Diabetus Melitus Seorang penderita

Diabetes Mellitus (DM) harus selalu memperhatikan dan menjaga

kebersihan kaki, melatihnya secara baik walaupun belum terjadi komplikasi.

Jika tidak dirawat, dikhawatirkan suatu saat kaki penderita akan mengalami

gangguan peredaran darah dan kerusakan syaraf yang menyebabkan

berkurangnya sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga penderita mudah

11
mengalami cedera tanpa ia sadari. Dengan kadar glukosa darah yang selalu

tinggi dan rasa sakit yang hampir tidak dirasakan, maka luka kecil yang

tidak mendapat perhatian akan cepat menjadi borok yang besar. Tanpa

pengobatan cukup dan istirahat total, borok di kaki bisa menjadi gangren

(busuk). Kadangkala kerusakan di kaki yang makin parah akan berakhir

pada amputasi.Masalah yang sering timbul pada kaki, antara lain kapalan,

mata ikan, melepuh, cantengan (kuku masuk ke dalam), kulit kaki retak, dan

luka akibat kutu air, kutil pada telapak kaki, radang ibu jari kaki (jari seperti

martil). Di bawah ini ada beberapa langkah dalam melakukan perawatan

kaki, antara lain sebagai berikut:

1. Area Pemeriksaan Kaki

a. Kuku jari: periksa adanya kuku tumbuh di bawah kulit (ingrown

nail), robekan atau retakan pada kuku

b. Kulit: periksa kulit di sela-sela jari (dari ujung hingga pangkal

jari),apakah ada kulit retak, melepuh, luka, atau perdarahan

c. Telapak kaki: Periksa kemungkinan adanya luka pada telapak kaki,

apakah terdapat kalus (kapalan), palantar warts, atau kulit telapak

kaki yang retak (fisura)

d. Kelembaban kulit: periksa kelembaban kulit dan cek kemungkinan

adanya kulit berkerak dan kekeringan kulit akibat luka

e. Bau: periksa kemungkinan adanya bau dari beberapa sumber pada

daerah kaki

2. Perawatan (mencuci dan membersihkan) kaki

12
a. Menyiapkan air hangat: uji air hangat dengan siku untuk mencegah

cedera

b. Cuci kaki dengan sabun yang lembut (sabun bayi atau sabun cair)

untuk menghindari cedera ketika menyabun.

c. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut. Keringkan sela-sela

jari kaki, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5.

d. Oleskan lotion pada semua permukaan kulit kaki untuk

menghindari kulit kering dan pecah pecah Jangan gunakan lotion

di sela-sela jari kaki. Karena akan meningkatkan kelembapan dan

akan menjadi media yang baik untuk berkembangnya

mikroorganisme (fungi).

3. Perawatan kuku kaki

a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari

pada waktu mandi dan berikan cream pelembab kuku.

b. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak

terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar

kuku tidak tajam. Jika ragu, Anda bisa meminta bantuan keluarga

atau dokter untuk memotong kuku Anda.

c. Hindarkan terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku

keras, sulit dipotong, rendam kaki dengan air hangat selama ± 5

menit.

Cara lain dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut :

1. Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.

13
2. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu

gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu dengan

bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau stocking

setiap hari.

3. Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit)

dan periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada

kerikil atau benda kecil lain didalam sepatu yang dapat melukai kaki.

4. Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau

mengompres kaki dengan panas, dan jangan gunakan botol panas atau

peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah

berkurang sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh.

5. Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.

6. Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk

menghilangkan mata ikan.

7. Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan

periksakan kedokter.

Hal yang Mendukung Keberhasilan Perawatan Kaki Diabetes beberapa hal

yang mendukung keberhasilan perawatan kaki DM adalah sebagai berikut :

1. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan.

Usahakan untuk dapat mencapai

2. dan mempertahankan berat badan normal atau bahkan berat badan

ideal. Jangan makan makanan dalam porsi yang berlebihan, dan

kurangi makan gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi

14
3. Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di

dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak). Olahraga

yang mendukung perawatan kaki diabetes misalnya adalah senam kaki

diabetes.

4. Monitor kadar gula darahPenderita diabetes perlu melakukan monitor

kadar gula darah secara rutin.

5. Monitor tekanan darah secara rutinSekitar 73 % orang dewasa dengan

diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi. Sekitar 73 %

orang dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita tekanan darah

tinggi.

D. Pencegahan munculnya luka pada penderita DM

Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada

penderita DM :

1. Hindari terlalu sering merendam kaki

2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik

3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau

menghilangkan kalus

4. Hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit

5. Hindari Rokok

Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik

1. Sirkulasi darah kaki kurang baik

15
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka

3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun

Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:

1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa

steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke

dokter

2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke

dokter.

3. Perawatan kaki Diabetik :

a. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung

/ sikat halus

b. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari

c. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna (

pucat,kemerahan ),bentuk (pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu

(dingin,lebih panas)

d. Bila kaki kering,olesi dengan lotion

e. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku

terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C )

selama 5 menit.

f. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol

16
g. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada

sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan

pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar

h. Lakukan senam kaki

i. Jangan biarkan luka sekcil apapun

Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :

1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih ½ inchi lebih

panjang dari kaki

2. Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi

3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut

4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan

Terkini. Jakarta : In Media

amayanti,S. (2015).Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta:Nuha

MedikaDepkes, RI. (2008).

Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik.Diunduh dari:

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/1359. Diakses 13 Mei 2016.

Mansjoer,Arif dkk (2006) kapita selekta kedokteran,Jakarta: FK UI

17
Farmosa, C &Lourdes,V. (2012). Influence Of Diabetes-Related Knowledge On Foot

Ulceration. Jurnal Of Diabetic Nursing. Vol 16 No 3

Hidayah, A. (2012). Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang resiko

terjadinya ulkus kaki diabetes di poli klinik penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pusat

H.Adam Malik Medan.(SKRIPSI).USU

Sudart,Bruner. (2004). Keperawatan medical bedah edisi 8 volume 2 jakarta:

EGC

Kompyan, R &Gusti,A. (2016). PODIATRI (Atlas Suku Awon) Perawatan Luka Akut

dan Kronik Diabetik Gangrene Menghindari Amputasi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Mohamed yosri. Penyakit kencing manis. http://us.geocities.com/mauzurahm.

Suryono,S, et al. Buku ajar ilmu penakit dalam. Edisi ketiga.jakarta : Balai

Penerbit FKUI; 2001

Tjokroprawiro, A. (2009). Diabetes melitus, Klasifikasi, Diagnosis dan

Terapi,Edisi tiga. Jakarta : Gramedia pustaka utama.

Darmono. (2007) Pola hidup sehat penderita diabetes melitus. Badan penerbit

Universitas Diponegoro Semarang.

Waspadji S. (2009). Kaki Diabetes. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid tiga edisi

IV. Jakarta: fKUI

Nurhayati,K.(2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ulkus Diabetikum

Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol 5 No.2

Roza,R, L., Afriant, R &Zulkarnain,E. (2015). Faktor Resiko Terjadinya ulkus

Diabetikum Pada Pasien Diabetes Mellitus Yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP

Dr.M.DJamil dan RSI Ibnu Sina Padang.Jurnal Kesehatan Andalas. No 4 Vol1

18

Anda mungkin juga menyukai