DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
1. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun
yang lebih dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam-diam atau “the
silent killer. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya berpotensi
diabetes, dan begitu mengetahui semuanya sudah terlambat karena sudah
komplikasi (Depkes RI, 2008). Salah satu jenis penyakit diabetes melitus
yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia adalah DM tipe 2 (85-
95%), yaitu penyakit DM yang disebabkan oleh terganggunya sekresi insulin
dan resistensi insulin (Sicree et.al., 2009).
Berdasarkan data dari World Health Organization tahun 2016 didapatkan
penderita Diabetes Melitus sebanyak 422.000.000 orang dewasa, dimana
90%-nya adalah Diabetes Melitus tipe 2, sehingga Diabetes Melitus telah
dikategorikan sebagai penyakit global karena terjadi peningkatan empat kali
lipat mulai tahun 1980 hingga tahun 2016 (WHO, 2016). Kejadian Diabetes
Melitus menjadi salah satu penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia
dengan presentase sebesar 6,7% setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung
coroner (12,9%) (KemenKes RI, 2016).
Hasil dari Diabetes Control and Complication Trial (DCCT)
menunjukkan bahwa pengendalian Diabetes Melitus yang baik dapat
mengurangi komplikasi kronik Diabetes Melitus antara 20–30%. Bila
diremehkan, komplikasi penyakit Diabetes Melitus dapat menyerang seluruh
anggota tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan gangguan fungsi,
kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, jantung, saraf dan pembuluh
darah lainnya (Putri & Isfandiari, 2013). Maka hal utama yang diperlukan
adalah pengendalian Diabetes Melitus dengan pedoman 4 pilar pengendalian
Diabetes Melitus, yang terdiri dari edukasi, pengaturan makan, olahraga,
kepatuhan pengobatan (PERKENI, 2011).
Salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam
penatalaksanaan DM tipe 2 adalah edukasi. Edukasi kepada pasien DM tipe 2
penting dilakukan sebagai langkah awal pengendalian DM tipe 2 (Wahid,
2016). Edukasi diberikan kepada pasien DM tipe 2 dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien sehingga pasien
memiliki perilaku preventif dalam gaya hidupnya untuk menghindari
komplikasi DM tipe 2 jangka panjang (Smeltzer & Bare, 2001 dalam Wahid
2016). Salah satu bentuk edukasi yang umum digunakan dan terbukti efektif
dalam memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 adalah
DSME atau Diabetes Self Management Education (McGowan, 2011:46).
Diabetes harus diobati karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang
memberatkan yang dapat berakibat fatal seperti penyakit jantung,
terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang
memerlukan amputasi, hingga impotensi (Mahendra et al, 2008 dalam
Rahmawati, 2016).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama 60 menit,di harapkan dapat
Meningkatkan pemahaman tentang Diabetes Melitus pada lansia.
b. Tujuan Khusus
Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
Menjelaskan komplikasi Diabetes Mellitus
Menjelaskan factor risiko Diabtes Mellitus
Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
Mengajarkan Senam Kaki Diabetes Mellitus
3. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Penyuluhan kesehatan tentang Diabetes
Melitus pada
lansia
b. Sasaran :
c. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
d. Media dan alat : Slide Powerpoint, Infocus, Laptop,
Leaflet, Microphone
e. Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal :-
Jam :-
f. Pengorganisasian :
Moderator :-
Leader :-
Co Leader :-
Fasilitator : Roma Dela Manik, Deya Oktarysa, Nadhira Hilwa,
Isra Marlina, Aldi Fernando
Dokumentasi :-
g. Setting Tempat :
LI
M L C
W W W W
W W W W W
W W W
D D
Keterangan :
LI : Layar Infocus
M : Moderator
L : Leader
Co : Co Leader
D : Dokumentasi
W : Warga Peserta Penyuluhan
h. Rencana Penyuluhan
No
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience
.
1. Pembukaan:
1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan.
3 Menit
3. Menjelaskan tujuan kegiatan. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
disampaikan.
2. Pelaksanaan:
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan.
Diabetes Mellitus 2. Memperhatikan.
2. Menjelaskan tanda dan gejala 3. Memperhatikan.
Diabetes Mellitus 4. Memperhatikan.
3. Menjelaskan komplikasi 5. Memperhatikan.
20 Menit Diabetes Mellitus 6. Memperhatikan.
4. Menjelaskan factor risiko
Diabtes Mellitus
5. Menjelaskan pencegahan
Diabetes Mellitus
6. Mengajarkan Senam Kaki
Diabetes Mellitus
3. Evaluasi: 1. Bertanya, berdiskusi dan
1. Memberikan kesempatan mendengarkan.
10 Menit audience untuk bertanya. 2. Menjawab.
2. Mengajukan beberapa
pertanyaan ke audience.
4. Terminasi: 1. Tersenyum.
1. Mengucapkan terimakasih atas 2. Membalas salam.
2 Menit
waktu yang telah diberikan.
2. Mengucapkan salam penutup.
5. Pemeriksaan Kadar Gula Darah 1. Antri dengan tertib
30 Menit
2. Antusias
4. Uraian Tugas
a. Moderator
- Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa
b. Leader
c. Co Leader
d. Fasilitator
e. Dokumentasi
5. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
c. Evaluasi Hasil
1. Pengertian
5. Komplikasi
a. Luka yang sukar sembuh
b. Impotensi
c. Kebutaan
d. Penyakit Jantung
e. Gangguan pada pembuluh darah otak
f. Terganggunya fungsi ginjal
6. Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi
insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang
berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta
melakukan pengontrolan menu makanan (diet).Pada penderita diabetes
mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan
pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam
darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan
mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.
Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak
mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
7. Pencegahan
8. Senam Kaki
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986)
1. Duduk tegak senyaman mungkin dengan kaki menyentuh lantai
1. Pengertian
a. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu-waktu atau kapan saja tanpa
melakukan persiapan puasa.
b. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan
pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah
b. Acuan tidakan medis
c. Pengobatan yang tepat
d. Pemilihan diit yang tepat
e. Pencegahan resiko hiperglikemi
3. Alat dan bahan:
a. Mesin gluco test
b. Strip stick GDS
c. Jarum / lancet GDS
d. Alkohol swab
e. Perlak dan pengalas
f. Darah vena
4. Prosedure Tindakan Pemeriksaan GDS / GDP / GD 2 jam PP:
a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
b. Lakukan kontrak / persetujuan dengan pasien.
c. Bawa alat ke dekat pasien.
d. Pasang sampiran atau jaga privasi pasien.
e. Letakkan perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk.
f. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah
bergambar darah pada layar.
g. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu: jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis.
h. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk.
i. Tusuk ujung jari pasien secara hati-hati.
j. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar,
pastikan darah keluar secukupnya.
k. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test ke darah pasien.
l. Setelah cukup tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada
layar.
m. Setelah hasil keluar catatlah pada lembar cetatan perawat / petugas
laboratorium.
5. Tahap Terminasi:
a. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
b. Berpamitan dengan pasien.