Anda di halaman 1dari 15

PRE PLANNING

PENYULUHAN KESEHATAN DIABETES MELITUS PADA LANSIA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN


KESEHATAN PROGRAM STUDI D- III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2021
PRE PLANNING
PENYULUHAN DIABETES MELITUS PADA LANSIA

1. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun
yang lebih dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam-diam atau “the
silent killer. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya berpotensi
diabetes, dan begitu mengetahui semuanya sudah terlambat karena sudah
komplikasi (Depkes RI, 2008). Salah satu jenis penyakit diabetes melitus
yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia adalah DM tipe 2 (85-
95%), yaitu penyakit DM yang disebabkan oleh terganggunya sekresi insulin
dan resistensi insulin (Sicree et.al., 2009).
Berdasarkan data dari World Health Organization tahun 2016 didapatkan
penderita Diabetes Melitus sebanyak 422.000.000 orang dewasa, dimana
90%-nya adalah Diabetes Melitus tipe 2, sehingga Diabetes Melitus telah
dikategorikan sebagai penyakit global karena terjadi peningkatan empat kali
lipat mulai tahun 1980 hingga tahun 2016 (WHO, 2016). Kejadian Diabetes
Melitus menjadi salah satu penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia
dengan presentase sebesar 6,7% setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung
coroner (12,9%) (KemenKes RI, 2016).
Hasil dari Diabetes Control and Complication Trial (DCCT)
menunjukkan bahwa pengendalian Diabetes Melitus yang baik dapat
mengurangi komplikasi kronik Diabetes Melitus antara 20–30%. Bila
diremehkan, komplikasi penyakit Diabetes Melitus dapat menyerang seluruh
anggota tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan gangguan fungsi,
kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, jantung, saraf dan pembuluh
darah lainnya (Putri & Isfandiari, 2013). Maka hal utama yang diperlukan
adalah pengendalian Diabetes Melitus dengan pedoman 4 pilar pengendalian
Diabetes Melitus, yang terdiri dari edukasi, pengaturan makan, olahraga,
kepatuhan pengobatan (PERKENI, 2011).
Salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam
penatalaksanaan DM tipe 2 adalah edukasi. Edukasi kepada pasien DM tipe 2
penting dilakukan sebagai langkah awal pengendalian DM tipe 2 (Wahid,
2016). Edukasi diberikan kepada pasien DM tipe 2 dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien sehingga pasien
memiliki perilaku preventif dalam gaya hidupnya untuk menghindari
komplikasi DM tipe 2 jangka panjang (Smeltzer & Bare, 2001 dalam Wahid
2016). Salah satu bentuk edukasi yang umum digunakan dan terbukti efektif
dalam memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 adalah
DSME atau Diabetes Self Management Education (McGowan, 2011:46).
Diabetes harus diobati karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang
memberatkan yang dapat berakibat fatal seperti penyakit jantung,
terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang
memerlukan amputasi, hingga impotensi (Mahendra et al, 2008 dalam
Rahmawati, 2016).

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama 60 menit,di harapkan dapat
Meningkatkan pemahaman tentang Diabetes Melitus pada lansia.

b. Tujuan Khusus
 Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
 Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
 Menjelaskan komplikasi Diabetes Mellitus
 Menjelaskan factor risiko Diabtes Mellitus
 Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
 Mengajarkan Senam Kaki Diabetes Mellitus
3. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Penyuluhan kesehatan tentang Diabetes
Melitus pada
lansia
b. Sasaran :
c. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
d. Media dan alat : Slide Powerpoint, Infocus, Laptop,
Leaflet, Microphone
e. Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal :-
Jam :-
f. Pengorganisasian :
Moderator :-
Leader :-
Co Leader :-
Fasilitator : Roma Dela Manik, Deya Oktarysa, Nadhira Hilwa,
Isra Marlina, Aldi Fernando
Dokumentasi :-
g. Setting Tempat :

LI

M L C

W W W W

W W W W W

W W W

D D
Keterangan :
LI : Layar Infocus
M : Moderator
L : Leader
Co : Co Leader
D : Dokumentasi
W : Warga Peserta Penyuluhan
h. Rencana Penyuluhan
No
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience
.
1. Pembukaan:
1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan.
3 Menit
3. Menjelaskan tujuan kegiatan. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
disampaikan.
2. Pelaksanaan:
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan.
Diabetes Mellitus 2. Memperhatikan.
2. Menjelaskan tanda dan gejala 3. Memperhatikan.
Diabetes Mellitus 4. Memperhatikan.
3. Menjelaskan komplikasi 5. Memperhatikan.
20 Menit Diabetes Mellitus 6. Memperhatikan.
4. Menjelaskan factor risiko
Diabtes Mellitus
5. Menjelaskan pencegahan
Diabetes Mellitus
6. Mengajarkan Senam Kaki
Diabetes Mellitus
3. Evaluasi: 1. Bertanya, berdiskusi dan
1. Memberikan kesempatan mendengarkan.
10 Menit audience untuk bertanya. 2. Menjawab.
2. Mengajukan beberapa
pertanyaan ke audience.
4. Terminasi: 1. Tersenyum.
1. Mengucapkan terimakasih atas 2. Membalas salam.
2 Menit
waktu yang telah diberikan.
2. Mengucapkan salam penutup.
5. Pemeriksaan Kadar Gula Darah 1. Antri dengan tertib
30 Menit
2. Antusias
4. Uraian Tugas

a. Moderator

- Membuka acara

- Memperkenalkan mahasiswa

- Menjelaskan tujuan dan topik yang akan di sampaikan

- Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi

- Mengatur jalannya diskusi

b. Leader

- Menyampaikan materi penyuluhan tentang Diabetes Melitus pada Lansia

c. Co Leader

- Membantu Leader saat presentasi

d. Fasilitator

- Memfasilitator pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

- Membuat absensi penyuluhan

- Mencatat Pertanyaan-pertanyaan peserta diskusi

e. Dokumentasi

- Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan

5. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

 50% ibu-ibu masyarakat menghadiri acara penyuluhan kesehatan


 Tempat, waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana
 Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Evaluasi Proses

 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan sesuai dengan yang di


rencanakan
 Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan dengan semangat

c. Evaluasi Hasil

Diharapkan peserta penyuluhan kesehatan mampu memahami tentang:

 Pengertian Diabetes Mellitus


 Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
 Komplikasi Diabetes Mellitus
 Factor risiko Diabtes Mellitus
 Pencegahan Diabetes Mellitus
 Senam Kaki Diabetes Mellitus dengan baik dan benar
MATERI
DIABETES MELITUS

1. Pengertian

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya (PERKENI, 2015). Handaya (2016) juga
mendefinisikan Diabetes Melitus sebagai penyakit kronis yang disebabkan oleh
tingginya kadar gula darah, yang disertai dengan adanya kelainan metabolik.
Normalnya, gula darah dikontrol oleh insulin, suatu hormon yang dihasilkan
oleh pankreas, yang memungkinkan sel untuk menyerap gula di dalam darah.
Akan tetapi, pada diabetes terjadi defisiensi insulin yang disebabkan oleh
kurangnya sekresi insulin dan hambatan kerja insulin pada reseptornya.
Pada Diabetes Melitus tipe II, pankreas masih dapat membuat insulin,
tetapi kualitas insulin yang dihasilkan buruk dan tidak dapat berfungsi dengan
baik sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel yang dapat
menyebabkan glukosa dalam darah meningkat (Tandra, 2013). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Diabetes Melitus merupakan suatu keadaan yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan disebabkan oleh
adanya resistensi insulin, gangguan sekresi insulin, atau kedua-duanya.
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya
jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis
yang disebabkan oleh infeksi. (Askandar, 2001).
Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-
hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah
sedang atau besar di tungkai. (Askandar, 2001).

2. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah,
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL
dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose),
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita (PERKENI, 2015) :
a. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
b. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
c. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
d. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
e. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
f. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
g. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
h. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
i. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
j. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan


seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing
manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu
atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes
mellitus tipe 1.

Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka


tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak
mengetahui telah menderita kencing manis.

3. Yang Beresiko terhadap Diabetes Mellitus


a. Riwayat keluarga DM
b. Kegemukan
c. Kurang gerak (berolah raga)
d. Hipertensi

4. Kadar Gula Dalam Darah


Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL
{millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l
{milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18
mg/dl.
Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah
makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang
dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh
diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana
seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah
puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula
darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl.
Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu)
dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level
antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.
Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat
dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-
Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita
yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu
untuk membelinya.

Cara mengukur Gula Darah agar stabil :


a. Perencanaan makan yang baik (batasi gula, lemak, dan konsumsi sayur)
b. Latihan jasmani
c. Uji kadar gula darah secara berkala
d. Minum obat dengan teratur
e. Kontrol berat badan, tekanan darah & kadar kolesterol darah

5. Komplikasi
a. Luka yang sukar sembuh
b. Impotensi
c. Kebutaan
d. Penyakit Jantung
e. Gangguan pada pembuluh darah otak
f. Terganggunya fungsi ginjal
6. Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi
insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang
berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta
melakukan pengontrolan menu makanan (diet).Pada penderita diabetes
mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan
pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam
darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan
mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.
Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak
mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

7. Pencegahan

a. Makanan 4 sehat 5 sempurna


b. Rajin berolah raga
c. Kurangi stress
d. Tidak merokok
e. Cukup tidur
f. Tidak mengkonsumsi alcohol
g. Kurangi konsumsi gula

8. Senam Kaki

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986)
1. Duduk tegak senyaman mungkin dengan kaki menyentuh lantai

2. Angkat jari-jari kaki ke atas dan ke bawah 2x8

3. Angkat telapak kaki ke atas dan ke bawah 2x8

4. Angkat tumit ke atas dan ke bawah 2x8

5. Angkat telapak kaki dengan memutarnya ke kanan 360˚ sebanyak 8 kali

6. Sobek kertas yang telah disedikan menggunakan jari-jari kaki


Standart Prosedur Operasional
Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Sumber : Ghofar, 2012:281

1. Pengertian
a. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu-waktu atau kapan saja tanpa
melakukan persiapan puasa.
b. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan
pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah
b. Acuan tidakan medis
c. Pengobatan yang tepat
d. Pemilihan diit yang tepat
e. Pencegahan resiko hiperglikemi
3. Alat dan bahan:
a. Mesin gluco test
b. Strip stick GDS
c. Jarum / lancet GDS
d. Alkohol swab
e. Perlak dan pengalas
f. Darah vena
4. Prosedure Tindakan Pemeriksaan GDS / GDP / GD 2 jam PP:
a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
b. Lakukan kontrak / persetujuan dengan pasien. 
c. Bawa alat ke dekat pasien.
d. Pasang sampiran atau jaga privasi pasien.
e. Letakkan perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk.
f. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah
bergambar darah pada layar.
g. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu: jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis.
h. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk.
i. Tusuk ujung jari pasien secara hati-hati.
j. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar,
pastikan darah keluar secukupnya.
k. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test ke darah pasien.
l. Setelah cukup tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada
layar.
m. Setelah hasil keluar catatlah pada lembar cetatan perawat / petugas
laboratorium.
5. Tahap Terminasi:
a. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
b. Berpamitan dengan pasien.

Dokumentasikan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai