Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Praktik Klinik Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing Ns. Margiyati, M. Kep

Disusun Oleh :

MAHENDRA PIPIT PUSPITASARI

20101440119065

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO


2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS

Pokok Bahasa : Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasa:

1) Pengertian Diabetes Melitus

2) Penyebab Diabetes Melitus

3) Tanda dan Gejala dari Penyakit Diabetes Melitus

4) Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus

5) Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus

Sarana : Keluarga Yang Terpapar DM


Tempat : Rumah Ny. S di Desa Jedung
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Desember 2021
Waktu : 30 menit

I. TUJUAN

1. Tujuan Istruksional Umum:

Setelah di lakukan edukasi pada Ny. S di harapkan dapat mengerti dan memahami
terkait penyakit Diabetes Melitus
2. Tujuan Istruksional Khusus:

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapakan sarana dapat :

1) Pengertian Diabetes Melitus

2) Penyebab Diabetes Melitus


3) Tanda dan Gejala dari Penyakit Diabetes Melitus

4) Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus

5) Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus

II. SASARAN

Ny. S penderita Diabetes Melitus

III. MATERI

1. Pengertian Diabetes Melitus

2. Penyebab Diabetes Melitus

3. Tanda dan Gejala dari Penyakit Diabetes Melitus

4. Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus

5. Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus

IV. METODE

Ceramah dan diskusi

V. MEDIA

Leaflet dan flipchart

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 2 menit 1. Pembukaan :
Menjawab salam.
1) Mengucapakan salam

2) Memperkenalkan diri
Mendengarkan.
3) Menjelaskan tujuan dari kegiatan Memperhatikan.
penyuluhan
2. Menyebutkan materi yang akan disampaikan. Memperhatikan.
2. 15 menit Pelaksanaan :
a. Pengertian Diabetes Melitus Memperhatikan
b. Penyebab Diabetes Melitus Memperhatikan
c. Tanda dan Gejala dari Penyakit Diabetes Melitus Memperhatikan
d. Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus Memperhatikan
e. Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Diabetes Memperhatikan
Melitus
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada klien tentang materi yang telah Menjawab pertanyaan
disampaikan.

4. 3 menit Terminasi:
1. Mengucapakan terimaksih atas waktu yang Mendengarkan dan
diluangkan, perhatian serta peran aktif klien membalas ucapan
selama mengikuti kegiatan penyuluhan terimakasih.
2. Salam penutup Menjawab salam.

VII.SETING TEMPAT

Pasien

VIII. PENGORGANISASIAN

Moderator dan Penyaji : Mahendra Pipit Puspitasari

IX. EVALUASI

1. Evalusi Struktur :

 Klien ikut dalam kegitan penyuluhan

 Kesiapan materi penyaji

 Tempat penyuluhan
2. Evaluasi Proses:

 Moderator, penyuluh, observer, fasilitator dan peserta mampu menjalankan


fungsi dan perannya dengan baik

 Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan dengan kriteria: tidak


berbicara dengan peserta lainnya, menyimak penyaji dalam menyampaikan
materi, peserta aktif dalam diskusi dengan bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diajukan penyaji.

 Peserta mendengarkan penjelasan yang disampaikan penyaji dan bertanya


tentang hal-hal yang belum dimengerti.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji.

X. DAFTAR PUSTAKA
Avigusta Pramuditya, R. O. N. A. N. D. (2020). Studi Literatur Asuhan
Keperawatan Pada Dewasa Penderita Dm Tipe 2 Dengan Masalah Keperawatan
Defisien Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Raharjo, M. (2018). Asuhan Keperawatan Ny. N Dengan Diabetes Melitus Di Ruang
Kirana Rumah Sakit Tk. Iii Dr. Soetarto Yogyakarta (Doctoral Dissertation, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta).
Mertajaya, I., Leniwita, H., & Ronny, R. (2019). Modul Praktikum Laboratorium Ilmu
Biomedik Dasar.
Utomo, D. W., & Suprapto, N. H. (2017). Pemodelan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
Pada Sistem Endokrin Manusia Dengan Metode Dempster-Shafer. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer E-Issn, 2548, 964x.
Muthia Varena, M. V. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny Z Dengan Diabetes
Melitus Di Ruang Rawat Inap Ambun Suri Lantai 3 Rsam Bukittinggi Tahun
2019 (Doctoral Dissertation, Stikes Perintis Padang).
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya


hiperglikemia yang dikarenakan organ pankreas tidak mampu memproduksi insulin
atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas yang di
temukan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ada pada penderita
penyakit diabetes melitus dikarenakan aktivitas insulin pada target sel kurang
(Kerner and Bruckel, 2014).

2. Penyebab Diabetes Melitus

Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat heterogen, akan
tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai peran utama dalam
mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2011). Adapun faktor – factor lain sebagai
kemungkinan etiologi penyakit Diabetus Melitus antara lain :
a. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai dengan
terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.
b. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b, antara lain agen
yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat serta
gula yang diproses secara berlebih, obesitas dan kehamilan.
c. Adanya gangguan system imunitas pada penderita / gangguan system imunologi
d. Adanya kelainan insulin
e. Pola hidup yang tidak sehat

3. Tanda dan Gejala dari Penyakit Diabetes Melitus

Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM, yaitu:

a. Gejala awal pada penderita DM adalah

1) Poliuria (peningkatan volume urine)

2) Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehisrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat
pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH (antidiuretic
hormone) dan menimbulkan rasa haus.

3) Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air kemih,
penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini
penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa.

4) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian
besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
b. Gejala lain yang muncul
1) Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,
gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
kronik.
2) Kelainan kulit gatal-gatal, bisul. Gatal biasanya terjadi di daerah ginjal,
lipatan kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara, biasanya akibat
tumbuhnya jamur.
3) Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur
terutama candida.
4) Kesemutan rasa baal akibat neuropati. Regenerasi sel mengalami gangguan
akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein.
Akibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian perifer.
5) Kelemahan tubuh
6) Penurunan energi metabolik/penurunan BB yang dilakukan oleh sel melalui
proses glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal.
7) Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan bahan
dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan protein banyak
diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang diperlukan
untuk penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.
8) Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas
menurun karena kerusakan hormon testosteron.
9) Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada
lensa oleh hiperglikemia

4. Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus

Menurut Sujono & Sukarmin (2008), komplikasi DM dibagi dalam 2 kategori


mayor, yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi vaskular jangka panjang :

1. Komplikasi Metabolik Akut

a. Hyperglikemia

Hiperglikemi didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi


pada rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah. Hiperglikemia
mengakibatkan pertumbuhan berbagai mikroorganisme dengan cepat seperti
jamur dan bakteri. Karena mikroorganisme tersebut sangat cocok dengan
daerah yang kaya glukosa. Setiap kali timbul peradangan maka akan terjadi
mekanisme peningkatan darah pada jaringan yang cidera. Kondisi itulah yang
membuat mikroorganisme mendapat peningkatan pasokan nutrisi. Kondisi ini
akan mengakibatkan penderita DM mudah mengalami infeksi oleh bakteri
dan jamur.

Yang tergolong komplikasi metabolisme akut hyperglikemia, yaitu :


1) Ketoasidosis Diabetik (DKA)
Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi
dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan
peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda
keton.
2) Hiperglikemia, hiperosmolar, koma nonketotik (HHNK)
Sering terjadi pada penderita yang lebih tua. Bukan karena defisiensi
insulin absolut, namun relatif, hiperglikemia muncul tanpa ketosis.
Hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum > 600 mg/dl.
Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas, diuresis osmotik dan
dehidrasi berat.
3) Hipoglikemia (reaksi insulin, syok insulin)
Terutama komplikasi terapi insulin. Penderita DM mungkin suatu saat
menerima insulin yang jumlahnya lebih banyak daripada yang
dibutuhkan untuk mempertahankan kadar glukosa normal yang
mengakibatkan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia adalah keadaan
dimana kadar gula darah turun dibawah 50-60 mg/dl (2,7-3,3 mmol/L).
2. Komplikasi Kronik Jangka Panjang
a) Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler
dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerolus ginjal (nefropati
diabetik) dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik).
b) Makroangiopati, mempunyai gambaran histopatologis berupa
aterosklerosis. Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh
insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab jenis penyakit vaskular.
Gangguan dapat berupa penimbunan sorbitol dalam intima vaskular,
hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah

5. Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus

Penatalaksanaan Keperawatan

Menurut PERKENI 2015 komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu :


a. Diet
Syarat diet :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita

Prinsip diet DM yaitu :

1) Jumlah sesuai kebutuhan


2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan/tidak

Dalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3 J


yaitu :

1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis,jangan dikurangi atau ditambah


2) Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari

Penentuan jumlah kalori diet DM harus disesuaikan oleh status gizi


penderita,penetuan gizi dilaksankan dengan menghitung percentage of relative
body weight ( BPR = berat badan normal) dengan rumus:

BPR = BB(kg) X 100%

TB(cm) -100

Keterangan :

1) Kurus (underweight) : BPR110%


2) Normal (ideal) : BPR 90%-110%
3) Gemuk (overweight) : BPR > 110%
4) Obesitas apabila : BPR> 120%
a) Obesitas ringan : BPR 120% -130%
b) Obesitas sedang : BPR 130% - 140%
c) Obesitas berat : BPR 140 – 200%
d) Morbid : BPR > 200%
b. Olahraga
Beberapa kegunaan olahraga teratur setiap hari bagi penderita DM adalah:
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan
kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensivitas insulin dengan reseptornya
2) Mencegah kegemukan bila ditambah olahraga pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menanbah suplai oksigen
4) Meningkatkan kadar kolestrol – high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
6) Menurunkan kolesterol(total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Edukasi/penyuluhan
Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes dan pencegahannya.
Misalnya mendengarkan pesan dokter, bertanya pada dokter, mencari artikel
mengenai diabetes
d. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
(edukasi,pengaturan makan,aktivitas fisik) belum berhasil, bearti harus diberikan
obat obatan
e. Pementauan gula darah
Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin ,bertujuan untuk
mengevaluasi pemberian obat pada diabetes. Jika dengan melakukan lima pilar
diatas mencapai target,tidak akan terjadi komplikasi.
f. Melakukan perawatan luka
g. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vital
h. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
i. Mengelola pemberian obat sesuai program

Anda mungkin juga menyukai