Anda di halaman 1dari 21

MAHENDRA PIPIT PUSPITASARI

20101440119065 – II B

ARTIKEL ICU COVID 19

1. Definisi
a. Devinisi covid
Penyakit virus corona (corona virus disease/COVID) adalah jenis baru dari
corona virus yang dapat menular ke manusia. Virus ini dapat menyerang siapa saja
dan bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernafasan, infeksi paru-paru
berat, hingga dapat menyebabkan kematian (Syarifuddin Yusuf,2021).
COVID adalah penyakit yang ditimbulkan oleh jenis virus baru bernama Sars-
Cov-2. Virus ini dapat menular antar manusia melalui kontak fisik dekat dan droplet
(percikan air saat bersin atau batuk) (Riana DKK,2020).
b. Definisi Ruang ICU
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan
yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia (Kemenkes, 2010). ICU
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan
tersebut (Kemenkes, 2010).

2. Jenis Pelayanan yang diberikan


1) Pelayanan Resusitasi jantung paru
2) Pelayanan pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaan
ventilator sederhana
3) Pelayanan terapi oksigen
4) Pelayanan pemantauan EKG, pulse oksimetri yang terus menerus
5) Pelayanan pemberian nutrisi enternal dan parenteral
6) Pelayanan tunjangan transportasi pasien gawat dengan oksigenasi dan monito
hemodiamik
7) Pelayanan fisioterapi dada

3. Standar Manajemen diruangan


Perawatan intensif care unit merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu
untuk dikembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien dengan
penyakit berat yang potensial reversible, memberikan asuhan pada pasien yang
memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan
diruang perawatan umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial
atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang
dapat dihindari pula pasien-pasien dengan penyakit kritis. (Adam & Osbone, 1997)

1) Ruang isolasi harus terpisah dengan bangunan utama


2) Kelengkapan alat monitoring : sistem alarm untuk tekanan ruangan agar kondsi
tekanan negatif ruangan tetap termonitor. Monitor diletakan di koridor luar anteroom
3) AC temperature 24ºC untuk 1 ruangan perawatan isolasi termasuk airlock adalah6-8
hp dengan flow rate udara sekitar 850 CFM (1445 CMH) dengan kelembapan relative
60%
4) Semua ruangan dibangun harus dapat meminimalkan kebocoran udara (leakage area)
dan mendukung tekanan udara sesuai peruntukannya
5) Filter HEPA yang mempunyai efisiensi uji DOP 99,97% harus digunakan pada sistem
pasokan udara yang melayani ruang
6) Semua filter harus dipasang dengan tepat untuk mencegah kebocoran antar segmen
filter dan antara dudukan filter dan rangka pendukungnya. Kebocoran kecil
memungkinkan udara terkontaminasi melalui filter menghancurkan kegunaan filter
sebagai pembersih udara terbaik
7) Sebuah manometer harus dipasang dalam sistem filter untuk mengukur ppenurunan
tekanan di setiap kelompok filter

4. Standar Sumber Daya Manusia yang Bertugas di Ruang ICU Covid


Sumber daya manusia yang bertugas di ruang ICU COVID adalah orang-orang yang
mempunyai banyak pengalaman, cekatan, mampu memberikan tindakan secara cepat dan
tepat, mempunyai badan yang sehat dan lolos tes seleksi. Spesialis utama dalam
menghadapi COVID-19 adalah ; Sp paru, Sp penyakit dalam, Sp lain terkait komorbid,
Sp anastesi – intensivits (KIC), Sp anastesi – non intensivist.

 Akan terjadi kekurangan tenaga kerja potensial ICU tenaga medis non ICU,
perawat dan staf kesehatan harus membantu dalam perawatan pasien perawatan
intensif
 Proses ini harus tetap berlangsung dalam koordinasi jalur perawatan yang sesuai
standard perawatan pasien kritis, yaitu di bawah pengawasan staf intensivis yang
terlatih dan menggunakan model perawatan berbasis tim.
 Menggerakkan masyarakat untuk mendukung keluarga pekerja kesehatan sehingga
mereka dapat terus bekerja dengan tenang atau memberikan jaminan bahwa keluarga
mendapat perhatian apabila terjadi sesuatu pada petugas medis.
 Mempersiapkan tenaga kesehatan yang bekerja di ICU isolasi dengan
mempertimbangkan persyaratan khusus pandemi, misalnya
 pemberian kompensasi karena tambahan beban kerja,
 hak untuk mendapat hari istirahat tambahan
 membekali pengetahuan tatacara memakai dan melepas alat pelindung diri (APD),
 menugaskan staf untuk tugas-tugas nonklinis yang penting namun tidak
memerlukan keahlian medis, seperti memantau dan mengawasi pelanggaran
prosedur pengendalian infeksi
 Mendayagunakan semua sumber daya yang tersedia untuk mengoptimalkan kapasitas
tenaga kerja, misal dengan mengidentifikasi dan mempekerjakan kembali tenaga
keperawatan, tenaga medis, tenaga kesehatan dan staf yang memiliki kualifikasi yang
dibutuhkan
Dalam situasi normal SDM dan fasilitas berbanding lurus dengan pasien artinya Sumber
Daya Manusia dan Fasilitas di Ruang ICU dapat mencukupi pada pasien di Ruang ICU.
Sedangkan dalam situasi pandemi SDM dan Fasilitas lebih kecil dari pasien artinya
karena bertambahnya pasien Covid di Ruang ICU menyebabkan SDM dan fasilitas tidak
dapat memadai untuk menangani pasien Covid.

Ketersediaan SDM di ICU :


Masalah
1. Rasio kurang
2. Sebaran tidak baik
3. Setiap center pendidikan sudah menjadi Red Zone

Solusi / rekomendasi

1. Memberdayakan residen
2. Memberdayakan dokter umum
3. Memberdayakan IT
4. Menggunakan prosedur command system dimana satu KIC sebagai coordinator untuk
wilayah tertentu, dengan command system berjenjang dari area, wilayah, regional dan
nasional.

5. Standar peralatan di Ruang ICU Covid


RUANG :
1. Kamar Isolasi
2. Ruang Obat

FASILITAS PERALATAN ICU

1. Ventilator

2. Alat Hisap Lendir


3. Peralatan akses vaskuler

4. Alat Monitor Vena Sentral

5. Alat Monitor Tekanan Darah, ECG, Saturasi Oksigen

6. Suhu/ Termometer
7. Defibrilator

8. Alat pengatur Suhu Pasien

9. Peralatan Drain Toraks

10. Pompa Infus


11. Pompa Syring

12. Alat portabel untuk transportasi

13. Tempat Tidur Khusus


14. Lampu Untuk Tindakan

ALAT KEPERAWATAN DI RUANG ICU

1. Kasur Degubitus

2. Kasur

3. Sentral Monitor
4. Alat Ukur Kelembaban Udara di ruangan

5. Troly emergency

6. Jackson roes

7. Standar infus
8. Suction portable

9. Set Luka

10. Breathing sircuit re use (adult)


11. Breathing sircuit re use (infant)

12. Bag Valve Mask dewasa

13. Bag Valve Mask anak

14. Laringoscope
15. Troly tindakan

16. Stetoscope dewasa

17. Stetoscope anak


18. Pen light

19. Tensimeter Portable

20. Suction central

21. Blood Warmer


22. Nebuleiser mobile

23. EKG 12 lead

24. Tabung Okesigen kecil

25. Y connector
26. Meja cabinet

PERALATAN KESELAMATAN

1. Goggles

2. Apron plastik

3. Hazmat suit
4. Headcap

5. Face shield

6. Sepatu boot

7. Masker
8. Sarung tangan

6. Kriteria masuk dan keluar pasien di Ruang ICU Covid


a. Kriteria pasien masuk
Kriteria prioritas pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut:
1) Pasien prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi,
seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain,
infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan
kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat,
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi
pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
2) Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat
berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan
intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini
antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut
dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien
prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
3) Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian
atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada
golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan
metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas,
atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit
akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi
kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan
intubasi atau resusitasi jantung paru.
4) Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Rawat
Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan
catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa
dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan
untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian
antara lain:
1. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup
yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak
menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”.
Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan
canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
2. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasienpasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya
untuk kepentingan donor organ.
b. Kriteria pasien keluar
Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang ICU dan tim
yang merawat pasien.
1. Kriteria Umum
a. Bila kondisi fisiologis pasien stabil dan kebutuhan monitor dan perawatan
ICU sudah tidak diperlukan lagi
b. Bila kondisi fisiologis pasien memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi
aktif, layak untuk keluar dari ICU dan mendapatkan tingkat perawatan lebih
rendah.
2. Tanda vital
a. Nadi > 60 atau < 100 kali/menit
b. Mean arterial pressure > 65 mmHg
c. Tekanan darah diastolik < 110 mmHg
d. Frekuensi napas 8 - 30 kali/menit
e. Diuresis > 0,5 ml/kgBB/jam
f. SpO2 > 93% dengan nasal kanul
g. Pasien sadar / tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube
3. Nilai laboratorium
a. Natrium serum 125 - 150 mEq/L
b. Kalium serum 3 - 5,5 mEq/L
c. PaO2 > 60 mmHg
d. pH 7,3 - 7.5
e. Glukosa serum 80 - 180 mg/dl
f. Kalsium serum 2 - 2,5 mmol/L
g. Laktat plasma perbaikan (kurang dari 2)

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syarifuddin. 2021. Optimisme Menghadapi Tantangan Pandemi Covid-19. Pekalongan:


Penerbit NEM.

dr. Andi Saguni. 2020. Lesson learnt : mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
tempat karantina COVID-19/PIE di p.galang. Jakarta: KEMENKES RI

Marzuki, I., Bachtiar, E., Zuhriyatun, F., Purba, A. M. V., Kurniasih, H., Purba, D. H., ... &
Airlangga, E. (2021). COVID-19: Seribu Satu Wajah. Yayasan Kita Menulis.
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/5.%20Standar%20Pelayanan%20ICU%20(2).pdf
(diakses pada Sabtu, 26 Juni 2021 pukul 10.00 WIB)

https://ppid.sumbarprov.go.id/images/2019/04/file/Panduan_Kriteria_Pasien_Masuk_dan_Keluar
_ICU_dan_HCU.pdf (diakses pada Sabtu, 26 Juni 2021 pukul 13.00 WIB)

https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/06/materi_drbambangps_kars120620.pdf (diakses
pada Minggu, 27 Juni 2021 pukul 11.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai