Anda di halaman 1dari 19

MAHENDRA PIPIT PUSPITASARI

20101440119065 – 34
KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS IBU HAMIL

A. Konsep Ibu Hamil


Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
menjadi janin sampai kelahiran.
Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari pertama
haid terakhir. Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai fetus yang aterm.

B. Tanda dan Gejala Kehamilan


1) Bukti Subjektif (presumtif)
a. Amenore
Bagi wanita normal yang mengalami menstruasi teratur, amenore merupakan salah
satu bukti dini kehamilan, terutama bila gejala-gejala lainnya juga terjadi.
b. Perubahan payudara
Nyeri, nyeri tekan, terasa berat, dan pembesaran adalah gejala awal perubahan
payudara. Kemudian terjadi pigmentasi, perubahan putting, sekresi kolostrum, dan
pembesaran vena.
c. Mual dan muntah
Banyak wanita mengalami derajat yang bervariasi mulai dari mual,pening, dan
muntah. Hal ini disebut morning sickness karena gejalagejala lebih sering terjadi
setelah sarapan pagi. Diyakini bahwa morning sickness adalah respons awal tubuh
terhadap tigginya kadar progesteron.
d. Frekuensi berkemih
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meninmgkatkan sensitivitas jaringan.
Tekanan karena pembesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf untuk
berkemih selama kehamilan.
e. Leukorea (keputihan)
Peningkatan sekresi vaginal disebabkan oleh efek peningkatan suplai darah ke
pelvik terjadi amat dini pada kehamilan.
f. Tanda Chadwick’s (bercak keunguan pada vagina)
Perubahan awal yang terlihat pada warna mukosa vagina yang menjadi ungu
kebiruan karena meningkatnya suplai darah.
2) Bukti objektif (probabilitas)
a. Pertumbuhan dan perubahan uterus
Tanda Hegar’s adalah melunaknya segmen bawah uterus. Tanda Goodell’s adalah
melunaknya serviks. Tanda-tanda ini adalah probabilitas tetapi bukan buksti
kehamilan absolut.
b. Perubahan abdomen
Karena uterus membesarsehingga dinding abdomen harus terdorong keluar untuk
menampung penambahan ukuran uterus ke dalam rongga abdomen. Selain itu pada
abdomen juga akan terdapat striae gravidarum dan pigmentasi.
c. Pemeriksaan laboratorium
Semua pemeriksaan kehamilan tergantung dengan ada atau tidaknya human
Chorionic gonandotropin ( hCG) dalam urin. Hormon tersebut dihasilkan perta,ma
kali oleh tropoblas ketika ovum yang dibuahi terbenam dalam endometrium. Jenis
pemeriksaan kehamilan adalah bioassay, radioreseptor, immunoassay, dan antibodi
monoklonal.
3) Bukti Positif (absolute)
a. Mendengar detak jantung janin (DJJ) dan desiran funik
b. Merasakan bagian-bagian janin
c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skleton pada gambar x ray
d. Merasakan gerakan janin
e. Elektrokardiografi janin
C. Pemeriksaan Pada Ibu Hamil
1) Tujuan pemeriksaan pada ibu hamil
a. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b. Tujuan khusus
1. Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas
2. Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
4. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari
2) Jadwal pemeriksaan kehamilan
Jadwal pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil:
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat 1 bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan pada usia kehamilan 7 bulan sampai usia kehamilan 9
bulan
d. Periksa ulang 1 minggu sekali sesudah usia kehamilan 9 bulan
e. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

Standar pemeriksaan minimal menurut WHO yaitu 4 kali selama kehamilan

a. Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)


b. Satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu)
c. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah minggu
ke 36)
3) Pelayanan dan asuhan standar minimal “14 T”
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
f. Tes penyakit menular seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine
k. Tes protein urine
l. Tes Hb (Haemoglobin)
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria

D. Pemeriksaan Kehamilan
1) Biodata
Nama, umur, pekerjaan, suami, umur, agama, alamat, dan lain-lain untuk mengetahui
penderita dan menentukan status sosial ekonominya harus diketahui.
2) Keluhan utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhankeluhan yang
dirasakan ibu. Contoh :
a. Ibu mengatakan pinggang pegal-pegal
b. Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan
3) Riwayat haid
a. Menarche, haid teratur tidak, dan siklus, lamanya haid. Banyak darah. Sifat darah :
cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya, haid nyeri atau tidak
b. Haid terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk
memperhitungkan tafsiran persalinan. Yang dimaksud dengan terakhir adalah hari
pertama dari haid yang terakhir (HPHT)
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a. Kehamilan
Adakah gangguan seperti pendarahan, muntah yang sangat, toxacmia gavidarum
b. Persalinan
Spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong bidan, dokter atau
dukun
c. Nifas
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi
d. Anak
Jenis kelamin, hidup atau tidak jika meninggal umur berapa dan penyebab
meninggalnya, berat badan waktu lahir.
5) Riwayat kehamilan sekarang
a. Mulai merasakan gerakan janin
b. Kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain
6) Riwayat kesehatan badan
a. Pernahkah sakit keras atau operasi
b. Bagaimana nafsu makan / minum
7) Riwayat penyakit keluarga
Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM, hipertensi atau
penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan TBC.
8) Riwayat sosial
Tentang perkawinan : kawin atau tidak berapa kali kawin, berapa lama kawin. Dari
anamnesa mendapat kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan dicocokan
dengan hasil dari pemeriksaan fisik.

E. Masalah-Masalah Yang Timbul Pada Ibu Hamil


1) Angka kematian tinggi
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu
angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk
menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim
muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang,aborsi,
dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya,
pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial
ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh.
Kaum laki-laki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan
bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya
kematian ibu hamil juga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya,
perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan.
Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah
perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat.
Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah,
swasta, maupun masyarakat terutama suami.
2) Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu
sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama
kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post
partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab
utama kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum
dapat dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim
kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utama
perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta
(retained placenta), di mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim.
Penyebab trauma termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.
3) Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab tidak
langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu
hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih
parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan
prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.
a. Malaria
Merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan lebih dari
1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada wilayah Indonesia
bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat dan perangkat
antinyamuk.
b. Tuberculosis (TB)
Adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO sejak tahun 2005.
Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75 miliar) terinfeksi
basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan dan menyebabkan
kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti
Rifampisin, INH dan Etambutol
c. Hepatitis
Adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV) adalah
penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E (HEV)
adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu. Hepatitis E
akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu sebelum
kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi
yang lebih baik
4) Diabetes mellitus gestasional (DMG)
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional,
merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Gejala utama
dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes
yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuria), selalu merasa haus (polydipsi), dan
sering merasa lapar (polyfagi). Yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini
sedang hamil
5) Kekurangan gizi
Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil sebenarnya sangat berhubungan dengan
proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janinyang dikandungnya dan pertumbuhan
berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses pertumbuhan ini, maka kebutuhan
makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Peningkatan metabolism berbagai zat
gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai berbagai vitamin, mineral
khususnya Fe dan Ca serta kalori dan protein.
Apabila kebutuhan kalori, protein dan mineral meningkat ini tidak dapat terpenuhi
melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi pada ibu hamil
yang berakibat :
a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah dan sering disebut berat badab bayi
rendah (BBLR).
b. Kelahiran premature (lahir belum cukup umur kehamilan)
c. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.
6) Abortus
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi
belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram.
7) Preeklampsia
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester III
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa.

F. Aplikasi Askep Kesehatan Kelompok Ibu Hamil Di Komunitas


1) Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi,
vital statistic, status kesehatan komunitas
b. Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas
wilayah, dan kondisi geografis
c. Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social
(pasar, toko, dan swalayan)
d. Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan,
jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah
tangga dan lanjut usia.
e. Keamanan dan transportasi
f. Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam
kesehatan
g. Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang
digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h. Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang
tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i. Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
2) Diagnose Keperawatan
a. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
1. Pilihan gaya hidup
2. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
3. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
4. Aktivitas seksual
b. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
1. Aktivitas seksual
2. Malnutrisi
3. Kerusakan imunitas
c. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
1. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
2. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
3. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin
penjual makanan
4. Kemiskinan
5. Efek penggunaan alcohol atau obat
d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
1. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
2. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
e. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
1. Perasaan negative tentang tubuh
2. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens
3) Intervensi Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
4) Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah
disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a. Berdasarkan respon masyarakat.
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan.
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut.
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS BALITA

A. Pengertian
Balita adalah anak yang berumur 5 tahun ke bawah atau masih kecil yang perlu tempat
bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri. Periode 5
(lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai "Masa Keemasan (golden
period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity) atauMasa Kritis (critical period)"
karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat
pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima berbagai
masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat masa 5 tahun pertama merupakan masa
yang 'relatif pendek' dan tidak akan terulang kembali dalam kehidupan seorang anak,
maka orang tua/pengasuh/pendidik/masyarakat dan tenaga kesehatan harus memanfaatkan
kesempatan ini untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas tinggi melalui
kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu:
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjumput, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti
perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengankemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah bermain), berpisah
dengan ibu / pengasuh anak, bersosialisasi danberinteraksi dengan lingkungannya,
dan sebagainya.
B. Tujuan
1. Upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan mencari upaya pemecahan masalah
kesehatan
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perkembangan balita, masalah kesehatan
pada balita kepada keluarga dan orang tua.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang
ada di masyarakat telah dilakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan
meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar.
5. Meningkatkan status gizi masyarakat
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong
terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberiangizi yang baik diharapkan
pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, disamping dapat memperbaiki
status kesehatan anak.
6. Meningkatkan peran serta mayarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan
penting, sebab upaya pemerintah dalam menurunkan kematian bayi dan anak tidak
hanya dapat dilakukan oleh pemerintah melainkan peran serta masyarakat.
7. Meningkatkan manajemen kesehatan
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil
dengan baik bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan keperawatan kelompok khusus balita mencakup upaya- upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosilitatif melalui berbagai kegiatan yang
terorganisisasi sebagai berikut :
a. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
b. Penyuluhan kesehatan
c. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota, kader kesehata, dan petugas
kesehatan
d. Penemuan kasus secara dini.
e. Melakukan rujukan medis dan kesehatan
f. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, danpetugas kesehatan
Fenomena yang menjadi bidang garapan keperawatan kelompok khusus balita adalah:
1. Pemantauan tumbuh kembang balita melalui pemeriksaan oleh petugaskesehatan
2. Perawatan anak balita dengan seksama.
3. Pemberian asi eksklusif dan makanan tambahan
4. Imunisasi secara lengkap dan berkala.
5. Penimbangan berat badan secara rtin.
6. Pemberian vitamin
7. Status gizi pada balita
8. Angka kematian dan kesakitan pada balita.

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Data
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, agama, manaayah/ibu,
pekerjaan ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu serta suku bangsa.
2. Keluhan-keluhan yang dialami balita
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit masa lampau meliputi prenatal, natal dan postnatal.
5. Penyakit waktu kecil dan apakah pernah dirawat di rumas sakit.
6. Obat-obatan yang pernah digunakan
7. Riwayat alergi pada balita
8. Kecelakaan
9. Imunisasi
10. Riwayat keluarga dan genogram keluarga
11. Riwayat sosial meliputi pengasuh utama, pembawaan secara umum, danlingkungan
rumah.
12. Keadaan kesehatan saat ini meliputi diagnosa medis, tindakan operasi, obat- obatan,
tindakan keperawatan yang pernah dilakukan, hasil laboratorium danhasil rontgen.
13. Pengkajian pola fungsional meliputi persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan,
pola nutrisi metabolik, pola eliminasi seperti pola defeksi, pola eliminasi urine, kebersihan
pakaian, aktivitas pola latihan, pola istirahat tidur anak seperti lama tidur perhari,
perubahan pola istirahat, posisi tidur, gerak tidur, pola kognitif persepsi anak, persepsi diri
dan pola konsep diri, stressor darikeluarga, interaksi anak dengan keluarga, pols bermaian,
support sistem, dan pola-pola keyakinan.
14. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, postur tubuh, tanda vital,tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, mata, hidung, mulut, telinga, dada,
janung, paru-paru, perut, punggng, genitalia, ekstremitas dan kulit.
15. Pemeriksaan perkembangan meliputi kemandirian dalam bergaul, motorik halus,konitif
dan bahasa serta perkembangan motorik kasar.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan, baik aktual maupun
potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan
masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Diagnosa keperawatan
adalah suatu peryataan yang jelas, padat, dan pastitentang status dan masalah klien yang dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi
(potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen PES (problem, etiologi, symptom).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada balita adalah:
1. Kurang gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita.
2. Diare
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilanganberlebihan melalui feses
dan muntah serta intake terbatas (mual).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
d. Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatananaknya
e. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas,salah interpretasi
informasi dan atau keterbatasan kognitif.
f. Kecemasan anak berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang
baru
3. ISPA
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran
pernafasan, nyeri
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi mekanik dari jalan
nafas oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan produksi sekret.
c. Cemas berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak, hospitalisasi pada anak
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa.1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui
feses dan muntah serta intake terbatas (mual).
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi

intervensi rasional
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti
dengan program rehidrasiPantau intake dan cairan yang keluar bersama
output. feses.Memberikan informasi status
keseimbangan cairan untuk menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.

Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan Menilai status hidrasi, elektrolit dan
hasil pemeriksaan laboratorium keseimbangan asam basa
Pemberian obat-obatan secara kausal penting
Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif setelah penyebab diare diketahui
Diagnosa.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berabadan.
Intervensi Rasional

Pertahankan tirah baring dan Menurunkan kebutuhan metabolik


pembatasan aktivitas selama fase akut.
Pertahankan status puasa selama fase Pembatasan diet per oral mungkin
akut (sesuai program terapi) dan segera ditetapkan selama fase akut untuk
mulai pemberian makanan per oral menurunkan peristaltik sehingga
setelah kondisi klien mengizinkan terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian
makanan sesegera mungkin penting
setelah keadaan klinis klien
memungkinkan.

Bantu pelaksanaan pemberian makanan Memenuhi kebutuhan nutrisi klien


sesuai dengan program diet
Mengistirahatkan kerja gastrointestinal
Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral dan mengatasi/mencegah kekurangan
sesuai indikasi nutrisi lebih lanjut

Diagnosa. 3 : Nyeri (akut) berhubungan dengan hiperperistaltik, iritasi fisuraperirektal.

Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal
Intervensi Rasional
Menurunkan tegangan permukaan abdomen
Atur posisi yang nyaman bagi dan mengurangi nyeri
klien, misalnya dengan lutut
fleksi.
Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus
Lakukan aktivitas pengalihan perhatian kliendan meningkatkan
untuk memberikan rasa nyaman kemampuan koping
seperti masase punggung dan
kompres hangat abdomen
Bersihkan area anorektal dengan Melindungi kulit dari keasaman feses,
sabun ringan dan airsetelah mencegah iritasi
defekasi dan berikan perawatan
kulit

Diagnosa. 4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.


Intervensi Rasional
Dorong keluarga klien untuk membicarakan Membantu mengidentifikasi penyebab
kecemasan dan berikan umpan balik tentang kecemasan dan alternatif pemecahan masalah
mekanisme koping yang tepat.
Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah Membantu menurunkan stres dengan
yang umum terjadi pada orang tua klien yang mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya
anaknya mengalami masalah yang sama orang yang mengalami masalah yang
demikian
Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan Mengurangi rangsang eksternal yang dapat
sikap ramah tamah dan tulus dalam memicu peningkatan kecemasan
membantu klien.
Diagnosa.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi
berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau
keterbatasan kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya,serta mampu
mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi Rasional
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh
pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang kesiapan fisik dan mental serta latar belakang
penyakit dan perawatan anaknya. pengetahuan sebelumnya.

Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, Pemahaman tentang masalah ini penting
penyebab dan akibatnya terhadap gangguan untuk meningkatkan partisipasi keluarga
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas klien dan keluarga dalam proses perawatan
sehari-hari. klien

Diagnosa. 6 : Kecemasan anak berhubungan dengan Perpisahan dengan orangtua, lingkugan


yang baru

Tujuan:Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda- tanda


kenyamanan
Intervensi Rasional
Anjurkan pada keluarga untuk selalu Mencegah stres yang berhubungan dengan
mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perpisahan
perawatn yang dilakukan
Berikan sentuhan dan berbicara pada anak Memberikan rasa nyaman dan mengurangi
sesering mungkin stress
Lakukan stimulasi sensory atau terapi Meningkatkan pertumbuhan dan
bermain sesuai dengan ingkat perkembangan perkembangan secara optimum
klien
D. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telahdirencanakan
sebelumnya

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada
yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian
dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum
teratasi maka dilakukanlangkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai