Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI PADA KELUARGA TN. A


DI LINGKUNGAN BANJAR DALEM DESA ANGANTAKA

OLEH :

DIAH AYU KESUMA DEWI (19J10228)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Gerontik


Topik : Diabetes Melitus
Sasaran : Keluarga dan Pasien
Tempat : Jalan Sahadewa No. 53 Banjar Dalem Desa Angantaka
Hari/Tanggal : Mei 2020
Waktu : ± 30 menit
Penyaji : Diah Ayu Kesuma Dewi

A. Latar Belakang
Berbagai penelitian epidemologi menunjukkan adanya kecendrungan
peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe II di berbagai penjuru dunia dan
menurut WHO (World Health Organisazation), Indonesia menempati urutan
keempat terbesar, data dari Ditjen Bina Yanmedik mencatat (2009), kasus diabetes
melitus II sebesar 2.178 atau sekitar 2,38%.Menurut data Non-Communicable pada
MDGs (Millenium Development Goals) tercatat jumlah penduduk di Indonesia
yang mengidap penyakit diabetes melitus tipe II sebesar 5,7% dari keseluruhan
jumlah penduduk dan 1,1% diantaranya meninggal dunia karena penyakit tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk
Indonesia dengan prevalensi diabetes melitus tipe II di daerah urban sebesar
14,7% dan daerah rural 7,2% dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penduduk
dengan asumsi prevalensi diabetes melitus tipe II mencapai 12 juta diabetesi.
Sedangkan untuk di daerah Jawa Tengah pada tahun 2011, prevalensi penyakit
diabetes melitus tipe II mengalami peningkatan sebesar 9,7% dengan prevalensi
tertinggi di kota Semarang (Depkes, 2011). Menurut Suyono (2007), penyakit
diabetes melitus tipe II merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait pola
makan. Pola makan merupakan gambaran mengenai macam-macam, jumlah dan
komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang. Gaya hidup
perkotaan dengan pola diit yang tinggi lemak, garam, dan gula secara berlebihan
mengakibatkan berbagai penyakit termasuk diabetes mellitus.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia  khususnya Tn. A dapat
mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus sehingga dapat menjaga
kesehatan mereka.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan lansia mampu :
 Menjelaskan pengertian diabetes mellitus
 Memahami penyebab dari diabetes mellitus
 Memahami klasifikasi diabetes mellitus
 Memahami gejala klinis dari diabetes mellitus
 Menjelaskan penatalaksanaan dari diabetes mellitus
 Menjelaskan makanan untuk diabetes mellitus
C. Sasaran Penyuluhan
Lansia khususnya Tn. A beserta keluarganya
D. Materi Penyuluhan
 Pengertian Diabetes mellitus
 Penyebab dari Diabetes mellitus
 Klasifikasi Diabetes mellitus
 Gejala klinis dari Diabetes mellitus
 Penatalaksanaan dari Diabetes mellitus
 Makanan untuk Diabetes mellitus
E. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
F. Media Penyuluhan
 Video
 Leaflet
G. Setting Tempat

2 2 2
Keterangan :
= Penyaji

= Peserta

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Pasien dan keluarga hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. A
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
 Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Pasien dan keluarga mengetahui tentang diabetes melitus, penyebab, tanda
dan gejala, penatalaksanaan serta makanan untuk penderita diabetes
melitus
 Pasien dan keluarga hadir saat pertemuan
I. Kegiatan Penyuluhan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
pengertian penyakit DM
 Menjelaskan penyebab, tanda-  Memperhatikan
tanda dan gejala,
penatalaksanaanserta
makanan untuk pasien DM

 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan menjawab


peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
 Menjelaskan faktor – faktor
yang dapat menimbulkan  Memperhatikan
hipertensi
 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
 Menjelaskan hal yang dapat  Memperhatikan
mengurangi komplikasi dari
hipertensi
 Memberikan kesempatan pada  Bertanya dan memjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan

3 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada pasien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
atas peran serta peserta.  Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi
ketikapankreas tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau
ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan dengan efektif.
Menurut American Diabetes Assosiation (ADA), DM adalah suatu penyakit dimana
tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara normal. Menurut
kriteria who (1999), kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa tidak
melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban glukosa oral 75 gr tidak melebihi
200mg/dl. apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak
memadai untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa
tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan
meningkat sehingga timbullah DM.
B.  Penyebab
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena
mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan
penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi
terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum
dapat digolongkan ke dalam dua besar :
1. Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan
fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak
berfungsi dengan baik).
2. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum
alkohol, dll.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes mellitus. Selain itu perubahan fungsi fisik yang
menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan
menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun
pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota
keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari
proses penuaan itu sendiri.
C. Klasifikasi
1.  Diabetes melitus tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui
proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe I :
 Mudah terjadi ketoasidosis
  Pengobatan harus dengan insulin
   Biasanya kurus
  Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
2. Diabetes melitus tipe II
 Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulin. Karakteristik DM tipe II :
 Sukar terjadi ketoasidosis
 Pengobatan tidak harus dengan insulin
 Gemuk atau tidak gemuk
  Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
 ± 100% kembar identik terkena

D. Gejala Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia
umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang
ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,
akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi
polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu
pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan
saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan
komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim. Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
 Katarak                    
 Glaukoma
   Retinopati
  Gatal seluruh badan
  Pruritus Vulvae
  Infeksi bakteri kulit
  Infeksi jamur di kulit
  Dermatopati
   Neuropati perifer
  Neuropati visceral
 Amiotropi
 Ulkus Neurotropik
  Penyakit ginjal
 Penyakit pembuluh darah perifer
  Penyakit coroner
 Penyakit pembuluh darah otak
  Hipertensi

E. Penatalaksanan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler
serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1.  Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein,
75% Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes.
Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak hanya mencegah
arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas reseptor insulin.
2.  Latihan fisik
Latihan fisik juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan
bahwa klien lansia secara fisik mampu mengikuti program latihan
kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien yang terbaru dan
pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan yang
mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan
dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik untuk para
pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa darah,
meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan
sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.
3.   Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa
secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau
untuk mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM
pada lansia.
4. Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan dan
efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat
dilakukan untuk mepertahankan kadar glukosa darah dalam parameter
yang  telah ditentukan untuk membatasi komplikasi penyakit yang
membahayakan.
5.  Pendidikan 
 Diet yang harus dijalankan
 Latihan
   Penggunaan insulin

F. Makanan untuk DM
1. Kacang polong
Kacang polong tinggi serat. Serat merupakan komponen tumbuhan yang membuat
Anda kenyang, menstabilkan kadar gula darah, dan bahkan menurunkan
kolesterol. Setengah cangkir kacang hitam mengandung sekitar tujuh gram serat.
Selain itu, kacang polong juga mengandung kalsium, mineral yang terbukti
membantu membakar lemak tubuh. Setengah cangkir mengandung sekitar 100
gram kalsium, sekitar 10 persen dari asupan harian. Di samping itu, kacang
polong juga merupakan sumber makanan yang kaya protein.Berbeda dengan
sumber protein hewan (daging), kacang polong rendah lemak jenuh, lemak yang
menyumbat arteri dan memicu penyakit jantung.
2.  Susu, Produk susu, seperti susu, keju dan yogurt, kaya kalsium dan vitamin D
Sebuah studi, seperti dikutip situs perevention.com, menemukan, perempuan yang
mengonsumsi lebih dari 1.200 mg kalsium atau lebihdari 800 internasional unit
(IU) vitamin D sehari berisiko 33 persen lebih rendah menderita diabetes
dibandingkan mereka yang mengonsumsi kedua nutrisi ini dalam jumlah kurang.
Tapi, pastikan memilih produk susu yang rendah atau bebas lemak.

3. Salmon
Salmon kaya asam lemak omega-3. Tiga ons salmon menyediakan sekitar 1.800
mg omega-3. Jenis lemak sehat ini berfungsi mengurangi risiko penyakit jantung,
menurunkan berat badan, mengurangi peradangan, serta memperbaiki resistensi
insulin. Selain itu, ikan ini juga mengandung vitamin D.
4. Tuna
Tuna merupakan jenis ikan sehat yang juga kaya asam lemak omega-3. Tiga ons
tuna menyumbangkan 1.300 mg omega-3 dan sejumlah vitamin D.
5.  Oats
Oats juga kaya serat, setengah cangkir oat instan menyumbangkan empat gram
serat. Penelitian menunjukkan bahwa pencinta oat bisa menrunkan kadar
kolesterol total dan kolesterol jahat LDL serta memperbaiki resistensi insulin.
Kandungan serat dalam oat memperlambat proses pemecahan dan penyerapan
karbohidrat. Karena itu, kadar gula darah Anda akan tetap stabil.
6. Biji Rami
Biji rami kaya akan serat dan alpha-linolenic acid (ALA), yang akan diubah tubuh
menjadi omega-3 EPA dan DHA. Beberapa studi besar telah menemukan
hubungan antara peningkatan asupan ALA dan penurunan kejadian penyakit
jantung, serangan jantung, serta gangguan kardiovaskular lainnya. Biji berukuran
kecil ini juga dinyatakan bisa menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
7.  Kenari
Satu ons kacang sehat ini (sekitar tujuh biji) mengandung dua gram serat dan dua
koma enam gram ALA. Tapi, jumlah tersebut juga menyumbangkan 185 kalori.
Jadi, perhatikan jumlah asupan jika Anda sedang mempertahankan berat badan.
8. Selai Kacang
Beberapa studi telah menyatakan bahwa selai kacang bisa mengurangi risiko
diabetes. Kandungan serat di dalamnya (dua sendok makan mengandung dua
gram serat) turut berperan dalam penurunan risiko ini. Selain itu, selai kacang
juga mengandung lemak tunggal tidak jenuh yang baik untuk jantung. Tapi,
makanan ini juga kaya kalori. Karena itu, perhatikan takaran asupan Anda.
9.  Cokelat Hitam (dark chocolate)
Cokelat ini kaya antioksidan flavonoid, yang berfungsi memperbaiki kadar
kolesterol baik dan jahat serta mengurangi tekanan darah.

G. Tips makan untuk DM


1. Perbanyak Sayuran
 Penderita DM bisa memperbanyak porsi sayuran setiap hari karena manfaatnya
yang sangat baik untuk tubuh. Konsumsi sayur-sayuran sangat penting untuk
mengontrol tubuh dengan serat yang dapat mengikat karbohidrat untuk diabetes.
Sayuran menyediakan sumber besar serat, mineral dan vitamin. Adapun sayur-
sayuran yang sangat dianjurkan adalah kubis, bayam, brokoli, buncis, wortel,
tomat dan paprika.
2. Makan Buah-buahan
 Berbagai buah-buahan juga memberikan serat, mineral dan vitamin yang
diperlukan untuk tubuh.
3.  Makan Sedikit Lemak
Penderita diabetes juga dapat makan makanan yang mengandung banyak protein
semisal daging. Jika makan daging cobalah agar makan daging dengan sedikit
lemak seperti misalnya dada ayam, ikan, daging tanpa lemak atau kalkun tanpa
kulit.
4. Perbanyak Air Putih
Air putih sangat dibutuhkan untuk tubuh karena dapat melarutkan racun-racun
yang ada dalam tubuh. Hindari minuman manis dan bersoda, ini bisa berdampak
buruk untuk kesehatan.
5. Minum Susu Rendah Lemak
Susu merupakan salah satu sumber diperlukan banyak elemen-elemen penting
yang dibutuhkan tubuh. Sumber bebas lemak susu seperti yoghurt dan susu rendah
lemak sangat baik untuk tubuh.
6. Batasi Karbohidrat
Pastikan untuk menghindari atau membatasi asupan karbohidrat yang meliputi
jagung sirup, madu, permen, gula, beras putih, roti putih atau item yang
mengandung fruktosa, glukosa atau sukrosa.

DAFTAR PUSTAKA

Ritno & Asep Wahyu Riawan. 2017. Pengaruh Jalan Kaki Ringan 30 Menit Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus 2 Di Desa
Dukuh Kecamatan Gondang Kabupaten Tulung Agung. STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan 6(2)
Fauzi, Lukman. 2013. Intensitas Jalan Kaki Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(2)
Rehmaita, Mudatsir & Tahlil. 2017. Pengaruh Seman Diabetes Dan Jalan Kaki Terhadap
Penuruhan Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Tipe II Di Puskesmas Krueg Barona
Jaya Aceh Besar. Jurnal Ilmu Keperawatan. 5(2)
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI, 2002

Anda mungkin juga menyukai