A. Latar Belakang
dari luar antara lain untuk melindungi dari panas, hujan, angina dan gangguan
lainnya sehingga dapat tinggal dari rasa aman dan tenteram serta rumah
serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
rumah penduduk tidak bersih disebabkan karena debu dan pasir, Sebanyak 55
adalah lalat 167 (70,17%), nyamuk 139 (58,40%), Sebanyak 201 rumah
1. Diagnosa Keperawatan
2. Tujuan Umum
kehidupan bermasyarakat.
3. Tujuan Khusus
organik.
C. Rencana Kegiatan
Pemanfaatan Halaman
5. Materi : Terlampir
6. Rencana Pelaksanaan
a. Pelaksanaan
b. Pengorganisasian
Tugas:
a) Membuka acara.
h) Menutup acara.
Tugas:
a) Menjelaskan materi
b) Menjawab Pertanyaan
Nurelisa, S. Kep
Arnol, S.Kep
Tugas:
a) Mempersiapkan tempat penyuluhan
penyuluhan
penyuluhan
Tugas :
kegiatan berlangsung
c. Setting Tempat
Keterangan:
= Moderator = Peserta
= Pemateri = Fasilitator
= Observer
d. Susunan Acara
KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
PENYULUHAN SASARAN
organik.
b. Menjelaskan Tujuan 5 menit Memperhatikan
pengelolaan Sampah.
diolah.
pengelolaan sampah
rumah tangga.
memahami jenis
pemanfaatan
pekarangan
mengetahui tujuan
pemanfaatan
pekarangan
2. Memberi
reinforcement kepada
serta peserta
penutup
D. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Input
fasilitator, 1 observer.
2. Evaluasi Proses
100 %
organik
”KESEHATAN LINGKUNGAN”
A. Topik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
organik.
C. Sasaran
D. Strategi Pelaksanaan :
3. Materi : Terlampir
7. Setting Tempat :
Keterangan:
= Moderator = Peserta
= Pemateri = Fasilitator
= Observer
E. Susunan Acara
KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
PENYULUHAN SASARAN
dan an-organik.
pengelolaan Sampah.
diolah.
pengelolaan sampah
rumah tangga.
memahami jenis
pemanfaatan
pekarangan
mengetahui tujuan
pemanfaatan
pekarangan
4. Memberi
reinforcement kepada
menjawab pertanyaan.
serta peserta
penutup
F. Pengorganisasian
Tugas:
a. Membuka acara.
h. Menutup acara.
2. Pemateri : Nurindasari, S.Kep
Tugas:
a. Menjelaskan materi
b. Menjawab Pertanyaan
3. Fasilitator
Arnol, S.Kep
Tugas:
4. Observer :
Dian Kartika, S.Kep
Tugas :
berlangsung
G. Tata Tertib dan Program Antisipasi
1. Tata Tertib
2. Program Antisipasi
sapaan
H. Evaluasi
1. Evaluasi Input
2. Evaluasi Proses
100 %
b. Peserta dapat menyebutkan jenis sampah organik dan sampah non
organik
I. PENGOLAHAN SAMPAH
A. Pengertian
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah
dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran,
mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
B. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya, sampah dapat dibagi enam yaitu sampah alam,
manusia, komsumsi, nuklir, industry dan pertambangan. Namun berdasarkan
sifatnya terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.
1. Sampah organik
Adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah
membusuk dan dapat hancur secara alami. Contoh :
Sayuran
Daging
Ikan
Nasi
Potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun.
2. Sampah non organik/ an-organik
Adalah sampah yang tidak mudah busuk. Sampah non-organik tidak
mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama sekali tidak bisa
terurai. Contohnya :
Botol
Gelas
Plastik
Tas plastik
Kaleng
Logam
Jenis Sampah Lama Hancur
Rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 1 Kg/orang/hari yang terdiri dari 17%
sampah plastik
1) Aspek Ekonomi :
a) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
b) Mengurangi volume/ukuran limbah
c) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
d) Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli
e) Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan
instalasi yang mahal
2) Aspek Lingkungan :
a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
c) Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan
3) Aspek bagi tanah/tanaman:
a) Meningkatkan kesuburan tanah
b) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
c) Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
d) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
e) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
f) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
g) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
h) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
2) Pengolahan Sampah Anorganik
Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastik, kaleng,
sampah bekas alat-alat elektronik dan lain-lain. Sampah ini sering kita
jumpai di beberapa tempat seperti sungai, halaman rumah, lahan pertanian
dan di jalan-jalan. Sifatnya sukar diurai oleh mikroorganisma, sehingga akan
bertahan lama menjadi sampah. Sampah plastik bisa bertahan sampai ratusan
tahun, sehingga dampaknya akan sangat lama. Untuk mengatasi masalah
sampah anorganik, dapat dilakukan cara-cara berikut ini.
a) Reduce (Mengurangi penggunaan)
Penanganan sampah anorganik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
reduce, reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah bisa
dilakukan, yaitu dengan menerapkan pola hidup sederhana dimana selalu
memperhatikan hal-hal berikut:
Menentukan prioritas sebelum membeli barang.
Mengurangi atau menghindari konsumsi/penggunaan barang yang
tidak dapat didaur ulang oleh alam.
Membeli produk yang tahan lama.
Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut mode.
Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai juga
merupakan salah satu perilaku yang menguntungkan, baik secara
ekonomis maupun ekologis, misalnya botol minuman, sirup dan alat
elektronik. Sampah alat elektronik bisa dijual kepada tukang barang
bekas ataupun toko servis alat-alat elektronik, karena memang biasanya
terdapat komponen yang masih layak untuk digunakan.
b) Reuse (Menggunakan ulang)
Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa digunakan
ulang dengan fungsi yang sama dengan fungsi awalnya tanpa melalui
proses pengolahan. Sebagai contoh, jika kalian membeli botol minuman
ukuran besar dan botol tersebut digunakan kembali sebagai tempat
minuman, maka kalian sudah ikut mengurangi jumlah sampah yang
dibuang ke lingkungan. Itu artinya, kalian sudah berbuat sesuatu yang
positif untuk lingkungan. Walaupun kelihatannya nampak sepele namun
bayangkanlah jika hal tersebut dilakukan oleh hampir semua orang, maka
akan banyak sekali sampah yang dibuang ke lingkungan.
c) Recycle (Daur ulang)
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Material
yang dapat didaur ulang di antaranya:
Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi; baik yang putih
bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus
kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik).
Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka
meja, besi rangka beton.
Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, ember.
Pengolahan sampah anorganik dengan cara daur ulang merupakan
salah satu cara yang efektif, karena selain menguntungkan secara
ekonomis juga secara ekologis. Adapun sampah yang dapat di daur ulang
diantaranya: sampah plastik, sampah logam, sampah kertas, sampah kaca
dan lain-lain. Proses daur ulang sampah dapat dilakukan dalam skala
yang besar maupun kecil. Adapun proses daur ulang tersebut akan
menghasilkan barang-barang dengan:
1) Bentuk dan fungsinya tetap
Misal: daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama, plastik
pembungkus yang didaur ulang dengan bentuk dan fungsi yang sama.
2) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap Misal: daur ulang botol bekas air
mineral.
3) Bentuk berubah dan fungsi pun berubah
Misal: plastik menjadi sedotan, bekas sedotan menjadi hiasan, plastik
menjadi gantungan pakaian, dan beberapa barang hasil kerajinan
tangan (handycraft).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan sampah berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jenis
sampah itu sendiri. Untuk itu, pemilahan berbagai jenis sampah harus
dilakukan sejak awal, agar dalam pengelolaannya lebih mudah,
sehingga selain bernilai ekologis, sampah juga bisa menjadi sumber
pendapatan.