Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

“ DIABETES MELITUS ”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Riki Gustiawan G1B116005


Nisnaini Anggraini G1B116006
Filda Nirwana G1B116013
Trias Septiningrum G1B116014
Wahyudi Ramadhan Pane G1B116015
Yolanda Puspita Sari G1B116020
Eva Dwi Fitria G1B116021
Zilpima Putri G1B116022
Fiqry Prasetyo G1B116029
Rina Mariani G1B116030
Sri Tiyani G1B116031

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN dan ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2016 / 2017
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Diabetes Melitus

Pokok bahasan : Penyakit Diabetes Mellitus


Subpokok bahasan : Manajemen Diabetes Mellitus Dengan Gaya Hidup Sehat
Sasaran : Keluarga dan Pasien yang menderita DM
Hari/Tanggal : Jum’at, 11 November 2011
Jam : 08.30-08.50
Waktu : 20 menit
Tempat : Di Ruang Penyakit Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi

A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan apabila
terdapat keluhan yang khas berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan turunnya
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya (American Diabetes
Association, 2012)
Penyebab dari diabetes melitus tipe I dimana yaitu faktor genetik, faktor
immunologi, dan faktor lingkungan. Terdapat juga diabetes melitus tipe II
dimana penyebabnya yaitu pola makan yang berlebihan, berat badan yang
melebihi 90 kg memiliki kecendrungan yang besar, faktor genetik, bahan-bahan
kimia dan obat-obatan, diabetes melitus tipe II juga disebabkan oleh terdapatnya
penyakit dan infeksi pada pankreas (Kwinahyu, 2011)
Tanda dan gejala diabetes melitus dapat digolongkan menjadi gejala akut
dan gejala kronik. Pada gejala akut, awal gejala yang ditunjukkan yaitu banyak
makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria).
Sedangkan pada gejala kronik penderita sering mengalami kesemutan, kulit

1
terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram dan
penderita juga sangat mudah mengantuk (Kwinahyu, 2011)
Jumlah penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukkan
kenaikan yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan dari gaya hidup seperti
pola makan dan berkurangnya aktivitas aktivitas fisik yang dianggap sebagai
faktor penyebab terpenting. Oleh karena itu, diabetes melitus dapat saja timbul
pada orang tanpa riwayat DM dalam keluarga dimana proses terjadinya
peenyakit memakan waktu bertahun-tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa
gejala. Namun penyakit diabetes melitus dapat dicegah jika kita mengetahui
dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai perubahan gaya hidup kita
(Elvina Karyadi, 2006)
WHO memprediksikan penderita diabetes melitus akan menjadi sekitar 366
juta orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan
negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes melitus
150% yaitu negara penderita diabetes melits yaitu India (35,5 juta orang), Cina
(23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta orang) dan
jepang (6,7 juta orang). Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk
melakukan pengembangan kembali wawasan mengenai penyakit Diabetes
Melitus.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan sasaran, mampu
memahami permasalahan tentang Diabetes Melitus, dan cara pencegahannya.

2. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan
keluarganya, serta pengunjung lainnya mampu menjelaskan:
a) Menyebutkan Pengertian Diabetes Melitus
b) Menyebutkan Penyebab Diabetes Melitus
c) Menyebutkan Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
d) Menyebutkan Komplikasi Diabetes Melitus
e) Memyebutkan pencegahan Diabetes Melitus
f) Menyebutkan cara penanganan Diabetes Melitus

C. MATERI
Terlampir

D. MEDIA
- Power Point
- leaflet
- LCD

E. METODE
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Diskusi

F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Audiens
1. 5 menit Pembukaan  Mendengarkan
 Memberi salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengar dan
 Menjelaskan kotrak: memperhatikan
waktu, topik, tempat serta  Mendengar &
tujuan penyuluhan memperhatikan
2. Pelaksanaan i. 1
 Mengkaji o
pengetahuan  Mengemukakan
klien tentang pengertian Pendapat
Diabetes Melitus m  Mendengar
 Memberi e
reinforcement ,Memperhatikan
positif n  Mendengar
 Menjelaskan i
pengertian ,Memperhatika
Diabetes Melitus t  Mendengar
 M
Menjelaskan jenis jenis ,Memperhatikan
penyakit e  Mendengar
 Menjelaskan n
proses ,Memperhatikan
terjadinya i
Diabetes  Mendengar
Melitus t ,Memperhatika
 Menjelaskan Penyebab  Mendengar
Diabetes Melitus ,Memperhatikan
 Menjelaskan tanda gejala  Mendengar
Diabetes Melitus ,Memperhatikan
 Menjelaskan  Mendengar
penatalaksaan Diabetes ,Memperhatikan
Melitus  Mendengar
 Menjelaskan tentang ,Memperhatikan
komplikasi Diabetes
Melitus
 Menjelaskan Pencegahan
Diabetes Melitus
 Menjelaskan penanganan
Diabetes Melitus
3. 5 menit Penutup
 Menyimpulkan materi  Menyimpulkan
penyuluhan bersama materi penyuluhan
dengan klien bersama dengan
 Melakukan evaluasi mahasiswa
dengan memberikan  Menjawab
pertanyaan pertanyaan yang
 Menutup penyuluhan dan diberikan
memberikan salam  Menjawab salam

G. SETTING TEMPAT

Keterangan :
Merah : Leader Orange : Fasilitator
Biru : Co-Leader Hijau : Observer
Ungu : Pasien
H. EVALUASI
1. Apa yang di maksud dengan Diabetes Melitus
2. Apa penyebab Diabetes Melitus
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
4. Komplikasi Diabetes Melitus
5. Pencegahan Diabetes Melitus
6. Penatalaksaan Diabetes Melitus
7. Penanganan Diabetes Melitus

I. REFERENSI
1. American Diabetes Association. 2012. Standar Of Medical Care in Diabetes.
Diabetes care, 33(1), S11-S6
2. Azrimaidaliza. 2011. Asupan Zat Gizi dan Penyakit Diabetes Mellitus. Jurnal :
kesehatan masyarakat. Vol 6. No.1. Hal 3
3. Budi Anna Kelliat, dkk (Penerjemah). 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi
& Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC
Lampiran Materi

DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar
glukosa darah tinggi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin ataupun
keduanya. Gejala umum pada penderita diabetes mellitus berupa poliuria,
polidipsi dan poliflagia.

B. Penyebab
Berikut ini penyebab diabetes mellitus diantaranya :
1. Diabetes tipe I (Insulin Depedent Diabetes Melitus/IDDM )
a) Faktor Keturunan
Penderita diabetes mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetik kearah terjadinya diabetes tipe 1.
b) Faktor Immunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu proses respon
autoimun.
c) Faktor Lingkungan
Menurut hasil penelitian virus dapat memicu destruksi sel beta atau
dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destruksi sel
beta.
B. Diabetes tipe II (Non Insulin Depedent Diabetes Melitus /NIDDM)
Menurut Kwinahyu (2011) ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan diabetes melitus, yaitu :
a) Pola Makan
Makan secara berlebihan menyebabkan peningkatan kadar kalori dalam
tubuh yang dapat memacu timbulnya diabetes melitus.
b) Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes melitus
dibanding dengan orang yang tidak gemuk.
c) Faktor Genetik
Penyakit diabetes mellitus umumya diturunkan dari orang tua. Jika
kedua orang tua menderita diabetes, insiden diabetes pada anak-anaknya
meningkat.
d) Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas.
e) Penyakit dan infeksi pada pancreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas.

C. Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2012, klasifikasi
Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus tipe 1
Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang beredar di sirkulasi darah
sangat rendah dimana kadar glukagon plasma meningkat, dan sel beta
pankreas gagal merespon stimulus untuk meningkatkan sekresi insulin. DM
tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit autoimun. Faktor-faktor
yang diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lain virus
(mumps, rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu
sapi pada masa bayi.
2. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh faktor keturunan dan juga gaya
hidup yang kurang sehat. Pada tipe ini gejala yang timbul pada penderita
sangatlah lambat, sehingga perkembangan penyakit ini membutuhkan waktu
bertahun-tahun. DM tipe 2 ini bervariasi mulai dari yang predominan
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai yang predominan
gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
3. Diabetes Kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset
pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar
1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada
trimester ketiga.
4. Diabetes tipe lain
Diabetes tipe lain disebabkan karena defek genetik fungsi sel beta, defek
genetik fungsi insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena
obat atau zat kimia, infeksi dan sindrom genetik lain yang berhubungan
dengan diabetes melitus. Beberapa hormon seperti hormon pertumbuhan,
kortisol, glukagon, dan epinefrin bersifat antagonis atau melawan kerja
insulin. Kelebihan hormon tersebut dapat mengakibatkan diabetes melitus
tipe ini

D. Tanda dan Gejala


Menurut Kwinahyu (2011) manifestasi klinik dapat digolongkn menjadi
gejala akut dan gejala kronik
1. Gejala Akut
Pada tahap awal gejala yang ditunjukkan meliputi tiga yaitu :
a) Sering Lapar ( polifagia )
b) Sering Haus ( polidipsia )
c) Sering Kencing ( poliuria )
d) Berat badan turun dengan cepat ( bisa 5- 10 kg dalam waktu 2-4 minggu
e) Mudah lelah
f) Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan
koma.
2. Gejala Kronik
Gejala kronik yang sering timbul adalah seorang penderita dapat
mengalami beberapa gejala, yaitu :
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum.
c) Rasa tebal di kulit sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau kasur.
d) Kram
e) Mudah mengantuk.

E. Komplikasi Diabetes Mellitus


Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi diantaranya :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Diabetes Ketoasidosis

F. Penatalaksanaan
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatan DM membutuhkan waktu yang lama. Cara Perawatan Pasien DM
dirumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Mencegah komplikasi

G. Makanan yang Dipantang dan Diperbolehkan


Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM : Berdasarkan
anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi Indonesia ) diet harian
penderita DM disusun sebagai berikut:
1. Karbohidrat : 60-70 %
2. Protein : 10-15%
3. Lemak : 20-25%
Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita
DM diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Jenis Makanan yang tidak boleh dikonsumsi :
- Manisan Buah
- Gula pasir 3.
- Susu Kental Manis
- Abon
- Kecap
- Sirup 8
- Es Krim
b) Jenis makanan yang leh dimakan tapi harus dibatasi
- Nasi
- Singkong
- Roti
- Telur
- Tempe
- Tahu
- Kacang-kacangan
- Ikan
c) Jenis Makanan yang dianjurkan untuk dimakan
- Kol
- Tomat
- Kangkung
- Oyong
- Bayam
- Kacang Panjang
- Pepaya
- Jeruk
- Pisang Labu Siam

H. Pencegahan
Usaha pencegahan pada Diabetes Melitus terdiri dari tiga bagian,
diantaranya yaitu:
1. Pencegahan Primer
Tindakan yang dilakukan pada pencegahan primer agar tidak timbul DM
meliputi :
a) Mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang.
b) Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan
kemampuan.
c) Menghindari obat yang dapat menyulut terjadinya diabetes.
2. Pencegahan Sekunder
Bila sudah ada DM, maka yang harus dilakukan adalah pengobatan
diabetes agar tidak timbul komplikasi, dengan berbagai upaya yang
dilakukan untuk tujuan:
a) Jangka pendek : Menghilangkan keluhan/gejala dan mempertahankan
rasa nyaman dan sehat.
b) Jangka panjang : Mencegah timbul dan berlanjutnya penyulit
(komplikasi) dengan tujuan akhir menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat diabetesnya.
Orang dengan diabetes bisa berolahraga, makan dan minum seperti
orang lain tanpa diabetes dengan sedikit pengaturan.
Kadar gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama, merupakan awal
perjalanan terjadinya komplikasi, disamping menimbulkan keluhan-keluhan
yang sangat mengganggu seperti sering kencing, haus, lapar dan berat badan
turun. Oleh karena itu, tindakan pertama yang harus selalu diupayakan ialah
menurunkan kadar gula darah.
Secara garis besar upaya menurunkan gula darah dalam pencegahan
sekunder meliputi:
1) Perencanaan makan yang baik dan seimbang untuk mendapatkan berat
badan idaman sesuai dengan umur dan jenis kelamin
2) Kegiatan jasmani cukup sesuai umur dan kemampuan pasien
3) Bila dengan pengaturan makan dan aktifitas fisik belum berhasil
mengontrol gula darahnya, maka diperlukan obat-obatan, baik yang
diminum atau suntik insulin
4) Perlu penyuluhan kepada pasien mengenai berbagai hal berkaitan
dengan diabetes dan komplikasinya
3. Pencegahan Tersier
Usaha pencegahan tersier dilakukan bila komplikasi telah terjadi,
untuk mencegah agar tidak terjadi bila komplikasi berlanjut, antara lain:
a) Pembuluh darah otak : stroke dengan segala akibatnya
b) Pembuluh darah jantung : penyakit jantung koroner dan segala
konsekuensinya termasuk gagal jantung
c) Pembuluh darah mata : kebutaan
d) Pembuluh darah ginjal : penyakit ginjal kronik sehingga memerlukan
cuci darah
e) Pembuluh darah kaki : kaki busuk yang perlu amputasi
f) Pemantauan dan pemeriksaan yang diperlukan untuk pencegahan tersier,
antara lain:
g) Mata : pemeriksaan mata secara berkala
h) Paru : pemeriksaan rontgen paru secara bekala
i) Jantung : pemeriksaan rekam jantung/uji latih jantung secara berkala
j) Ginjal : pemeriksaan urin dan fungsi ginjal untuk mendeteksi adanya
kebocoran protein
k) Kaki : pemeriksaan dan perawatan kaki secara berkala

Anda mungkin juga menyukai