Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DISPEPSIA

Pokok Bahasan : Penyakit Saluran Pencernaan


Topik : Penyakit Dispepsia
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Pasir Jambu Kec. Ciwidey, Kab. Bandung
Hari/tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Waktu : 40 menit
Tempat : PKM Pasir Jambu
Penyuluh : Sartika Pangaribuan

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit peserta mengetahui tentang penyakit
Dispepsia.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan peserta dapat:
1. Menyebutkan pengertian tentang penyakit Dispepsia
2. Menyebutkan penyebab penyakit Dispepsia
3. Menyebutkan proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5. Menyebutkan bahaya penyakit Dispepsia
6. Menyebutkan cara perawatan dan pencegahan penyakit Dispepsia
7. Menyebutkan pengobatan penyakit Dispepsia
8. Menyebutkan obat tradisional penyakit Dispepsia

III. Materi Penyuluhan


Terlampir
IV. Sub Topik
1. Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2. Penyebab penyakit Dispepsia
3. Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5. Bahaya penyakit Dispepsia
6. Cara perawatan dan pencegahan penyakit Dispepsia
7. Pengobatan penyakit Dispepsia
8. Obat tradisional penyakit Dispepsia

V. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

VI. Media
1. Leaflet
2. Flipchart

VII. Matriks Kegiatan


No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pembukaan :  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan dan
1. 5 menit  Menjelaskan tujuan pembelajaran. memperhatikan
 Menyebutkan materi / pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :  Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2. Penyebab penyakit Dispepsia
3. Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5. Bahaya penyakit Dispepsia
6. Cara perawatan dan pencegahan
penyakit Dispepsia
7. Pengobatan penyakit Dispepsia
8. Obat tradisional penyakit Dispepsia

Evaluasi :
Meminta kepada bapak/ibu menjelaskan atau
menyebutkan kembali tentang:
1. Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2. Penyebab penyakit Dispepsia
3. Proses terjadinya penyakit Dispepsia  Bertanya dan
3. 15 menit
4. Tanda dan gejala penyakit Dispepsia menjawab pertanyaan.
5. Bahaya penyakit Dispepsia
6. Cara perawatan dan pencegahan
penyakit Dispepsia
7. Pengobatan penyakit Dispepsia
8. Obat tradisional penyakit Dispepsia
Penutup :
4. 5 menit Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan  Menjawab salam
salam.

VIII. Evaluasi
1. Menjelaskan kembali pengertian Dispepsia
2. Menyebutkan penyebab penyakit Dispepsia
3. Menjelskan proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5. Menyebutkan bahaya penyakit Dispepsia
6. Menyebutkan cara perawatan penyakit Dispepsia
7. Menjelaskan kembali pengobatan penyakit Dispepsia
Materi Penyuluhan
A. Pengertian
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yaitu dys (buruk) dan peptein (pencernaan)
yang berarti gangguan pencernaan. Berdasarkan konsensus International Panel of
Clinical Investigators, dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang
terutama dirasakan di daerah perut bagian atas (Abdullah & Jeffri, 2012).
Dispepsia adalah gangguan sebelah atas, tengah (bukan sisi kiri atau kanan),
ditandai dengan rasa penuh, kembung, nyeri, beberapa dengan mual-mual, perut keras,
bahkan sampai muntah (Puspitasari, 2010).

B. Penyebab
1. Perubahan Pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
5. Iritasi lambung (gastritis)
6. Tumor atau Kanker saluran pencernaan
7. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
8. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
9. Kelainan gerakan usus
10. Kecemasan atau depresi

C. Proses Terjadi
Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau
jika produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak sesuai
dengan jumlah zat yang dicerna akan menyebabkan luka pada permukaan lambung.

D. Tanda dan Gejala


Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan
sendawa dan suara usus yang keras (borborigami). Keluhan berupa nyeri atau rasa tidak
nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut
terasa penuh atau begah (Djojoningrat, 2006b; Asma, 2012). Keluhan ini tidak selalu
semua ada pada setiap pasien, dan bahkan pada beberapa pasien pun keluhan dapat
berganti atau bervariasi dari hari ke hari baik dari segi jenis keluhan maupun kualitasnya
(Djojoningrat, 2006). Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit,
diare dan flatulensi (perut kembung).

E. Bahaya Penyakit Dispepsia


Perlukaan yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung sehingga
menyebabkan lambung menjadi bolong dan akhirnya terjadi perdarahan dan kanker
lambung.

F. Pencegahan
1. Makan teratur sesuai dan tepat waktu
2. Menjaga sanitasi lingkungan agar tetap bersih, perbaikan sosioekonomi dan gizi dan
penyediaan air bersih
3. Khusus untuk bayi, perlu diperhatikan pemberian makanan. Makanan yang diberikan
harus diperhatikan porsinya sesuai dengan umur bayi. Susu yang diberikan juga
diperhatikan porsi pemberiannya
4. Mengurangi makan makanan yang pedas, asam dan minuman yang beralkohol, kopi,
serta rokok.
5. Istirahat cukup
6. Menghindari stress

G. Pengobatan
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Tidak mengkonsumsi alkohol, makan makanan yang pedas, obat-obatan yang
berlebihan,nikotin, rokok, dan stress.
3. Atur pola makan (makan sedikit tapi sering)
4. Diet mempunyai peranan yang sangat penting. Dasar diet tersebut adalah makan
sedikit berulang kali, makanan yang banyak mengandung susu dalam porsi kecil. Jadi
makanan yang dimakan harus lembek, mudah dicerna, tidak merangsang peningkatan
dalam lambung dan kemungkinan dapat menetralisir asam HCL.
5. Perbaikan keadaan umum penderita bila dirawat
6. Pemasangan infus untuk pemberian cairan, elektrolit dan nutrisi
7. Penjelasan penyakit kepada penderita. Golongan obat yang digunakan untuk
pengobatan dispepsia adalah: antasida, antikolinergik, sitoprotektif dan lain-lain.
8. Rehabilitasi mental melalui konseling dengan psikiater, dilakukan bagi penderita
gangguan mental akibat tekanan yang dialami penderita dispepsia terhadap masalah
yang dihadapi.
9. Rehabilitasi sosial dan fisik dilakukan bagi pasien yang sudah lama dirawat di rumah
sakit agar tidak mengalami gangguan ketika kembali ke masyarakat.

H. Pembuatan Obat Tradisonal untuk mengatasi penyakit Dispepsia


1. Siapkan kunir (kunyit) lalu parut dan peras airnya
2. Campur air kunir dengan madu
3. Minum setiap hari selama gejala dispepsia masih ada

Daftar Pustaka
Abdullah, M., & Jeffri. (2012). Dispepsia. Continuing Medical Education. Vol 39. No. 9. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
Iin, Inayah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta: Medika aeusculapeus
Slamet, Suryono. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2. Jakarta: FKUI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DISPEPSIA

Disusun Oleh :
Edoardo Christiano
Petronella N. Sumerar
Esterina Yemima Siahaan
Philip Firmansyah Sitompul
Santi Ariance Genakari
Isna Tresna Majiah
Yohana Ratna Sari Pada
Sartika Dewi Pangaribuan

PROGRAM PROFESI NERS XXI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2019

Anda mungkin juga menyukai