Anda di halaman 1dari 33

A.

KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga beserta beberapa orang anggotanya yang
terkumpul dan tinggal dalam satu tempat karena pertalian darah, ikatan
perkawinan, atau adopsi yang satu sama lainnya saling tergantung dan
beriteraksi menurut Dep. Kes. RI (2010).
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi,
seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial
(hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional)
(Hanson 2001, dalam(Widagdo & Kholifah, (2016).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga . Keperawatan keluarga
merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga
dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010 dalam Kholifah& Widagdo
(2016).

2. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian
keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan
khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu
melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu
menangani masalah kesehatannya berikut ini:(Widagdo & Kholifah,
2016).
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuankeluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang
pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggota
keluarganya?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.
Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga
yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit. Contoh, keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi , yaitu memberikan diet , memantau
minum obat anti hipertensi,mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke
pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam
mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan
dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota
keluarga. Contoh: keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan
psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga
yang sakit.
e. Memanfaatkanfasilitaspelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggotakeluargayangmempunyai masalah kesehatan.
Contoh: keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, ataufasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.

3. Sasaran Keperawatan Keluarga


Sasaran keperawatan keluarga menurut (Depkes RI, 2010 dalam
(Widagdo & Kholifah, 2016) sebagai berikut:
a. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi
tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan
terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih
anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan
anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan
status kesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut


Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan
pembedahan, dan penyakit terminal.

4. Tipe keluarga
Menurut (Widagdo & Kholifah, (2016) tipe keluarga yang perlu
Anda ketahui adalah sebagai berikut:
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri
atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui,
keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak
mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan pengkajian
data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi
datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang
dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.
Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama
di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya
sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan,
seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe
sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri
atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan
jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan
suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga Menurut Friedman dalam Widagdo & Kholifah,
(2016) fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini:
a. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang
pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui
pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan
psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri
anggota keluarga,stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial Sosialisasi dimulai saat lahir
dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu
proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara
kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi
yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan
proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang
individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-
peran sosial.
c. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik dan
perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat
(yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi
perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi
keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

6. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Widagdo & Kholifah, (2016) terdapat delapan tahap
perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari berikut ini:
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan
anak baru lahir. Tugas perkembangannya adalah:
1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga.
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan
2) mensosialisasikan anak
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain
4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar
keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah:
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah:
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah:
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
hidup).
B. KONSEP PENYAKIT CA MAMMAE
1. Pengertian
CA Mammae atau Kanker payudara merupakan penyakit keganasan
yang paling banyak menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena
terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) (Wijaya & Putri, 2013).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul
dari jaringan payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan
untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Brunner & Sudart, 2005).
Kanker payudara adalah suatu penyakit yang menggambarkan
gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan
penyakit tunggal (Tucker dkk, 1998).

2. Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian
faktor genetik, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat
menunjang terjadinya kanker payudara.
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara
masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan
munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor
hormonal dan familial.
1. Wanita risiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia: risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada
ibu/saudara perempuan
4. Riwayat menstrual
- Early menarche (sebelum 12 tahun)
- Late menopause (setelah 50 tahun)
5. Riwayat kesehatan
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun,
menggunakan alat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi
estrogen.
7. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8. Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x
sehari), obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi,
merokok.

Faktor resiko
1. Riwayat pribadi Ca payudara
2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak
6. Riwayat keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi oral
8. Terapai pergantian hormone
9. Pemajanan radiasi
10. Masukan alcohol
11. Umur > 40 tahun

3. Pathofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan
ciri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak
mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut
terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel
normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a) Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
faktor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen
membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,
dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-
karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
b) Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut,
paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya
ditemukan di payudara.
c) Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta
limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa
minggu sampai beberapa tahun.
d) Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.
4. Pathway
Penigkatan kadar progesterone genetik usia virus alcohol radiasi defisiensi imun
(usia, menarche dini, menopause,
Diet tinggi lemak, rendah serat,
Limfosit
Oeferektomi, hamil sesudah 30tahun,
“Linkage genetic” T
autosomal dominant
Kontrasepsi oral untuk Ca Mutasi Pe Mutasi
 Deteksi kromosom gen, radikal gen,
17 ekspresi bebas ekspresi
 Mutasi gen BRCA 2 c-onk onkogen
Perubahan keseimbangan steroid
 Mutasi gen supresor sel, pe Interferon
tumor p 53 imunitas
Endogen (esstadiol&progesdiol)

Jejas
jaringan
Mempengaruhi faktor pertumbuhan
Kemampuan
sel untuk
menghancurkan
dan
Gangguan proliferasi menghambat
Gangguan proliferasi proliferasi sel
jar. Epitel sistem
dengan derajat otonom
duktal
tertentu
Hyperplasia sel dg
Kurang pengetahuan perkembangan atipikal
Melepaskan
Carsinoma diri dari sel
Ca.primer

Masuk ke
Invasi stoma Benjolan (+) Distorsi lig Mempengaruhi jar. non Invasi pembuluh sirkulasi
pd mammae cooper neoplastik utk meningkatkan limfe menyekat hematoggen
RX radang (pd suplai makanan O2&merangsang drainase limfatik
Ca inflamasi) proliferasi di sekitar sel Ca
Mengejar jar. yg peka Benjolan pecah Lekukan pada Metastasis
Kulit
sensasi nyeri, spt kulit (dimpling) Hipermetabolisme
Histamin, bercawak
perioteum/pleksu syaraf ulserasi Pleura Liver
bradikinin
Deposit utk lemak
Stress: ansietas menurun Efusi pleura Obstruksi duktus
Nyeri
Panas, edema, kemerahan hepatikus
Sesak nafas
Ansietas Kebutuhan nutrisi kurang
Nyeri akut dari keutuhan tubuh
Pola nafas tidak efektif
5. Tanda Dan Gejala
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit
ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya oleh
wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak
beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.
Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan
pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE DAN


TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan
secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit

REGIONAL LIMFE NODES (N)


NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi
satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau
intraklavikuler terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA


STADIUM T N M
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N2 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
IIIB T4 Semua N M0
Semua T N3 M0
IV Semua T Semua N M1

6. Akibat Yang Ditimbulkan/Komplikasi


Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering
untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase
ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak
mengalami gangguan persepsi sensori.

7. Penatalaksanaan Medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor local Mulai dari lumpektomi
dan penyinaran) (pengangkatan jaringan yang luas
dengan kulit yang terkena) sampai
kuadranektomi (pengangkatan
seperempat payudara), pengangkatan
atau pengambilan contoh jaringan
dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis
tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar
Mastektomi total dengan diseksi aksila limfe di lateral otot pektoralis minor
rendah Seluruh payudara, semua atau
Mastektomi radikal yang dimodifikasi sebagian jaringan aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis
Mastektomi radikal mayor dan minor di bawahnya,
seluruh isi aksila

Sama seperti masektomi radikal


Mastektomi radikal yang diperluas ditambah kelenjar limfe mamaria
interna
Non Pembedahan (paliatif)
Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe
regional yang tidak dapat direseksi
pada kanker lanjut, pada metastase
tulang, metastase kelenjar limfe,
aksila, kekambuhan tumor local atau
regional setelah mastektomi

Kemoterapi Adjuvan sistemik setelah


mastektomi; paliatif pada penyakit
yang lanjut

Terapi hormaon dan endokrin Kanker yang telah menyebar,


memakai estrogen, androgen,
progesterone, anti estrogen,
ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
Pengobatan paliatf kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema
yang kaku, selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterap[I diberikan bila
ada metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika terpai hormonal tidak
dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang sebelumnya, dan jika tumor
tersebut ER negatif.

8. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
sponyan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1) Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat
keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai
pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan
keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2) Radiologi (foto roentgen thorak)
3) USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa
yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan
hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena,
bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian
pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5) Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui
metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul
glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1) Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk
pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2
tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
2) Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram
normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama 2-3 minggu,
maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk
kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi
untuk dilakukan biopsy pembedahan.
3) Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat,
tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
4) Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
5) Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.
9. Pengkajian Fokus Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien (nama, umur, alamat, pendidikan, agama, dll)
b. Keluhan utama ada benjolan pada payudara dan lain-lain keluhan serta sejak kapan
riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan) faktor
etiologi/risiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone antara
lain esterogen dan progesterone, maka sebaiknya pemerikasaan ini dilakukan saat
pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi ± 1 minggu dari
akhir menstruasi.
e. Inspeksi
- Simetri mammae kanan-kiri
- Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda
radang, peaue d’orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain. Inspeksi ini juga
dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat apakah
ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang
tertinggal, dimpling dan lain-lain.
f. Palpasi
1) Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada,
jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas, dan operabilitas.
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase nudus (regional) atau organ jauh
5) Stadium kanker (sistem TNM UIIC, 1987)
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiologis
a) Mammografi/USG mammae
b) X-foto thorax
c) Kalau perlu
(1) Galktografi
(2) Tulang-tulang
(3) USG abdomen
(4) Bone scan
(5) CT scan
2) Pemeriksaan laboratorium
a) Rutin, darah lengkap, urine
b) Gula darah puasa dan 2 jam pp
c) Enzyme alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) Hormon reseptor ER, PR
f) Aktivitas estrogen/vaginal smear
3) Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor
b) Cairan kista dan pleura effusion
c) Secret putting susu
4) Pemeriksaan sitologis/patologis
a) Durante oprasi vries coupe
b) Pasca operasi dari specimen operasi
10. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker.
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolik (iritasi lambung, anoreksia)
e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan

11. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Carsinoma
Klien mengatakan cemas
dengan benjolan yang ada Benjolan (+) pada mammae
pada payudaranya Ansietas
DO: Benjolan pecah
- Terdapat benjolan pada
payudara klien Ulserasi
- Raut wajah terlihat
cemas Stress

Ansietas
2 DS: Infasi stoma
Klien mengatakan nyeri pada
benjolan di payudara Reaksi radang pada Ca inflamasi Nyeri Akut
DO:
- Klien terlihat meringis Histamine, bradikinin
- Skala nyeri 4 (sedang)
- Payudara klien terlihat Panas, edema, kemerahan
kemerahan, terdapat
benjolan Nyeri Akut
3 DS: Peningkatan kadar progesterone
Klien mengatakan tidak (usia menarche dini, menopause,
mengetahui tentang penyakit diet tinggi lemak rendah serat, Kurang Pengetahuan
yang di derita oeferektomi, hamil diatas 30
DO: tahun, kontrasepsi oral)
- Klien terlihat bingung
- Klien terlihat baru Kurang pengetahuan
mengetahui informasi
yang diberikan perawat
4 DS: Carcinoma
Klien mengatakan kurang
napsu makan, mual, muntah Mempengaruhi non neoplasma Ketidakseimbangan
DO: untuk meningkatkan suplai nutrisi kurang dari
- Klien terlihat mual makanan O2 dan merangsang kebutuhan tubuh
- Klien terlihat muntah poliferasi di sekitar sel Ca
- Klien tidak
menghabiskan porsi Hipermetabolisme
makannya
- BB menurun kurang napsu makan, anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
5 DS: Carcinoma
Klien mengatakan sesak napas
DO: Melepaskan diri dari sel Ca
- Klien terlihat sesak primer
napas
- RR: >20x/menit Masuk ke sirkulasi hematogen Ketidakefektifan Pola
- Klien terlihat lemas Napas
Metastasis

Pleura

Efusi pleura

Sesak napas

Ketidakefektifan pola napas


12. Rencana Intervensi Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk
interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya a. Data-data mengenal mengenai pengalaman
diharapkan cemas berkurang. terhadap penyakit yang dideritanya. klien sebelumnya akan memberikan dasar
NOC : b. Berikan informasi tentang prognosis secara untuk penyuluhan dan menghindari
 Anxiety control akurat. adanya duplikasi.
 Coping c. Beri kesempatan klien untuk mengeksplorasi b. Pemberian informasi dapat membantu
Kriteria Hasil : perasaannya. Beri informasi dengan emosi klien dalam memahami proses
 Klien mampu mengidentifikasi dan wajar dan ekspresi yang sesuai. penyakitnya.
mengungkapkan gejala cemas d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek c. Dapat menurunkan kecemasan klien.
 Mengidentifikasi, mengungkapkan samping. Bantu klien mempersiapkan diri d. Membantu klien dalam memmahami
dan menunjukkan tehnik untuk dalam pengobatan. kebutuhan untuk pengobatan dan efek
mengontol cemas e. Catat koping yang tidak efektif, seperti sampingnya.
 Vital sign dalam batas normal kurang interaksi sosial, ketidakberdayaan, dll. e. Mengetahui dan menggali pola kopinh

 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa f. Anjurkan untuk mengembankan interaksi dan klien.

tubuh dan tingkat aktivitas support system. f. Agar klien memperoleh dukungan dari
g. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman. orang terdekat/keluarga.
menunjukkan berkurangnya h. Pertahankan kontak klien, bicara dan g. Memberikan kesempatan pada klien untuk
kecemasan sentuhan yang wajar. berfikir/merenung/istirahat.
h. KLien mendapatkan kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa dia benar-benar
ditolong.

2. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur
syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker.
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi, dan a. Memberikan informasi yang diperlukan
diharapkan nyeri berkurang intensitas untuk merencakan asuhan
NOC : b. Evaluasi terapi: pembedahan, radiasi, b. Untuk mengetahui terapi yan dilakukan
 Pain Level, kemoterapi, bioterapi, ajarkan klien dan sesuai atau tidak, atau malah
 Pain control, keluarga tentang cara menghadapinya. menyebabkan komplikasi
 Comfort level c. Berikan pengalihan seperti reposisi, aktivitas c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
Kriteria Hasil : menyenangkan seperti mendengarkan music mengalihkan perhatian klien dari rasa
 Mampu mengontrol nyeri (tahu atau menonton TV nyeri
penyebab nyeri, mampu d. Menganjurkan teknik penanganan stress d. Meningkatkan kontrol diri atas efek
menggunakan tehnik nonfarmakologi (teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan), samping dengan menurunkan stress dan
untuk mengurangi nyeri, mencari berikan sentuhan terapeutik. ansietas
bantuan) e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu. e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter nyeri
dengan menggunakan manajemen dan klien. f. Agar terapi yang diberika tepat sasaran
nyeri g. Berikan analgetik sesuai dengan indikasi g. Untuk mengatasi nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, seperti morfin, methadone, narkotik, dll
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi,
keterbatasan kognitif.
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan a. Review pengertian klien dan keluarga tentang a. Menghindari adanya duplikasi dan
diharapkan klien mengetahui diagnose, pengobatan dan akibatnya. pengulangan terhadap pengerahuan klien
penyakitnya. b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan b. Memungkinkan dilakukan pembenaran
NOC : pengobatannya, ceritakan pada klien tentang terhadap kesalahan persepsi dan kesalahan
 Kowlwdge : disease process pengalaman klien lain yang menderita pengertian
 Kowledge : health Behavior kanker. c. Membantu klien dalam memahami proses
Kriteria Hasil : c. Beri informasi yang akurat dan factual penyakit
 Pasien dan keluarga menyatakan d. Baerikan bimbingan kepada klien dan d. Membantu klien dan keluarga dalam
pemahaman tentang penyakit, kondisi, keluarga sebelum mengikuti prosedur membuat keputusan pengobatan
prognosis dan program pengobatan pengobatan, terapi yang lama, dan komplikasi e. Mengetahui sampai sejauh mana
 Pasien dan keluarga mampu e. Anjurkan pada klien untuk memberikan pemahaman klien dan keluarga menganal
melaksanakan prosedur yang umpan balik. penyakit klien
dijelaskan secara benar f. Review klien/keluarga tentang status nutrisi f. Meningkatkan pengetahuan klien dan
 Pasien dan keluarga mampu yang optimal keluarga mengenai nutrisi yang adekuat
menjelaskan kembali apa yang g. Anjurkan klien untuk mengkaji membrane g. Mengkaji perkembangan proses-proses
dijelaskan perawat/tim kesehatan mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
lainnya. adanya eritema, ulcerasi. serta masalah dengan kesehatan mulut
h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit yang dapat mempengaruhi intake makanan
dan rambut. dan minuman.
h. Meningkatkan integritas kulit.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolik (iritasi lambung, anoreksia)
NOC NIC Rasional
NOC : a. Minitor intake makanan setiap hari, apakah a. Memberikan informasi tentang status gizi
 Nutritional Status : food and Fluid klien makan sesuai dengan kebutuhannya. klien.
Intake b. Timbang ukur berat badan. b. Memberikan informasi tentang
Kriteria Hasil : c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat penambahan dan penurunan berat badan
 Adanya peningkatan berat badan dan pembesaran kelenjar parotis c. Menunjukkan keadaaan gizi klien sangat
sesuai dengan tujuan d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi buruk
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi makanan tinggi kalori dengan intake cairan d. Kalori merupakan sumber energy
badan yang adekuat e. Mencegah mual muntah, distensi
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk berlebihan, dyspepsia yang menyebabkan
nutrisi atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu penurunan nafsu makan serta mengurangi

 Tidak ada tanda tanda malnutrisi pedas, manis, dan asin. stimulus berbahaya yang dapat

 Tidak terjadi penurunan berat badan f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan meningkatkan ansietas.

yang berarti misalnya makan dengan keluarga. f. Agar klien merasa seperti berada di rumah
g. Anjurkan teknik relaksasi, visualisasi, latihan g. Untuk menimbulkan perasaan ingin
moderate sebelum makan. makan/membangkitkan selera makan
h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama
problem anoreksia yang dialami klien dengan ahli gizi.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Airway Management a. Membuka jalan nafas
diharapkan pola napas kembali efektif  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift b. Memperlancar jalan nafas
NOC : atau jaw thrust bila perlu c. Memberikan oksigen untuk otak yang
- Respiratory status : Ventilation  Posisikan pasien untuk memaksimalkan adekuat
- Respiratory status : Airway patency ventilasi d. Mengetahui adanya kelainan bunyi nafas
- Vital sign Status  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat e. Mempertahankan jalan nafas yang adekuat
Kriteria Hasil : jalan nafas buatan f. Memperlebar jalan nafas
- Mendemonstrasikan batuk efektif  Pasang mayo bila perlu
dan suara nafas yang bersih, tidak  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
ada sianosis dan dyspneu (mampu  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
mengeluarkan sputum, mampu  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
bernafas dengan mudah, tidak ada tambahan
pursed lips)
 Lakukan suction pada mayo
- Menunjukkan jalan nafas yang paten
 Berikan bronkodilator bila perlu
(klien tidak merasa tercekik, irama
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara Lembab
nafas abnormal)  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Tanda Tanda vital dalam rentang keseimbangan.
normal (tekanan darah, nadi,  Monitor respirasi dan status O2
pernafasan)
Terapi Oksigen
 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Pertahankan jalan nafas yang paten
 Atur peralatan oksigenasi
 Monitor aliran oksigen
 Pertahankan posisi pasien
 Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Volume 3. Jakarta: EGC.
NANDA. 2009. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. Philadelphia.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa) 2. Yogyakarta: Nuha Medika.
Tucker, S.M,. 1998. Standar Perawatan Pasien Volume I. Jakarta: EGC
Wilkinson, J. 2016. Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai