PENYAKIT DISPEPSIA
Target :
Hari, tanggal :
Waktu :
I. Latar Belakang
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas – umumnya di bawah tulang rusuk di atas
pusar – yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan
napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas
semisal antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan. Namun, berhati-
hatilah. Meski jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai dispepsia itu bisa jadi
merupakan penyakit serius seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang
bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis
kelamin. Semua bisa terkena. Boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami
II. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan bapak dan ibu mengetahui tentang penyakit Dispepsia.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan bapak dan ibu dapat:
IV. Metode
1. Presentasi
2. Tanya jawab
V. Media
Leaflet
Matriks Kegiatan
disampaikan
Pelaksanaan :
teratur.
Materi :
Dispepsia
Evaluasi :
Dispepsia
Penutup :
4. 2 menit Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam.
Parappa.
Jumlah peserta :
Bapak : 50 orang
Ibu : 45 orang
Data Epidemiologi
Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami oleh
seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapat bahwa 15-30% orang dewasa
pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Dari data di negara barat didapat angka
prevalensinya berkisar antara 7-41% tetapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis.
Angka insidensi dispepsia diperkirakan antara 1-8%. Dan belum ada data epidemiologi di
Evaluasi
Tanya jawab
Lampiran Materi
A. Pengertian
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang
sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di
perut.
Dispepsia adalah kumpulan gejala berupa rasa nyeri pada ulu hati atau rasa tidak
nyaman di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman ini bisa dirasakan seseorang dalam bentuk
rasa penuh di perut bagian atas, rasa cepat kenyang, rasa terbakar, kembung, bersendawa,
mual dan muntah yang bersifat akut, berulang ataupun kronis. Meskipun jarang terjadi,
penyakit radang yang parah pada lambung ataupun kanker lambung, sehingga harus
B. Penyebab
5. Kanker lambung
C. Proses Terjadi
Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau
jika produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak sesuai
dengan jumlah zat yang dicerna akan menyebabkan luka pada permukaan lambung.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan
sendawa dan suara usus yang keras (borborigami). Keluhan berupa nyeri atau rasa tidak
nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa
penuh atau begah (Djojoningrat, 2006b; Asma, 2012). Keluhan ini tidak selalu semua ada
pada setiap pasien, dan bahkan pada beberapa pasien pun keluhan dapat berganti atau
bervariasi dari hari ke hari baik dari segi jenis keluhan maupun kualitasnya (Djojoningrat,
2006b).
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi
(perut kembung).
Perlukaan yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung sehingga
menyebabkan lambung menjadi bolong dan akhirnya terjadi perdarahan dan kanker lambung.
3. Menghindari makanan yang merangsang lambung contoh : cabe, cuka, sambal, ketan dan
lain-lain.
4. Hindari rokok
7. Menghindari stress
8. Minum obat bila maag kambuh, bila harus minum obat karena sesuatu penyakit, misalnya
sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
Iin, Inayah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
Slamet, Suryono. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2. Jakarta: FKUI