TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
sebagai individu (Gillis, 1983).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998).
2. Bentuk Keluarga
Berbagai bentuk keluarga tradisional adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah,
seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman, 2010).
Sedangkan menurut Sudiharto (2007), Kelurga inti adalah keluarga yang
dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga adopsi.
Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab
sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang tua adopsi,
biasanya menimbulkan keadaan yang saling menguntungkan baik bagi orang
tua maupun anak. Disatu pihak orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan
kasihsayangnya bagi anak adospsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah
keluarga yang sangat menginginkan mereka (Friedman, 2010).
3) Keluarga besar ( Extended Family )
Keluarga dengan pasangan dengan pasangan yang berbagi pengaturan rumah
tangga dan pengeluaran keuangan dengan orang tua, kakak / adik, dan
6
7
keluarga dekat lainnya. Anak – anak kemudian dibesarkan oleh generasi dan
memiliki pilihan model pola perilaku yang akan membentuk pola perilaku
mereka (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Sudiharto (2007), keluarga
besar adalah Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga
modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga dengan
pasangan sejenis.
4) Keluarga dengan orang tua tunggal
Keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang bercerai,
ditelantarkan, atau berpisah (Friedman, 2010).
5) Dewasa lajang yang tinggal sendiri
Kebanyakan individu yang tinggal sendiri adalah bagian dari beberapa bentuk
jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini tidak terdiri atas kerabat,
jaringan ini dapat terdiri atas teman - teman seperti mereka yang sama – sama
tinggal di rumah pensiun, rumah jompo, atau hidup bertetangga. Hewan
pemeliharaan juga dapat menjadi anggota keluarga yang penting (Friedman,
2010).
6) Keluarga orang tua tiri
Keluarga yang pada awalnya mengalami proses penyatuan yang kompleks dan
peneuh dengan stress. Banyak penyesuaian yang perlu dilakukan dan sering
kali individu yang berbeda atau subkelompok keluarga yang baru terbentuk ini
beradaptasi dengan kecepatan yang tidak sama. Walaupun seluruh anggota
keluarga harus menyesuaikan diri dengan situasi keluarga yang baru, anak –
anak seing kali memiliki masalah koping yang lebih besar karena usia dan
tugas perkembangan mereka (Friedman, 2010).
7) Keluarga binuclear
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak merupakan anggota
dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga inti, maternal
dan paternal, dengan keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang
dihabiskan dalam setiap rumah tangga (Friedman, 2010).
8
3. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun untuk
berkelanjutan unit keluarga itu sendir, sehingga fungsi afektif merupakan salah
satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama orang dewasa dalam
keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga
dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status social
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam
keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara menjalankan
fungsi dan memikul peran social orang dewasa seperti peran yang di pikul suami-
ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari
fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai
dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar
orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap
bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang paling
relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses
pengambilan keputusan.
4. Struktur Keluarga
Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah struktur peran,
struktur nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuasaan dan pengambilan
keputusan.
9
a. Struktur peran.
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah
posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu
system social.
b. Struktur nilai keluarga
Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan tentang nilai suatu
hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar mengikat anggota keuarga
dalam kebudayaan sehari-hari atau kebudayaan umum.
c. Proses komunikasi
Proses komunikasi ada dua yaitu proses komunikasi fungsional dan proses
komunikasi disfungsional.
1) Proses komunikasi fungsional.
Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan keluarga
yang sehat, dan komunikasi fungsional didefenisikan sebagai pengerim dan
penerima pesan yang baikisi maupun tingkat intruksi pesan yang langsung dan
jelas, serta kelarasan antara isi dan tingkai intruksi.
2) Proses komunikasi disfungsional.
Sama halnya ada cara berkomunikasi yang fungsional, gambaran dar
komuniasi disfungsional dari pengirim dan penerima serta komunkasi
disfungsinal juga melibatkan pengirim dan penerima.
d. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.
Kekuasaan keluarga sebagai arakteristik system keluarga adalah kemampuan atau
potensial, actual dari individu anggota keluarga yang lain. Terdapat 5 unit berbeda
yang dapat dianalisis dalam karakteristik kekuasaan keluarga yaitu : kekuasaan
pernikahan (pasangan orang dewasa), kekuasaan orang tua, anak, saudara
kandung dan kekerabatan. Sedangkan pengambil keputusan adalahteknik interaksi
yang digunakan anggota keluarga dalam upaya mereka untuk memperoleh kendali
dan bernegosiasi atau proses pembuatan keputusan. Lain halnya menurut menurut
Padila (2012), struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang
ada di Indonesia diantaranya adalah :
10
a. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalurayah.
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ayah.
e. Keluarga kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
anak lain, mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga dan diluar
keluarga. (Friedman, 2010).
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,
biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13
tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga maksimal dan
hubungan keluarga pada tahap ini juga maksimal.Tugas perkembangan keluarga
pada tahap IV adalah menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan
restasi, mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan. (Friedman,
2010).
e. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau
tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau
20 tahun. Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah
melonggarkan ikatan keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan
remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa
muda. (Friedman, 2010).
f. Tahap VI ( keluarga melepaskan anak dewasa muda)
Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak pertama
dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak
terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas keluarga pada tahap ini adalah
memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewas muda, termasuk
memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan anak-anaknya,
melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
(Friedman, 2010).
g. Tahap VII (Orang tua paruh baya)
Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension atau kematian salah satu
pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyediakan
15
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan teknan diastolic 90 mmHg
(Majid, 2017).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis
yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi
jika pemeriksaan tekanan darah enunjukkan hasil di atas 140/90 mmHg atau lebaih
dalam keadaan istirahat, dengn dua kali pemeriksaan dan selng wktu lima menit
(Yanita, 2017).
2. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan etiologi
1) Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahui penyebabnya.
Faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup
pengaruh genetik , stress dan psikologis, faktor lingkungan dan diet
(peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau
kalsium). ( Yanita, 2017).
16
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan obat-
obatan. Penyebab hipertensi sekunder di antaranya adalah berupa kelainan
ginjal;seperti obesitas, retensi insulin, hipertiroidisme, dan pemakaian oabt-
obatan, seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid. (Yanita, 2017).
b. Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi
1) Klasifikasi derajat hipertensi berdasarkan JNC-8
Derajat Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Pre-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II ≥160 ≥100
(Sumber: Bell,dkk.,2015) dalam (Yanita, 2017)
4. Patofisiologi
Faktor predisposisi yang saling berhubungan juga turut serta menyebabkan
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi. Diantaranya adalah faktor primer
17
dan faktor sekunder. Faktor primer adalah faktor genetik, gangguan emosi, obesitas,
konsumsi alkohol,kopi, obat – obatan, asupan garam, stress, kegemukan,
merokok,aktivitas fisik yang kurang. Sedangkan faktor sekunder adalah kelainan
ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin
lainnya seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-
obatan seperti kontasepsi oral dan kartikosteroid. (Brunner & Suddart, (2005) dalam
Wijaya & Putri,(2013).
5. Manifestasi Klinis
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekana intracranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasiglomerolus.
e. Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam
cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
b. Kurangi asupan natrium
c. Batasi konsumsi alkohol
d. Diet yang mengandung kalium dan kalsium
e. Menghindari merokok
f. Penurunan Stress
g. Terapi pijat
18
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status imunisasi, sumber
pelayanan kesehatan yangbias digunakan keluarga dan pengalaman terhadapa
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan momunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluraga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan Keluarga dan interaksi dalam Masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
20
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah
c. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawata keluarga yang sakit
e. Ketidakefektifan pola koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
f. Defesiensi pengetahuan ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah
g. Resiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
keluarga yang sakit.
Tabel 2.1
Skala Prioritas Dalam Menentukan Masalah Kesehatan
Skor
X Bobot
Angka Tertinggi
Tabel 2.2
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
4. Implementasi KeperawatanKeluarga
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga
dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk
dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk : mengenal
masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan
kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai
kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap
anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat
(Sugiharto,2012).
Implementasi asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan
keperawatan transkultural menggunkan tiga strategi utama, yaitu
mempertahankan budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi
kesehatannya saat ini; negosiasi budaya yang lebih menguntungkan situasi
dan kondisi kesehatannya saat ini; dan melakukan restrukturisasi budaya,
yaitu dengan menggantikan budaya yang lebih sesuai dengan situasi
kesehatannya saat ini (Sugiharto,2012).
5. Evaluasi KeperawatanKeluarga
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga
memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota
keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi
adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan
menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi
(Sugiharto,2012).
D. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
proses perubahan tersebut bukan hanya transfer materi saja atau
penyampaian materi dari seseorang ke orang lain, tetapi perubahan atas
29
pendidikan kesehatan terjadi karena adanya kesadaran dari tiap individu atau
dari sekelompok masyarakat itu sendiri (Mubarak dan Chayatin, 2009).
Menurut (Notoatmojo, 2012), pendidikan kesehatan dalam arti
pendidikan. Secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat,sehingga mereka melakukan apa yang di harapkan oleh pelaku
pendidikan dan promosi kesehatan, dan batasan ini tersirat unsur- unsur input
(sarana dan pendidik dari pendidikan), proses, (upaya yang di rencanakan
untuk mempengaruhi orang lain), output, (melakukan apa yang di harapkan).
Hasil yang di harapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah
perilaku kesehatan, perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang kondusif oleh sasaran dari suatu promosi kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomi.Dan menurut WHO yang paling baru ini memang lebih luas
dan dinamis di bandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan,
bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fungsi maupun mental dan
tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmojo, 2012).
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam
bidang kesehatan.Secara oprasional pendidikan kesehatan adalah semua
kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, praktek
baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. (Notoatmojo, 2012)
2. Sasaran
Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis
sasaran, yaitu (a) sasaran primer, (b) sasaran sekunder dan (c) sasaran tersier
(Maulana, 2009; Kemenkes RI, 2011).
a. Sasaran primer
Sasaran primer pendidikan kesehatan adalah pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) yang merupakan bagian dari
masyarakat.
30
b. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (pemuka adat, agama dll) maupun pemuka formal (petugas
kesehatan, pejabat, dll), organisasi kemasyarakatan dan media massa.
c. Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik di bidang
kesehatan serta dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.
3. Metode
Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Untuk sasaran
kelompok maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran
individual. Ada 3 macam metode pendidikan kesehatan, yaitu (Jones dan
Bartlett, 2009).
a. Metode pendidikan massa
Metode pendidikan massa dilakukan untuk mengonsumsikan
pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat. Berikut ini ada
beberapa contoh metode untuk pendekatan massa, yaitu :
1) Ceramah umum.
2) Pidato/diskusi tentang kesehatan dapat dilakukan melalui
media elektronik, baik televisi maupun radio.
3) Simulasi contohnya seperti dialog antara pasien dengan
perawat.
b. Metode pendidikan individual
Metode ini digunakan untuk membina perubahan perilaku
baru, atau membina seseorang. Bentuk pendekatan ini, antara lain:
1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling).
2) Interview (wawancara).
c. Metode pendidikan kelompok
Ada beberapa macam metode kelompok tersebut, yaitu:
1) Kelompok besar
Apabila peserta lebih dari 15 orang.Menggunakan 2 metode
untuk kelompok besar, bisa menggunakan ceramah ataupun
seminar.Untuk metode ceramah cocok untuk masyarakat
berpendidikan tinggi.Metode seminar digunakan pada
kelompok pendidikan menengah keatas.
31
2) Kelompok kecil
Apabila peserta kurang dari 15 orang.Terdapat beberapa
metode khusus kelompok kecil seperti: diskusi kelompok,
curahan pendapat, bermain peran (role play), bola salju
(snow balling), dan permainan simulasi (simulation game).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
ceramah.
a) Metode ceramah
Ceramah adalah suatu penyampaian informasi yang
sifatnya searah yaitu dari penceramah kepada hadirin.
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam usaha
menularkan pengetahuan secara lisan. Penceramah
biasanya dipilih orang yang dianggap ahli.Notoatmodjo
(2007) mengatakan bahwa metode ceramah baik untuk
sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
4. Media
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan
kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 yaitu: cetak, elektronik, media
papan (bill board) (Notoatmodjo, 2003).
a. Media cetak
1) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik
tulisan maupun gambar.
2) Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa
gambar/tulisan atau keduanya (selebaran) ; seperti leaflet tetapi
tidak dalam bentuk lipatan.
3) Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam
bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap
lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi
kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar
tersebut.
32