Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PSIEN INTRANATAL CARE (INC)

A. Definisi
Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan
spontan tidak iketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan
profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi persalinan pada kondisi
tertentu.
Selama persalinan, rahim berkontraksi leher rahim menjadi tipis (penipisan) dan
membuka (melebar), bayi berotasi dan bergerak kebawah kejalan lahir dan Anda melahirkan
bayi, plasenta, tali pusat, serta ketuban. Seluruh proses ini yang biasanya berlangsung
beberapa jam atau satu atu beberapa hari, adalah suatu periode peralihan untuk menjadi
orang tua dan peralihan menjadi makhluk yang mandiri bagi bayi anda. Persalinan adalah
klimaks dari kehamilan, dimana berbagai sistem yang tampaknya tidak saling berhubung
bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
B. Tanda dan Gejala
1. Lightening (perasaan distensi abdomen berkurang)
Lightening, yang mulai dirasa kira- kira dua minggu sebelum persalinan, adalah
penurunan sebagai presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi saflik, kepala
bayi biasanya menancap (enganged) setelah lightening. Wanita sering menyebut
lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”. Sesak napas yang dirasakan sebelumnya
selama trisemester ketiga kehamilan akan berkurang karena kondisi ini akan
menciptakan ruangan yang lebih besar didalam abdomen atas untuk ekspansi paru.
Namun, tetap saja lightening menimbulkan rasa tidak nyaman yang lain akibat tekanan
bagian presentasi pada struktur diarea pelvis minor. Hal- hal spesifik berikut akan
dialami ibu:
a. Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa
untuk ekspansi berkurang.
b. Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat
ibu merasa tidak enak dan timbul sensansi terus menerus bahwa sesuatu perlu
dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
c. Kram tungkai, yang disebabkan oleh tekanan bagaian presentasi pada saraf yang
menjalar melalui foramen iskiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
d. Peningkatan stasis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian
presentasi paa pelvis minor menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bawah.

Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi yang sama dengan


posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini, anda tidak lagi dapat
melakukan pemeriksaan ballote terhadap kepala janin yang sebelumnya dapat digerakan
diatas simfisis pubis pada palpasi abdomen. Pada langkah keempat pemeriksaan
Leopold ini, jari- jari anda yang sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar.

2. Perubahan pelviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama masa
hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang, dan lunak, sekarang serviks masih
lunak, konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan dan kemungkinan
sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan
paritasnya sebagai contoh, pada masa hamil, serviks ibu multipara secara normal
mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada primagravida dalam kondisi normal
serviks menutup.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton
Hiks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda beda sebelum persalinan.
Kematangan serviks mengindikasi kesiapannya untuk persalinan. Lihat Lampiran 1
3. Persalinan palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi
pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya
timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar
enam minggu kehamilan.
Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara intermiten bahkan
tiga atau empat minggu sebelum awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri
dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kekurangan energi dalam
menghadapinya. Wanita tersebut tidak tahu cara memastikan apakah ia benar-benar
mengalami persalinan yang sebenarnya karena hal tersebut hanya dapat dipastikan
dengan pemeriksaan dalam. Kemunculan ulang persalinan palsu secara intermiten serta
perjalanan pulang-pergi ke klinik atau rumah sakit tempat praktik bidan dapat sangat
melelahkan dan membuat frustasi bagi wanita dan keluarganya. Dalam menghadapi
situasi ini, semua personel yang melihat wanita tersebut dalam perjalanan ke tempat
praktik bidan diharapkan memiliki pemahaman, kesabaran, dan bersedia memberi
dukungan dan banyak penjelasan tentang hal-hal yang diperlukan. Bagaimanapun,
persalinan palsu juga mengindikasi bahwa persalinan sudah dekat.
4. Ketuban pecah dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Apabila
terjadi sebelum awitan persalinan, kondisi tersebut disebut Ketuban Pecah Dini (KPD).
Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil.
5. Bloody Show
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada
awal kehamilan. Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody show.
Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket
dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni. Ketika melihat rabas
tersebut, wanita seringkali berpikir bahwa ia “melihat tanda persalinan”. Kadang-
kadang seluruh plak lendir dikeluarkan dalam bentuk massa. Plak yang keluar pada saat
persalinan berlangsung dan terlihat pada vagina seringkali disangka tali pusat yang
lepas oleh tenaga obstetri yang belum berpengalaman. Padahal, umumnya tali pusat
dikeluarkan dalam satu sampai dua hari.
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24
hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang
bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas
lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil
terhadap, atau perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
6. Lonjakan energi
Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48 jam
sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih secara fisik
dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri mereka
bertenaga penuh. Umumnya, para wanita ini merasa enerjik selama beberapa jam
sehingga mereka semangat melakukan berbagai aktivitas, seperti membersihkan rumah,
mencuci dan menyetrika tirai, menyikat lantai, memasak dan membekukan makanan,
dan melakukan berbagai tugas rumah tangga lain, yang sebelumnya tidak mampu
mereka lakukan, tetapi saat ini mereka merasa perlu melakukannya sebelum kedatangan
bayi. Akibatnya, mereka memasuki masa persalinan dalam keadaan letih dan sering kali
persalinan menjadi sulit dan lama.
Terjadinya lonjakan energi belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut
terjadi alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energi yang diperlukan untuk
menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan
energi ini dan diarahkan untuk menahan diri menggunakannya dan justru
menghematnya untuk persalinan.
7. Gangguan saluran cerna
Ketika ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual, dan
muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun
belum ada penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa
gejala tersebut.
C. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan
1. Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot – otot rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone
yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
D. Jenis - Jenis Persalinan
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
1. Persalinan aterm : yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin di atas
2.500 gr.
2. Persalinan prematurus : persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat janin
kurang dari 2.499 gr.
3. Persalinan serotinus : persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada janin
terdapat tanda postmaturitas
4. Peralinan presipitatus : persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :

1. Persalinan spontan : bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan : bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
3. Persalinan anjuran : pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk
hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Persalinan kadang-kadang tidak mulai dengan segera dengan sendirinya
tetapi baru bisa berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau
dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.
E. Fase Persalinan
1. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan
serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi
uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada
saat akhir kala I.
2. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi
telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini.
Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan
multipara ± 0,5 jam.
3. KALA 3
a. Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
b. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
d. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
e. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di
atas pusat.
4. KALA 4
a. Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
b. Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
c. Kontraksi uterus harus baik
d. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
e. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
f. Kandung kencing harus kosong
g. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
h. Resume keadaan umum ibu dan bayi.
F. Konsep Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
- Integritas ego; Klien tampak tenang atau cemas
- Nyeri atau ketidaknyamanan; Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi
durasi atau keparahan
- Seksualitas; Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
- Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
- Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
- Risiko infeksi maternal
- Risiko kekurangan volume cairan
2. KALA I (fase aktif)
a. Pengkajian
- Aktivitas istirahat; Klien tampak kelelahan.
- Integritas ego; Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan
ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
- Nyeri atau ketidaknyamanan; Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir
30-40 detik.
- Keamanan; Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
- Seksualitas; Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara).
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
- Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
- Keletihan  b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan metabolisme
sekunder akibat nyeri selama persalinan
- Risiko cidera maternal
- Risiko kerusakan gas janin
3. KALA II
a. Pengkajian
- Aktivitas/ istirahat; Melaporkan kelelahan, Melaporkan ketidakmampuan
melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi, Lingkaran hitam di bawah mata
- Sirkulasi; Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
- Integritas ego; Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
- Eliminasi; Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
- Nyeri / ketidaknyamanan; Dapat merintih / menangis selama kontraksi,
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum, Kaki dapat gemetar selama
upaya mendorong, Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
- Pernafasan; Peningkatan frekwensi pernafasan
- Seksualitas; Servik dilatasi penuh (10 cm), Peningkatan perdarahan pervagina,
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh, Peningkatan pengeluaran cairan
amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
- Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
- Risiko kerusakan integritas kulit
4. KALA III
a. Pengkajian
- Aktivitas / istirahat; Klien tampak senang dan keletihan
- Sirkulasi; Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal    dengan cepat, Hipotensi akibat analgetik dan anastesi, Nadi melambat
- Makan dan cairan; Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
- Nyeri / ketidaknyamanan; Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
- Seksualitas; Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas, Tali pusat
memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
- Risiko kekurangan volume cairan
- Risiko cidera maternal
5. KALA IV
a. Pengkajian
- Aktivitas; Dapat tampak berenergi atau kelelahan
- Sirkulasi; Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada
respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran
saesaria
- Integritas Ego; Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
- Eliminasi; Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
- Makanan/cairan; Mengeluh haus, lapar atau mual
- Neurosensori; Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
- Nyeri/ketidaknyamanan; Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan
atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot
tremor
- Keamanan; Peningkatan suhu tubuh
- Seksualitas; Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin
pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
- Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
- Resiko kekurangan volume cairan

Anda mungkin juga menyukai