Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No.

2, Juni 2009

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS AMBAL 1 KECAMATAN
AMBAL KABUPATEN KEBUMEN

Safrudin Agus N S 1, Handoyo2, Dwi Ayudha Kurnia Widiyanti 3


1,,3Jurusan Keperawatan STiKes Muhammadiyah Gombong
2 Prodi Keperawatan Purwokerto

ABSTRACT
Low social economic and community situation and also
unsupported environment often create diarrhea cases. The diarrhea
cases that suffered by the BALITA patients in Ambal Community Health
Center were caused by the climate change from rainy to dry season.
The aim of this research is to find out diarrhea case factor
analyses of BALITA (babies under five years old) patient in Ambal
Community Health Center work area, Ambal, Kebumen.
The analytic research used cross sectional approach the sample
were taken by using purposive sampling based on inclusion criteria. The
experiment was done 27 Februari - 28 April 2009. the result of the data
showed that there were 23 balitas suffered by diarrhea case and 37
balitas were not suffered by diarrhea case.
The result of this study show that: diarrhea case number 38 %.
Factor that caused the diarrhea case for BALITA patients in Ambal 1
Community Health Center were:(1) nutrition status (OR=0,391), (2)
environment factor (OR=1,6931), (3) economic factor (OR=4,996), (4)
food feeding pattern (OR=0,402).
Conclusion: The most dominant risk factor that caused diarrhea
case of balita patients in Ambal in community Health Center was
economical status.

Keywords: Risk factors of caused diarrhea, BALITA.

PENDAHULUAN tahun. Kelompok ini setiap


Keadaan penduduk dan tahunnya mengalami lebih dari
sosial ekonomi yang rendah dan satu kejadian diare. Sebagian
lingkungan yang kurang dari penderita (1-2%) akan jatuh
mendukung sering timbul ke dalam dehidrasi dan kalau
penyakit diare, yaitu suatu tidak segera ditolong 50-60%
penyakit dengan berak encer diantaranya dapat meninggal.
(biasanya 4x atau lebih dalam Hal inilah yang menyebabkan
sehari) kadang-kadang disertai sejumlah 350.000-500.000 anak
muntah, badan lesu / lemah, di bawah lima tahun meninggal
tidak nafsu makan, lendir dan setiap tahunnya (Suharyono,
darah dalam kotoran. Ini 2003).
ditunjukkan dengan tingginya Hasil survei kesehatan
angka kesakitan dan kematian rumah tangga pada tahun 1995
yang disebabkan oleh penyakit menunjukkan bahwa setiap
tersebut, khususnya terjadi pada tahunnya terdapat 112.000
bayi dan anak di bawah lima kematian pada semua golongan

65
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

umur atau (54/100.000) seperri sungai sebagai air bersih,


penduduk. Pada balita terjadi untuk air minum, mencuci
kematian 2,5 per 1000 balita. peralatan makan, sayur dan
Salah satu faktor lingkungan lainnya. Disamping itu faktor
yang berhubungan dengan perilaku masyarakat juga
terjadinya diare adalah air dan menambah berat resiko
makanan. Cakupan air bersih terjadinya diare, seperti buang
mencapai 60% (target 80%), air tidak di jamban, mencuci
sedangkan kejadian diare 18,3% makanan yang tidak bersih,
dari jumlah balita (Adrianto, kebiasaan mencuci tangan
1995). sebelum makan (Hadi, 1999).
Diare pada balita dapat Sebagian besar kasus
menyebabkan kematian dengan diare pada anak balita
cepat karena pada balita mudah disebabkan oleh infeksi diare
terjadi dehidrasi yaitu akibat bakteri dan parasit.
kehilangan sejumlah besar air Besarnya angka kesakitan diare
dan elektrolit dari tubuh baik pada balita dipengaruhi juga
melalui tinja, muntah, panas oleh beberapa faktor seperti
tubuh, daya tahan tubuh yang balita tidak diberi ASI secara
kurang. Daya tahan tubuh penuh, kurang gizi, campak,
rendah disebabkan karena imunodefisiensi / rendahnya
asupan gizi yang kurang pada daya tahan tubuh yang
saat di dalam kandungan memperberat diare pada balita.
maupun saat dalam masa Sejumlah perilaku juga dapat
perkembangan, asupan gizi yang meningkatkan resiko diare
tidak terpenuhi tersebut akan seperti menggunakan botol susu
menghambat pertumbuhan dan yang tidak bersih, menyimpan
sangat mempengaruhi angka makanan pada suhu kamar,
kesakitan yang tinggi di menggunakan air minum\yang
kemudian hari. tercemar bakteri dari tinja. tidak
Pada saat musim hujan, mencuci tangan setelah BAB,
air hujan akan membawa dan tidak membuang tinja
kuman dan dapat masuk serta dengan benar (Hadi, 1991).
mencemari air sumur yang tidak Pemberantasan penyakit
memenuhi syarat, yaitu karena diare
tidak ada lapisan kedap air pada dapat dilakukan dengan
bibir surnur, pada lantai dan melibatkan berbagai lapisan
bagian dalam sumur. Hal diatas masyarakat mulai dari ibu
sangat mungkin terjadi di rumah tangga, petugas
wilayah Jawa Tengah, karena kesehatan dan masyarakat
menurut data tahun 2004, umum. Usaha pertama untuk
ternyata masih cukup banyak mencegah diare adalah dengan
penduduk yang membuang tinja melakukan alih tekhnologi dari
tidak di jamban, yaitu 42%. tenaga kesehatan kepada ibu
Disamping itu belum semua rumah tangga atau keluarga
penduduk mendapat suplai air dengan mampu melaksanakan
bersih, baru sekitar 74%. Hal ini beberapa pencegahan seperti
berarti sisanya masih memberikan ASI, memperbaiki
menggunakan air permukaan makanan pendamping ASI,
menggunakan air bersih yang

66
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

cukup, menggunakan jamban, menjadikan peneliti untuk


membuang tinja bayi dengan meneliti faktor resiko terjadinya
baik, dan memberi imunisasi diare pada anak balita di
campak. Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
Intervensi air bersih dapat Ambal Kabupaten Kebumen .
menurunkan insiden penyakit Dari latar belakang diatas
diare sebesar 17-27%, maka batasan masalah dari
sedangkan dampak penyediaan penelitian adalah:" Faktor risiko
jamban terhadap penurunan apa yang paling dominan yang
penyakit diare yaitu sebesar 22- menyebabkan terjadinya diare
24%. Intervensi cuci tangan pada balita di Puskesmas Ambal
dapat menurunkan kejadian 1 Kecamatan Ambal Kabupaten
diare sebesar 33%. Jika ketiga Kebumen "Tujuan umum
upaya tersebut dilaksanakan Mengetahui faktor risiko
bersama-sama secara intensif terjadinya diare pada balita di
sangat mungkin sebagian besar Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
penyakit diare disebabkan oleh Ambal Kabupaten Kebumen
mikroba (Budiarti, 2006).
Menurut Rubin (1999) bahwa METODE PENELITIAN Penelitian
bahaya diare terletak pada yang digunakan
dehidrasi, maka yaitu dengan jenis
penanggulangannya dengan cara metode
mencegah timbulnya dehidrasi penelitian analitik dengan
dan rehidrasi intensif bila telah menggunakan pendekatan cross
terjadi dehidrasi. Rehidrasi adalah sectional untuk menentukan
upaya menggantikan cairan faktor risiko terjadinya diare
tubuh yang keluar bersama tinja pada balita di Puskesmas Ambal
dengan cairan yang memadai 1 Kecamatan Ambal Kabupaten
melalui oral atau parenteral. Kebumen. Populasi pada
Cairan rehidrasi oral dipakai penelitian ini adalah semua
masyarakat adalah air kelapa, balita yang dirawat di
ASI, air perasan buah, dan LGG Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
(Larutan Gula Garam). Dari hasil Ambal Kabupaten. Pengambilan
studi pendahuluan yang sampel dalam penelitian ini
dilaksanakan pada bulan menggunakan tehnik purposive
September- November 2008 di sampling. Selama kurun waktu
Puskesmas Ambal 1 terdiri dari Februari – April 2009 tercatat 60
111 pasien balita, diantaranya balita yang memenuhi kriteria
23% balita menderita batuk pilek, inklusi dan eksklusi
7% balita menderita pnemonia, Variabel dalam penelitian
10% balita menderita gatal-gatal, dapat dirumuskan sebagai
16% balita menderita demam, berikut :
10% balita menderita typoid dan Variabel bebas: Status gizi,
34% balita menderita diare status ekonomi, keadaan
diakibatkan penyakit yang lingkungan dan pola hygiene
menyerang ketika peralihan sanitasi.Variabel terikat:
musim, dari musim penghujan terjadinya diare pada anak usia
menuju musim kemarau. Balita.
Masalah tersebut yang Instrumen penelitian yang
di gunakan dalam penelitian ini

67
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

adalah quesioner dan pedoman Diare Pada Balita Di Bangsal


wawancara untuk memperoleh RSUD Kebumen Tahun 2007”.
informasi data dari subyek Untuk mengetahui
penelitian pada balita diare dan validitas setiap item pertanyaan
tidak diare. Quesioner ini yang digunakan dalam penelitian
diadopsi dari penelitian yang ini digunakan rumus sebagai
dilakukan oleh Saelan dengan berikut (Azwar, S., 2006)
judul “ Faktor Risiko Terjadinya
N åxy - (å x)(å y)
rxy =
N å x2 - (å x)2 }{N å y 2 - (å y)2 }
Keterangan :
xi = Item ke- i
yi = Total score setiap item variabel ke- 1
dalam N = Ukuran sampei

Dengan tingkat keyakinan 95 kuesioner tersebut valid untuk


persen, maka bila : dilakukan penelitian atau tidak.
r > r tabel, berarti item tersebut Hasil yang didapat yaitu pada
dinyatakan diterima (valid) variabel status gizi, status
r < r tabel, berarti item tersebut ekonomi, status lingkungan dan
dinyatakan tidak diterima pola hygiene sanitasi didapatkan
(invalid) semua soal valid atau dapat
Uji validitas dilakukan pada dipergunakan dalam penelitian.
bulan Januari yang diujikan Setelah dilakukan perhitungan
kepada 15 responden di uji validitas terhadap soal-soal,
puskesmas Ambal 1 Kecamatan akhirnya kuesioner yang
Ambal Kabupaten Kebumen digunakan untuk penelitian
dengan jumlah dan responden yaitu menggunakan soal -soal
yang berbeda dengan penelitian yang telah dinyatakan valid atau
yang akan dilakukan. Uji semua pertanyaan
tersebut diberikan dengan dipergunakan dalam penelitian
menggunakan kuesioner 2. Uji reabilitas
sebanyak 27 pernyataan pada Reliabilitas adalah tingkat
variabel status gizi, status kestabilan dari suatu alat ukur
ekonomi, status lingkungan dan dalam mengukur suatu gejala.
pola hygiene sanitasi . Setelah Untuk menguji reliabilitas
data terkumpul, data tersebut digunakan rumus Kuder dan
dilakukan pengujian validitas Richardson ke-21( KR-21).
untuk mengetahui apakah
é k ùé k p (k - p) ù
r=ê úê1 - 2 ú
ëk -1 ûê S x ú
ë û
(Azwar, S., 2006)

Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah item dalam instrument
p =rata-rata p,

68
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

Sx 2 = varians skor tes Dengan


level of signifiacance 95 dan varibel bebas. Statistik yang
% atau a = 0,05 dan 99 % atau digunakan untuk menguji
a = 0.01 maka bila : hipotesis dengan
mengunanakan uji non
r hitung > r tabel berarti item parametik yaitu uji Chi-Kuadrat
tersebut reliabel (chi-square). Rumus chi-square:
r hitung < r tabel berarti item
tersebut tidak reliabel
Uji reliabilitas yang dilakukan
pada kuesioner untuk variabel Keterangan:
status gizi, status ekonomi, X2 = chi-square.
status lingkungan dan pola fo = frekuensi berdasarkan data.
hygiene sanitasi adalah 0,05. fh = frekuensi yang diharapkan.
Berdasarkan rumus Kuder dan Rumus ini digunakan untuk
Richardson ke-21( KR-21), r menguji signifikansi perbedaan
hitung > r tabel item dinyatakan reliabel frekuensi yang diobservasi fo,
dimana r tabel adalah 0,254. Sedangkan (freukensi yang diperoleh
pada variabel berdasarkan data),dengan
status gizi (a =0,751), status frekuensi yang diharapkan fh.
ekonomi (a =0,704), status Apabila dari perhitungan
lingkungan ( a =0,813) dan pola ternyata bahwa harga X2 sama
atau lebih besar dari harga X2
pemberian hygiene sanitasi
yang tertera dalam tabel, sesuai
(a =0,864) sehingga kuesioner dengan taraf signifikansi yang
tersebut dikatakan reliabel dan telah ditetapkan, maka
dapat digunakan dalam kesimpulan kita adalah bahwa
penelitian. ada pebedaan yang meyakinkan
anatara fo dengan fh. Akan
2. Tekhnik Analisa Data tetapi bila dari perhitungan
Dalam pengolahan data peneliti ternyata nilai X2 lebih kecil dari
menggunakan beberapa cara : harga kritik dalam tabel
a. Analisa Univariat adalah menurut taraf signifikansi yang
pengolahan data yang telah ditentukan, maka
dilakukan dengan cara kesimpulannya tidak ada
mendeskripsikan semua hasil perbedaan yang meyakinkan
survey sesuai dengan tujuan atara fo dengan fh.
penelitian dalam bentuk variasi c. Analisa Multivariat
dan tabel frekwensi. Pengolahan dan analisa data hasil
b. Analisa Bivariat adalah penelitian menggunakan
tekhnik pengolahan data komputer, dengan menggunakan
menggunakan uji chi square crosstab untuk mengetahui
yaitu untuk menguji hipotesa prosentase dari faktor risiko
faktor-faktor yang berhubungan Untuk mencari faktor risiko yang
dengan diare pada anak balita. paling dominan penyebab
Analisa bivariat dilakukan terjadinya diare menggunakan
dengan membuat tabel untuk regresi logistik :
mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara variabel terikat

69
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

log( 1 ) = log a + (log b) X ( Sudjana, 2000).


Y
HASIL PENELITIAN DAN
BAHASAN Pengaruh status gizi dengan
Sampel yang dilakukan kejadian diare pada balita
penelitian adalah seluruh pasien Analisis Bivariat dalam
yang dirawat di Puskesmas penelitian ini digunakan untuk
Ambal 1 Kecamatan Ambal mengetahui ada tidaknya
Kabupaten Kebumen periode hubungan antara variabel bebas
Februari sampai April 2009. (status gizi, status lingkungan,
Jumlah sampel seluruhnya ada status ekonomi, pola hygiene
60 responden; 23 balita diare sanitasi) dengan variabel terikat
dan 37 balita bukan diare. kejadian diare pada balita.
Tabel 1 Tabulasi silang status gizi dengan kejadian diare pada Balita di
Puskesmas Ambal I Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen bulan
Februari-April Tahun 2009 (n=60).
Diare Total
No Status Gizi Ya % Tdk % Jml %

1 Baik 12 29 30 71 42 70
2 Buruk 11 61 7 39 18 30
Jumlah 23 37 60 100
X2= 4,266 p= 0,039
Berdasarkan tabulasi hasil pengolahan dengan
silang pada tabel 1 diatas menggunakan program
diketahui bahwa ada kejadian komputer diperoleh koefisien chi
diare pada Balita dengan status square sebesar 4,266 dengan
gizi baik sebanyak 17 Balita nilai p= 0,039 < p = 0,05 berarti
(28%), sedangkan pada Balita menunjukkan ada pengaruh
dengan status gizi buruk antara status gizi dengan
diketahui ada kejadian diare kejadian diare pada Balita.
sebanyak 11 Balita (18%). Dari

Pengaruh status lingkungan dengan kejadian diare pada balita Tabel


2 Tabulasi silang status lingkungan dengan kejadian diare pada Balita di Puskesmas Ambal
I Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Februari-April Tahun 2009 (n=60)
Diare Total
No Status Lingkungan Ya % Tdk % Jml %

1 Baik 11 31 25 69 36 60
2 Buruk 12 50 12 50 24 40
Jumlah 23 37 60 100
X2=2,303 p= 0,029

70
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

Berdasarkan tabulasi Dari hasil pengolahan


silang pada tabel 2 diatas dengan
diketahui bahwa ada kejadian menggunakan program komputer
diare pada balita dengan status diperoleh koefisien chi square
lingkungan baik sebanyak 11 sebesar 2,303 dengan nilai p=
balita (28%), sedangkan pada 0,029 < p = 0,05 berarti
balita dengan status lingkungan menunjukkan ada pengaruh
buruk diketahui ada kejadian antara status lingkungan dengan
diare sebanyak 12 balita (18%). kejadian diare pada balita.

Pengaruh status ekonomi dengan kejadian diare pada balita


Tabel 3 Tabulasi silang status ekonomi dengan kejadian diare pada
Balita di Puskesmas Ambal I Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen
bulan Februari-April Tahun 2009 (n=60).
Diare Total
No Status Ekonomi Ya % Tdk % Jml %

1 Baik 5 20 20 80 25 42
2 Buruk 18 51 17 49 35 58
Jumlah 23 37 60 100
X2= 6,094 p= 0,014
Berdasarkan tabulasi hasil pengolahan dengan
silang pada tabel 3 diatas menggunakan program
diketahui bahwa ada kejadian komputer diperoleh koefisien chi
diare pada balita dengan status square sebesar 6,094 dengan
ekonomi baik sebanyak 5 balita nilai p= 0,014 < p = 0,05 berarti
(22%), sedangkan pada balita menunjukkan ada hubungan
dengan status ekonomi buruk antara status ekonomi dengan
diketahui ada kejadian diare kejadian diare pada balita.
sebanyak 18 balita (78%). Dari

Pengaruh pola hygiene sanitasi dengan kejadian diare pada balita Tabel
4 Tabulasi silang pola hygiene sanitasi dengan kejadian diare pada
Balita di Puskesmas Ambal I Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen
bulan Februari-April Tahun 2009 (n=60).
Diare Total
No Pola hygiene sanitasi Ya % Tdk % Jml %

1 Baik 15 24 28 65 43 72
2 Buruk 8 76 9 35 17 28
Jumlah 23 37 60 100
X2=5,107 p= 0,024
Berdasarkan tabulasi hygiene sanitasi baik sebanyak 4
silang pada tabel 4 diatas balita (24%), sedangkan pada
diketahui bahwa ada kejadian balita dengan pola hygiene
diare pada balita dengan pola sanitasi buruk diketahui ada
71
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

kejadian diare sebanyak 13 square sebesar 5,107 dengan


balita (76%). Dari hasil nilai p= 0,024 < p = 0,05 berarti
pengolahan dengan menunjukkan ada hubungan
menggunakan program antara status ekonomi dengan
komputer diperoleh koefisien chi kejadian diare pada balita.

Faktor-faktor yang sanitasi terhadap variabel


mempengaruhi kejadian diare terikat kejadian diare pada
pada balita di Puskesmas balita digunakan analisa regresi
Ambal 1 Kecamatan Ambal logistik. Data hasil jawaban
Kabupaten Kebumen keluarga pasien saat
Untuk mengetahui faktor pengambilan kuesioner di
yang dominan antara keempat Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
variabel bebas yaitu status gizi, Ambal Kabupaten Kebumen
status lingkungan, status dapat di lihat selengkapnya
ekonomi dan pola hygiene pada tabel berikut:

Tabel 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di


Puskesmas Ambal 1 Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen
No Variabel Diare Non X2 p OR 95% C.I.for EXB
diare Lower upper

1. Status Gizi
a. Baik 17 30 4,266 0,039 0,391 0,057 2,694
b. Buruk 11 7
2. Status ekonomi
a. Baik 5 20 6,094 0,014 4,996 1,352 8,466
b. Buruk 18 17
3.Statuslingkungan
a. Baik 11 25 2,303 0,029 1,631 0,488 5,444
b, Buruk 12 12
4.Pola hygiene
sanitasi
a. Baik 15 28 5,107 0,024 0,402 0,053 3,056
b. Buruk 8 9

Dari tabel 5 menunjukkan 0,057<OR<2,694. Sehingga


bahwa faktor - faktor yang harga OR dapat diterima.
mempengaruhi kejadian diare di Nilai OR=4,996, hal ini
Puskesmas 1 Ambal diatas dapat menunjukkan bahwa faktor
di ambil kesimpulan bahwa: ekonomi dalam penelitian ini
dengan nilai OR 0,391, hal ini mempengaruhi 4,996 kali
menunjukkan bahwa faktor gizi kejadian diare pada balita di
dalam penelitian ini Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
mempengaruhi 0,391 kali Ambal Kabupaten Ambal. Harga
kejadian diare pada balita di OR diantara harga CI 95% yaitu
Puskesmas Ambal 1 Kecamatan diantara rentang
Ambal Kabupaten Kebumen. 1,352<OR<18,466. Sehingga OR
Harga OR diantara harga CI 95% dapat diterima. Nilai OR=1,6931,
yaitu diantara rentang hal ini menunjukkan bahwa
faktor lingkungan dalam

72
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

penelitian ini mempengaruhi perbedaan antara data empiris


1,6931 kali kejadian diare pada dengan model. Model akan
balita di Puskesmas Ambal 1 dinyatakan layak jika
Kecamatan Ambal Kabupaten signifikansi di atas 0,05 atau -2
Kebumen. Harga OR diantara Log Likelihood di bawah Chi
harga CI 95% yaitu diantara Square Tabel. Dari hasil
rentang 0,488<OR<5,444. pengolahan menggunakan
Sehingga OR dapat diterima program komputer diperoleh nilai
Nilai OR=0,402, hal ini Hosmer and Lemeshow Test
menunjukkan bahwa faktor pola adalah sebesar 5,594 dengan
hygiene sanitasi dalam penelitian signifikansi 0,470 > 0,05. Berarti
ini mempengaruhi 0,402 kali fit dan kesimpulannya adalah
kejadian diare pada balita di bahwa model dinyatakan layak
Puskesmas Ambal 1 Kecamatan dan boleh diinterpretasikan.
Ambal Kabupaten Kebumen. Dari hasil pengolahan
Harga OR diantara menggunakan program
0,053<OR<3,058. Sehingga OR komputer diperoleh nilai
dapat diterima. Dari keempat Nagelkerke R Square sebesar
variabel penelitian yang paling 0,282 yang berarti bahwa
dominan berpengaruh terhadap keempat variabel bebas mampu
kejadian diare pada balita adalah menjelaskan varian hubungan
variabel status ekonomi diare sebesar 28,2% dan sisanya
ditunjukkan dari hasil yaitu sebesar 71,8% dijelaskan
penghitungan regresi logistik. oleh faktor lain.
Berdasarkan hasil pengolahan Untuk nilai koefisien regresi
menggunakan program logistik yang paling besar adalah
komputer pada lampiran pada variabel status ekonomi
diketahui bahwa nilai initial -2 yaitu 1,609 dengan tingkat
Log Likelihood adalah sebesar signifikan 0,016, hal ini
79,881 yang akan dibandingkan menunjukkan bahwa dari
dengan nilai Chi Square pada keempat variabel yang diteliti,
taraf signifikansi 0,05 dengan df variabel status ekonomi
sebesar N-1 dengan N adalah merupakan variabel yang paling
jumlah sampel, berarti 60 – 1 = dominan berpengaruh terhadap
59. Dari tabel Chi Square, kejadian diare pada balita.
diperoleh nilainya adalah 77,930. Angka kejadian diare di
Penurunan -2 Log Likelihood Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
adalah sebesar 79,881 Ambal Kabupaten Kebumen
– 65,935 = 13,946 dengan dengan jumlah sampel 60
signifikan 0,007 < p = 0,05 responden; 23 pasien diare dan
berarti keempat variabel bebas 37 pasien tidak diare, jadi 23
tersebut mempunyai pengaruh balita diare per sampel anak
terhadap kejadian diare pada kurun waktu penelitian, atau
balita. tiga puluh delapan (38%).
Hosmer dan Lemeshow Status ekonomi mempunyai nilai
Test adalah untuk melihat OR yang paling besar disusul
apakah data empiris cocok atau status lingkungan, pola
tidak dengan model atau dengan pemberian makan kemudian
kata lain diharapkan tidak ada status gizi. Data penelitian

73
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

menunjukkan keempat faktor sendiri, sumber air yang tidak


menjadi penyebab terjadinya bersih, mempunyai rumah yang
diare. belum disemen, kondisi rumah
Nilai OR pada status yang terbuat dari gedeg (bambu).
ekonomi lebih besar di Menurut Artini (1997)
bandingkan nilai OR pada menyatakan bahwa hygiene dan
status lingkungan. Ini didukung sanitasi yang buruk
oleh fakta bahwa apabila status mempermudah penularan diare
ekonomi orang tua baik/buruk baik melalui makanan, air
maka akan sulit bagi keluarga minum yang bercampur kuman
untuk memenuhi kebutuhan penyebab diare. Perilaku
dalam mempunyai sarana dan masyarakat yang negatif misalnya
prasarana keluarga untuk membuang air tinja ke dalam
menunjang lingkungan rumah sawah, sungai dan kebun, minum
yang sehat. air yang tidak dimasak dan
Data ini sesuai dengan melakukan pengobatan sendiri
penelitian Budiarti (2006) bahwa dengan cara yang tidak tepat. Hal
status ekonomi baik pada ini yang menyebabkan
kelompok kasus sebesar 62 %. lingkungan yang kurang
Status ekonomi tidak baik pada mendukung dapat
kontrol 32%. Dilihat dari nilai menyebabkan diare.
OR=1,032 diketahui bahwa Nilai OR status gizi lebih kecil
kemungkinan terjadi diare pada dibandingkan dengan nilai OR pada
kelompok anak dengan status status ekonomi. Nilai OR status gizi yang
ekonomi tidak baik lebih besar kecil dalam penelitian ini memberikan
dibandingkan dengan anak efek atau pengaruh yang besar pada nilai
dengan status ekonomi baik. OR status ekonomi untuk menjadi
Menurut Suharyono penyebab diare pada balita di Puskesmas
(2003) faktor ekonomi Ambal 1 Kecamatan Ambal Kabupaten
mempunyai pengaruh langsung Kebumen. Ini didukung oleh fakta bahwa
terhadap faktor-faktor penyebab apabila status ekonomi orang tua balita
diare, kebanyakan pada anak buruk atau rendah maka akan sulit bagi
yang mudah menderita diare keluarga/orang tua untuk memenuhi
berasal dari kelurga dengan kecukupan akan gizi
sosial ekonomi yang rendah balita. Efek dari kejadian
daya beli rendah dan kondisi tersebut adalah memberikan
ekonomi yang buruk. nilai status gizi yang buruk.
Nilai OR status lingkungan lebih Data ini sesuai dengan
kecil dibandingkan dengan nilai hasil penelitian yang dilakukan
OR status ekonomi. Nilai OR oleh Suwarko (1995) yaitu
status lingkungan yang kecil status gizi memberikan
dalam penelitian ini memberikan gambaran keadaan
efek atau pengaruh yang besar keseimbangan dengan
pada kejadian diare pada balita penyerapan zat gizi dan
di Puskesmas Ambal 1 penggunaan zat-zat gizi tersebut.
Kecamatan Ambal Kabupaten Kecakupan gizi akan
Kebumen. Ini dibuktikan oleh
fakta masih banyak responden
yang tidak mempunyai jamban

74
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

mempengaruhi ketahanan fisik diantaranya seperti infeksi


seseorang untuk dapat parasit (disentri), infeksi bakteri
bertumbuh dan berkembang (kolera), dan infeksi virus. Tetapi
secara sehat dan tidak mudah bisa juga karena kurang gizi,
terinfeksi oleh berbagai penyakit keracunan makanan, serta tidak
infeksi seperti diare. Anak balita tahan terhadap makanan
dengan status gizi tidak baik tertentu seperti rasa
mempunyai resiko yang lebih pedas/asam.
tinggi untuk menderita diare Menurut Robbin (1999) memberi
daripada anak balita dengan batasan kasar diare sebagai
status gizi baik. produksi tinja harian melebihi
Berdasarkan hasil penelitian 250 gram, mengandung 70% -
diketahui bahwa keempat 90% air yang menyebabkan
variabel bebas yaitu status gizi, bertambahnya volume tinja dan
status lingkungan, status frekuensi buang air besar. Diare
ekonomi dan pola hygiene juga didefinisikan sebagai
sanitasi menunjukkan ada pengeluaran tinja yang tidak
hubungan dengan kejadian normal dan cair. Diare dapat pula
diare pada balita. Hal ini diartikan sebagai buang air besar
disebabkan karena diare adalah yang tidak normal atau bentuk
penyakit yang dapat timbul tinja yang encer dengan frekuensi
karena tingkat gizi yang buruk, yang lebih besar dari biasanya.
lingkungan yang tidak sehat, Neonatus dikatakan diare apabila
pola makan yang tidak higienis frekuensi buang air besar lebih
dan kondisi atau status ekonomi dari empat kali sehari, sedangkan
keluarga yang buruk sehingga untuk bayi berumur kurang dari
pemenuhan kebutuhan hidup satu bulan dari anak -anak
kurang layak. apabila frekuensi lebih dari tiga
Diare merupakan gejala dari kali sehari.
suatu penyakit atau adanya dari Menurut Behrman (1999)
suatu kelainan di suatu sistem imun anak yang berasal
pencernaan yang menyebabkan dari sosio ekonomi rendah akan
frekuensi buang air besar lebih rendah dibanding anak
melebihi normal (lebih dari 3 yang berasal dari sosio ekonomi
kali sehari) dan tinja yang tinggi. Sehingga lebih rentan
dikeluarkan biasanya berbentuk terinfeksi kuman penyebab
lembek atau cair bahkan dapat diare. Usaha untuk pencegahan
berupa air saja, dengan atau penyakit, pemanfaatan
tanpa disertai darah atau lendir. pelayanan kesehatan tidak
Bayi dikatakan diare bila volume terpenuhi oleh karena
tinja lebih dari 15 gram/kg/24 keterbatasan ekonomi. Hal ini
jam. Volume tinja anak usia 3 menyebabkan masyarakat
tahun sama dengan tinja orang rentan menderita penyakit
dewasa. menular seperti diare.
Menurut seorang pakar Rendahnya ekonomi bertanggung
penyakit dalam Hadi (1999) jawab sebagian atas penyakit
diare diakibatkan terjadinya yang ditemukan pada anak. Hal
infeksi usus yang disebabkan ini karena kemiskinan
oleh berbagai macam penyakit, mengurangi kapasitas orangtua

75
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

untuk mendukung perawatan SIMPULAN DAN SARAN


kesehatan yang memadai pada Dari hasil penelitian yang
anak, cenderung memiliki higiene dilakukan pada Balita di
yang kurang, diet yang kurang, Puskesmas Ambal 1 Kecamatan
dan pendidikan yang rendah. Ambal Kabupaten Kebumen
Sehingga anak yang dari tentang faktor risiko kejadian
keluarga kurang mampu diare maka dapat disimpulkan:
memiliki angka kematian dan 1. Ada pengaruh status gizi
kesakitan yang lebih tinggi dengan kejadian diare pada
untuk hampir semua penyakit. anak Balita di Puskesmas
Dari hasil analisa regresi Ambal 1 kecamatan Ambal
logistik dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Kebumen
keempat variabel bebas yaitu 2. Ada pengaruh status ekonomi
status gizi, status lingkungan, dengan kejadian diare pada
status ekonomi dan pola hygiene anak Balita di Puskesmas
sanitasi mempunyai pengaruh Ambal 1 kecamatan Ambal
terhadap kejadian diare pada Kabupaten Kebumen
balita. Pengaruh tersebut 3. Ada pengaruh keadaan
dijelaskan sebesar 28,2% lingkungan dengan kejadian
terhadap kejadian diare pada diare pada anak Balita di
balita di Puskesmas Ambal I Puskesmas Ambal 1
Kecamatan Ambal Kabupaten kecamatan Ambal Kabupaten
Kebumen yang disebabkan oleh Kebumen
status gizi, status lingkungan, 4. Ada pengaruh pola hygiene
status ekonomi dan pola hygiene sanitasi dengan kejadian
sanitasi dan sisanya yaitu sebesar diare pada anak Balita di
71,8% disebabkan oleh faktor Puskesmas Ambal 1
lain. Kecamatan Ambal
Status ekonomi yang kurang Kabupaten Kebumen
dapat menyebabkan balita 5. Faktor yang paling dominan
kekurangan gizi karena daya beli yang menyebabkan diare di
orang tua terhadap pemenuhan Puskesmas Ambal I
makanan yang menunjang gizi Kecamatan Ambal
balita juga kurang. Tidak Kabupaten Kebumen adalah
terpenuhinya kebutuhan pangan faktor ekonomi.
dapat berakibat timbulnya
masalah kekurangan gizi pada Telah diketahui bahwa
usia rentan salah satunya balita, faktor-faktor yang menyebabkan
disamping pemenuhan akan diare di Puskesmas Ambal I
lingkungan yang baik seperti Kecamatan Ambal Kabupaten
kondisi bangunan rumah, sumber Kebumen adalah: Faktor-Faktor
air, jamban keluarga, dan pola risiko kejadian diare di
makan yang diberikan juga akan Puskesmas Ambal I Kecamatan
terganggu akibat kondisi status Ambal Kabupaten Kebumen
ekonomi yang buruk. adalah: faktor gizi, faktor
ekonomi, faktor lingkungan dan
faktor pola pemberian makan.
Disarankan agar petugas
kesehatan dapat

76
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

memaksimalkan kinerja kerja oleh kuman, karena botol


dalam meningkatkan PHBS susah dibersihkan.
masyarakat Ambal, penyuluhan b. Tidak menyimpan makanan
gizi, pemeliharaan lingkungan masak pada suhu kamar
sekitar tempat tinggal melalui karena bila makanan
program yang telah ada yaitu disimpan beberapa jam pada
posyandu, kerja bakti, suhu kamar maka akan
puskesmas dan juga sekolah tercemar dan kuman akan
(TK). berkembang biak.
Telah diketahui bahwa c. Tidak menggunakan air
faktor ekonomi yang paling minum yang tercemar.
dominan yang menyebabkan d. Mencuci tangan setelah
diare di Puskesmas Ambal I buang air besar dan setelah
Kecamatan Ambal Kabupaten membuang tinja anak atau
Kebumen jadi diharapkan sebelum makan dan
petugas kesehatan bekerja sama menyuapi anak.
dengan pemda dan aparat e. Membuang tinja dengan
pemerintah yang di desa untuk benar meskipun tinja bayi
lebih memprioritaskan atau tinja binatang karena
peningkatan dalam sektor tinja bayi sesungguhnya
ekonomi daerah untuk mengandung virus atau
membantu dalam meningkatkan bakteri dalam jumlah besar,
daya beli masyarakat Ambal sementara itu tinja binatang
sehingga untuk memenuhi juga menyebabkan infeksi
kebutuhan gizi tercukupi dan pada manusia.
meningkatkan taraf hidup Dari Segi Pencegahan
masyarakat khususnya a. Memberikan ASI secara
masyarakat ambal serta dari penuh 4-6 bulan pada
pihak tenaga kesehatan untuk pertama kehidupan bayi
lebih mensosialisasikan Perilaku karena bayi yang tidak diberi
Hidup Bersih dan Sehat ASI penuh pada masa itu
Angka kejadian diare di kemungkinan menderita
Puskesmas Ambal I Kecamatan dehidrasi berat lebih besar.
Ambal Kabupaten Ambal, 23 Pemberian air susu ibu
anak per 60 sampel anak terbukti meningkatkan daya
selama kurun waktu penelitian, tahan terhadap diare
atau tiga puluh persen (38%). sehingga dapat melindungi
Disarankan agar Puskesmas kita terhadap berbagai
Ambal I Kecamatan Ambal kuman penyebab diare
Kabupaten Kebumen, seperti shigella dan kolera.
meningkatkan fasilitas baik b. Meningkatkan pemenuhan
kualitas maupun kuantitas gizi anak karena kekurangan
untuk pelayanan kasus diare. gizi pada anak dapat
Dari Segi Perilaku memperberat penyakit, lama
a. Mengurangi atau tidak dan resiko kematian karena
menggunakan botol susu, diare.
karena penggunaan botol ini c. Imunisasi campak pada anak
memudahkan pencernaan karena diare dan disentri
sering terjadi dan berakibat

77
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

berat pada anak-anak yang topik yang sama lebih fokus ke


sedang menderita campak lingkungan dan perilaku hidup
dalam waktu 4 minggu bersih masyarakat Ambal.
terakhir, hal ini karena
sebagai akibat dari DAFTAR PUSTAKA
penurunan kekebalan tubuh Adrianto, P., 1995,
penderita. Penatalaksanaan dan
d. Meningkatkan daya tahan pencegahan Diare Akut,
tubuh dengan pemenuhan edisi ke 2 , WHO, EGC.
gizi yang baik karena jika Agus, Dkk.1994.Optimalisasi
daya tahan tubuh lemah Tata Laksana Gagal
akan mempermudah Tumbuh Gastrointestinal
terjadinya pada saluran Guna Meningkatkan
pencernaan dan dapat Kualitas Sumber Daya
menyebabkan timbulnya Manusia. FKUI, Jakarta.
diare. Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan
Dari Segi Lingkungan Validitas. Pustaka Pelajar,
a. Mencegah penularan diare Yogyakarta.
dengan menjaga higiene dan Buletin Penelitian Kesehatan,24 (
sanitasi yang baik karena 2dan3). 1996. Pusat
penularan diare bisa melalui Penelitian Ekologi
makanan, air minum yang Kesehatan, Badan Litbang
bercampur kuman penyebab Kesehatan: Jakarta.
diare. Behram, 1997. Ilmu Kesehatan
b. Mengubah pola perilaku Anak.EGC, jakarta
masyarakat yang negatif Dewi, 2000. Majalah Kedokteran
misalnya membuang tinja di Unibrow Volume XVI No.1.
kebun, sawah atau sungai, Eisenberg, Heide Dan Sandee.
minum air yang tidak 1997. Bayi Pada tahun
dimasak dan melakukan Pertama : Apa Yang Anda
pengobatan sendiri dengan Hadapi Bulan Perbulan.
cara yang tidak tepat. Arcan, Jakarta.
Dari Segi Status Gizi Erlan, 1997. Penatalaksanaan
a. Peningkatan pemahaman Dan Pencegahan Diare Edisi
status gizi, ketersediaan III. EGC, Jakarta. Hadi, S.
pangan, daya beli masyarakat 1999. Gastroenterologi.
dan kesehatan individu Alumni. Bandung.
merupakan hal yang tidak I Dewa, Bakri Dan Fajar. 2002.
dapat dipisahkan. Penilaian Status Gizi.
Kecukupan gizi akan Penerbit Buku Kedokteran.
mempengaruhi ketahanan EGC, Jakarta.
fisik seseorang untuk dapat Jumiarti Ilyas Et A1.1992.
tumbuh dan berkembang Asuhan Kesehatan Anak
sehat dan tidak mudah Dalam Konstek Keluarga.
terinfeksi oleh berbagai Pusat Pendidikan Tenaga
penyakit infeksi seperti diare. Kesehatan Departemen
Untuk penelitian lebih lanjut Kesehatan RI: Jakarta.
Untuk penelitian yang akan Peter C, Hayes Dan David. Segi
dilakukan mendatang dengan Praktis Ga.stroenterology

78
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 2, Juni 2009

Dan Hepatologi. Bina Dasar Metode


Aksara: Jakarta. Tekhnik.Tarsito: Bandung.
Singarimbun, M. Dan Effendi,
5.2006. Metode Penelitian Suryono-April 2004. Majalah
Survei. Penerbit Pustaka Sains Kesehatan, 17 ( 2 ).
LP35 Indonesia. Anggota Staf Pengajar Ilmu
IKAPI: Jakarta Barat. Kesehatan Anak 1, 1995.
Soetjiningsih, Dkk. 1998. Ilmu Kesehatan Anak.
Tumbuh Kembang Anak. FKIJI: Jakarta.
Bagian Kesehatan Anak FK Saryono, 2007. Metodologi
Universitas Udaya: Bali. Penelitian kesehatan. Mitra
Sudaryat, S. 2005. KAPITA Cendekia Press: Yogyakarta
Selekta Gastroenterologi Riwidikdo, H. 2007. Statistic
Anak. FK Unud / RS kesehatan. Mitra Cendekia
Sanglah: Denpasar. Press: Yogyakarta.
Sudjana, 2000, Metoda http://digikib.litbang.depkes.g
Stati.stika, Tarsito: o.id (diakses pada tanggal
Bandung 05 November 2008 pukul
Suharyono, Dkk. 1988. 09.28.56)
Gastroenterologi Anak www.pdf-search-
Praktis FKUI: Jakarta. engine.com/diare-
Surakhmad Winarno. 1998. pdf.Html (diakses pada
Pengantar Penelitian Ilmiah tanggal 05 November 2009
pukul 09.28.56).

79

Anda mungkin juga menyukai