Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA PERAWAT MENERAPKAN KEBIJAKAN

KESELAMATAN PASIEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU


PELAYANAN

Nama : Nur Afrina Sahira Purba

Nim : 18110113

Email : nurafrinasahira3@gmail.com

Abstrak

Abstrak: Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi
pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian:
mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Metode: Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
perbandingan dari beberapa jurnal dan literatur. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan keselamatan pasien dapat meningkatkan mutu pelayanan .Namun, dalam
realisasinya masih terdapat hambatan dan kekurangan dalam pemenuhan standar upaya keselamatan
pasien sehingga perlu optimalisasi penerapan upaya keselamatan pasien dari seluruh pihak yang
terlibat. Hasil : diperoleh hasil observasi dan wawancara serta studi literatur terkait mutu pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya Kesimpulan: Dapat disimpulkan
bahwa perawat harus memahami menerapkan keselamatan pasien dan menerapkannya untuk
menciptakan pelayanan yang aman dan bermutu.

Kata Kunci : keselamatan pasien, perawat, patient safety

Abstract

Abstract: Patient safety is something far more important than just service efficiency, and
behavior with the ability of nurses plays an important role. The purpose of this study: to
determine the relationship of behavior with the ability of nurses in implementing patient
safety to improve service quality. Method: The data collection technique used was a
comparison of several journals and literature. Results: The results of data analysis showed
that the application of patient safety policies can improve the quality of service. However, in
the realization there are still obstacles and deficiencies in meeting patient safety standards
so that it is necessary to optimize the application of patient safety efforts from all parties
involved. Results: Obtained observation and interview results as well as literature studies
related to the quality of health and patient safety services at Puskesmas X Kota Surabaya
Conclusion: It can be concluded that nurses must understand applying patient safety and
applying it to create safe and quality services.

Keywords: patient safety, nurses, patient safety

PENDAHULUAN tidak mengambil tindakan yang seharusnya


diambil.
Peningkatan mutu dalam segala bidang
khususnya dalam bidang kesehatan salah Patient safety adalah konsep pasien yang

satunya melalui akreditasi Rumah Sakit sedang dalam pelayanan kesehatan dapat

menuju kualitas pelayanan Internasional. mencapai dampak yang diharapkan.

Dalam sistem akreditasi yang mengacu Keselamatan Pasien (Patient Safety)

pada standar Joint commission merupakan sesuatu yang jauh lebih penting

International (JCI) diperoleh standar yang dari pada sekedar efisiensi pelayanan.

paling relevan terkait dengan mutu Perilaku perawat dengan kemampuan

pelayanan Rumah Sakit International perawat sangat berperan penting dalam

Patient Safety Goals (sasaran international pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku

keselamatan pasien) yang meliputi enam yang tidak aman, lupa, kurangnya

sasaran keselamatan pasien rumah sakit. perhatian/motivasi, kecerobohan, tidak

(Kemenkes RI, 2011). Keselamatan pasien teliti dan kemampuan yang tidak

menurut Permenkes RI No. 11 Tahun 2017 memperdulikan dan menjaga keselamatan

tentang Keselamatan Pasien adalah sistem pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan

yang membuat asuhan pasien lebih aman, dan akan mengakibatkan cedera pada

meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pasien, berupa Near Miss (Kejadian Nyaris

pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan Cedera/KNC) atau Adverse Event

analisis insiden, kemampuan belajar dari (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD)

insiden dan tindak lanjutnya, serta selanjutnya pengurangan kesalahan dapat

implementasi solusi untuk meminimalkan dicapai dengan memodifikasi perilaku.

timbulnya risiko dan mencegah terjadinya Perawat harus melibatkan kognitif, afektif

cedera yang disebabkan oleh kesalahan dan tindakan yang mengutamakan

akibat melaksanakan suatu tindakan atau keselamatan pasien. World Health


Organization (WHO), 2014 Keselamatan
pasien merupakan masalah keseahatan diharuskan memperhatikan mutu
masyarakat global yang serius. pelayanan dan keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan dan dilakukan
Bawelle(2013 )secara keseluruhan
secara berkesinambungan. Berdasarkan
program patient safety sudah diterapkan,
penelitian Firawati, dkk. (2012),
namun masalah dilapangan merujuk pada
pelaksanaan keselamatan pasien dan
konsep patient safety, karena walaupun
budaya keselamatan pasien di sebuah
sudah pernah mengikuti sosialisasi, tetapi
fasilitas pelayanan kesehatan dapat
masih ada pasien cedera, resiko jatuh,
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
resiko salah pengobatan, pendelegasian
pengorganisasian, lingkungan kerja, dan
yang tidak akurat saat oforan pasien yang
faktor budaya. Dalam pelaksanannya,
mengakibatkan keselamatan pasien
upaya keselamatan pasien memerlukan
menjadi kurang maksimal. Maka dari itu
pemantauan yang berkesinambungan agar
perawat harus menerapkan kebijakan
pelaksanaannya sesuai dengan tujuan.
keselamatan pasien. Yang mena kebijakan
Berdasarkan penelitian Samra, R., dkk.
ini untuk menanggualangi serta
(2016), bahwa terdapat beberapa strategi
mengurangi resiko pasien cidera, resiko
monitoring yang dapat digunakan sebagai
jatuh dan salah pengobatan. Sehingga apa
metode pemantauan dalam implementasi
bila semua itu diminimalisir, dapat
upaya keselamatan pasien. Strategi
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
monitoring yang digunakan dapat
baik dirumah sakit maupun di pusat
disesuaikan dengan kebutuhan,
kesehatan lainnya. gan. Keselamatan
kemampuan dan kondisi fasilitas
pasien menjadi poin penting dalam setiap
pelayanan kesehatan.
tindakan medis baik tindakan medis ringan
maupun tindakan medis berat. Berdasarkan TUJUAN
penelitian Maghfiroh & Rochmah (2017),
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk
keselamatan pasien memberikan pengaruh
memengetahui hubungan perilaku dengan
besar terhadap citra, tanggung jawab
kemampuan perawat dalam menerapkan
sosial, moral serta kinerja petugas
kebijakan keselamatan pasien (patient
kesehatan sehingga keselamatan pasien
safety) untuk meningkatkan mutu
memiliki keterkaitan dengan isu mutu dan
pelayanan di beberapa rumah sakit
citra sebuah pelayanan kesehatan termasuk
maupun pusat kesehatan yang lainnya.
puskesmas. Berdasarkan Permenkes No.
46 Tahun 2015, bahwa fasilitas kesehatan
METODE terdapat beberapa strategi monitoring yang
dapat digunakan sebagai metode
Metode yang digunakan adalah teknik
pemantauan dalam implementasi upaya
pengumpulan data dan perbandingan
keselamatan pasien. Strategi monitoring
beberapa jurnal serta literatur. Metode
yang digunakan dapat disesuaikan dengan
Artikel ilmiah ini merupakan jenis artikel
kebutuhan, kemampuan dan kondisi
ilmiah deskriptif. Teknik pengumpulan
fasilitas pelayanan kesehatan. Monitoring
data yang dilakukan adalah dengan
upaya keselamatan pasien bertujuan untuk
observasi langsung,wawancara dan studi
memastikan bahwa pelaksanaan upaya
literatur berdasarkan kebijakan dan
keselamatan pasien telah sesuai dengan
dokumen yang terkait dengan mutu dan
standar dan kriteria yang telah disepakati.
keselamatan pasien.menurut jurnal Nurul
Sedangkan strategi monitoring merupakan
H.U (2018) Observasi langsung dilakukan
sebuah .
untuk melihat proses pelaksanaan upaya
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Puskesmas X merupakan salah satu

Surabaya. Wawancara dilakukan kepada Puskesmas di Kota Surabaya yang telah

tim Mutu dan Keselamatan Pasien dengan terakreditasi. Berdasarkan hasil wawancara

menggunakan panduan wawancara yang dan observasi lapangan, pelaksanaan

disesuaikan dengan Permenkes No. 46 upaya keselamatan pasien di Puskesmas X

Tahun 2015 dan Instrumen Akreditasi disesuaikan dengan point elemen penilaian

Puskesmas. Sedangkan dokumen yang instrument akreditasi Puskesmas. Berikut

digunakan sebagai literatur adalah merupakan hasil wawancara dan observasi

pedoman, kebijakan dan/atau peraturan langsung terkait pelaksanaan upaya

yang berlaku terkait mutu dan keselamatan keselamatan pasien di Puskesmas X

pasien. Pengumpulan data dilaksanakan di berdasarkan Instrumen Akreditasi

Puskesmas X Kota Surabaya pada bulan Puskesmas BAB IX. Berdasarkan Tabel 1,

Januari-Februari 2018. terdapat 2 standar upaya keselamatan


pasien dalam instrumen akreditasi
HASIL
Puskesmas BAB IX tentang peningkatan
Dalam pelaksanannya, upaya keselamatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang
pasien memerlukan pemantauan yang belum terlaksana dengan baik di
berkesinambungan agar pelaksanaannya Puskesmas X Kota Surabaya, yaitu (1)
sesuai dengan tujuan. Berdasarkan Upaya keselamatan pasien dipahami dan
penelitian Samra, R., dkk. (2016), bahwa didefinisikan dengan baik oleh semua
pihak yang berkepentingan dan (2) 3.Standar: Pengukuran, pengumpulan dan
Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi evaluasi sasaran keselamatan pasien.
sasaran keselamatan pasien.
kondisi di lapangan: Pengukuran,
pengumpulan dan evaluasi sasaran
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
1.Standar: Perencanaan, monitoring, dan
Surabaya dilaksanakan secara rutin setiap
evaluasi upaya keselamatan pasien
bulan Namun terkadang pelaksanaannya
menjadi tanggung jawab tenaga yang
tidak sesuai dengan jadwal.
bekerja di pelayanan klinis.
Telaah : Masih kurangnya komitmen
Kondisi di Lapangan: Puskesmas X Kota
dalam ketepatan waktu pengukuran,
Surabaya telah memiliki dokumen lengkap
pengumpulan dan evaluasi sasaran
terkait dengan perencanaan, monitoring,
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
dan evaluasi upaya keselamatan pasien
Surabaya 4.
serta Surat Keputusan (SK) tentang
penetapan tim Mutu dan Keselamatan Standar: Hasil perbaikan upaya
Pasien beserta uraian tugasnya. keselamatan pasien dievaluasi dan
dikomunikasikan dengan baik .
Telaah: Telah sesuai dengan standar 2
Kondisi di lapangan :Tindak lanjut yang
2.Standar:Upaya Keselamatan Pasien
diambil terkait dengan perbaikan upaya
dipahami dan didefinisikan dengan baik
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
oleh semua pihak yang berkepentingan
Surabaya dicatat dan didokumentasikan
Kondisi di lapangan: Terdapat beberapa serta ditempel pada papan informasi
petugas Puskesmas X Kota Surabaya yang Puskesmas X Kota Surabaya sebagai
masih belum memahami dengan baik alur bahan evaluasi dan media komunikasi
pelaporan Insiden Keselamatan Pasien kepada pasien. Selain itu, hasil evaluasi
(IKP) dan terdapat petugas yang tidak perbaikan upaya keselamatan pasien
konsisten dalam melakukan pencatatan dan disosialisasikan kepada seluruh petugas di
pelaporan keselamatan pasien. masing-masing unit kerja sebagai bahan

Telaah :Masih kurangnya sosialisasi pembelanjaran.

kepada seluruh petugas yang terlibat Telaah: telah sesuai denga standar
terkait dengan upaya keselamatan pasien
di Puskesmas X Kota Surabaya 3.
PEMBAHASAN
Pelayanan Kesehatan Menurut Edward upaya keselamatan pasien sudah dilakukan
Deming (1940), Mutu adalah pelayanan sesuai dengan kebijakan dan pedoman
yang dapat memuaskan pelanggan, yang berlaku. Berdasarkan observasi
Menurut Joseph M. Juran (1954), bahwa langsung, terdapat dokumen perencanaan,
mutu merupakan kecocokan penggunaan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan
produk untuk memenuhi kepuasan upaya keselamatan pasien di Puskesmas X
pelanggan. Sedangkan menurut Supriyanto Kota Surabaya. Hal tersebut menunjukkan
& Wulandari (2011), mutu merupakan bahwa tim keselamatan pasien telah
keseluruhan karakteristik dan gambaran menjalankan tugasnya dalam pelaksanaan
dari barang atau jasa yang menunjukkan upaya keselamatan pasien di Puskesmas X
kemampuannya dalam memuaskan Kota Surabaya. Upaya keselamatan pasien
kebutuhan pelanggan. Sehingga dapat harus dipahami dan didefinisikan dengan
dikatakan bahwa mutu adalah sesuatu yang baik oleh seluruh pihak yang terlibat agar
digunakan untuk menjamin tujuan atau penerapan upaya keselamatan pasien dapat
luaran yang diharapkan dan mutu harus berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
selalu mengikuti perkembangan yang diinginkan. Salah satu tujuan dari
pengetahuan professional terkini agar upaya keselamatan pasien yang tercantum
dapat memuaskan pelanggan. dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja
Puskesmas X Kota Surabaya adalah untuk
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat
meningkatkan mutu pelayanan dan
atau tingkat kesempurnaan pelayanan
kepuasan pasien.
kesehatan yang diselenggarakan sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku. Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas
Menurut Azwar (1996), mutu pelayanan X Kota Surabaya, terdapat beberapa
kesehatan bersifat multidimensi. sebab petugas yang Puskesmas yang belum
mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat memahami dengan baik alur pelaporan
dari tiga sudut pandang yaitu dari pihak Insiden Keselamatan Pasien. Petugas
pemakai jasa pelayanan, pihak tersebut hanya mencatat namun tidak
penyelenggara pelayanan, dan pihak dan dilaporkan sesuai batas waktu pelaporan
pihak penyandang dana mutu. yang ditentukan karena masih bingung
dengan alur pelaporan insiden keselamatan
Hasil dari proses pendekatann serta
pasien. Selain itu, terdapat petugas yang
wawancara yang dilakukan peneliti
tidak konsisten melakukan pencatatan dan
diperoleh hasil bahwa puskesmas x bahwa
pelaporan keselamatan pasien. Hal tersebut
perencanaan, monitoring, dan evaluasi
dikarenakan petugas belum sepenuhnya Hasil pengukuran dan pengumpulan
memahami pentingnya pencatatan. sasaran keselamatan pasien dievaluasi dan
Berdasarkan wawancara dengan anggota digunakan sebagai bahan untuk
tim keselamatan pasien, dikatakan bahwa menciptaan pelayanan kesehatan yang
masih kurangnya sosialisasi terkait upaya aman dan bermutu baik dari lingkungan
keselamatan pasien kepada petugas fisik maupun prosedur pelayanan
Puskesmas sehingga masih terdapat kesehatan oleh petugas. Hal tersebut dapat
beberapa petugas yang belum memahami disebut juga proses manajemen upaya
dengan baik hal-hal terkait upaya keselamatan pasien. Pengukuran sasaran
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
Surabaya. Surabaya dilakukan di setiap unit kerja dan
poli. Kemudian hasil pengukuran
Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
dikumpulkan dan dievaluasi dalam rapat
sasaran keselamatan pasien sebagaimana
manajemen risiko guna menghasilkan
dimaksud dalam Permenkes No. 46 tahun
rekomendasi dan rencana tindak lanjut.
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Hasil evaluasi upaya keselamatan pasien
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
akan digunakan sebagai bahan perbaikan
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
dan peningkatan mutu pelayanan di
dan Instrumen Akreditasi Puskesmas
Puskesmas X Kota Surabaya yang
bertujuan untuk menilai keberhasilan
diintegrasikan dengan seluruh aspek dalam
pencapaian indikator keselamatan pasien
pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
dan digunakan sebagai salah satu upaya
Puskesmas X Kota Surabaya. Evaluasi
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
hasil perbaikan upaya keselamatan pasien
Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
bertujuan untuk melihat apakah setelah
sasaran keselamatan pasien berfungsi
perbaikan masalah keselamatan pasien
sebagai alat untuk menemukan hal-hal
tersebut sudah teratasi atau belum. Apabila
yang berpotensi menimbulkan bahaya baik
masih belum teratasi, maka tim
di lingkungan fisik fasilitas pelayanan
keselamatan pasien harus
kesehatan maupun prosedur pelayanan
merekomendasikan tindak lanjut alternatif
kesehatan yang dilakukan oleh petugas
lain guna mengatasi masalah tersebut.
melalui penilaian-penilaian yang
berdasarkan pada indikator keselamatan Terdapat 6 indikator keselamatan pasien
pasien. yang digunakan sebagai bahan evaluasi
dalam peningkatan mutu di Puskesmas
“X” yaitu tidak terjadinya kesalahan tugasnya Berdasarkan penelitian Shobirin
identifikasi pasien dalam pemberian (2016), bahwa terdapat hubungan yang
tindakan medis, tidak terjadinya kesalahan signifikan antara komitmen kerja,
pemberian obat kepada pasien, tidak penerapan manajemen, dan mutu
terjadinya kesalahan prosedur tindakan pelayanan kesehatan. Penerapan
medis dan keperawatan, pengurangan manajemen akan berjalan dengan baik
terjadinya risiko infeksi di Puskesmas, apabila didukung dengan komitmen kerja
tidak terjadinya pasien jatuh, dan antar anggota yang tinggi sehingga dapat
kefektifan komunikasi. Berdasarkan data meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
rekapitulasi monitoring dan evaluasi Standar keempat adalah evaluasi dan
indikator keselamatan pasien di Puskesmas komunikasi hasil perbaikan. Hasil
X tahun 2017, bahwa rerata pencapaian perbaikan upaya keselamatan pasien harus
indikator keselamatan pasien pada dikomunikasikan dengan baik kepada
Trimester I sebesar 98%, Trimester II seluruh pihak yang terlibat agar masalah
sebesar 96,9%, Trimester III sebesar 96%, terkait keselamatan pasien tersebut
dan Trimester IV sebesar 96,1%. Hal menjadi pembelajaran penting bagi seluruh
tersebut menunjukkan bahwa terjadi pihak baik kepada petugas pemberi
penurunan kualitas pelayanan ditinjau dari pelayanan kesehatan maupun pasien dan
sisi keselamatan pasien. Sehingga perlu diharapkan kekurangan atau keselahan
adanya tindak lanjut perbaikan terhadap yang terjadi sebelumnya tidak terulang
pelaksanaan upaya. keselamatan pasien di kembali di waktu selanjutnya. Bentuk dari
Puskesmas X agar dapat meningkatkan komunikasi hasil perbaikan upaya
kualitas pelayanan. Jadwal pengukuran, keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
pengumpulan dan evaluasi sasaran Surabaya kepada pasien dan pengunjung
keselamatan pasien dilakukan oleh tim Puskesmas lainnya adalah melalui papan
keselamatan pasien pada tiap bulan. informasi yang terpasang di ruang tunggu
Namun, terkadang dalam realisasinya tidak Puskesmas dimana hasil perbaikan dan
sesuai jadwal. evaluasinya akan ditempel di papan
informasi tersebut dan diperbarui secara
Berdasarkan wawancara dengan anggota
periodik.
tim keselamatan pasien, hal tersebut
dikarenakan keterbatasan waktu dan Berdasarkan wawancara dengan ketua tim
rendahnya komitmen antar anggota tim Manajemen Mutu Puskesmas X Kota
keselamatan pasien dalam melaksanakan Surabaya, setiap standar upaya
keselamatan pasien yang diterapkan di secara komprehensif dan periodik untuk
Puskesmas X Kota Surabaya telah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
diintergrasikan dengan penerapan upaya
Dan Pelaksanaan upaya keselamatan
kesehatan lainnya di seluruh aspek
pasien di Puskesmas X Kota Surabaya
pelayanan kesehatan yang ada di
belum optimal sebab masih terdapat
Puskesmas X Kota Surabaya dan
hambatan dan kekurangan dalam
dikoordinasikan dengan seluruh pihak
pemenuhan standar upaya keselamatan
yang terlibat dan berkepentingan guna
pasien yang tercantum dalam Instrumen
mencapai tujuan yang diinginkan dalam
Akreditasi Puskesmas sehingga 2 dari 4
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
standar upaya keselamatan pasien
Puskesmas X Kota Surabaya. SIMPULAN
Puskesmas X Kota Surabaya perlu
Berdasarkan hasil observasi dan
dioptimalkan lagi pelaksanaannya agar
wawancara serta studi literatur terkait
dapat mencapai tujuan yang diinginkan
mutu pelayanan kesehatan dan
dalam upaya peningkatanan mutu
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
pelayanan kesehatan.
Surabaya, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah Puskesmas harus mampu PENUTUP
memberikan pelayanan yang aman dan
Berdasarkan hasil observasi dan
bermutu agar dapat mencapai tujuan
wawancara serta studi literatur terkait
pembangunan yaitu mewujudkan
mutu pelayanan kesehatan dan
Kecamatan Sehat. Upaya keselamatan
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
pasien merupakan salah satu bentuk upaya
Surabaya, maka kesimpulan yang dapat
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
diambil adalah Puskesmas harus mampu
yang tercantum Permenkes No. 46 Tahun
memberikan pelayanan yang aman dan
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
bermutu agar dapat mencapai tujuan
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
pembangunan yaitu mewujudkan
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Kecamatan Sehat. Upaya keselamatan
Strategi monitoring yang diterapkan dalam
pasien merupakan salah satu bentuk upaya
pelaksanaan upaya keselamatan pasien
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
melalui penilaian yang dilakukan oleh
yang tercantum Permenkes No. 46 Tahun
pihak ekternal berdasarkan elemen
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
penilaian yang tertuang dalam Instrumen
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Akreditasi Puskesmas yang dilakukan
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Strategi monitoring yang diterapkan dalam Kementerian Kesehatan Republik
pelaksanaan upaya keselamatan pasien Indonesia (2017) Peraturan Menteri
melalui penilaian yang dilakukan oleh Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
pihak ekternal berdasarkan elemen Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
penilaian yang tertuang dalam Instrumen Indonesia
Akreditasi Puskesmas yang dilakukan
Firawati, Aumas Pabuty, A. S. P. (2012)
secara komprehensif dan periodik untuk
‘Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
di RSUD Solok. Jurnal kesehatan
Dan Pelaksanaan upaya keselamatan
Masyarakat
pasien di Puskesmas X Kota Surabaya
belum optimal sebab masih terdapat Gunawan, Fajar Yuli Widodo, T. H.

hambatan dan kekurangan dalam (2015) ‘Analisis Rendahnya Laporan

pemenuhan standar upaya keselamatan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah

pasien yang tercantum dalam Instrumen Sakit’, Jurnal Kedokteran Brawijaya

Akreditasi Puskesmas sehingga 2 dari 4 Humairoh, S. (2017) Platform e-Reporting


standar upaya keselamatan pasien Kemenkes; Mampukah Mengurangi
Puskesmas X Kota Surabaya perlu Hambatan Pelaporan Insiden Keselamatan
dioptimalkan lagi pelaksanaannya agar Pasien Rumah Sakit
dapat mencapai tujuan yang diinginkan
Departemen Kesehatan R.I (2009).
dalam upaya peningkatanan mutu
Undang-undang tentang Kesehtan dan
pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit No 44. Jakarta: Depkes.
DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Keselamatan Pasien, Jurnal
Keperawatan Indonesia
Simamora R.H.(2018).Buku Ajar
Keselamatan Pasien Melalui Timbang Joint Commission International. (2011).
Terima Pasien Berbasis Komunikasi Standar Akreditasi Rumah Sakit, Enam
Efektif :SBAR. Sasaran Keselamatan Pasien. Edisi 4.

Kementerian Kesehatan Republik


Kementrian Kesehatan. (2011). Permenkes
Indonesia (2014) Peraturan Menteri
RI Nomor 1691/Menkes/VIII/2011 tentang
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Keselamtan Pasien Rumah Sakit.
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Indonesia. Ariyani, Noor. (2017). Komunikasi Efektif
Dalam Praktek Kolaborasi Interprofesi
Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas
Pelayanan, Journal of Health Studies

Puji, L., et al. (2013). Konsep Manajemen


Keselamatan Pasien Berbasis Program Di
RSUD Kapuas Provinsi Kalimantan
Tengah.

Samani, M., and Hariyanto. (2012).


Pendidkan Karakter: Konsep dan Model.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sibarani, R. (2012). Kearifan Lokal:


Hakikat, peran, dan metode Tradisi Lisa
Tradisi Lisan (ATL).

Sugiyono. (2012). Mamahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Susanto, D.(2014). Peningkatan Program


Pasien Safety berdasar 7 Prinsip Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai