“DIABETES MELITUS”
Disusun Oleh
TAHUN 2021
SATUAN ACARA KONSELING GIZI
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus
mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun negara berkembang,
sehingga dikatakan bahwa diabetes melitus sudah menjadi masalah kesehatan global
di masyarakat (Suiraoka, 2012). Jumlah penderita diabetes telah meningkat dari 108
juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada tahun 2014, prevalensi diabetes
meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Pada tahun
2015, diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes.
Hampir setengah dari semua kematian akibat glukosa darah tinggi terjadi sebelum
usia 70 tahun. WHO memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian ke
tujuh di tahun 2030 (WHO, 2017).
PERKENI (2011), di Laporan Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 menuliskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Indonesia pada tahun 2003, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20
tahun sebanyak 133 juta jiwa, dengan prevalensi penderita diabetes melitus sejumlah
8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola
pertumbuhan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta
penduduk yang berusia di atas 20 tahun, dengan penderita diabetes melitus 12 juta di
daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural.
Hasil Riskesdas (2013), menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di
Indonesia berdasarkan jawaban wawancara yang pernah didiagnosis dokter sebesar
1,5%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%).
Menurut WHO tahun 2011, diabetes mellitus termasuk penyakit yang paling
banyak diderita oleh penduduk di seluruh dunia dan merupakan urutan 2 ke empat
dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif. Prevalensi Diabetes
Mellitus pada populasi dewasa di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar
35% dalam dua dasawarsa dan menjangkit 300 juta orang dewasa pada tahun 2025.
Bagian terbesar peningkatan angka pravalensi ini akan terjadi di negara-negara
berkembang (Gibney, 2009).
Berdasarkan trend statistik selama 10 tahun terakhir IDF memprediksi bahwa
Indonesia akan berada pada peringkat ke enam dengan jumlah penderita mencapai 12
juta jiwa pada tahun 2030 (IDF, 2011). Peningkatan jumlah penderita diabetes ini
90% hingga 95% adalah diabetes mellitus tipe II. Diabetes mellitus tipe II ini terjadi
akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin atau karena gangguan sekresi insulin
(Smeltzer & Bare, 2013)
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
Pada akhir proses konseling klien dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit Diabetes Melitus
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS( TIK )
Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
Mengetahui Gejala-Gejala Diabetes Melitus
Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
Mengetahui Pengelolaan Diabetes Melitus
Mengetahui Penatalaksanaan Diet Penderita Diabetes Melitus
Mengetahui Tujuan Terapi Diet
Mengetahui Syarat Diet
1. DM Tipe I (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun
yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan
(inherited).
2. DM Tipe II (NIDDM)
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor lingkungan.
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang
tuanya adalah penderita DM dan menganut gaya hidup yang salah.
3. DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah
kegemukan atau obesitas.
4. DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
Tanda & gejala:
1. Sering kencing
2. Rasa haus berlebihan
3. Rasa lapar berlebihan
4. Pandangan kabur
5. Mudah lelah
6. Kadar gula darah tinggi
7. Luka lambat sembuh
8. Berat badan turun drastis
D. METODE
Ceramah
Diskusi
E. MEDIA
Leaflet
Food model
G. PROSES PELAKSANAAN
1. 5 menit Pembukaan:
Membangun dasar-dasar konseling (mengucapkan
salam perkenalkan diri, jabat tangan, menyampaikan
tujuan, menanyakan keluhan dan data laboratorium.
2. 15 menit Pelaksanaan:
1. Melakukan pengkajian gizi (Assessment Gizi)
2. Menetapkan diagnose gizi (Domain intake, klinis,
behaviour/lingkungan)
3. Melakukan intervensi gizi (menyusun rencana
intervensi, dan memperoleh komitmen).
4. Menggunakan media/alat bantu dalam konseling.
5. Menggunakan bahan penukar makanan dalam
intervensi.
6. Memberikan kesempatan bertanya.
7. Memberikan penguatan-penguatan.
3. 10menit Evaluasi:
1. Memberikan pertanyaan kembali kepada klien
terkait materi dan kesepakatan yang telah
diperoleh.
2. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan intervensi yang telah
diberikan, dengan cara menetapkan hasil yang
diharapkan pada kunjungan berikutnya.
4. 3 menit Penutup (terminasi):
Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan
berikutnya, Memberikan kesimpulan, mengakhiri
konseling gizi dengan ucapan terima kasih,
permohonan maaf, mengucapkan salam, jabat tangan
dan mempersilahkan klien.
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Alat dan Media
Alat dan media telah dipersiapkan untuk konseling. Alat yang digunakan meja,
kursi, alat tulis, buku catatan ,dan leaflet sebagai media yang digunakan dalam
konseling.
b. Persiapan Materi
Materi telah dipersiapkan sehari sebelum konseling . Materi yang telah
dipersiapkan kembali baik dari segi bahasa maupun susunannya sehingga
dapat mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi terhadap klien.
c. Peserta konseling
Peserta konseling mengikuti jalannya konseling sampai selesai dan
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
2. Evaluasi Proses
a. Dalam proses konseling diharapkan terjadi proses interaksi antara konselor
dan klien.
b. klien diharapkan mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari konselor
tentang Diabetes Melitus
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
1. 70% klien dapat menjelaskan materi yang disampaikan dengan baik
2. Klien mampu menjelaskan Pengertian Diabetes Melitus
3. Klien mampu menyebutkan Gejala-Gejala Diabetes Melitus
4. Klien mampu menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus,
5. Klien mampu menjelaskan pengelolaan DiabetesMelitus
6. Klien mampu menjelaskan penatalaksanaan diet pada penderita Diabetes
Melitus
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit Diabetes Melitus.
I. SUMBER / REFERENSI
Soegondo S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2, Jilid III, Edisi 4, Jakarta:FK UI pp.
1884.
Waspadji S., 2009.Buku Ajar Penyakit Dalam: Kaki Diabetes , Jilid III, Edisi 4,
Jakarta:FK UI pp. 1961-62.
J. LAMPIRAN
1. MATERI
a. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang atausindrom yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar
belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo, dkk, 2009:12). Sindrom ini
ditandai oleh adanya hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Beberapafaktor risiko terjadinya
penyakit DM adalah sosiodemografi meliputi umur, jeniskelamin, pekerjaan,
perilaku kesehatan serta sosio budaya masyarakat khususnya dalam perubahan
pola makan mereka (Waspadji, 2009).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia disebabkan karen adanya suatu gangguan
sekresi insulin, dari kerjainsulin ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada
Diabetes Mellitus akanmenyebabkan banyak kerusakan pada organ tubuh
manusia, contohnya ginjal, mata,saraf, jantung dan pembuluh darah (American
diabetes association/ADA, 2012)
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Diabetes
Mellitus tidakdapat didefinisikan secara singkat dan jelas namun dapat
dikatakan sebagai kumpulan permasalahan yang kompleks tentang anatomi
dan kimiawi akibat beberapa factordimana terdapat defisiensi insulin absolute
(Purnamasari, 2009)
c. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah
Diet dengan benar
Minum obat teratur
Kontrol gula darah teratur
f. Tujuan Diet:
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien
memperbaikikebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
baik, dengan cara :
2. Media Konseling:
- Leaflet
- Food model