Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA KEGIATAN KONSELING GIZI

“DIABETES MELITUS”

Disusun Oleh

Nama : Fitriyani Putri Katilie


NIM : 751341119006

PRODI DIPLOMA III JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO

TAHUN 2021
SATUAN ACARA KONSELING GIZI

Topik Penyakit Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan Perawatan dan pencegahan Penyakit DM

Sasaran Target Pasien/klien

Hari / Tanggal Senin, 26 April 2021

Waktu 10.00 s/d selesai

Tempat Ruang konseling

Konselor Fitriyani Putri Katilie

A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus
mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun negara berkembang,
sehingga dikatakan bahwa diabetes melitus sudah menjadi masalah kesehatan global
di masyarakat (Suiraoka, 2012). Jumlah penderita diabetes telah meningkat dari 108
juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada tahun 2014, prevalensi diabetes
meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Pada tahun
2015, diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes.
Hampir setengah dari semua kematian akibat glukosa darah tinggi terjadi sebelum
usia 70 tahun. WHO memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian ke
tujuh di tahun 2030 (WHO, 2017).
PERKENI (2011), di Laporan Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 menuliskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Indonesia pada tahun 2003, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20
tahun sebanyak 133 juta jiwa, dengan prevalensi penderita diabetes melitus sejumlah
8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola
pertumbuhan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta
penduduk yang berusia di atas 20 tahun, dengan penderita diabetes melitus 12 juta di
daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural.
Hasil Riskesdas (2013), menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di
Indonesia berdasarkan jawaban wawancara yang pernah didiagnosis dokter sebesar
1,5%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%).
Menurut WHO tahun 2011, diabetes mellitus termasuk penyakit yang paling
banyak diderita oleh penduduk di seluruh dunia dan merupakan urutan 2 ke empat
dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif. Prevalensi Diabetes
Mellitus pada populasi dewasa di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar
35% dalam dua dasawarsa dan menjangkit 300 juta orang dewasa pada tahun 2025.
Bagian terbesar peningkatan angka pravalensi ini akan terjadi di negara-negara
berkembang (Gibney, 2009).
Berdasarkan trend statistik selama 10 tahun terakhir IDF memprediksi bahwa
Indonesia akan berada pada peringkat ke enam dengan jumlah penderita mencapai 12
juta jiwa pada tahun 2030 (IDF, 2011). Peningkatan jumlah penderita diabetes ini
90% hingga 95% adalah diabetes mellitus tipe II. Diabetes mellitus tipe II ini terjadi
akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin atau karena gangguan sekresi insulin
(Smeltzer & Bare, 2013)
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
Pada akhir proses konseling klien dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit Diabetes Melitus
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS( TIK )
 Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
 Mengetahui Gejala-Gejala Diabetes Melitus
 Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
 Mengetahui Pengelolaan Diabetes Melitus
 Mengetahui Penatalaksanaan Diet Penderita Diabetes Melitus
 Mengetahui Tujuan Terapi Diet
 Mengetahui Syarat Diet

C. GARIS BESAR MATERI KONSELING


Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).Diabetes mellitus
adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat. (Brunner & Sudart 2001) Diabetes Melitus adalah
penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan
kadar gula darah akibat kekurangan insulin.

Klasifikasi Diabetes Mellitus

1. DM Tipe I (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun
yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan
(inherited).
2. DM Tipe II (NIDDM)
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor lingkungan.
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang
tuanya adalah penderita DM dan menganut gaya hidup yang salah.
3. DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah
kegemukan atau obesitas.
4. DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
Tanda & gejala:
1. Sering kencing
2. Rasa haus berlebihan
3. Rasa lapar berlebihan
4. Pandangan kabur
5. Mudah lelah
6. Kadar gula darah tinggi
7. Luka lambat sembuh
8. Berat badan turun drastis

D. METODE
 Ceramah
 Diskusi

E. MEDIA
 Leaflet 
 Food model

F. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS

No PETUGAS URAIAN TUGAS

1 Konselor Melakukan konseling pada klien

2 Moderator Mengatur jalannya kegiatan

3 Notulis Mencatat semua data dari pasien

4 Fasilitator Menyiapkan alat/perlengkapan yg


dibutuhkan

5 Observer Mengamati suatu tempat yang akan


dijadikan sebuah acara

6 Pembimbing Memberikan bekal keterampilan


kepada mahasiswa

G. PROSES PELAKSANAAN

No Waktu Tahapan Konseling Kegiatan Klien

1. 5 menit Pembukaan:
Membangun dasar-dasar konseling (mengucapkan
salam perkenalkan diri, jabat tangan, menyampaikan
tujuan, menanyakan keluhan dan data laboratorium.

2. 15 menit Pelaksanaan:
1. Melakukan pengkajian gizi (Assessment Gizi)
2. Menetapkan diagnose gizi (Domain intake, klinis,
behaviour/lingkungan)
3. Melakukan intervensi gizi (menyusun rencana
intervensi, dan memperoleh komitmen).
4. Menggunakan media/alat bantu dalam konseling.
5. Menggunakan bahan penukar makanan dalam
intervensi.
6. Memberikan kesempatan bertanya.
7. Memberikan penguatan-penguatan.
3. 10menit Evaluasi:
1. Memberikan pertanyaan kembali kepada klien
terkait materi dan kesepakatan yang telah
diperoleh.
2. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan intervensi yang telah
diberikan, dengan cara menetapkan hasil yang
diharapkan pada kunjungan berikutnya.
4. 3 menit Penutup (terminasi):
Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan
berikutnya, Memberikan kesimpulan, mengakhiri
konseling gizi dengan ucapan terima kasih,
permohonan maaf, mengucapkan salam, jabat tangan
dan mempersilahkan klien.

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Alat dan Media
Alat dan media telah dipersiapkan untuk konseling. Alat yang digunakan meja,
kursi, alat tulis, buku catatan ,dan leaflet sebagai media yang digunakan dalam
konseling.
b. Persiapan Materi
Materi telah dipersiapkan sehari sebelum konseling . Materi yang telah
dipersiapkan kembali baik dari segi bahasa maupun susunannya sehingga
dapat mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi terhadap klien.
c. Peserta konseling 
Peserta konseling mengikuti jalannya konseling sampai selesai dan
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
2. Evaluasi Proses
a. Dalam proses konseling diharapkan terjadi proses interaksi antara konselor
dan klien.
b. klien diharapkan mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari konselor
tentang Diabetes Melitus
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
1. 70% klien dapat menjelaskan materi yang disampaikan dengan baik
2. Klien mampu menjelaskan Pengertian Diabetes Melitus
3. Klien mampu menyebutkan Gejala-Gejala Diabetes Melitus
4. Klien mampu menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus,
5. Klien mampu menjelaskan pengelolaan DiabetesMelitus
6. Klien mampu menjelaskan penatalaksanaan diet pada penderita Diabetes
Melitus
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit Diabetes Melitus.

I. SUMBER / REFERENSI

ADA 2012. Standards of Medical Care in Diabetes-2012.

PERKENI 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe2 di


Indonesia.

Soegondo S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Farmakoterapi pada

Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2, Jilid III, Edisi 4, Jakarta:FK UI pp.
1884.

Waspadji S., 2009.Buku Ajar Penyakit Dalam: Kaki Diabetes , Jilid III, Edisi 4,
Jakarta:FK UI pp. 1961-62.

Purnamasari D. 2009. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam:

Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.Buku ajar ilmu penyakit


dalam jilid 3. Edisi 5 . Jakarta: Interna Publishing.

J. LAMPIRAN
1. MATERI
a. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang atausindrom yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar
belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo, dkk, 2009:12). Sindrom ini
ditandai oleh adanya hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Beberapafaktor risiko terjadinya
penyakit DM adalah sosiodemografi meliputi umur, jeniskelamin, pekerjaan,
perilaku kesehatan serta sosio budaya masyarakat khususnya dalam perubahan
pola makan mereka (Waspadji, 2009).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia disebabkan karen adanya suatu gangguan
sekresi insulin, dari kerjainsulin ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada
Diabetes Mellitus akanmenyebabkan banyak kerusakan pada organ tubuh
manusia, contohnya ginjal, mata,saraf, jantung dan pembuluh darah (American
diabetes association/ADA, 2012)
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Diabetes
Mellitus tidakdapat didefinisikan secara singkat dan jelas namun dapat
dikatakan sebagai kumpulan permasalahan yang kompleks tentang anatomi
dan kimiawi akibat beberapa factordimana terdapat defisiensi insulin absolute
(Purnamasari, 2009)

b. Tanda/gejala-gejala Diabetes Melitus


1. Sering merasa haus
2. Sering kencing terutama malam hari
3. Kelemahan tubuh
4. Berat badan turun secara drastis
5. Pandangan menjadi kabur
6. Kesemutan/ rasa gatal
7. Gatal-gatal pada kulit
8. Luka yang tidak sembuh-sembuh.
9. Kulit terasa kering
10. Sering terjadi infeksi
11. Mual dan muntah

c. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah
 Diet dengan benar
 Minum obat teratur
 Kontrol gula darah teratur

d. Pengelolaan Diabetes Melitus


Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatanDM membutuhkan waktu yang lama.
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka
cepat MINUM TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak
licin, tangga (undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan

e. Penatalaksanaan Diet peyakit Diabetes Melitus


Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM di Indonesia menetapkan
empat pilar utama dalam pengelolaan DM, yaitu edukasi, terapi nutrisi
medis(diet), latihan jasmani, dan intervensi farmakologi, tetapi yang akan
dilakukan dalam pencegahan ini adalah terapi nutrisi medis (diet). Terapi
Nutrisi Medis (TDM)/diet merupakan hal yang sangat penting dalam
mencegah DM, mengelola DM jika sudah terjadi, dan mencegah atau
setidaknya memperlambat tingkat perkembangan komplikasi DM (ADA,
2008).
Menurut Waspadji (2009) mengutip pendapat Joslin (1952) dari
Medical Centre Institute, dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus ada 3
(tiga) J yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM diabetes
mellitus, yaitu jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makanan. Berikut
ini uraian mengenai ketiga hal tersebut:
1. Jumlah makanan
Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi
penderita DM, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah
kalori yang disarankan berkisar antara 1100-2900 KKal.
2. Jenis makanan
Penderita diabetes mellitus harus mengetahui dan memahami jenis
makanan apa yang dianjurkan atau yang boleh dimakan, makanan yang
mana harus dibatasi dan makanan apa yang harus dibatasi secara ketat.
 Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes
mellitus adalah:
a. Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie,
kentang, singkong, ubidan sagu.
b. Pilihlah mkanan yang tinggi serat seperti buah, sayur, dan
sereal
c. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa
kulitnya, susu skim,tempe, tahu dan kacang-kacangan.
d. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan
yang mudahdicerna. Makanan terutama mudah diolah
dengan cara dipanggang, dikukus,disetup, direbus dan
dibakar.
 Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk
penderitadiabetes mellitus adalah:
a. Mengandung banyak gula sederhana(sumber karbohidrat
sederhana) seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah -
buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft drink, es
krim, kue -kue manis, dodol, cake dan tarcis.
b. Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji
(fast - food),goreng-gorengan.
c. Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin
dan makanan yangdiawetkan (Almatsier, 2013)
d. Protein hewani yang mengandung kolestrol dan lemak yg
tinggi, seperti hati ayam, hati sapi, dan telur bebek
e. Buah-buahan yang mengandung index glikemik yg tinggi,
seperti anggur merah, mangga, durian. Karena Kunci dari
diet diabetes adalah mengetahui seberapa banyak porsi atau
takaran yang dibutuhkan setiap satu kali makan dan
seberapa sering beliau harus makan. Lalu pilihan makanan
sebaiknya diusahakan yang low-medium GI (glycaemic
index), contohnya nasi Basmati atu nasi merah, tales,
jagung dan ubi oranye.
3. Jadwal makan
Penderita diabetes mellitus harus membiasakan diri untuk makan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Penderita diabetes mellitus makan
sesuai jadwal, yaitu 3 kalimakan utama, 3 kali makan selingan dengan
interval waktu 3 jam. Ini dimaksudkanagar terjadi perubahan pada
kandungan glukosa darah penderita DM, sehinggadiharapkan dengan
perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat makakadar
glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas
akibat kekurangan zat gizi.

Makanan untuk diet DM biasanya kurang bervariasi, sehingga banyak


penderita DM yang merasa bosan, sehingga variasi diperlukan agar penderita
tidak merasa bosan. Hal itu diperbolehkan asalkan penggunaan makanan
penukar memiliki kandungan gizi yang sama dengan makanan yang
digantikan. (Suryono 2011).

f. Tujuan Diet:
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien
memperbaikikebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
baik, dengan cara :

 Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal


denganmenyeimbangkan asupan makanan dengan insulin
(endogenous dan exogenous),dengan obat penurun glukosa oral dan
aktivitas.
 Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
 Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan normal
 Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang
menggunakan insulinseperti hipoglikemia, komplikasi jangka
pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani.
 Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal.

g. Syarat Diet Diabetes Melitus:


Syarat - syarat diet penyakit diabetes mellitus sebagai berikut.a.
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat normal.
Kebutuhan energiditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolisme basal sebesar 25- 30 kkl / kg BB normal ditambah kebutuhan
untuk aktivitas fisik dan keadaankhusus, misalnya kehamilan atau laktasi
serta ada tidaknya komplikasi.
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10 - 15% dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20 - 25% dari kebutuhan energi total,
dalam bentuk< 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh,
10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak
jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg per
hari.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60 -
70%.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah
terkendali,diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari
kebutuhan energi total.
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah
bahan pemanis selain sakarosa.
7. Asupan serat dianjurkan 25 gram per hari dengan mengutamakan serat
larut air yangterdapat didalam sayur dan buah.

8. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi


natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat yaitu 3000 mg/
hari. Apabilamengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi.
9. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan makanan cukup, penambahan
vitamindan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

h. Penentuan Jumlah Kalori Diet Diabetes Mellitus


Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal. Komposisi energi adalah 45–65% dari karbohidrat, 10–20% dari protein
dan 2–25%. dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori
yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan
memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25–30
kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktifitas, kehamilan /laktasi, adanya komplikasi dan
berat badan.

2. Media Konseling:
- Leaflet
- Food model

Anda mungkin juga menyukai