Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“DIET DIABETES MELITUS”

OLEH :
KELOMPOK 13

1. Kadek Sri Handayani 2114901096


2. Ni Made Wirastuti Shanti 2114901098
3. Ni Komang Sri Cahyani 2114901124
4. Ida Ayu Jumpung P.A 2114901125
5. I Nengah Buda Arta 2114901193
6. Ni Komang Lelyana Intan P 2114901042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Diabetes Melitus

Sub topik :

1. Pengertian diabetes mellitus


2. Jenis – jenis diabetes mellitus
3. Penyebab diabetes mellitus
4. Pencegahan penyakit diabetes mellitus
5. Penatalaksanaan diet pada pasien diabetes mellitus

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat : Ruang Cendrawasih

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Januari 2022

Waktu : 11.00 WITA

Penyuluh : Kelompok 13
I. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih
menjadi masalah utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia. DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi
diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan
sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara
progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes
Association, 20127.
Menurut WHO kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena
penyakit diabetes semakin mengkhawatirkan.Pada tahun 2000 jumlah
penduduk dunia yang menderita diabetes sudah mencapai 171.230.000
orang dan pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah
366.210.100 orang atau naik sebesar 114 % dalam kurun waktu 30 tahun.
Salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi dan
kekambuhan dari DM adalah dengan cara penerapan kepatuhan diet DM.
Penderita harus memperhatikan kepatuhan terhadap diit diabetes ellitus,
karena salah satu ellit untuk menstabilkan kadar gula dalam darah menjadi
normal dan mencegah terjadinya komplikasi adalah dengan cara mematuhi
diet (Nuning,Rahayu. 2017).
Pendidikan kesehatan tentang pengelolaan penyakit serta diet
diabetes mellitus memberikan pilihan yang mungkin dapat membantu
mengubah kadar glukosa darah menjadi lebih baik untuk mencegah
timbulnya komplikasi pada pasien DM.
II. Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami mengenai pengaturan diet pada penderita DM

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, pesesrta
diharapkan mampu :
1. Mengerti dan memahami mengenai penyakit DM
2. Mengetahui dan memahami mengenai penatalaksaan dan
pengaturan diet pada pasien DM

III. Kegiatan Penyuluhan


A. Garis Besar Materi :
1. Pengertian diabetes mellitus
2. Jenis – jenis diabetes mellitus
3. Penyebab diabetes mellitus
4. Pencegahan penyakit diabetes mellitus
5. Penatalaksanaan diet pada pasien diabetes mellitus

B. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

C. Langkah-Langkah Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Waktu


Penyuluh Peserta
1. Pembukaan: a. Menjawab salam 5 menit
a. Salam pembuka b. Memperhatikan
b. Perkenalan
c. Mengkomunikasikan
tujuan
2. Kegiatan inti penyuluhan a. Menyimak dan 15 menit
menyampaikan materi tentang: memperhatikan
a. Pengertian diabetes penyuluhan
mellitus b. Menanyakan hal – hal
b. Jenis – jenis diabetes yang belum jelas
mellitus
c. Penyebab diabetes mellitus
d. Pencegahan penyakit
diabetes mellitus
e. Penatalaksanaan diet pada
pasien diabetes mellitus

3. Penutup Bersama pemberi 10 menit


a. Menyimpulkan materi penyuluhan menyimpulkan
yang telah didiskusikan materi
b. Melakukan evaluasi
penyuluhan, mengakhiri
kegiatan dengan salam

IV. Media
Poster

V. Materi
Terlampir
VI. Evaluasi
A. Evaluasi struktur
1. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan.
2. Alat dan tempat sudah disiapkan.
3. Penyaji dan peserta siap.
B. Evaluasi proses
1. Alat dan tempat sesuai dengan rencana.
2. Peserta mampu menyimak dan merespon kegiatan penyuluhan.
C. Evaluasi hasil
Peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian diabetes mellitus
2. Menjelaskan jenis – jenis diabetes mellitus
3. Mengenal penyebab diabetes mellitus
4. Menjelaskan kembali Pencegahan penyakit diabetes mellitus
5. Menjelaskan penatalaksanaan diet pada pasien diabetes mellitus

VII. Daftar Pustaka

American Diabetes Association. (2017). “Standards of Medical Care in


Diabetes 2017”. Vol. 40. USA: ADA

NUNING, R. (2017). HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DIABETES


MELLITUS DENGAN TINGKAT KADAR GULA DARAH PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS DI KLINIK PENYAKIT DALAM
RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN (Doctoral dissertation, STIKES
Bhakti Husada Mulia).

American Diabetes Association. (2017). “Standards of Medical Care in


Diabetes 2017”. Vol. 40. USA: ADA
Arjatmo Tjokronegoro. (2010). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu.Cet 2.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

PERKENI (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta. PB PERKENI.
Smeltzer, S.C, (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. Isbn. Diakses


pada tanggal 1 Februari 2021 dari
http://www.who.int/about/licensing/%5Cnhttp
://apps.who.int/iris/bitstream/10665/2048 71/1/9789241565257eng.pdf

Yustiana Olfah. (2016). Bahan Ajar Keperawatan Dokumentasi


Keperawatan. Kementerian Kesehatan RI.
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati (Yuliana dalam NANDA, 2015).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi
ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika tubuh
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif dengan peningkatan
kadar gula darah yang dapat menyebabkan kerusakan jantung, pembuluh
darah, mata, ginjal, dan saraf (World Health Organization, 2016).
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (PERKENI,
2015 dan ADA, 2017).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Diabets
Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya sehingga penggunaanya tidak efektif, dan ditandai dengan
tingginya kadar gula dalam darah dimana melebihi nilai normal.
2. Jenis-jenis Diabetes Melitus
Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis
(Smeltzer dan Bare, 2015), yaitu:
1) DM tipe 1
DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus),
dapat terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-β, biasanya
menyebabkan kekurangan insulin absolut yang disebabkan oleh
proses autoimun atau idiopatik. Umumnya penyakit ini
berkembang ke arah ketoasidosis diabetik yang menyebabkan
kematian. DM tipe 1 terjadi sebanyak 5-10% dari semua DM. DM
tipe 1 dicirikan dengan onset yang akut dan biasanya terjadi pada
usia 30 tahun (Smeltzer dan Bare, 2015).
2) DM tipe 2
DM tipe 2 atau NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik
insulin akibat resistensi insulin. DM tipe 2 juga merupakan salah
satu gangguan metabolik dengan kondisi insulin yang diproduksi
oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di
jaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut. DM tipe 2
mengenai 90-95% pasien dengan DM. Insidensi terjadi lebih umum
pada usia 30 tahun, obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. DM
tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi (Smeltzer dan
Bare, 2015).
3) DM tipe tertentu
DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain misalnya,
defek genetik pada fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin,
penyakit eksokrin pankreas (seperti fibrosis kistik dan pankreatitis),
penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom genetik lain dan
karena disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam pengobatan
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare
2015).
4) DM gestasional
DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa
kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada
masa kehamilan. Terjadi pada 2-5% semua wanita hamil tetapi
hilang saat melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).

3. Penyebab Diabetes Mellitus


Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans
pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi
kekurangan insulin. Disamping itu diabetes melitus juga dapat terjadi
karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa
kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab
lain yang belum diketahui (Smeltzer dan Bare, 2015).
Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing
manis mempunyai beberapa penyebab, antara lain :
a. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes
mellitus. Konsumsi makanan yang berlebihan dan tidak diimbangi
dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat
menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan
menyebabkan diabetes mellitus.
b. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung
memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes
mellitus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk
terserang diabetes mellitus.
c. Faktor genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada
anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika
orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat
sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang
menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan
mengakibatkan fungsi pancreas menurun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama
dapat mengiritasi pankreas.
e. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan
fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon
untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti
kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat meningkatkan risiko
terkena diabetes mellitus.
f. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab
diabetes mellitus. Jika orang malas berolahraga memiliki risiko
lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena
olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang tertimbun didalam
tubuh, kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor
utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.
g. Kadar kortikosteroid yang tinggi. Kehamilan diabetes gestasional.
h. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
i. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

4. Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus


Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan perilakuk pola
makan yang seimbang; yaitu prinsip pola makan rendah lemak, rendah
gula, rendah natrium, dan tinggi serat. Kemudian juga perilaku tetap
menjaga aktifitas fisik dan berolahraga secara teratur dengan intensitas
sedang; dianjurkan untuk berolahraga setiap hari selama 30 menit atau
lebih selama setidaknya 5 hari seminggu.
Batasi konsumsi Panganan Manis, Asin, dan Berlemak atau GGL
(gula, garam dan lemak) tinggi; bahkan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi
Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk
Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Penjelasannya adalah bahwa
konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium lebih dari 2000
mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok
makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke,
diabetes, dan serangan jantung. Pencegahan merujuk pada rekomendasi
dari Kementerian Kesehatan adalah dengan perilaku PATUH dan
CERDIK; yaitu:
P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
T : Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
U : Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
H : Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya

C : Cek kondisi kesehatan secara berkala


E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress
Beban penyakit diabetes sangatlah besar apalagi bila telah terjadi
komplikasi. Upaya pengendalian diabetes menjadi tujuan yang sangat
penting dalam mengendalikan dampak komplikasi yang menyebabkan
beban yang sangat berat baik bagi individu maupun keluarga.
5. Penatalaksanaan Diet Diabetes Melitus
Menurut (Mansjoer, A dkk.) penataaksanaan medis yaitu tujuan
utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti
pedoman 3 J yaitu:
1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah
2) Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan
oleh status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan
menghitung Percentage of Relative Body Weight (BBR = berat
badan normal) dengan rumus :
Kurus (underweight) BBR < 90 % , Normal (ideal) BBR 90% -
110% , Gemuk (overweight) BBR > 110% , Obesitas apabila BBR >
120%, Morbid BBR >200 %. Sebagai pedoman jumlah kalori yang
diperlukan sehari-hari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah
:
1) Kurus (underweight) BB X 40-60 kalori sehari
2) Normal (ideal) BB X 30 kalori sehari
3) Gemuk (overweight) BB X 20 kalori sehari
4) Obesitas apabila BB X 10-15 kalori sehari
b. Obat Hipoglikemik (OHO)
1) Sulfonylurea
Bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dan meningkatkan
sekresi insulin sebgai akibat rangsangan glukosa
2) Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah
normal
3) Inhibitor alfa glukosidase
Menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna
sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
hiperglikemia pasca prandial
4) Insulin sensiting agent (thoazahdine diones)
Thoazahdine diones meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga
bisa mengatasi masalah resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia
5) Insulin
Insulin oral atau suntikan dimulai dari dosis rendah, lalu dinaikan
perlahan sedikit demi sedikit sesuai dengan hasil pemeriksaan
gula darah pasien, dengan indikasi :
a) DM dengan berat badan menurun dengan cepat
b) Ketoasidosis asidosis laktat dengan koma hiperosmolar
c) DM yang mengalami stres berat (infeksi sitemik, operasi berat
dll)
d) DM dengan kehamilan atau DM gastasional yang tidak
terkendali dalam pola makan
e) DM tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral
dengan dosis maksimal (kontraindikasi dengan obat tersebut)
c. Latihan
Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½ jam.
Adanya kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran darah
dan penarikan glukosa ke dalam sel. Penderita diabetes dengan kadar
glukosa darah >250mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam
urine tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin
menunjukkan hasil negatif dan kadar glukosa darah mendekati
normal. Latihan dengan kadar glukosa tinggi akan meningkatkan
sekresi glukagon, growth hormon dan katekolamin. Peningkatan
hormon ini membuat hati melepas lebih banyak glukosa sehingga
terjadi kenaikan kadar glukosa darah.Untuk pasien yang
menggunakan insulin setelah latihan dianjurkan makan camilan
untuk mencegah hipoglikemia dan mengurangi dosis insulinnya yang
akan memuncak pada saat latihan.
1) Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metabolism istirahat, dapat menurunkan BB, stress dan
menyegarkan tubuh.
2) Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah dan hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin,
serta pada saat pengendalian metabolism buruk
3) Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah
melakukan latihan
d. Pemantauan dari kadar gula/glukosa darah dengan rutin
e. Terapi
f. Pendidikan atau penyuluhan DM.
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan
kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media
misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai