Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Dosen Pengampu :

Ns. Dewi Damayanti, M.Kep., Sp.Kep.KMB

TINGKAT : III.A

Disusun oleh :

EKA PUTRI ARDITAMA


1623027

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TA.2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyuluhan Diabetes Militus


Sub Pokok Bahasan : Mengenal Penyakit Diabetes Militus
Sasaran : Keluarga dengan Penyakit Diabetes Melitus
Hari / tanggal : Sabtu, 24 November 2018
Waktu : 13.00 sd selesai
Tempat : Dusun 1, desa Sukabanjar
Penyuluh : Mahasiswa

I. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic, dan dapat mengenai
pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1, tipe 2,
diabetes masa kehamilan dan diabetes tipe lain . diabetes tipe 1
merupakan penyakit keturunan sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan
oleh gaya hidup. Diabetes masa kehamilan dan selesai setelah
melahirkan, sedangkan diabetes tipe lain adalah pemicu awal penyakit
diabetes. Diabetes mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan
tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini perlu pengobatan
dan perawatan yang baik guna untuk meminimalkan komplikasi.

II. Tujuan
A. Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami
tentang perawatan Diabetes Melitus
B. Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien diharapkan dapat
memahami tentang
1. Definisi Diabetes Melitus
2. Klasifikasi Diabetes mellitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Melitus
4. Faktor resiko Diabetes Melitus
5. Komplikasi Diabetes Melitus
6. Lima pilar perawatan Diabetes Melitus
7. Pencegahan Diabetes Melitus
III. Sasaran dan Target
Keluarga Tn. P khususnya Ny. Y

IV. Strategi pelaksanaan


a. Metode
Ceramah dan diskusi

b. Materi penyuluhan
Terlampir

c. Waktu dan tempat


Hari dan Tanggal : Sabtu, 24 November 2018
Waktu :
Tempat : Dirumah Tn. P

d. Media
Lembar balik dan Leaflet

e. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
1) Satuan acara kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan
dimulai
2) Media telah disiapkan
3) Tempat telah disiapkan
4) Kontrak waktu telah disepakati

2. Evaluasi Proses
1) Mahasiswa mengkoordinir kegiatan penyuluhan kemudian
dilakukan evaluasi
2) Klien mengikuti proses dari awal sampai selesai

3. Evaluasi hasil
1) Klien mampu mengikuti dan menyimak dengan baik
2) Klien mengulang kembali materi yang sudah disampaikan
f. Susunan Acara
No. Kegiatan Respon peserta waktu
1 Pendahuluan 5 menit
 Member salam Menjawab salam

 Menyampaikan pokok Menyimak


bahasan

 Menyampaikan tujuan Menyimak

 Melakukan apersepsi menyimak


2 Isi
Penyampaian materi Memperhatikan 15 menit
3 Penutup 10 menit
 Diskusi Menyampaikan
jawaban

 Kesimpulan Mendengarkan
 Evaluasi
 Memberikan salam Menjawab salam
penutup
Lampiran

DIABETES MELITUS

A. DEFINISI
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolism karbohidrat, protein dan
lemak yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena
akibat dari kekurangan insulin atau menurunnya kerja insulin.

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi dari diabetes mellitus berdasarkan PERKENI (2011) adalah
sebagai berikut:
1. Diabetes Melitus tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi bila pancreas tidak dapat memproduksi insulin
sama sekali. Pada Diabetes Melitus tipe 1 sel sel β pancreas yang
secara normal menghasilkan hormone insulin dihancurkan oleh proses
autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk
mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe 1 ditandai
oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun.
2. Diabetes miletus Tipe 2
Bila insulin yang tersedia tidak cukup atau tidak dapat berfungsi secara
efektif. Diabetes milletus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas
terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah
reproduksi insulin.
3. Diabetes Melitus Tipe lain
Diabetes tipe lain dapat terjadi karena
a. Defek Genetik fungsi sel Beta:
1) Kromosom 12, HNF - 1α (dahulu MODY 3)
2) Kromosom 7, glukokinase(dahulu MODY 2)
3) Kromosom 20, HNF - 4α (dahulu MODY 1)
4) Kromosom 13, insulin Promoter factor -1 (IPF-1, dahulu
MODY 4)
5) Kromosom 17, HNF - 1β (dahulu MODY 5)
6) Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
7) DNA Mitochondria dan lainnya
b. Defek genetic kerja insulin : resistensi insulin tipe A,
leprechaunisme, sindrom Rhabson Mendenhall, diabetes
lipoatrofik, lainnya
c. Penyakit eksokrin pancreas : pancreatitis, trauma / pankreatektomi,
neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati, fibro
kalkulus, lainnya
d. Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromotositoma,
hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya
e. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat,
glukokortikoid, hoemone tiroid, diazoxid, agonis β edrenergic,
tiazid, dilantin, interferon alfa, lainnya.
f. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
g. Imunologi (jarang) : sindrom “stiff-man”, antibody anti reseptorN
insulin lainnya
h. Sindrom genetic lainnya : sindrom down, sindrom klinefelter,
sindrom turner, sindrom wolfram’s, ataksia friedreich’s, chrea
hutington, sindrom prader wili, lainnya
4. Diabetes kehamilan
Diabetes kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan, dan
dapat selesai setelah melahirkan namun dapat berlangsung terus
walaupun sudah melahirkan.

C. GEJALA
a) Keluhan TRIAS : banyak minum, banyak kencing dan penurunan berat
badan.
b) Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c) Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
d) Keluhan yang sering terjadi pada penderita DM adalah : poliuria,
polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, lemak, kesemutan, gatal,
visus menurun, bisul/ luka, keputihan

D. FAKTOR RESIKO
1. Riwayat keluarga
2. Obesitas
3. Usia diatas 45 tahun
4. Gaya hidup tidak sehat
5. Hipertensi
6. Ganguan kolestrol tinggi
7. Riwayat jantung koroner
8. Stroke

E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut berupa coma diabetikum
2. Komplikasi kronis :
a. Perubahan pembuluh darah kapiler
b. Pada ginjal : nephoros klerosis, pielonefritis
c. Pada mata : katarak diabetika
d. Pada jantung : jantung koroner
e. Pada saraf : neuritis dan poli neuritis
f. Pada kulit : gangrene

F. LIMA PILAR PERAWATAN DM


1. Edukasi Diabetes
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan
perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang
diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, dalam menuju perubahan
perilaku. Untuk mencapai keberhasilan keberhasilan perubahan
perilaku, dibutuhkan edukasi.
2. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4
kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu
pilar dalam pengelolaan DM kegiatan sehari hari seperti berjalan kaki
kepasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain
untuk menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani
dapat menurunkan BB dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobic seperti jalan
kaki, bersepeda santai, jogging dan berenang. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Pasien yang relative sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan,
sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi.
3. Terapi gizi medis atau perencanaan Makan
Terapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan
diabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan
secara menyeluruh dari anggota tim (Dokter, Ahli Gizi, petugas
Kesehatan yang lain dan Pasien itu sendiri). Perencanaan makan pada
pasien diabetes meliputi :
1) Memenuhi kebutuhan energy pada pasien DM
2) Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang disajikan
seperti vitamin dan mineral.
3) Mencapai dan memelihara BB yang stabil
4) Menghindari makan makanan yang mengandung lemak, karena
pada pasien Diabetes Milletus jika serum lipid menurun maka
resiko komplikasi penyakit makrovaskuler akan menurun
5) Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat mengurangi
komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Diabetes Milletu.

Prinsip untuk jenis makanan ini adalah beragam dan memiliki


kadar glikemik yang rendah misalnya seperti :
1) Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi:
Manisan, gula pasir, susu kental manis, Madu, Kecap, Abon,
Sirup, dan Es Krim. Makanan ini tidak boleh dikonsumsi
karena memiliki kadar glikemik yang tinggi.
2) Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS
DIBATASI :
Nasi, Singkong, jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang
Hijau, Kacang Tanah, dan ikan
3) Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN :
Kol, tomat, kangkung, bayam, kacang, gambas, kacang
panjang, papaya, jeruk, Pisang, dan Labu siam
4. Intervensi farmakologi
Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar,
olahraga yang teratur, dan obat obatan yang diminum atau suntikkan
insulin. Pasien diabetes tipe I mutlak diperlukan suntikan insulin setiap
hari. Pasien Diabetes tipe II, umumnya pasien perlu minum obat
antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes memerlukan
suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan
insulin dan tablet.
5. Monitoring keton dan gula darah
Ini merupakan pilar kelima yang dianjurkan kepada pasien Diabetes
Milletus. Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah dan
mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia
dan pasien dapat melakukan keempat pilar diatas untuk menurunkan
resiko komplikasi dari Diabetes Milletus.

G. PENCEGAHAN
Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum
yang meliputi: pencegahan tingkat dasar (primordial prevention),
pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi
kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan kedua (secondary
prevention) yang meliputi diagnose dini serta pengobatan yang tepat,
pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan
terhadap terjadinya cacat dan rehabilitas.
1. Pencegahan tingkat dasar
Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha
mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko
rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.
2. Pencegahan Tingkat pertama
Pencegahan tingkat pertama ( primary prevention) adalah upaya
mencegah agar tidak timbul penyakit diabetes militus. Tindakan yang
dapat dilakukan :
1) Makan makanan yang sehat seimbang
2) Mempertahankan BB normal sesuai dengan umur dan tinggi badan
3) Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan
kemampuan
3. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu diagnosa dini serta
pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Kegiatan ini meliputi
pemeriksaan berkala, penyaringan (Screening) yakni pencarian
penderita dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak pada
penduduk secara umum pada kelompok resiko tinggi
4. Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tingkat ketiga (teriary prevention ) merupakan pencegahan
dengan sasaran utama adalah penderita penyakit tertentu dalam usaha
mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya
cacat serta program rehabilitasi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2002 keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta:


EGC

Hasnah, 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Media Gizi


Pangan: Vol. VII

Heitzman, J. 2010. Foot care for patient with Diabetes. Lippincot Willian &
wilkins wolter kluwer Healt vol 26, No. 3, pp. 250-263

www.perkeni.org

Anda mungkin juga menyukai