Anda di halaman 1dari 10

Nama: Rizka dwi sekar ningtias

Nim: 152010058

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

I. Latar belakang
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik, dan dapat mengenai
pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1, tipe 2, diabetes masa
kehamilan dan diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit keturunan
sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan oleh gaya hidup. Diabetes masa kehamilan
terjadi dan berkembang selama kehamilan dan selesai setelah melahirkan,
sedangkan diabetes tipe lain adalah pemicu awal penyakit diabetes. Diabetes
Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh
karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk
meminimalkan komplikasi.

II. Tujuan
A. Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami tentang
perawatan Diabetes Mellitus
B. Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien diharapkan dapat memahami
tentang :
1. Definisi Diabetes Mellitus
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
4. Faktor resiko Diabetes Mellitus
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
6. Lima pilar perawatan dm
7. Pencegahan

III. Sasaran dan target


Keluarga pasien
IV. Strategi pelaksanaan
A. Metode
Ceramah dan diskusi

B. Materi penyuluhan
Terlampir

C. Waktu dan tempat


Hari, tanggal : Rabu, 26 Mei 2021
Waktu : 09.00 wib
Tempat :

D. Media
Leaflet

E. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi persiapan
- Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
- Media telah disiapkan
- Tempat telah disiapkan
- Kontrak waktu telah disepakati
2. Evaluasi proses
- Mahasiswa mengkoordinir kegiatan penyuluhan kemudian dilakukan
evaluasi.
- Klien mengikuti proses dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi hasil
- Klien mampu mengikuti dan menyimak dengan baik.
- Klien mengulang kembali materi yang sudah disampaikan.
F. Susunan acara
No Kegiatan Respon peserta waktu
1 Pendahuluan
- Memberi salam -Menjawab salam 5 menit
- Menyampaikan pokok bahasan - Menyimak
- Menyampaikan tujuan - Menyimak
- Melakukan apersepsi - Menyimak
2 Isi
Penyampaian materi -Memperhatikan 15 menit
3 Penutup
- Diskusi -Menyampaikan jawaban 10 menit
- Kesimpulan -Mendengarkan
- Evaluasi -Menjawab salam
- Memberikan salam penutup
Lampiran

DIABETES MELLITUS

A. Definisi
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena akibat dari
kekurangan insulin ataumenurunnya kerja insulin.

B. Klasifikasi
Klasifikasi dari Diabetes Melitus berdasarkan PERKENI (2011) adalah sebagai
berikut
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi bila pancreas tidak dapat memproduksi insulin sama
sekali. Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara normal
menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai
akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa
darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya
terjadi pada usia 30 tahun
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Bila insulin yang tersedia tidak cukup atau tidak dapat berfungsi secara efektif.
Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
Diabetes tipe lain dapat terjadi karena :
A. Defek Genetik fungsi sel Beta :
- Kromosom 12, HNF-1α (dahulu MODY 3)
- Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
- Kromosom 20, HNF-4α (dahulu MODY 1)
- Kromosom 13, insulin Promoter factor-1 (IPF-1, dahulu MODY4)
- Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)
- Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
- DNA Mitochondria, dan lainnya
B. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunism, sindrom
Rhabson Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya
C. Penyakit eksokrin Pankreas : Pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma,
fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya
D. Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromotositoma,
hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya
E. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid,
hormone tiroid, diazoxid, agonis β edrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa,
lainnya
F. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
G. Imunologi (jarang) : sindrom “Stiff-man”, antibody anti reseptorN insulin
lainnya
H. Sindrom genetik lain : Sindrom Down, Sindrom Klinefelter, sindrom Turner,
sindrom Wolfram’s, Ataksia Friedreich’s, Chorea Hutington, sindrom
Laurence-Moon-Biedl, Distrofi Miotonik, Porfiria, Sindrom Prader Willi,
lainnya
4. Diabetes kehamilan
Diabetes kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan, dan dapat selesai
setelah melahirkan namun dapat berlangsung terus walaupun sudah melahirkan.

C. Gejala
a) Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
b) Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c) Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
d) Keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria,
Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus
menurun, Bisul/luka, Keputihan.

D. Faktor Resiko
1. Riwayat keluarga
2. Obesitas
3. Usia siatas 45 tahun
4. Gaya hidup tidak sehat
5. Hipertensi
6. Gangguan kolesterol tinggi
7. Riwayat jantung koroner
8. Stroke

E. Komplikasi
1. Komplikasi akut berupa coma diabetikum
2. Komplikasi kronis :
 Perubahan pembuluh darah kapiler
 Pada ginjal : nephoros klerosis, pielonefritis
 Pada mata : katarak diabetika
 Pada jantung : jantung koroner
 Pada saraf : neuritis dan poli neuritis
 Pada kulit : gangrene

F. Lima Pilar Perawat DM


1. Edukasi Diabetes
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah
terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan
partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi
pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan
perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi.
2. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari - hari dan latihan jasmani secara teratur (3 - 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan Diabetes Melitus. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke
pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain untuk
menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat
aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Pasien yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan,
sementara yang sudah mendapat komplikasi Diabetes Melitus dapat dikurangi.
3. Terapi gizi medis atau Perencanaan Makan
Terapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes
secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan secara menyeluruh
dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien itu
sendiri). Perencanaan makan pada pasien diabetes meliputi :
1. Memenuhi kebutuhan energi pada pasien Diabetes Melitus
2. Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang disajikan seperti
vitamin dan mineral.
3. Mencapai dan memelihara berat badan yang stabil
4. Menghindari makan makanan yang mengandung lemak, karena pada
pasien Diabetes Melitus jika serum lipid menurun maka resiko komplikasi
penyakit makrovaskuler akan menurun.
5. Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat mengurangi komplikasi
yang dapat ditimbulkan dari Diabetes Melitus
Prinsip untuk jenis makanan ini adalah beragam dan memiliki kadar glikemik
yang rendah misalnya seperti :
1) Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi:
Manisan, Gula pasir, Susu kental manis, Madu, Kecap, Abon, Sirup,
dan Es krim. Makanan ini tidak boleh dikonsumsi karena memiliki
kadar glikemik yang tinggi.
2) Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI:
Nasi, Singkong, Jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang hijau,
Kacang tanah,dan Ikan
3) Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN :
Kol, Tomat, Kangkung, Bayam, Oyong, Kacang panjang, Pepaya,
Jeruk, Pisang, dan Labu siam
4. Intervensi farmakologis
Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar, olahraga
yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan insulin. Pasien
Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan suntikan insulin setiap hari. Pasien Diabetes
tipe 2, umumnya pasien perlu minum obat anti diabetes secara oral atau tablet.
Pasien diabetes memerlukansuntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan
kombinasi suntikan insulin dan tablet.
5. Monitoring keton dan gula darah
Ini merupakan pilar kelima yang dianjurkan kepada pasien Diabetes Melitus.
Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah dan mendeteksi
kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia dan pasien dapat
melakukan keempat pilar diatas untuk menurunkan resiko komplikasi dari
Diabetes Melitus.

G. Pencegahan
pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum yang
meliputi: pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan
tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan
pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang
meliputi diagnosa dini serta pengobatan yang tepat, pencegahan tingkat ketiga
(tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan
rehabilitasi.
1. Pencegahan Tingkat Dasar
Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha mencegah
terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah dalam
masyarakat terhadap penyakit secara umum
2. Pencegahan Tingkat Pertama.
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) adalah upaya mencegah
agar tidak timbul penyakit diabetes mellitus. Tindakan yang dapat dilakukan:
- makan makanan yang sehat dan seimbang
- Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi
badan.
- Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan
kemampuan.
3. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosa dini serta pemberia
pengobatan yang cepat dan tepat. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan
berkala, penyaringan (screening) yakni pencarian penderita dini untuk
penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum
pada kelompok resiko tinggi
4. Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) merupakan pencegahan
dengan
sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha
mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat
serta program rehabilitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC

Hasnah. 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Media Gizi Pangan: Vol. VII

Heitzman, J. 2010. Foot Care for Patients with Diabetes.LippincotWillian& Wilkins

Wolter Kluwer Health vol 26, No. 3, pp. 250-263

www.perkeni.org

Anda mungkin juga menyukai