Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA

Disusun Oleh :

Vina Wahyuni 221FK09033


Fitria Khoerun Nafisah 221FK09030
Alfan Azqya 221FK09002
Deni Candra Ramadhan 221FK09006
Silvi Amelia Yahya 221FK09019
Valdisa Saiful Rahman 221FK09028
Resti Yanti 221FK09017
Devi Fitriyani 221FK09007
Ayu Hoerunnisa 221FK09004

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Mata Ajar : Pendidikan Profesi Keperawatan Gerontik (PPKG)


Pokok Bahasan : Diabetes mellitus
Sasaran : Lansia PSTW Welas Asih Kab. Tasikmalaya
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal :
Tempat : PSTW Welas Asih Kab. Tasikmalaya
Penyuluh : Kelompok 3 Stase PPKG

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu memahami
tentang penyakit Diabetes Melitus dan penanganannya.

B. Tujuan Intruksional Khusus (T I K)


Setelah diberi penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dan keluarga dapat :
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Pengelolaan Diabetes Melitus
5. Senam Diabetes Mellitus

C. Kegiatan Pembelajaran
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah dan diskusi
3. Media : leaflet, alat tulis, video

D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit
a. Memberikan penyuluhan tentang Memperhatikan
Diabetes Militus

b. Menggali persepsi peserta/ Mengemukakan

masyarakat pendapat

c. Membuka pertanyaan/ diskusi Mengemukakan

dengan masyarakat pendapat

d. Memberikan reinforcement Mendengarkan


kepada peserta yang bertanya

e. Menjawab pertanyaan peserta/ Mendengarkan


masyarakat

f. Menperagakan senam diabetes Memperhatikan


mellitus
Penutup : 5 menit
a. Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah Mendengarkan
disampaikan Menjawab
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada peserta Menjawab salam

c. Mengucapkan salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji
tentang Diabetes Melitus
2. Evaluasi Hasil
Pasien mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus, gejala-
gejala Diabetes Melitus, komplikasi Diabetes Melitus, pengelolaan Diabetes
Melitus, dan senam Diabetes Melitus.
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
atau sindrom yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa
darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh
resistensi insulin (Soegondo, dkk, 2009:12). Sindrom ini ditandai oleh adanya
hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein. Beberapa faktor risiko terjadinya penyakit DM adalah sosiodemografi
meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, perilaku kesehatan serta sosio budaya
masyarakat khususnya dalam perubahan pola makan mereka (Waspadji, 2009).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolic yang ditandai
dengan hiperglikemia disebabkan karen adanya suatu gangguan sekresi insulin,
dari kerja insulin ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada Diabetes Mellitus
akan menyebabkan banyak kerusakan pada organ tubuh manusia, contohnya
ginjal, mata, saraf, jantung dan pembuluh darah (American diabetes
association/ADA, 2012)
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Diabetes Mellitus
tidak dapat didefinisikan secara singkat dan jelas namun dapat dikatakan sebagai
kumpulan permasalahan yang kompleks tentang anatomi dan kimiawi akibat
beberapa factor dimana terdapat defisiensi insulin absolute (Purnamasari, 2009)

B. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2015 meliputi :

Dm tipe 1 Dm tipe 2
Mulai Umumnya menyerang Pada usia tua, umumnya >40
muncul masa kanak-kanak dan tahun. Diabetes tipe 2, diduga
remaja walaupun ada disebabkan oleh kombinasi
juga pada masa dewasa faktor genetik dan lingkungan.
<40 tahun. Diabetes
Tipe 1 dipercaya sebagai
penyakit autoimun, di
mana sistem imun tubuh
sendiri secara spesifik
menyerang dan merusak
sel-sel penghasil insulin
yang terdapat pada
pankreas.
Keadaan Berat Ringan
klinis saat di
diagnosis
Kadar insulin Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal
darah
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal

Pengobatan Terapi insulin, diet, Diet, insulin, obat oral,


yang olahraga olahraga
disarankan

C. Manifestasi Klinik
1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglukemi
a) polidipsi (banyak minum)
b) poliuri (banyak kencing)
c) polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Berat badan turun secara drastis
4. Pandangan kabur
5. Kesemutan/ rasa gatal
6. Gatal-gatal pada kulit
7. Luka yang tidak sembuh-sembuh
8. Sering terjadi infeksi
D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis

E. Pengelolaan DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian pusing,keringat dingin maka cepat minum teh
manis
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin, tangga
(undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan

F. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Tujuan penatalaksanaan diet secara umum pada penderita diabetes mellitus
adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati kadar
normal, mencapai dan mempertahankan lemak mendekati kadar yang optimal,
mencegah komplikasi akut/kronik dan meningkatkan kualitas hidup (Waspadji,
2009).
Menurut Waspadji (2009) mengutip pendapat Joslin (1952) dari Medical
Centre Institute, dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus ada 3 (tiga) J yang
harus diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM diabetes mellitus, yaitu
jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makanan. Berikut ini uraian mengenai
ketiga hal tersebut:
1. Jumlah makanan
Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita
DM, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah kalori yang
disarankan berkisar antara 1100-2900 KKal.
2. Jenis makanan
Penderita diabetes mellitus harus mengetahui dan memahami jenis
makanan apa yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang mana harus
dibatasi dan makanan apa yang harus dibatasi secara ketat, seperti yang
terlampir ditabel berikut:

Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari


SUMBER Semua sumber
KARBOHIDRAT karbohidrat
dibatasi: nasi,
bubur, roti, mie,
kentang, singkong,
ubi, sagu, gandum,
pasta, jagung, talas,
havermout, sereal,
ketan, makaroni

SUMBER Ayam tanpa Hewani tinggi Keju, abon,


PROTEIN kulit, ikan, telur lemak jenuh dendeng, susu full
HEWANI rendah (kornet, sosis, cream,
kolesterol atau sarden, otak,
putih telur, jeroan, kuning
daging tidak telur)
berlemak

SUMBER tempe, tahu,


PROTEIN kacang hijau,
NABATI kacang merah,
kacang tanah,
kacang kedelai

SAYURAN Sayur tinggi bayam, buncis,


serat: kangkung, daun melinjo, labu
daun kacang, siam, daun
oyong, ketimun, singkong, daun k
tomat, labu air, etela, jagung muda,
kembang kol, kapri, kacang
lobak, sawi, panjang, pare,
selada, seledri, wortel, daun katuk
terong

BUAH- jeruk, apel, nanas, anggur, Buah-buahan yang


BUAHAN pepaya, jambu mangga, sirsak, manis dan
air, salak, pisang, alpukat, diawetkan: durian,
belimbing sawo, semangka, nangka, alpukat,
(sesuai nangka masak kurma, manisan
kebutuhan) buah.

MINUMAN Minuman yang


mengandung
alkohol, susu
kental manis, soft
drink, es krim,
yoghurt, susu

LAIN-LAIN Makanan yang Gula pasir, gula


digoreng dan yang merah, gula batu,
menggunakan madu Makanan/
santan kental, minuman yang
kecap, saus tiram manis: cake, kue-
kue manis, dodol,
tarcis, sirup, selai
manis, coklat,
permen, tape,
mayonaise,

3. Jadwal makan
Penderita diabetes mellitus harus membiasakan diri untuk makan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Penderita diabetes mellitus makan sesuai
jadwal, yaitu 3 kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval
waktu 3 jam. Ini dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan
glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan
jumlah makanan dan jadwal yang tepat maka kadar glukosa darah akan tetap
stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi.
Jadwal makan standar yang digunakan oleh penderita DM diabetes mellitus
(Waspadji, 2009) disajikan dalam tabel berikut:

G. Penentuan Jumlah Kalori Diet Diabetes Mellitus


Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal. Komposisi energi adalah 45 – 65% dari karbohidrat, 10 – 20% dari protein
dan 20 – 25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori
yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan
memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25– 30
kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu
jenis kelamin, umur, aktifitas, kehamilan / laktasi, adanya komplikasi dan berat
badan. Kebutuhan kalori penyandang diabetes menurut PERKENI 2015 sebagai
berikut :

Total Kebutuhan Energi = Energi Basal – Koreksi Usia + Aktivitas + stress metabolic ±
Koreksi BB

1. Hitung Kebutuhan basal


a) Wanita = 25 kkal/kgBBI
b) Pria = 30 kkal/kgBBI
Menentukan BBI dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Berat Badan ideal = 0,9 × (Tinggi Badan − 100)
2. Koreksi Usia
a) > 40 tahun  -5% dari energi basal
≥ 60 tahun  -10% dari energi basal
≥ 70 tahun  -20% dari energi basal
3. Aktivitas Fisik / Pekerjaan
a) Istirahat (Bedrest/tirah baring)  +10% dari energi basal
b) Aktivitas Ringan (pegawai,ibu rumah tangga, guru, dll)  +20% dari
energi basal
c) Aktivitas Sedang (pegawai industri ringan, mahasiswa, dll)  +30% dari
energi basal
d) Aktivitas Berat (petani, militer, atlet dll)  +40% dari energi basal
e) Aktivitas Sangat Berat (tukang becak, kuli bangunan, pandai besi, dll) 
+50% dari energi basal
4. Stress metabolic
Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolic (sepsis,
operasi, trauma)
5. Koreksi Berat badan
BB
BBR = 100 X
TB−100
a) Kurus ( BBR <90%) +20% dari energi basal
b) Gemuk ( BBR >110%) -20% dari energi basal
c) Obesitas ( BBR >120%) -30% dari energi basal
EVIDANCE BASED PRACTICE (EBP)

Pengarang,
No Judul Penelitian Publikasi Kesimpulan
Tahun Terbit
1. Pengaruh terapi senam kaki terhadap T. Sumarni, Jurnal Viva  Jenis Penelitian : Kualitatif dengan pre-
penurunan glukosa darah Pada lansia Datang Tri Medika experiment one group pretest and desain
dengan diabetes mellitus di posyandu Yudhono (2013) pascates.
lansia desa Ledug kecamatan  Teknik Sampling : Total Sampling (SOP dan
kembaran banyumas form check list)
 Jumlah Sampel : 24 Sampel yang terdiri dari
lansia
 Hasil : Terdapat penurunan nilai glukosa darah
setelah dilakukan senam kaki, terdapat
hubungan signifikan antara senam kaki dengan
penurunan glukosa darah
2. Pengaruh senam kaki diabetes Graceistin E-Jurnal  Jenis Penelitian : Kualitatif pra-eksperimental
terhadap perubahan kadar gula darah Ruben, Julia Universitas dengan one group pretest post test design
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rottie, Michael Sam  Teknik Sampling : Total Sampling (SOP dan
wilayah kerja puskesmas enemawira Karundeng Ratulangi form check list)
(2016)  Jumlah Sampel : 56 Sampel yang terdiri dari
lansia
 Hasil : Adanya pengaruh senam kaki diabetes
terhadap perubahan kadar gula pasien diabetes
mellitus tipe 2 diwilayah kerja puskesmas
Enemawira.
3. Pengaruh pemberian rebusan daun Eva Maria Jurnal Ilmiah  Jenis Penelitian : Kualitatif dengan pre-
kelor (moringa oleifera) terhadap (2017) Ilmu experiment one group pretest and desain
perubahan kadar glukosa darah pada Kesehatan pascates.
lansia penderita diabetes melitus tipe ii STIKes  Teknik Sampling : Purposive Sampling
di wilayah kerja puskesmas tanjung Mataram dengan uji statistik menggunakan T Test
karang  Jumlah Sampel : 24 Sampel yang terdiri dari
lansia
 Hasil : Terdapat penurunan nilai glukosa darah
setelah dilakukan senam kaki, terdapat
hubungan signifikan antara senam kaki dengan
penurunan glukosa darah
DAFTAR PUSATAKA

ADA 2012. Standards of Medical Care in Diabetes-2012.

Maria E. 2017. Pengaruh pemberian rebusan daun kelor (moringa oleifera)


terhadap perubahan kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes
melitus tipe ii di wilayah kerja puskesmas tanjung karang. Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan STIKes Mataram

PERKENI 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia.

Purnamasari D. 2009. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam: Sudoyo


A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid 3. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing

Ruben G, dkk. 2016. Pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan kadar
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas
enemawira. E-Jurnal Universitas Sam Ratulangi

Soegondo S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2, Jilid III, Edisi 4, Jakarta: FK
UI pp. 1884.

Sumarni T, dkk. 2013. Pengaruh terapi senam kaki terhadap penurunan glukosa
darah Pada lansia dengan diabetes mellitus di posyandu lansia desa Ledug
kecamatan kembaran banyumas. Jurnal Viva Medika

Waspadji S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Kaki Diabetes, Jilid III, Edisi 4,
Jakarta: FK UI pp. 1961-62.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai