Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Kamis , 22 April 2021

Waktu : 25 Menit

Pokok Pembahasan : Diabetes Melitus

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat : Ruang Poli Bedah RSU Wira Husada\

Penyuluh : Alfonsa Kaka

A. Tujuan Umum :
Setelah mendapat pendidikan kesehatan ini, diharapkan pasien dan keluarga
mampu mengetahui tentang Diabetes Melitus
B. Tujuan Khusus :
Setelah mendapat pendidikan kesehatan ini diharapkan pasien dan keluarga
mampu mengetahui tentang :
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
3. Gejala-gejala Diabetes Melitus
4. Komplikasi Diabetes Melitus
5. Pencegahan Diabetes Melitus
C. Materi
Terlampir
D. Media
Leaflet
E. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1. 5 menit Pembukaan
 Memberikan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Mengkomunikasikan berpartisipasi aktif
tujuan  memperhatikan
2 15 menit Pelaksanaan
penyuluhan secara berurutan
dan teratur
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
DM
 Menjelaskan klasifikasi  Memperhatikan
DM
 Memperhatikan
 Menjelaskan manifestasi
klinik DM
 Memperhatikan
 Menjelaskan komplikasi
DM  Memperhatikan
 Menjelaskan pengelolaan
DM

3 5 menit Penutup
 Memberikan kesempatan  Menanyakan hal yang
bertanya belum jelas
 Menyampaikan terimkasih
atas waktu

G. Evaluasi
1. Pasien dan keluarga mengetahui apa itu diabetes melitus
2. Pasien dan keluarga mengetahui klasifikasi diabetes melitus
3. Pasien dan keluarga mengetahui manifestasi klinis diabetes melitus
4. Pasien dan keluarga mengetahui komplikasi dari diabetes melitus
5. Pasien dan keluarga mengetahui pencegahan diabetes melitus

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit dimana kadar
gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin.

B. Klasifiksai

1. Diabetes Melitus Tipe 1

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena


sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali
sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang
jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik
pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau
rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi
autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada
pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas tidak
dapat memproduksi insulin. Penderita DM untuk bertahan hidup harus
diberikan insulin dengan cara disuntikan pada area tubuh penderita.
Apabila insulin tidak diberikan maka penderita akan tidak sadarkan diri,
disebut juga dengan koma ketoasidosis atau koma diabetic.

2. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin


tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi
resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya
resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap
kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi
relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi
insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga
sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa.
Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh kegagalan relatif sel β
pankreas dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β
pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya,
artinya terjadi defensiesi relatif insulin.

3. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai


oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta,
defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit
metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan
sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit DM.

4. Diabetes Melitus Gestasional

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi


glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada
trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan
meningkatnya komplikasi perinatal. Penderita DM gestasional memiliki
risiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka
waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.

C. Manifestasi klinik

1. Sering merasa haus

2. Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut polyuria

3. Lemah, lesu, dan tidak bertenaga

4. Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau


saluran kemih

5. Mual atau muntah

6. Pada wanita sering terjadi infeksi vagina


7. Infeksi jamur atau sariawan

8. Mulut kering

9. Luka sulit sembuh

10. Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina

H. Komplikasi
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seorang meningkat atau
menurun tajam dalam waktu relatif singkat.Kadar glukosa darah bisa
menurun drastis jika penderita menjalani diet terlalu ketat. Komplikasi
akut meliputi hipoglikemia, ketoasidosis, koma hiperosmoler non ketotik,
dan koma lakto asidosis.
2. Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah yang
menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal dan saraf.
I. Pencegahan DM
1. Menerapkan pola hidup sehat
Menjalani pola makan sehat adalah salah satu kunci utama untuk
terhindar dari diabtes. Agar tidak terkena diabetes, harus membatasi
konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan lemak, misalnya
makanan olahan, kue, ice krim dan makanan cepat saji. Untuk mengurangi
resiko diabetes, batasi asupan gula harian sekitar 40 gram atau setara
dengan 9 sendok teh gula.
2. Menjalani olahraga secara rutin
Rutin berolahraga memiliki banyak manfaat, salah satunya mencegah
tubuh terkena diabetes. Olahraga rutin dapat membantu tubuh
menggunakan hormone insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula
dalam darah dapat terkontrol.
3. Menjaga berat badan ideal
Berat badan ideal dapat ditentukan menggunakan BMI. Jika nilai BMI
tubuh melebihi batas normal, maka bisa saja mengalami obesitas.
4. Mengelola stress dengan baik
Stress yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan resiko untuk
terkena diabetes. Hal ini karena saat mengalami stress,tubuh akan
melepaskan hormone stress yang dapat meningkatkan kadar gula dalam
darah.
5. Melakukan pengecekan gula darah secara berkala
Untk minilai kadar gula darah, perlu melakukan pemeriksaan gula darah
secara berkala.

Daftar Pustaka

Cho, et al. (2018). IDF Diabetes Atlas: Global Estimates of Diabetes Prevalence for
2017 and Projections for 2045

Heryati, G.S. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet Diabetes
Melitus pada Pasien DM. Jurnal Keperawatan 1(3):97-107.

Anda mungkin juga menyukai