Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA


DI KLINIK PRATAMA SAQI
YOGYAKARTA

DI SUSUN OLEH :
MARIA SEPTIANI SAKU LENGARI PN 200850
REYMONDUS LABA PN 200862

PRODI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan objek-
objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang
diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga,
mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. Keluarga berencana
merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan.
Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan
untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. KB merupakan usaha suami
dan istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang dinginkan, melalui usaha penggunaan
alat kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Purwoastuti &
Walyani, 2015). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim
(Nugroho dan Utama, 2014).
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif2 tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.Jadi
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan
jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga yang
sejahtera. Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
- Meneguhkan kembali program di daerah
- Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
- Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
- Peningkatan kualitas program dan program prioritas
- Penggalangan dan pemantapan komitmen
- Dukungan regulasi dan kebijakan
- Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut pil
kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil
Progestrin.
a. Cara Kerja
a) Menekan ovulasi Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan
terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
d) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
b. Efektivitas Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil
secara teratur.
c. Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista
Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan Rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
d. Baik untuk wanita yang:
a) Masih ingin punya anak
b) Punya jadwal harian yang rutin
e. Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor/keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
f. Efek Samping Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunangkunang)
perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulanbulan.

2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1
hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri
1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan
yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk
wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif,
reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
a. Cara Kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2
bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
b. Efektivitas Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
c. Keuntungan
a) Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b) Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c) Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
d. Baik untuk Wanita yang:
a) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b) Lebih suka disuntik daripada makan pil
c) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
e. Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices

f. Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah mual, BB
bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut hilang setelah
beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan
Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai
adalah menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak
perdarahan bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan
ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai
anak.
a. Cara Kerja AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel
telur. Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
b. Efektivitas Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian
selama 1 tahun)
c. Keuntungan
a) Tidak terganggu faktor lupa
b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
tembaga T 380 A)
c) Mengurangi kunjungan ke klinik
d) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
d. Baik untuk Wanita yang:
a) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
b) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c) Memberikan ASI d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
d) Berada dalam masa pasca aborsi
e) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
f) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
g) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang
memang tidak boleh menggunakannya
h) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
e. Kontraindikasi
a) Hamil atau diduga hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
c) Pernah menderita radang rongga panggul
d) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e) Riwayat kehamilan ektopik
f) Penderita kanker alat kelamin
f. Efek samping
a) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2
ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat
berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian
atau seluruhnya
b) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan
dengan resiko infeksi rahim.
g. Waktu Penggunaan IUD Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD
sebaiknya dilakukan pada saat:
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL)
d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi
e) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
h. Waktu Kontrol IUD Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus
diperhatikan adalah:
a) 1 bulan pasca pemasangan
b) 3 bulan kemudian
c) Setiap 6 bulan berikutnya
d) Bila terlambat haid 1 minggu
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone levonorgestrel
yang ditanam di bawah kulit.
a. Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan hormone
tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah. Bekerja dengan cara:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c) Menekan ovulasi
b. Efektivitas Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
c. Keuntungan
a) Sekali pasang untuk 3 tahun
b) Tidak mempengaruhi produksi ASI
c) Tidak mempengaruhi tekanan darah
d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk
di tubektomi
d. Baik untuk wanita yang:
a) Ingin metode yang praktis
b) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c) Tinggal di daerah terpencil
d) Tak khawatir jika tak dapat haid
e. Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
f. Efek samping
Kadang-kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid
yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena
perdarahan yg kronis.
g. Waktu
Mulai Menggunakan Implant
a) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c) Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari 5.

5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
a. Cara Kerja Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
b. Efektivitas Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar
tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil,
AKDR, suntikan KB.
c. Keuntungan
a) Dapat dipaki sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
d. Baik untuk pasangan yang:
a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b) Jarang bersenggama
c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil 5.5 Kontraindikasi Alergi.

6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)


Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua saluran
sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain
adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang
sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
a. Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
b. Efektivitas Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
c. Keuntungan
a) Paling efektif
b) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa
dijamin).
c) Tidak perlu perawatan khusus
d. Baik untuk pasangan yang:
a) Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
b) Jika hamil akan membahayakan jiwanya
c) Ingin metode yang tidak mengganggu
e. Kontraindikasi
Tidak ada.
f. Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi luka
operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2% pasien. Pada
tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi
dapat terjadi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
a) Nyeri akut
b) Deficit volume cairan
c) Perubahan body image
d) Ansietas
b. Kontrasepsi pil
a) Nyeri akut
b) Perubahan body image
c. IUD
a) Nyeri akut
b) Perubahan suhu tubuh
c) Ansietas
d) Kurang pengetahuan
3. Intervensi

No Diagnose Perencanaan Intervensi


1. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
keperawatan selama 1x24 jam klien 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
tidak mengalami nyeri komprehensif termasuk lokasi nyeri,
a. klien melaporkan nyeri berkurang durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
b. klien mengatakan mampu presipitasi
mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari
c. klien mampu mengenali nyeri ketidaknyamanan
3. Kontrol tekanan darah klien
4. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan
5. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dada, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/dingin
6. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
2. Ansietas Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi tingkat kecemasan
keperawatan selama 1x24 jam 2. Bantu klien mengenali situasi yang
kecemasan klien teratasi Kriteria menimbulkan kecemasan
hasil : 3. Dorong klien untuk mengungkapkan
a. TTV klien dalam batas normal perasaan, ketakutan, persepsi
b. Postur tubuh, ekspresi wajah, 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas 5. Temani klien untuk memberikan
menunjukkan berkurangnya keamanan dan mengurangi takut
kecemasan 6. Jelaskan semua prosedur dan apa
c. Klien mampu mengidentifikasi dan yang dirasakan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas 7. Libatkan keluarga untuk
d. Klien mampu mengungkapkan dan mendampingi klien
menunjukkan teknik untuk 8. Instruksikan pada klien untuk
mengontrol cemas menggunakan teknik relaksasi
3. Kurang Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji tingkat pengetahuan klien
pengetahuan keperawatan selama 1x24 jam klien 2. Jelaskan tentang kontrasepsi,
menunjukkan pengetahuan tentang jenisjenis kontrasepsi, kekurangan &
kontrasepsi Kriteria hasil : kelebihan masing2 kontrasepsi dan
a. Klien menyatakan kepahaman cara penggunaannya
tentang kondisi kontrasepsi, jenis 3. Jelaskan cara mengatasi masalah
kontrasepsi, kelebihan & yang mungkin muncul setelah
kekurangan, serta cara pemakaian kontrasepsi
menggunakannya 4. Diskusikan pemilihan kontrasepsi
b. Klien mampu melaksanakan 5. Dukung klien untuk mengeksplorasi
prosedur yang dijelaskan secara atau mendapatkan second opinion
benar dengan cara yang tepat
c. Klien mampu menjelaskan kembali
apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi


yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Diakses tanggal 19 Juni 2012.Pukul 19.20
WIB.
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta KB
non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Diakses tanggal 19 Juni
2012.Pukul19.49 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA
DI KLINIK PRATAMA SAQI
YOGYAKARTA

DI SUSUN OLEH :
MARIA SEPTIANI SAKU LENGARI PN 200850
REYMONDUS LABA PN 200862
PRODI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS
SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA
DI POLI KLINIK PRATAMA SAQI

Laporan Pendahuluan ini telah dibaca dan diperiksa pada


Hari/tanggal :.........................................................

Mahasiswa Praktikan Mahasiswa Prakikan

(...............................................) (................................................)

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


(...........................................................) (..........................................................)

Anda mungkin juga menyukai