DISUSUN OLEH:
ARDILA : PO72201201668
DOSEN PEMBIMBING:
Ibu Santa N. Yosephin Silalahi, S.Kep.Ners
PRODI DIII-KEPERAWATAN
TAHUN 2022
“SATUAN ACARA PENYULUHAN”
( SAP )
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu memahami
tentang penyakit Diabetes Melitus dan penanganannya.
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah dan diskusi
3. Media : leaflet, alat tulis, lembar balik
D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit
a. Memberikan penyuluhan tentang Memperhatikan
Diabetes Militus
Mengemukakan
b. Menggali persepsi peserta/ pendapat
masyarakat Mengemukakan
pendapat
c. Membuka pertanyaan/ diskusi
dengan masyarakat Mendengarkan
c. Mengucapkan salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :
- Leaflet
- Lembar Balik
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan lembar balik dengan
ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus, telah dilakukan kontrak
mengenai waktu, tempat serta materi yang akan disampaikan pada klien 1 hari
sebelumnya
2. Evaluasi proses
Klien mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik dan penuh antusias.
Selama proses penyuluhan berlangsung, klien aktif menjawab pertanyaan dan
mahasiswa pun melakukan komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan
menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa ke Posyandu lansia
3. Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan
oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
Apa pengertian dari penyakit diabetes melitus?
Bagaimana pengklasifikasian tipe diabetes mellitus ?
Apa saja tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus?
Apa saja penyebab dari penyakit diabetes melitus?
Apa pencegahan yang dilakukan untuk menghindari diabetes mellitus ?
F. Referensi
Soegondo S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2, Jilid III, Edisi 4, Jakarta:
FK UI pp. 1884.
Waspadji S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Kaki Diabetes, Jilid III, Edisi 4, Jakarta:
FK UI pp. 1961-62.
TINJAUAN TEORI
Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi
Pada orang nondiabetes, semua glukosa yang difiltrasi ke dalam urin akan diserap
membawa glukosa keluar urin untuk masuk kembali ke darah akan mengalami kejenuhan
dan tidak dapat mengangkut glukosa lebih banyak. Karena glukosa di dalam urin
memiliki aktivitas osmotik, maka air akan tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan
Akibat keadaan pasca absorptif yang kronik, katabolik protein dan lemak, dan
Akibat katabolisme protein di dalam otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel
5. Seringnya terjadi luka (infeksi), gatal-gatal, dan luka yang tidak sembuh-sembuh
Ini Kadar gula yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan
pada luka menjadi terganggu sehingga sangat wajar bila penyembuhan luka berjalan
sangat lambat. Disamping itu kadar gula yang tinggi juga akan menghambat dan
mengurangi fungsi sel-sel darah merah ( eritrosit ) untuk membawa nutrisi ke seluruh
jaringan tubuh, dan juga mengurangi fungsi dari sel-sel darah putih yang mempunyai
6. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau kaki
Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak terkontrol lama
kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan pada saraf perifer hal ini terjadi
karena darah yang mengalir pada ujung saraf yang menurun (Misnadiarly, 2006)
C. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2015 meliputi :
Dm tipe 1 Dm tipe 2
D. Manifestasi Klinik
1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglukemi
a) polidipsi (banyak minum)
b) poliuri (banyak kencing)
c) polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Berat badan turun secara drastic
4. Pandangan kabur
5. Kesemutan/ rasa gatal
6. Gatal-gatal pada kulit
7. Luka yang tidak sembuh-sembuh
8. Sering terjadi infeksi
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik sehingga
gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
F. Pengelolaan DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan perawatan
DM membutuhkan waktu yang lama.
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat MINUM
TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin, tangga
( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan
3. Jadwal makan
Penderita diabetes mellitus harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Penderita diabetes mellitus makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali
makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam. Ini dimaksudkan
agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga
diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat maka
kadar glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat
kekurangan zat gizi. Jadwal makan standar yang digunakan oleh penderita DM
diabetes mellitus (Waspadji, 2009) disajikan dalam tabel berikut:
Total Kebutuhan Energi = Energi Basal – Koreksi Usia + Aktivitas + stress metabolic ± Koreksi BB
1. Hitung Kebutuhan basal
a) Wanita = 25 kkal/kgBBI
b) Pria = 30 kkal/kgBBI
Menentukan BBI dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Berat Badan ideal = 0,9 × (Tinggi Badan − 100)
2. Koreksi Usia
a) > 40 tahun -5% dari energi basal
≥ 60 tahun -10% dari energi basal
≥ 70 tahun -20% dari energi basal
3. Aktivitas Fisik / Pekerjaan
a) Istirahat (Bedrest/tirah baring) +10% dari energi basal
b) Aktivitas Ringan (pegawai,ibu rumah tangga, guru, dll) +20% dari energi basal
c) Aktivitas Sedang (pegawai industri ringan, mahasiswa, dll) +30% dari energi
basal
d) Aktivitas Berat (petani, militer, atlet dll) +40% dari energi basal
e) Aktivitas Sangat Berat (tukang becak, kuli bangunan, pandai besi, dll) +50%
dari energi basal
4. Stress metabolic
Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolic (sepsis, operasi,
trauma)