Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS PADA LANSIA

DISUSUN OLEH:

ABU NAIM : PO72201201666

ARDILA : PO72201201668

ASDISTA SAPUTRI : PO72291291669

ASY SYIFA YULIFATHYA : PO72201201670

MUHAMMAD SYAFIQ : PO72201201683

DOSEN PEMBIMBING:
Ibu Santa N. Yosephin Silalahi, S.Kep.Ners

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

PRODI DIII-KEPERAWATAN

TAHUN 2022
“SATUAN ACARA PENYULUHAN”
( SAP )

Mata Ajar : Keperawatan keluarga


Pokok Bahasan : Diabetes mellitus
Sasaran : Seluruh lansia yang ada di posyandu
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Selasa, 08 November 2022
Tempat : Posyandu Lansia
Penyuluh : 1. Abu Naim
2. Ardila
3. Asdista Saputri
4. Asy Syifa Yulifatyha
5. Muhammad Syafiq

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu memahami
tentang penyakit Diabetes Melitus dan penanganannya.

B. Tujuan Intruksional Khusus ( T I K )


Setelah diberi penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dan keluarga dapat :
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Pengelolaan Diabetes Melitus
5. Diet Penderita Diabetes Melitus

C. Kegiatan Pembelajaran
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah dan diskusi
3. Media : leaflet, alat tulis, lembar balik
D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit
a. Memberikan penyuluhan tentang Memperhatikan
Diabetes Militus
Mengemukakan
b. Menggali persepsi peserta/ pendapat
masyarakat Mengemukakan
pendapat
c. Membuka pertanyaan/ diskusi
dengan masyarakat Mendengarkan

d. Memberikan reinforcement Mendengarkan


kepada peserta yang bertanya

e. Menjawab pertanyaan peserta/


masyarakat
Penutup : 5 menit
a. Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah Mendengarkan
disampaikan Menjawab
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada peserta Menjawab salam

c. Mengucapkan salam
E. Evaluasi

1. Evaluasi struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :
- Leaflet
- Lembar Balik
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan lembar balik dengan
ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus, telah dilakukan kontrak
mengenai waktu, tempat serta materi yang akan disampaikan pada klien 1 hari
sebelumnya

2. Evaluasi proses
Klien mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik dan penuh antusias.
Selama proses penyuluhan berlangsung, klien aktif menjawab pertanyaan dan
mahasiswa pun melakukan komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan
menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa ke Posyandu lansia
3. Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan
oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
 Apa pengertian dari penyakit diabetes melitus?
 Bagaimana pengklasifikasian tipe diabetes mellitus ?
 Apa saja tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus?
 Apa saja penyebab dari penyakit diabetes melitus?
 Apa pencegahan yang dilakukan untuk menghindari diabetes mellitus ?

F. Referensi

ADA 2012. Standards of Medical Care in Diabetes-2012.


PERKENI 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia.

Soegondo S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2, Jilid III, Edisi 4, Jakarta:
FK UI pp. 1884.

Waspadji S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Kaki Diabetes, Jilid III, Edisi 4, Jakarta:
FK UI pp. 1961-62.

Purnamasari D. 2009. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam:


Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid 3. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang atau
sindrom yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin
(Soegondo, dkk, 2009:12). Sindrom ini ditandai oleh adanya hiperglikemia dan
berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Beberapa
faktor risiko terjadinya penyakit DM adalah sosiodemografi meliputi umur, jenis
kelamin, pekerjaan, perilaku kesehatan serta sosio budaya masyarakat khususnya dalam
perubahan pola makan mereka (Waspadji, 2009).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolic yang ditandai dengan
hiperglikemia disebabkan karen adanya suatu gangguan sekresi insulin, dari kerja
insulin ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada Diabetes Mellitus akan
menyebabkan banyak kerusakan pada organ tubuh manusia, contohnya ginjal, mata,
saraf, jantung dan pembuluh darah (American diabetes association/ADA, 2012)
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Diabetes Mellitus tidak
dapat didefinisikan secara singkat dan jelas namun dapat dikatakan sebagai kumpulan
permasalahan yang kompleks tentang anatomi dan kimiawi akibat beberapa factor
dimana terdapat defisiensi insulin absolute (Purnamasari, 2009)

B. Tanda dan Gejala

1. Polidipsi (banyak minum)

Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi

ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel merangsang

pengeluaran ADH dan menimbulkan rasa haus.

2. Poliuri (banyak kencing)

Pada orang nondiabetes, semua glukosa yang difiltrasi ke dalam urin akan diserap

secara aktif kembali ke dalam darah. Pengangkut-pengangkut glukosa di ginjal yang

membawa glukosa keluar urin untuk masuk kembali ke darah akan mengalami kejenuhan

dan tidak dapat mengangkut glukosa lebih banyak. Karena glukosa di dalam urin
memiliki aktivitas osmotik, maka air akan tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan

bersama glukosa dalam urin sehingga terjadi poliuria

3. Polipagi (banyak makan)

Akibat keadaan pasca absorptif yang kronik, katabolik protein dan lemak, dan

kelaparan relatif sel-sel. Sering terjadi penurunan berat badan.

4. Kelemahan tubuh, mudah merasa lelah

Akibat katabolisme protein di dalam otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel

untuk menggunakan glukosa sebagai energi.

5. Seringnya terjadi luka (infeksi), gatal-gatal, dan luka yang tidak sembuh-sembuh

Ini Kadar gula yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan

pembuluh darah menyempit ( vasokonstriksi ) dan menjadi kaku ( elastisitasnya

menurun ), akibatnya sirkulasi darah menjadi terganggu. Transportasi nutrisi, oksigen

pada luka menjadi terganggu sehingga sangat wajar bila penyembuhan luka berjalan

sangat lambat. Disamping itu kadar gula yang tinggi juga akan menghambat dan

mengurangi fungsi sel-sel darah merah ( eritrosit ) untuk membawa nutrisi ke seluruh

jaringan tubuh, dan juga mengurangi fungsi dari sel-sel darah putih yang mempunyai

peranan melawan infeksi.

6. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau kaki

Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak terkontrol lama

kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan pada saraf perifer hal ini terjadi

karena darah yang mengalir pada ujung saraf yang menurun (Misnadiarly, 2006)

C. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2015 meliputi :

Dm tipe 1 Dm tipe 2

Mulai muncul Umumnya menyerang Pada usia tua, umumnya >40


masa kanak-kanak dan tahun. Diabetes tipe 2, diduga
remaja walaupun ada juga disebabkan oleh kombinasi
pada masa dewasa <40 faktor genetik dan lingkungan.
tahun. Diabetes Tipe 1
dipercaya sebagai penyakit
autoimun, di mana sistem
imun tubuh sendiri secara
spesifik menyerang dan
merusak sel-sel penghasil
insulin yang terdapat pada
pankreas.

Keadaan Berat Ringan


klinis saat di
diagnosis

Kadar insulin Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal


darah

Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal

Pengobatan Terapi insulin, diet, Diet, insulin, obat oral,


yang olahraga olahraga
disarankan

D. Manifestasi Klinik
1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglukemi
a) polidipsi (banyak minum)
b) poliuri (banyak kencing)
c) polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Berat badan turun secara drastic
4. Pandangan kabur
5. Kesemutan/ rasa gatal
6. Gatal-gatal pada kulit
7. Luka yang tidak sembuh-sembuh
8. Sering terjadi infeksi

E. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik sehingga
gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis

F. Pengelolaan DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan perawatan
DM membutuhkan waktu yang lama.
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat MINUM
TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin, tangga
( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan

G. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Tujuan penatalaksanaan diet secara umum pada penderita diabetes mellitus adalah
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati kadar normal,
mencapai dan mempertahankan lemak mendekati kadar yang optimal, mencegah
komplikasi akut/kronik dan meningkatkan kualitas hidup (Waspadji, 2009).
Menurut Waspadji (2009) mengutip pendapat Joslin (1952) dari Medical Centre
Institute, dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus ada 3 (tiga) J yang harus
diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM diabetes mellitus, yaitu jumlah
makanan, jenis makanan dan jadwal makanan. Berikut ini uraian mengenai ketiga hal
tersebut:
1. Jumlah makanan
Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita DM,
bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah kalori yang disarankan
berkisar antara 1100-2900 KKal.
2. Jenis makanan
Penderita diabetes mellitus harus mengetahui dan memahami jenis makanan apa
yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang mana harus dibatasi dan makanan
apa yang harus dibatasi secara ketat, seperti yang terlampir ditabel berikut:

Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari


SUMBER Semua sumber
KARBOHIDRAT karbohidrat
dibatasi: nasi,
bubur, roti, mie,
kentang, singkong,
ubi, sagu, gandum,
pasta, jagung, talas,
havermout, sereal,
ketan, makaroni

SUMBER Ayam tanpa Hewani tinggi Keju, abon,


PROTEIN kulit, ikan, telur lemak jenuh dendeng, susu full
HEWANI rendah (kornet, sosis, cream,
kolesterol atau sarden, otak,
putih telur, jeroan, kuning
daging tidak telur)
berlemak

SUMBER tempe, tahu,


PROTEIN kacang hijau,
NABATI kacang merah,
kacang tanah,
kacang kedelai

SAYURAN Sayur tinggi bayam, buncis,


serat: kangkung, daun melinjo, labu
daun kacang, siam, daun
oyong, ketimun, singkong, daun k
tomat, labu air, etela, jagung muda,
kembang kol, kapri, kacang
lobak, sawi, panjang, pare,
selada, seledri, wortel, daun katuk
terong

BUAH- jeruk, apel, nanas, anggur, Buah-buahan yang


BUAHAN pepaya, jambu mangga, sirsak, manis dan
air, salak, pisang, alpukat, diawetkan: durian,
belimbing sawo, semangka, nangka, alpukat,
(sesuai nangka masak kurma, manisan
kebutuhan) buah.

MINUMAN Minuman yang


mengandung
alkohol, susu
kental manis, soft
drink, es krim,
yoghurt, susu

LAIN-LAIN Makanan yang Gula pasir, gula


digoreng dan yang merah, gula batu,
menggunakan madu Makanan/
santan kental, minuman yang
kecap, saus tiram manis: cake, kue-
kue manis, dodol,
tarcis, sirup, selai
manis, coklat,
permen, tape,
mayonaise,

3. Jadwal makan
Penderita diabetes mellitus harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Penderita diabetes mellitus makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali
makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam. Ini dimaksudkan
agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga
diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat maka
kadar glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat
kekurangan zat gizi. Jadwal makan standar yang digunakan oleh penderita DM
diabetes mellitus (Waspadji, 2009) disajikan dalam tabel berikut:

H. Penentuan Jumlah Kalori Diet Diabetes Mellitus


Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energi adalah 45 – 65% dari karbohidrat, 10 – 20% dari protein dan 20 –
25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25– 30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan
dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktifitas,
kehamilan / laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Kebutuhan kalori penyandang
diabetes menurut PERKENI 2015 sebagai berikut :

Total Kebutuhan Energi = Energi Basal – Koreksi Usia + Aktivitas + stress metabolic ± Koreksi BB
1. Hitung Kebutuhan basal
a) Wanita = 25 kkal/kgBBI
b) Pria = 30 kkal/kgBBI
Menentukan BBI dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Berat Badan ideal = 0,9 × (Tinggi Badan − 100)
2. Koreksi Usia
a) > 40 tahun  -5% dari energi basal
≥ 60 tahun  -10% dari energi basal
≥ 70 tahun  -20% dari energi basal
3. Aktivitas Fisik / Pekerjaan
a) Istirahat (Bedrest/tirah baring)  +10% dari energi basal
b) Aktivitas Ringan (pegawai,ibu rumah tangga, guru, dll)  +20% dari energi basal
c) Aktivitas Sedang (pegawai industri ringan, mahasiswa, dll)  +30% dari energi
basal
d) Aktivitas Berat (petani, militer, atlet dll)  +40% dari energi basal
e) Aktivitas Sangat Berat (tukang becak, kuli bangunan, pandai besi, dll)  +50%
dari energi basal
4. Stress metabolic
Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolic (sepsis, operasi,
trauma)

5. Koreksi Berat badan


BB
BBR = 100 X
TB−100
a) Kurus ( BBR <90%) +20% dari energi basal
b) Gemuk ( BBR >110%) -20% dari energi basal
c) Obesitas ( BBR >120%) -30% dari energi basal

Anda mungkin juga menyukai