Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN PKMRS

PERAWATAN LUKA DAN PENCEGAHAN LUKA PADA PENDERITA


DIABETES MELLITUS SECARA MANDIRI DI RUMAH
DI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Mutia Salsa Billa G1B223001
Okti Maghfirawati G1B223017
Anggraini Gita Rahayu G1B223012
Nahdiah Khopipah G1B223036
Rani Rizma Al Fatiha h G1B223051
Elsa Wulandari G1B223027
Marta Prima Yuda G1B223035
Nurmardiah G1B223002
Agustin Mega Kartika G1B223033
Niken Larasati G1B223008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Perawatan kaki ulkus pada penderita diabetes
Hari/Tgl : Selasa/02 Januari 2024
Waktu : 11.00 s/d selesai
Sasaran : Keluarga pasien rawat inap di ruang bedah RSUD
Raden Mattaher Provinsi Jambi
Tempat : RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
Penyuluh : 10 orang Mahasiswa Profesi Ners Universitas Jambi

A. Latar Belakang
Menurut WHO, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu
menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan
saraf. Yang paling umum adalah diabetes tipe 2, biasanya terjadi pada orang
dewasa, yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak
menghasilkan cukup insulin. Dalam 3 dekade terakhir, prevalensi diabetes tipe 2
telah meningkat secara dramatis di negara-negara dengan semua tingkat
pendapatan. Diabetes tipe 1, dulu dikenal sebagai diabetes remaja atau diabetes
tergantung insulin, adalah suatu kondisi kronis di mana pankreas memproduksi
sedikit atau tidak sama sekali insulin. (Damayanti, 2015)
Pada akhir tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) dalam
Atlas edisi ke-10 mengkonfirmasi bahwa diabetes termasuk salah satu di antara
kegawatdaruratan kesehatan global dengan pertumbuhan paling cepat di abad ke-21
ini. Pada tahun 2021, lebih dari lebih dari setengah miliar manusia dari seluruh
dunia hidup dengan diabetes, atau tepatnya 537 juta orang, dan jumlah ini
diproyeksikan akan mencapai 643 juta pada tahun 2030, dan 783 juta pada tahun
2045. Selain jumlah penyandang diabetes yang besar, diperkirakan jumlah orang
dengan kadar glukosa darah yang mulai meningkat atau pada fase prediabetes,
yaitu toleransi glukosa terganggu pada tahun 2021 ini berjumlah sekitar 541 juta.
Diabetes pada populasi ini juga memberikan konsekuensi angka kematian yang

1
tinggi terkait dengan diabetes, yaitu diperkirakan lebih dari 6,7 juta pada kelompok
orang dewasa berusia antara 20–79 tahun. (Hidayati, 2019)
Indonesia merupakan negara kelima tertinggi di dunia setelah China, India,
Pakistan, dan Amerika Serikat dengan prevalensi kasus diabetes melitus pada usia
20-79 tahun (19,5 juta). Penyakit diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi
ketiga di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa
prevalensi diabetes melitusdi Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada usia ≥
15 tahun sebesar 2%, meningkat dari sebelumnya pada hasil Riskesdas2013 adalah
1,5%. Namun,bila melihat prevalensi diabetes melitus dari hasil pemeriksaan gula
darah pada tahun 2018 sebesar 8,5% yang meningkat dari tahun 2013 sebesar
6,9%. (Laksono, 2020) Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak bisa
disembuhkan dan bila tidak dilakukan perawatan yang baik akan timbul komplikasi
yang mengancam jiwa.
Kaki diabetes merupakan salah satu dari banyak komplikasi dari penyakit
diabetes melitus. Kaki diabetes adalah kelainan pada tungkai bawah akibat gula
darah yang tidak terkendali. Tanda dan gejala terjadinya kaki dibetes adalah nyeri
tungkai bawah saat istirahat, pada perabaan terasa dingin, kesemutan dan cepat
lelah, pulsasi pembuluh darah kurang kuat, kaki menjadi pucat bila ditinggikan dan
adanya ulkus/gangrene. Seringkali kita jumpai penderita mengeluh kaki terasa
sakit, kebas, dingin, kaki tampak pucat dan luka yang sukar sembuh, tidak jarang
pasien kakinya sudah infeksi. Hal ini bisa tejadi karena biasanya penderita
membiarkan atau masa bodoh terhadap masalah-masalah pada kaki yang diaggap
sepele, tetapi bila dibiarkan dan tidak dirawat lama kelamaan akan menyebabkan
infeksi serius pada kaki dan timbul komplikasi. Kondisi tersebut dapat dihindari
dengan perawatan kaki yang benar. (Saraswati, 2022)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang
perawatan kaki pada penderita diabetes

2
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan, diharapkan sasaran dapat:
1) Menyebutkan pengertian perawatan kaki
2) Mengetahui tujuan perawatan kaki
3) Mengetahui resiko masalah kaki yang sering muncul
4) Mengetahui pencegahan komplikasi pada penderita diabetes
5) Mengetahui cara perawatan kaki ulkus pada penderita diabetes militus
6) Mengetahui perawatan kaki untuk mencegah sebelum terjadinya luka dikaki
pada penderita diabetes

C. Manfaat
Manfaat penyuluhan perawatan kaki pada pederita diabetes mellitus adalah
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perawatan luka
diabetes mellitus dan mencegah terjadinya luka pada diabetes mellitus.

D. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pengorganisasian
Moderator : Mutia Salsa Billa
Penyuluh : Nurmardiah
Fasilitator :
1. Nahdiah Khopipah
2. Okti Maghfirawati
3. Anggraini Gita Rahayu
4. Rani Rima Al Fatihah h
5. Elsa Wulandari
6. Marta Prima Yuda
7. Niken Larasati
Observer : Agustin Mega Kartika S

Pembagian Tugas

1. Peran Moderator

3
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Menjaga kelancaran acara.
e. Memimpin diskusi.
f. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
2. Peran Presentator
a. Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
b. Mengevaluasi kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Peran observer
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d. Membuat laporan hasil
4. Peran fasilitator
a. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya. Menjadi contoh dalam
kegiatan.
c. Menyiapkan pasien untuk mengikuti kegiatan

2) Setting Tempat

Layar infokus
Keterangan :
Dosen dan CI : Pembimbing
: Penyuluh
: Moderataor
: Fasilitator
: Observer
Peserta Penyuluhan

4
3) Rencana Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang 4. Mendengarkan dan
akan diberikan memperhatikan
5. Menjelaskan kontrak waktu 5. Menyetujui kontrak waktu

2. 25 Menit Pelaksanaan :
1. Menggali pengetahuan klien 1. Menjawab
tentang perawatan kaki pada
penderita diabetes melitus
2. Menjelaskan pengertian 2. Memperhatikan
perawatan kaki
3. Menjelaskan tujuan perawatan 3. Memperhatikan
kaki
4. Menjelaskan resiko masalah 4. Memperhatikan
kaki yang sering muncul
5. Menjelaskan cara pencegahan 5. Memperhatikan
komplikasi pada penderita
diabetes
6. Menjelaskan cara perawatan 6. Memperhatikan
kaki
7. Memberikan kesempatan 7. Bertanya
kepada klien untuk bertanya

5
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN

3. 10 Menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada klien 1. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan dan memberikan
reinforcement kepada klien
jika dapat menjawab
pertanyaan

4. 5 Menit Penutup :
1. Mengucapkan terima kasih 1. Mendengarkan
atas peran serta klien.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam

4) Evaluasi
1) Evalusi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat terbuka, dan
memungkinkan keluarga/pengunjung untuk berkonsentrasi terhadap
kegiatan penyuluhan.
b. Pengunjung sepakat untuk mengikuti kegiatan.
c. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
d. Presenter/pemateri, moderator, fasilitator, observer berperan
sebagaimana mestinya.
2) Evalusi Proses
a. Presenter/pemateri dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir.
b. Presenter/pemateri mampu memimpin acara.
c. Moderator membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi klien dalam kegiatan.

6
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
individu/sasaran yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Sasaran mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
3) Evaluasi Hasil
Diharapkan 70% dari peserta mampu:
a. Menyebutkan pengertian perawatan kaki
b. Mengetahui tujuan perawatan kaki
c. Mengetahui resiko masalah kaki yang sering muncul
d. Mengetahui pencegahan komplikasi pada penderita diabetes
e. Mengetahui cara perawatan kaki

7
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

1. Pengertian Perawatan Kaki


Perilaku perawatan kaki merupakan tindakan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan kaki pasien diabetes melitus dan mencegah secara dini agar tidak
terjadi perlukaan di kaki yang dapat mengakibatkan terjadinya resiko infeksi yang
jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak pada terjadinya amputasi.
(Ningrum, 2021). Perawatan kaki adalah salah satu tindakan pencegahan utama di
mencegah komplikasi. (Rahmawati, 2023).

2. Tujuan Perawatan Luka Dan Perawatan Kaki


Tujuan perawatan luka adalah untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi,
memberikan rasa nyaman, mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah
terjadinya infeksi dari masuknya mikroorganisme dalam kulit, mencegah
bertambahnya kerusakan jaringa dan mecegah perdarahan, (Septiana. W, 2014).
Tujuan perawatan kaki adalah untuk mencegah komplikasi pada kaki penderita
diabetes militus. (Rahmawati, 2023) Tujuan perawatan kaki untuk mengetahui ada
kelainan sedini mungkin, menjaga kebersihan kaki dan mencegah perlukaan kaki
yang dapat menimbulkan resiko infeksi dan amputasi (Damayanti, 2015).

3. Manfaat Perawatan Kaki


Manfaat perawatan kaki pada pederita diabetes mellitus adalah meningkatkan
pemahaman masyarakat akan pentingnya perawatan luka diabetes mellitus dan
mencegah terjadinya luka pada diabetes mellitus.

4. Pencegahan Komplikasi Pada Penderita Diabetes


Untuk mencegah komplikasi kaki, penyandang diabetes harus memeriksa
secara teratur untuk berbagai kondisi kaki seperti (Kemenkes RI, 2018):
1. Pendarahan dan kapalan
2. Lecet

8
3. Kuku tumbuh kedalam
4. Kulit kering dan pecah-pecah
5. Kemerahan
6. Bengkak
7. Panas saat di sentuh
8. Nyeri pada kaki
9. Penyembuhan lambat dari luka
10. Hilangnya sensasi

5. Cara Perawatan Luka Pada Pasien Diabetes Militus Secara Mandiri Di


Rumah
a. Bersihkan Luka Setiap Hari
Luka diabetes perlu kamu bersihkan setiap hari menggunakan sabun dan
air mengalir
b. Gunakan Obat Oles yang Direkomendasikan Dokter
Cara mengobati luka diabetes bisa dengan mengoleskan obat topikal yang
direkomendasikan oleh dokter. Kamu bisa berkonsultasi kepada dokter
terlebih dahulu untuk memperoleh obat yang tepat. Tanyakan pula kepada
dokter mengenai takaran obat yang harus dioleskan dan seberapa sering
kamu harus mengganti perban.
c. Tutupi Luka dengan Perban
Tutupi luka dengan perban dan menjaganya agar tetap lembap. Jika tidak
ditutup, sel permukaan luka cenderung mengering sehingga bisa
memperlambat proses penyembuhan.
d. Ganti Perban Secara Teratur
Mengganti perban secara teratur sangat penting dalam proses pengobatan
luka diabetes. Jika darah yang merembes pada perban cukup banyak,
terasa basah, dan tidak nyaman, segera ganti dengan perban yang baru.
Tujuannya adalah untuk mencegah infeksi. Mengganti perban dapat
mengurangi jumlah bakteri dan mempertahankan kadar kelembapan area
luka.

9
e. Hindari Tekanan Berlebih pada Area Luka
Cara merawat luka diabetes agar cepat kering, terutama di kaki bagian
bawah, yaitu dengan menggunakan alas kaki khusus, tongkat (kruk),
maupun alat bantu jalan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
tekanan di area luka dan mencegah terjadinya iritasi. Tekanan pada luka
dapat merusak kulit yang baru terbentuk dan menyebabkan luka lebih
dalam.
f. Cek Luka Untuk Cegah Infeksi
Cek luka secara rutin jika muncul rasa nyeri, bengkak, kemerahan, berair,
bernanah, dan menimbulkan aroma tidak sedap. Kembali bersihkan jika
luka memunculkan tanda-tanda infeksi. Gunakan antibiotik untuk
membantu membersihkan infeksi luka.
g. Biarkan Darah Mengalir ke Kaki
Guna membantu proses penyembuhan luka, usahakan untuk meningkatkan
aliran darah ke kaki. Kamu bisa mengangkat kaki ketika duduk.
Menggoyangkan atau menggerakan jari dan pergelangan kaki selama
beberapa menit juga bisa dilakukan. Pastikan untuk tidak menggunakan
kaus kaki yang ketat. Paling penting, usahakan aktif secara fisik dengan
berjalan kaki, yoga, dan melakukan peregangan.
h. Jaga Gula Darah
Proses penyembuhan luka diabetes sangat dipengaruhi oleh kadar gula
darah dalam tubuh. Karena itu, kamu harus disiplin mengontrol kadar
glukosa. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pola makansehat.

6. Cara Pencegahan Munculnya Luka Pada Penderita Diabetes Miletus


a. Hindari Bertelanjang Kaki
Pastikan selalu mengenakan alas kaki setiap kali keluar rumah, biarpun
hanya ke tempat yang dekat sekalipun. Alas kaki akan melindungi kaki
dari kerikil atau benda tajam yang bisa melukai kaki.

10
b. Berhenti Merokok
Berhenti merokok sangat penting dalam proses perawatan luka diabetes.
Dengan tidak merokok, sel tubuh kamu bisa berfungsi dengan baik dalam
membawa oksigen dan meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini dapat
mengurangi risiko memburuknya kerusakan pembuluh darah akibat
diabetes.
c. Hati-Hati Saat Menggunakan Benda Tajam
Anda juga perlu berhati-hati saat menggunakan benda tajam karena
berpotensi bisa melukai tangan. Sebut saja saat memotong kuku,
menggunakan gunting, atau memakai pisau.

d. Penuhi Nutrisi Yang Baik Untuk Tubuh


Pola makan tentunya sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan penderita
diabetes. Anda perlu mencukupi asupan yang dibutuhkan, termasuk
sejumlah nutrisi yang bisa mempercepat penyembuhan, seperti vitamin C
dan zink, (Seogondo, S. 2023)

7. Cara Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Secara Mandiri Di


Rumah
1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi
2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar
kulit tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan
lembab dan dapat menimbulkan jamur
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Jika kuku kaki
keras gunakan pelembab atau air hangat dan rendam ujung kuku.
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi
luka
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak
untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam
seperti jarum dan duri

11
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih .
8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki
mengalami luka. (Kemenkes RI, 2019).
Perawatan kaki bagi penderita diabetes:
a. Boleh dilakukan
1) Membersihkan kaki setiap hari
2) Keringkan kaki dengan handuk termasuk sela-sela jari
3) Memberikan pelembab pada daerah kaki yang kering kecuali sela-sela
jari
4) Gunting kuku secara lurus mengikuti bentuk normal jari kai
5) Gunakan sepatu atau sandal yang baik
6) Hubungi dokter bila kaki terluka

b. Tidak Boleh Dilakukan


1) Jangan merendam kaki dengan air hangat untuk menghangatkan kaki
2) Jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk
menghangatkan kaki
3) Jangan menggunakan batu/silet untuk mengurangi kapalan
4) Jangan menggunakan sepatu atau kaos kaki yang sempit
5) Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan
6) Jangan membiarkan luka sekecil apapun dikaki harus segera dirawat
(Kemenkes RI, 2019).
c. Alas kaki yang dapat digunakan
Perancangan sepatu untuk penderita diabetes seharusnya memilik material
yang empuk dan dapat meminimalisir resiko terjadinya luka pada kaki
penderita diabetes. Dan material yang digunakan untuk alas kaki penderita
diabetes haruslah material yang lembut dan empuk seperti Neuprene fabric,
Charcoal Memory Foam, Thermo Plastic Rubber, dan Webbing nylon
(Laksono, 2020).

12
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Santi. 2015. Diabetes Mellitus & Penatalaksaan Keperawatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Hidayati N.U. (2019). Perawatan Kaki Bagi Penderita Diabetes Melitus.
Kemenkes. RI, (2018), Pencegahan Komplikasi Pada Penderita Diabetes.
Kemenkes. RI, (2019), Cara Perawatan Kaki Diabetes.
Kemenkes. RI, (2021), Risiko Perawatan kaki Diabetes Melitus.
Laksono M.G.T . (2020). Sepatu untuk Mencegah Luka Pada Kaki Penderita
Diabetes.Vol.1. Jurnal Anggada
Ningrum, T. P., Al Fatih, H., & Yuliyanti, N. T. (2021). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe Ii. Jurnal Keperawatan BSI, 9(2), 166–177
Rahmawati, Rima, Setiani, Diah, Firdaus, Rivan (2023) Hubungan Antara Nilai
Ankle Brachial Index Dan Perilaku Perawatan Kaki Dengan Kelembaban
Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSD Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Bulungan. Vol.01 No. 02.Aspiration Of Health Journal)
Saraswati, A. R. (2022). Diabetes Melitus Adalah Masalah Kita.
World Health Organization. (2023). Diabetes Melitus

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses 2022.
Diabetes and Foot Problems

World Journal of Diabetes. Diakses 2022. Role of an acidic environment in the


treatment of diabetic foot infections: A review

Lane Regional Medical Center. Diakses 2022. Steps to protecting and healing a
diabetic wound

Advancing foot and ankle medicine and surgery. Diakses 2022. Diabetic Wound
Care

Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Diakses 2022. Honey:


A Potential Therapeutic Agent for Managing Diabetic Wound

13
Seminars in Plastic Surgery. Diakses 2022. Updates in Diabetic Wound Healing,
Inflammation, and Scarring

Septiana. W (2014). Perawatan Luka. Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. Jawa
Tengah

Soegondo, S. (2023). Diabetes Connection Care Eka Hospital. Jawa Barat

14

Anda mungkin juga menyukai