Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Mutia Salsa Billa G1B223001
Okti Maghfirawati G1B223017
Anggraini Gita Rahayu G1B223012
Nahdiah Khopipah G1B223036
Rani Rizma Al Fatiha h G1B223051
Elsa Wulandari G1B223027
Marta Prima Yuda G1B223035
Nurmardiah G1B223002
Agustin Mega Kartika G1B223033
Niken Larasati G1B223008
A. Latar Belakang
Menurut WHO, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu
menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan
saraf. Yang paling umum adalah diabetes tipe 2, biasanya terjadi pada orang
dewasa, yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak
menghasilkan cukup insulin. Dalam 3 dekade terakhir, prevalensi diabetes tipe 2
telah meningkat secara dramatis di negara-negara dengan semua tingkat
pendapatan. Diabetes tipe 1, dulu dikenal sebagai diabetes remaja atau diabetes
tergantung insulin, adalah suatu kondisi kronis di mana pankreas memproduksi
sedikit atau tidak sama sekali insulin. (Damayanti, 2015)
Pada akhir tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) dalam
Atlas edisi ke-10 mengkonfirmasi bahwa diabetes termasuk salah satu di antara
kegawatdaruratan kesehatan global dengan pertumbuhan paling cepat di abad ke-21
ini. Pada tahun 2021, lebih dari lebih dari setengah miliar manusia dari seluruh
dunia hidup dengan diabetes, atau tepatnya 537 juta orang, dan jumlah ini
diproyeksikan akan mencapai 643 juta pada tahun 2030, dan 783 juta pada tahun
2045. Selain jumlah penyandang diabetes yang besar, diperkirakan jumlah orang
dengan kadar glukosa darah yang mulai meningkat atau pada fase prediabetes,
yaitu toleransi glukosa terganggu pada tahun 2021 ini berjumlah sekitar 541 juta.
Diabetes pada populasi ini juga memberikan konsekuensi angka kematian yang
1
tinggi terkait dengan diabetes, yaitu diperkirakan lebih dari 6,7 juta pada kelompok
orang dewasa berusia antara 20–79 tahun. (Hidayati, 2019)
Indonesia merupakan negara kelima tertinggi di dunia setelah China, India,
Pakistan, dan Amerika Serikat dengan prevalensi kasus diabetes melitus pada usia
20-79 tahun (19,5 juta). Penyakit diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi
ketiga di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa
prevalensi diabetes melitusdi Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada usia ≥
15 tahun sebesar 2%, meningkat dari sebelumnya pada hasil Riskesdas2013 adalah
1,5%. Namun,bila melihat prevalensi diabetes melitus dari hasil pemeriksaan gula
darah pada tahun 2018 sebesar 8,5% yang meningkat dari tahun 2013 sebesar
6,9%. (Laksono, 2020) Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak bisa
disembuhkan dan bila tidak dilakukan perawatan yang baik akan timbul komplikasi
yang mengancam jiwa.
Kaki diabetes merupakan salah satu dari banyak komplikasi dari penyakit
diabetes melitus. Kaki diabetes adalah kelainan pada tungkai bawah akibat gula
darah yang tidak terkendali. Tanda dan gejala terjadinya kaki dibetes adalah nyeri
tungkai bawah saat istirahat, pada perabaan terasa dingin, kesemutan dan cepat
lelah, pulsasi pembuluh darah kurang kuat, kaki menjadi pucat bila ditinggikan dan
adanya ulkus/gangrene. Seringkali kita jumpai penderita mengeluh kaki terasa
sakit, kebas, dingin, kaki tampak pucat dan luka yang sukar sembuh, tidak jarang
pasien kakinya sudah infeksi. Hal ini bisa tejadi karena biasanya penderita
membiarkan atau masa bodoh terhadap masalah-masalah pada kaki yang diaggap
sepele, tetapi bila dibiarkan dan tidak dirawat lama kelamaan akan menyebabkan
infeksi serius pada kaki dan timbul komplikasi. Kondisi tersebut dapat dihindari
dengan perawatan kaki yang benar. (Saraswati, 2022)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang
perawatan kaki pada penderita diabetes
2
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan, diharapkan sasaran dapat:
1) Menyebutkan pengertian perawatan kaki
2) Mengetahui tujuan perawatan kaki
3) Mengetahui resiko masalah kaki yang sering muncul
4) Mengetahui pencegahan komplikasi pada penderita diabetes
5) Mengetahui cara perawatan kaki ulkus pada penderita diabetes militus
6) Mengetahui perawatan kaki untuk mencegah sebelum terjadinya luka dikaki
pada penderita diabetes
C. Manfaat
Manfaat penyuluhan perawatan kaki pada pederita diabetes mellitus adalah
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perawatan luka
diabetes mellitus dan mencegah terjadinya luka pada diabetes mellitus.
D. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pengorganisasian
Moderator : Mutia Salsa Billa
Penyuluh : Nurmardiah
Fasilitator :
1. Nahdiah Khopipah
2. Okti Maghfirawati
3. Anggraini Gita Rahayu
4. Rani Rima Al Fatihah h
5. Elsa Wulandari
6. Marta Prima Yuda
7. Niken Larasati
Observer : Agustin Mega Kartika S
Pembagian Tugas
1. Peran Moderator
3
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Menjaga kelancaran acara.
e. Memimpin diskusi.
f. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
2. Peran Presentator
a. Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
b. Mengevaluasi kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Peran observer
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d. Membuat laporan hasil
4. Peran fasilitator
a. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya. Menjadi contoh dalam
kegiatan.
c. Menyiapkan pasien untuk mengikuti kegiatan
2) Setting Tempat
Layar infokus
Keterangan :
Dosen dan CI : Pembimbing
: Penyuluh
: Moderataor
: Fasilitator
: Observer
Peserta Penyuluhan
4
3) Rencana Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang 4. Mendengarkan dan
akan diberikan memperhatikan
5. Menjelaskan kontrak waktu 5. Menyetujui kontrak waktu
2. 25 Menit Pelaksanaan :
1. Menggali pengetahuan klien 1. Menjawab
tentang perawatan kaki pada
penderita diabetes melitus
2. Menjelaskan pengertian 2. Memperhatikan
perawatan kaki
3. Menjelaskan tujuan perawatan 3. Memperhatikan
kaki
4. Menjelaskan resiko masalah 4. Memperhatikan
kaki yang sering muncul
5. Menjelaskan cara pencegahan 5. Memperhatikan
komplikasi pada penderita
diabetes
6. Menjelaskan cara perawatan 6. Memperhatikan
kaki
7. Memberikan kesempatan 7. Bertanya
kepada klien untuk bertanya
5
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
3. 10 Menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada klien 1. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan dan memberikan
reinforcement kepada klien
jika dapat menjawab
pertanyaan
4. 5 Menit Penutup :
1. Mengucapkan terima kasih 1. Mendengarkan
atas peran serta klien.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
4) Evaluasi
1) Evalusi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat terbuka, dan
memungkinkan keluarga/pengunjung untuk berkonsentrasi terhadap
kegiatan penyuluhan.
b. Pengunjung sepakat untuk mengikuti kegiatan.
c. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
d. Presenter/pemateri, moderator, fasilitator, observer berperan
sebagaimana mestinya.
2) Evalusi Proses
a. Presenter/pemateri dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir.
b. Presenter/pemateri mampu memimpin acara.
c. Moderator membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi klien dalam kegiatan.
6
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
individu/sasaran yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Sasaran mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
3) Evaluasi Hasil
Diharapkan 70% dari peserta mampu:
a. Menyebutkan pengertian perawatan kaki
b. Mengetahui tujuan perawatan kaki
c. Mengetahui resiko masalah kaki yang sering muncul
d. Mengetahui pencegahan komplikasi pada penderita diabetes
e. Mengetahui cara perawatan kaki
7
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
8
3. Kuku tumbuh kedalam
4. Kulit kering dan pecah-pecah
5. Kemerahan
6. Bengkak
7. Panas saat di sentuh
8. Nyeri pada kaki
9. Penyembuhan lambat dari luka
10. Hilangnya sensasi
9
e. Hindari Tekanan Berlebih pada Area Luka
Cara merawat luka diabetes agar cepat kering, terutama di kaki bagian
bawah, yaitu dengan menggunakan alas kaki khusus, tongkat (kruk),
maupun alat bantu jalan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
tekanan di area luka dan mencegah terjadinya iritasi. Tekanan pada luka
dapat merusak kulit yang baru terbentuk dan menyebabkan luka lebih
dalam.
f. Cek Luka Untuk Cegah Infeksi
Cek luka secara rutin jika muncul rasa nyeri, bengkak, kemerahan, berair,
bernanah, dan menimbulkan aroma tidak sedap. Kembali bersihkan jika
luka memunculkan tanda-tanda infeksi. Gunakan antibiotik untuk
membantu membersihkan infeksi luka.
g. Biarkan Darah Mengalir ke Kaki
Guna membantu proses penyembuhan luka, usahakan untuk meningkatkan
aliran darah ke kaki. Kamu bisa mengangkat kaki ketika duduk.
Menggoyangkan atau menggerakan jari dan pergelangan kaki selama
beberapa menit juga bisa dilakukan. Pastikan untuk tidak menggunakan
kaus kaki yang ketat. Paling penting, usahakan aktif secara fisik dengan
berjalan kaki, yoga, dan melakukan peregangan.
h. Jaga Gula Darah
Proses penyembuhan luka diabetes sangat dipengaruhi oleh kadar gula
darah dalam tubuh. Karena itu, kamu harus disiplin mengontrol kadar
glukosa. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pola makansehat.
10
b. Berhenti Merokok
Berhenti merokok sangat penting dalam proses perawatan luka diabetes.
Dengan tidak merokok, sel tubuh kamu bisa berfungsi dengan baik dalam
membawa oksigen dan meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini dapat
mengurangi risiko memburuknya kerusakan pembuluh darah akibat
diabetes.
c. Hati-Hati Saat Menggunakan Benda Tajam
Anda juga perlu berhati-hati saat menggunakan benda tajam karena
berpotensi bisa melukai tangan. Sebut saja saat memotong kuku,
menggunakan gunting, atau memakai pisau.
11
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih .
8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki
mengalami luka. (Kemenkes RI, 2019).
Perawatan kaki bagi penderita diabetes:
a. Boleh dilakukan
1) Membersihkan kaki setiap hari
2) Keringkan kaki dengan handuk termasuk sela-sela jari
3) Memberikan pelembab pada daerah kaki yang kering kecuali sela-sela
jari
4) Gunting kuku secara lurus mengikuti bentuk normal jari kai
5) Gunakan sepatu atau sandal yang baik
6) Hubungi dokter bila kaki terluka
12
DAFTAR PUSTAKA
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses 2022.
Diabetes and Foot Problems
Lane Regional Medical Center. Diakses 2022. Steps to protecting and healing a
diabetic wound
Advancing foot and ankle medicine and surgery. Diakses 2022. Diabetic Wound
Care
13
Seminars in Plastic Surgery. Diakses 2022. Updates in Diabetic Wound Healing,
Inflammation, and Scarring
Septiana. W (2014). Perawatan Luka. Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. Jawa
Tengah
14